- Beranda
- Stories from the Heart
You Are Scored On My Heart (18+)
...
TS
juztbowen
You Are Scored On My Heart (18+)
YOU ARE SCORED ON MY HEART


Cerita ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya

Part 1 : Membuka Lembaran Baru
Part 2 : Masalah Pangkat Kuadrat
Part 3 : Pengacara, Pengangguran Banyak Acara
Part 4 : Ternyata Sahabat Gw Jual Barang Ini
Part 5 : Putus
Side Story : Sisi Pandang Vania
Part 6 : Selamat Tinggal Perjaka
Part 7 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.1)
Part 8 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.2)
Part 9 : Kamu Tidak Benar Benar Kehilangan Aku (Bag.3)
Part 10 : Wisuda
Part 11 : Melisa Emilia
Part 12 : Ku Sadar, Beruntungnya Aku
Part 13 : Culik Anak Orang Lagi (Bag. 1)
Part 14 : Culik Anak Orang Lagi (Bag. 2)
Part 15 : Moment Indah Bersama
Part 16 : Take Me To The Sky
Part 17 : Hargailah Waktumu Bersamanya
Part 18 : Kamu Sudah Terukir di Hatiku
Part 19 : Selamat Tinggal Tanah Kelahiran
Part 20 : Halo Tanah Rantau
Part 21 : Ini Siapa Ya?
Part 22 : Lho??? Elu Kan...
Part 23 : Kita Memang Ditakdirkan Untuk Bertemu Lagi
Part 24 : Ga Nyangka Ya, Kita Ketemu Lagi Disini
Part 25 : Titip Dulu Ya
Part 26 : Tinggal Serumah?
Part 27 : I'm Your Guardian Devil
Part 28 : Darahku Dan Darahmu
Ending #1 : Terima Kasih Untuk Semuanya
Ending #2 : You Will Always Be My Endless Love UPDATE!!!
Bagian Terakhir : Kamu Adalah Cinta Abadiku UPDATE!!!
Polling
0 suara
Siapa yang cocok bersama Wendy?
Diubah oleh juztbowen 25-08-2020 11:42
fa.achryy dan 25 lainnya memberi reputasi
22
27.9K
358
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juztbowen
#33
Part 8
KAMU TIDAK BENAR BENAR KEHILANGAN AKU
BAG.2
Vania kemudian membalikkan posisi badannya bermaksud untuk mengambil hp di belakang. Sudah tidak bisa dihindari lagi, gw pasti akan ketahuan. Gw masih menundukkan badan gw berharap agar Vania ga melihat ada orang dibelakang, pemikiran yang bodoh sebenarnya. Ga mungkin Vania ga melihat orang sebesar ini sedang menunduk di bangku belakang.
Quote:
Vania langsung membuka seatbeltnya, dia kemudian langsung berpindah ke tempat duduk belakang lewat bagian tengah mobil. Seketika ia langsung memeluk gw dan bahunya bergetar hebat, Gw yakin dia menangis saat itu.
Quote:
Gw kemudian menceritakan semuanya yang gw alami secara detail satu persatu dari semenjak kita putus, gimana perasaan gw, apa saja yang gw lakukan selama ini. Vania mendengar cerita gw dengan seksama, matanya masih berkaca kaca sewaktu mendengar semua itu.
Quote:
Vania kembali terisak sambil melihat gw, ia kemudian memeluk gw lagi.
Quote:
Kemudian Gina mengantarkan Vania ke rumah tantenya, ia sengaja mengarahkan mobilnya ke taman tempat gw dulu menyatakan cinta ke Vania sebelum menuju ke rumah tante Vania.
Quote:
Setelah dari rumah tantenya Vania, Gina kemudian mengantar gw lagi ke tempat mijit tadi dimana motor gw masih terparkir disana.
Quote:
Gw jadi semangat lagi untuk menjalani hidup gw seperti dulu. Besoknya gw merasakan semangat kerja gw seperti dibakar lagi. Semua kerjaan yang tertunda gw berusaha untuk menyelesaikan secepat mungkin. Kekosongan di hati gw mulai terisi lagi, Vania kembali hadir dalam hidup gw. Walaupun bukan sebagai kekasih, tapi kehadirannya sudah cukup memberikan warna ke hitamnya hati gw.
Sesuai janji sore harinya gw menjemput Vania di rumah tantenya dan kami langsung menuju ke arah Mall CP. Sama sekali kami tidak membuka hp dan menikmati saat saat berdua ini. Gw jadi teringat sewaktu kita masih pacaran, sering sekali kami mengunjungi tempat ini. Kalau teringat soal pacaran, gw juga jadi teringat sesuatu tentang Vania.
Gw ingat dia bilang kalau sudah menyukai orang lain, dan belum mau menceritakan soal orang itu sampai ia merasa gw sudah cukup siap untuk mendengar semua itu. Tapi tetap saja dalam otak gw berkelebat banyak pertanyaan.
“Bagaimana hubungan Vania dengan cowo ini sekarang?”
“Apa dia tau kalau Vania ke Jakarta untuk menemui gw?”
“Apa jangan jangan Vania ga jadi sama cowo baru ini?”
Ah daripada gw bingung sendiri mendingan gw langsung tanya aja sama dia. Toh itu lebih baik daripada gw berasumsi ga jelas sendiri.
Quote:
Duarrrr.. Managernya Vania, artinya sekantor dengan dia. Pertanyaan didalam otak gw bertambah lagi, untuk sekarang mungkin Vania masih sekedar kagum dengan dia. Tapi bukan tidak mungkin kalau cowo ini memberikan perhatian lebih ke Vania, lama kelamaan pasti Vania bakalan luluh juga.
Tapi apa sih? Vania kan bukan milik gw lagi, gw sama dia udah ga ada hubungan apa apa sekarang. Tapi tetap saja, dalam hati gw masih ada perasaan seperti tidak rela ia berpindah ke lain hati.
Quote:
Begitulah Vania, dia anaknya emang agak kolokan tapi tingkahnya itu ngegemesin. Susah buat gw menolak dia, kesannya kaya bucin tapi saat itu gw ga merasa terpaksa saat melakukan sesuatu untuk dia. Gw suka melihat tingkah lakunya yang kadang kaya anak kecil, tapi dia juga bisa bersikap dewasa, itulah yg gw suka dari Vania, ia selalu bisa bersikap sesuai dengan situasi dan kondisi.
Singkat cerita sudah 1 minggu kita lewati dan besok Vania sudah harus kembali lagi ke kampung halamannya. Dia hanya mendapat jatah cuti 1 minggu dan lusa sudah harus kerja lagi seperti biasa. Vania minta gw dan Gina untuk mengantarkannya lagi ke bandara, oleh karena itu ia mengambil penerbangan malam supaya jadwal kerja gw dan Gina tidak terganggu.
Seminggu menghabiskan waktu bersama Vania menimbulkan sebuah perasaan dari dalam diri gw untuk Vania. Bukan, disini gw bukan bermaksud untuk merebut hatinya lagi, tapi dari kebersamaan kami selama seminggu ini, gw menyadari sesuatu tentang kami berdua. Luka hati gw yang ditimbulkan akibat perpisahan dengan Vania sekarang sudah sembuh seutuhnya, begitupun dengan Vania. Sudah tidak ada lagi luka di hati kami akibat dari hubungan sebelumnya. Seperti yang gw pernah bilang, kami sudah berhasil merobek parasit yang melekat di hati kami, sekarang luka hasil robekan itu sudah membaik dan hati kami sudah lebih sehat tanpa parasit yang melekat.
Kami sama sama sepakat untuk berdamai dengan masa lalu daripada melupakannya. Bagaimanapun yang sudah terjadi di masa lalu tetap saja kejadian nyata dan tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja. Biarlah masa lalu hanya menjadi cerita yang tersimpan rapih dalam memori otak kami, yang suatu saat nanti mungkin bisa kami ceritakan lagi sambil tertawa bila waktunya tiba. Perasaan gw untuk Vania tidak pernah berubah, gw tetap mencintai dan menyayanginya, hanya saja untuk sekarang gw memilih untuk mengekspresikan perasaan itu bukan dengan perkataan saja. Tapi lewat apa yang akan terjadi berikutnya.
g.gowang memberi reputasi
1