lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Ini Alasan Gibran Ogah Masuk Politik, Pilih Fokus Berbisnis
Quote:


Link menuju ke sumber berita.

TS lihat di forum politik kaskus, lagi rame-ramenya tentang putera yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo yang maju menjadi calon walikota Solo. Menggeser politisi yang jauh lebih senior dan lebih dahulu diusulkan oleh DPC PDI-P Solo, untuk maju dalam Pilkada.


Majunya Mas Gibran Rakabuming ini memicu berbagai komentar miring terhadap ayahnya, terutama dengan tuduhan politik dinasti, nepotisme, dan lain-lain. Apalagi kemudian sempat muncul berita tentang tawaran jabatan bagi pihak yang tergeser tadi.

Komentar miring ini pun dengan cepat, memicu komentar-komentar lain yang membela Mas Gibran.

Sebenarnya bukan cuma di Indonesia, banyak di negara lain, bahkan negara yang sudah matang demokrasinya, ada yang namanya keluarga politisi. Misalnya di US ada keluarga Kennedy, Bush, Clinton, dll. Kalau kita pikir-pikir, ya wajar saja. Bayangkan seorang anak yang lahir di dalam keluarga yang orang tuanya suka berdiskusi masalah politik. Otomatis si anak pasti juga memiliki banyak informasi dan kemungkinan tertarik untuk terjun di dunia yang sama.

Mungkin jadi sedikit masalah, karena Mas Gibran pernah menyatakan bahwa dirinya emoh berpolitik dan memilih berbisini.

TS pun akhirnya mencoba googling berita tentang hal itu.

Akhirnya ketemulah sebuah berita di tahun 2018, tentang pernyataan Mas Gibran Kakabuming yang bilang bahwa dirinya memilih untuk fokus menjadi pengusaha dan tidak mau terjun ke dalam politik. Namun perlu diperhatikan alasan-nya kenapa ingin fokus menjadi pengusaha.

Dia mengatakan, bahwa dia ingin fokus menjalankan bisnis, karena ter-inspirasi oleh ayahnya, Bapak Presiden Joko Widodo.

Lha.... artinya ga aneh juga kalau setelah mengikuti jejak ayahnya untuk berbisnis. Sekarang dia mengikuti jejak ayahnya untuk berpolitik. Kan terinspirasi. Kenapa dulu tidak terinspirasi untuk ikut masuk ke politik? Ya terserah dialah, kan hidup juga hidup dia, kapan dia terinspirasi jadi pengusaha, kapan dia terinspirasi jadi politikus, kan cuma dia yang tahu.

Kita sebagai rakyat tinggal menonton saja, sejauh mana Mas Gibran terinspirasi oleh ayahnya.

Mungkin suatu saat Mas Gibran akan maju jadi cagub DKI, dan kemudian maju jadi capres Indonesia.

Siapa tahu kan?
Diubah oleh lonelylontong 20-07-2020 07:43
kopralbara
tien212700
setiawan507
setiawan507 dan 34 lainnya memberi reputasi
29
11.3K
350
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
54m5u4d183Avatar border
54m5u4d183
#12
Dalam konteks pemilihan kepada negara atau kepala daerah, menang dan kalah ada di tangan rakyat. Kalau rakyat suka dan menghendaki calon pemimpinnya pasti bakalan terpilih, sebaliknya juga begitu ketika rakyat ngak suka dan ngak menghendaki calon pemimpinnya juga ngak bakalan kepilih.

Politik dinasti itu lebih ke sistem kerajaan, sementara di Indonesia dalam konteks pemilihan langsung presiden ngak ada politik dinasti, karena negara ini bukan berbentuk kerajaan, begitu pula dengan pilkada, di Solo misalnya, Solo sendiri bagian dari Provinsi Jawa Tengah, Jateng sendiri status provinsinya juga bukan daerah istimewa seperti kota ane, Jogja.

Lagi pula, jika pencalonan putra dan menantu Jokowi, putri Kyai Ma'ruf Amin, keponakan JK dalam kontesasi pilkada kalau dikaitkan dengan politik dinasti juga ngak masuk, karena sistem pemilihannya secara langsung oleh rakyat, bukan ditunjuk sendiri oleh Raja. Selain itu juga ngak ada dalam UU yang mengatur bahwa anak Presiden ataupun anak Wakil Presiden atau anak Menteri, Jenderal, Gubernur, Pejabat tinggi negara lainnya baik legislatif maupun yudikatif yang ngak boleh ikutan pilkada. Aturan soal apa itu eee apa soal politik dinasti ( Yang entah dari mana asal muaslnya ) juga kagak ada dalam UU di negara ini Indonesia.

Setiap warga negara ini punya hak politik untuk dipilih dan memilih, siapa pun yang ikutan dalam kontesasi pilpres, pileg dan pilkada, mereka² sedang menggunakan hak politiknya untuk dipilih rakyat. Dan siapa pun warga negara juga berhak menggunakan hak politiknya untuk memilih calon pemimpinnya.
disciplekid
kinghenri84
kaiharis
kaiharis dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.