Kegiatan lapangan
Quote:
Jam istirahat pun tiba. Akupun bisa merebahkan badanku sejenak. Dari dalam bisa terdengar yang lain sedang mengatur para maba agar rapih saat makan. Meyla berjalan mendekati kardus yang sudah ada di dekat pintu lalu mengambil 2 box makanan.
“kita makan dulu”, katanya
Tak lama semua panitia pun ke ruangan untuk makan.
“ada yang butuh prin lagi?”, tanyaku
“ada sih tapi besok aja, buat yang hari ini udah aman semua kayanya”, kata ketua
Akupun melanjutkan makan.
Selesai makan aku meregangkan badanku, meluruskan kaki dan menghela nafas.
“cape banget kamu kayanya”, kata Meyla
“cape sih ga, pegel”, kataku
Setelah makan yang lain mulai kembali dengan kegiatan masing-masing.
“jadi kamu keliling?”, tanyanya
“nanti lah jam 2 an, masih pada isoma palingan”, kataku
“kaki kamu masih sakit?”, lanjutku
“mendingan, dari tadi ga banyak gerak kan jadi bisa istirahat”, katanya
“Mey, mushola yuk”, ajak salah satu temannya
“lagi ga”, kata Meyla
“oh gitu. Duluan ya”, katanya
Mereka pun saling dadah-dadahan.
Sekitar jam set 2 an aku kembali ke depan computer dan melihat apa saja yang masih bisa di kerjakan.
“Teo, titip barang ya. Abis ini mau pada kelapangan, kalo mau nyusul jangan lupa bawa kunci”, kata ketua
“iye”, kataku
Beberapa panitia terlihat mengambil beberapa peralatan.
“emang jadwal apa sih siang ini?”, tanya Meyla
“games”, kataku sambil menyerahkan roundown acara
Meyla memijit pundakku, lalu kepalaku. Ah rasanya nikmat, reflek aku melemaskan badanku. Kemudian dia memijat keningku dari belakang.
“senderan kamunya”, katanya
Akupun memundurkan kepalaku dan bisa ku rasakan sesuatu yang empuk menahan kepalaku.
“gede ga yang”, katanya
“apanya?”, tanyaku
“ini”, katanya sambil menekan kepalaku
“lumayan”, kataku
Kemudian Meyla memutar bangku yang sedang ku duduki sehingga kami saling berhadapan. Dia mengambil jaketku dan memakainya lalu perlahan melepaskan kancing seragamnya dan yang menahan gundukan miliknya.
“gantian pijitin aku”, katanya manja
Dengan perlahan ku pegang gundukan milikknya dan mulai memijat dengan pelan, wajahnya memerah. Semakin lama dia mulai menjambak rambutku.
“bentar yang”, katanya
Dia terlihat membuka celananya
“bukannya kamu halangan?”, tanyaku
Dia menggelangkan kepala dan memberiku senyuman nakal.
(WARNING : UNTUK TIDAK MENGHAKIMI APAPUN ATAU SIAPAPUN)
Kemudian Meyla membelakangiku dan perlahan dia duduk di pangkuanku, aku kembali memijit gundukannya dan miliknya. Tubuhnya bergerak mengikuti irama, perlahan tapi pasti tangannya sudah meraih celanaku.
“ayo”, katanya
Aku membuka resleting celanaku, Meyla langsung memegang punyaku. Dia bergerak mundur lalu memasukannya perlahan, bisa kurasakan ada yang mengalir darinya. Dia mulai bergerak naik turun secara perlahan.
“enak yang……”, katanya
Aku mencoba untuk tidak terlalu terlena, ketika ada suara sekecil apapun aku menahan pinggul Meyla agar dia tidak bergerak setelah kupastikan itu bukan siapa-siapa akupun melepaskannya lagi.
Kegilaan semakin menjadi dan ruangan semakin terasa panas, aku mencoba untuk menghindari computer ataupun bergerak terlalu jauh dari lemari. Meyla menegangkan badannya sambil menggigit tanganku. Kemudian dia mencoba untuk mengatur nafasnya kembali. Perlahan dia bangun dan memakai celananya kembali.
“kamu ngompol yang?”, tanyanya padaku sambil melihat celanaku yang agak basah
“maen duduk aja sih”, kataku
“maaf-maaf, aku nahan dari pagi soalnya. Bentar aku ambil tisu”, katanya sambil merapihkan seragamnya.
Meyla langsung merebahkan badannya.
“kamu ga focus ya yang?”, tanyanya
“mana bisa, kalo ketauan bisa berabe kan”, kataku
“hehehe. Maaf ya. Abisnya kalo deket kamu bawaanya pengen yang”, katanya
Aku hanya tersenyum. Lalu berjalan mengambil minum
“minum dulu”, kataku menyerahkan botol air mineral
“mau kebawah?”, tanyanya
“bentar, nunggu kering dulu ini”, kataku
Sekitar 20 menit kamipun memutuskan untuk ke lapangan, entar gamesnya sudah sampai mana, tapi dari kejauhan bisa terlihat mereka sedang menikmatinya.
“udah mau beres?”, tanyaku
“belum, masih ada 2 games lagi”, kata temanku
Meyla terlihat bergabung dengan teman-temannya.
“sibuk banget nih kayanya”, sapa Gina
“mau gantiin gua?”, tanyaku
“ga lah thanks”, katanya
“btw gua mau nanya, lu masih marah sama Lily?”, tanyanya
“ga”, kataku
“hmmm. Lu nanti balik apa nginep?”, tanyanya
“balik, kangen kasur gua”, kataku
“semaleman dia curhat ke gua”, kata Gina
“ga mau tau”, kataku
“yeee, gua Cuma bilang”, katanya
“dia nyoba ngomong sama lu tapi tembok lu tebel banget. Mana lu nyeremin lagi kalo lagi diem”, lanjutnya
“gua ga mau denger Gin”, kataku
Tiba-tiba dia mencubit pipiku.
“ada ya orang kaya lu. Nyebelin”, katanya yang kemudian meninggalkan ku.