Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pionic24Avatar border
TS
pionic24
Pekakas Sakti, Benda Bukan Jimat Tapi Bekerja Lebih Dari Sekedar Jimat
              Selamat siang menuju sore, atau mungkin sudah sore bahkan malam ketika sahabat membaca ini, ketemu lagi dengan Pionic24. Hampir beberapa bulan saya menceritakan cerita pengalaman saya dan seseorang dalam seri Penyewekan [Pengasih] dengan beberapa bagian, Pion merasa mendapat kehormatan ketika senior dan sahabat semuanya yang sudah meluangkan waktu membaca dan mengikuti cerita panjang tersebut.

                Sebenarnya Pion ingin meng-Upload seluruh ceritanya supaya lunas dan tidak kentang, hanya saja saya sedikit kelabakan dan tentunya kehabisan kata untuk menceritakannya, selain itu juga Pion juga merasa perlunya sedikit selingan untuk menyegarkan sahabat semua dan Pion sendiri dari cerita bersambung sebelumnya.

                Maka dari itu Pion akan memberikan sebuah artikel atau lebih tepatnya sih cerita sebagai intermeso kepada sahabat Kaskus semuanya, cerita sebelumnya pasti Pion akan lunasi secepatnya, (sambil mengunggu editor saya yang masih ngambek).

                Kali ini Pion akan kembali kedalam jalur Pion yaitu menceritakan pengalaman salah satu sahabat Pionic24. Tapi sebelum itu Pion akan memberi sedikit penjelasan supaya pembaca tidak bingung dengan judul diatas.
*****************

                Pekakas atau dalam bahasa Indonesia-nya perkakas secara sederhana artinya segala yang dapat dipakai sebagai alat (KBBI Daring:2020), semisal pisau untuk digunakan di dapur, gunting, palu, linggis, sekop, dan alat2 lainnya.

                Dalam bahasa Bali kata Pekakas memiliki 2 makna yang berbeda meski sejatinya memiliki fungsi dan tujuan yang sama seperti penjelasan diatas, yaitu membantu mempermudah pekerjaan sehari-hari tapi dengan cara yang berbeda.

                Di Bali perkakas alat2 rumah tangga atau pertukangan kadang disebut Pekakas tapi jauh lebih sering disebut disebut Prabot (nb: menyesuaikan dialek masing2 daerah, disini digunakan dialek Bali tengah), sementara kadangkala kata Pekakas sendiri lebih merajuk kepada benda2 yang memiliki kekuatan supranatural tertentu dengan tujuan tertentu pula atau secara gamblangnya disebut ‘Jimat’.

                Jimat sendiri di daerah sini sering memiliki banyak nama, entah itu gegemetan, bebuntulan, sesabukan, sesikepan, tetamian (tetamian : lebih tepat digunakan menyebut benda yang diwariskan secara turun-temurun oleh orang tua kepada anak cucunya, dan benda itu belum tentu jimat) dan lain sebagainya.  keseluruhan atau satu2 dari benda2 itu sering disebut sebagai Pekakas secara garis besar oleh orang awam.

                Pekakas dengan berbagai nama diatas memiliki bentuk beraneka ragam tapi intinya ada dua tipe, pertama Pekakas buatan manusia, yang kedua adalah yang buatan alam.

              Buatan manusia adalah berupa benda yang pada dasarnya tidak memiliki kekuatan apapun tapi diisi kekuatan oleh seseorang dengan sarana atau media tertentu, semisal kain atau sabuk yang dirajah dengan Aksara Modre (Aksara Modre / Aksara Wayah, Akasara Bali yang dianggap memiliki kekeuatan tertentu, dan ini tidak pernah ditemui di buku pelajaran sekolah manapun karena kebanyakan di tulis lontar).


contoh rerajahan aksara modre pada kereb, atau kain kasa penutup dari tapel/ topeng sakral. (sumber dari internet, btw gambarnya bagus)

             Semasih permukaan benda itu bisa disentuh dengan pensil, pulpen atau sepidol,  apa saja bisa dirajah entah tungked (tongkat), tapel (topeng untuk menari), patung, bangunan, senapan, gitar, pancing, perahu, tiang gawang, Net lapangan volly, banyak lagi pokonya bisa dirajah.

            Bahkan tubuh manusia bisa dirajah tapi bukan dengan men-tato, melainkan menggunakan sarana Katik Base (tangkai sirih) sebagai kuas dan madu atau serbuk cendana yang dicampur air sebagai tintanya, tapi karena kali ini karena yang dibahas adalah gemetan yang berfokus pada jenis Aba-Abaan (sesuatu yang bisa dibawa kemana2) maka yang umumnya adalah benda yang bisa dibawa.

           Benda selain dirajah ada pula buatan manusia yang menjadi jimat tanpa dirajah, dan cukup terkenal di pulau ini ialah Pis Bolong (uang kepeng kuno), dengan gambar tertentu yang konon fungsinya sesuai tokoh yang tergambar di uang kepeng tersebut (biasanya bergambar tokoh wayang, senjata dewata, atau binatang), cuma saat ini banyak pemalsuannya karena yang asli kuno sangat susah dicari.


ilustrasi Pis bolong Arjuna /uang kepeng arjuna, konon tuah dari uang kepeng ini adalah sarana pelet, melancarkan jodoh dan memikat lawan jenis (sumber dari internet)

Spoiler for Uang Jimat Lainnya:


           Pekakasjenis yang kedua adalah yang diperoleh dari alam, jenis ini biasanya berupa benda2 yang manusia susah membuatnya seperti batu2 mulia tertentu, bagian tubuh binatang yang lazim taring dan kuku, bagain dari tanaman tertentu yang mengalami suatu ketidak-laziman semisal bambu pethuk (bambu yang ruaasnya saling berhadapan).

          Les (Les, “e” dibaca kata seperti S’e’mangka. Les: bagian tengah kayu tanaman yang mengeras) yang paling terkenal Les dari kelor, paling langka Les gedebong (kayu dari batang pisang, aneh kan?, saya juga bingung hehe), dan lain sebagainya sangat banyak sekali jikalau disebutkan tidak akan pernah habis.


ilustrasi dari internet pohon stigi laut, selain langka dan bagus untuk bosai, konon katanya jenis kayu ini sangat bertuah. 

          Pekakas diperoleh dengan satu cara yaitu nunas (meminta) tergantung jenisnya kalau buatan manusia maka meaturang sesari (memberikan donasi seiklasnya) atau kasarnya Meli (membeli) tapi istilah ini dianggap kasar dan dianggap melecehkan si pembuatnya.

          Pekakas dari alam sama juga menggunakan istilah nunas tapi kepada sang penguasa alam yaitu Tuhan Yang Maha Esa, dan kadang benda2 seperti ini dialam dijaga oleh wong samar (manusia yang tak kasat mata), sehingga kadang perlu nego, tapi kadang juga ada Iyus (aura tertentu) yang membuat benda2 yang memiliki kekuatan ini datang sendiri kepada tuanya kalau itu berjodoh, kalau tidak maka meski disimpan dalam lemari dikunci sekalipun pasti hilang, ini sering disebut Pica (ingat bahasa Bali ahiran ‘a’ dibaca ‘e’, jadi dibaca Pice artinya anugrah atau titipan dari Tuhan).

           Pekakas seperti yang disebutkan diatas hanya punya satu tujuan yaitu membantu meringankan beban kerja penggunanya, yang menentukan baik buruknya dari Pekakas ini adalah si penggunanya itu sendiri, tak perlu dijelaskan banyak mungkin sahabat pembaca sudah paham yang Pion maksud.

          Kadangkala banyak orang yang melupakan definisi Pekakas sebagai alat pembantu meringankan beban kerja, asumsi penggunanya sering berubah seiring makin lama menggunkan Pekakas, definisi akan menjadi suatu benda yang disembah dan menyelesaikan segala persoalan dengan mudah, hal ini sering membuat penggunanya menjadi Lengit (malas) berusaha dan lebih mengandalkan benda dari pada raganya sendiri yang masih ada nyawanya.

Q: “Apakah Pekakas atau jimat merupakan benda sulit diperoleh seperti yang                      dipaparkan diatas?”

A: “Belum tentu”

           Kadang ada benda2 disekitar kita yang dianggap biasa tapi sejatinya memiliki kekuatan tertentu yang susah dijelaskan, bisa dibilang ‘Pekakas ne dadi Pekakas’ (perkakas yang menjadi jimat), agak membingungkan tapi Pion akan sampaikan melalui cerita dibawah ini.

          Bersambung.......

          malam Pionic24 Up lanjutannya...........
prabuanom
knoopy
overclockerr
overclockerr dan 4 lainnya memberi reputasi
5
3.7K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.8KAnggota
Tampilkan semua post
pionic24Avatar border
TS
pionic24
#1
Spoiler for Pekakas Sakti, Benda Bukan Jimat Tapi Bekerja Lebih Dari Sekedar Jimat, Bagian cerita:
yusufhakim
prabuanom
knoopy
knoopy dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.