Assalamualaikum

Welcome To My Therad

Hallo, Gansist. Jumpa lagi dengan ane. Setelah menulis tentang kabar yang bikin ngilu, yaitu soal wanita yang membiarkan bayinya dimakan anjing, sekarang ane akan berbagi kabar tentang inovasi baru untuk membantu para petani.

Para petani bisa dibilang sebagai pahlawan pangan bagi kita semua. Tanpa mereka, entah apa yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Beras, sayur-sayuran serta buah, dapat kita nikmati karena adanya petani. Ya, walau memang kita tidak mendapatkannya secara gratis. Setidaknya, tanpa adanya mereka yang bertani, di mana bahan makanan itu bisa dibeli? Jikalaupun inpor, sepertinya tidak akan cukup dengan jumlah rakyat Indonesia yang begitu banyak.

Menjalani hidup sebagai seorang petani bukan hal yang mudah, loh,Gansist. Mereka harus rela kulitnya menjadi hitam, keriput, dan tanpak tua sebelum waktunya. Karena memang, seorang petani menghabiskan waktu mereka sedari pagi hingga petang, hanya bergelayut dengan sawah, ladang, atau kebun.

Terik matahari yang membakar kulit bukan lagi sesuatu yang dapat mereka hindari. Para petani bahkan sanggup bekerja di tengah derasnya air hujan dengan tubuh menggigil. Selain untuk diri sendiri dan keluarga, mereka melakukan itu agar bisa menghasilkan bahan pangan yang berkualitas untuk para konsumen.

Nah, baru-baru ini, ane menemukan gambar unik yang memerlihatkan petani sedang bekerja di tengah terik matahari. Menariknya, mereka tidak memakai penutup kepala yang terbuat dari rotan seperti biasanya. Atau topi kerja sebagaimana yang sering dipakai oleh para petani saat terjun ke salah.

Orang-orang ini tampak memakai sesuatu serupa sayap di bagian belakan badan. Benda itu tampak tipis dengan bentuk memanjang hingga di atas kepala. Gunanya, untuk melindungi diri dari terik matahari, Gansist. Jadi, tidak hanya kepala saja yang dilindungi, melainkan badan juga ikut terhindar dari sinar yang membakar tersebut.

Seperti inilah gambarnya, Gansist,



Wah,menarik juga, ya. Cukup melindungi tubuh dari terik matahari. Selain itu, memakai pelindung badan itu berasa akan terbang, deh. Secara, sudah seperti mnusia bersayap.

Yang punya ide bisa dikatakan kreatif, nih. Sedikit meringankan beban. Bekerja di bawah sinar matari itu, sulit, loh. Ane sebagai anak dari seorang petani sudah pernah merasakannya. Bahkan, sewaktu duduk di bangku SMP, saat diminta ikut panen padi, ane memotong batang pohon berdaun rindang, dan membawanya di tengah sawah agar menaungi diri ane. Ide yang gila, bukan?

Apakah gansist dimari ada yang seorang petani? Bagaimana rasanya jadi petani? Enak nggak enak, ya. Banyak mirisnya. Contoh, ketika sudah menanam banyak jagung, kedelai, dan lain-lain. Pemerintah terkadang seenaknya main inpor-inpor. Harga hasil tani rakyat sendiri jadi anjlok.


Hal miris lainnya yang seringkali menimpa petani adalah, mereka dibuat sulit ketika mendapatkan bibit. Harga bibit padi atau jagung misalnya. Ketika akan menanam, harga-harga menjadi mahal. Begitu juga dengan obat-obat pembasmi hama serta rumput-rumput. Ditambah harga pupuk yang selalu melambung tinggi saat musim tanam.

Gilanya lagi, ketika panen, harga dari hasil pertanian tersebut seringkali turun drastis. Di situlah para petani merasa kecewa dan sedih. Modal yang keluar tidak sebanding dengan hasil saat panen.

Banyak lelahnya daripada yang didapatkan. Menjadi petani sepertinya berat banget, Gansist. Bukan lagi kayaknya, ane pastikan memang berat, karena sudah pernah merasakannya. Bahkan sampai saat ini.

Akan tetapi, kehidupan harus tetap dijalani, bukan? Menjadi petani atau apa pun, yang penting halal.

Okey, sekian thread dari ane. Buat gansist yang seorang petani, boleh, deh, bikin sayap pelindung untuk diri saat masuk sawah atau kebun. Cukup baik dan meminimalisir rasa panas.

Wassalam


Penulis: @darmawati040
Referensi: di sini

Bima, 20 Juli 2020