Gw pernah berjanji dengan Vania kalau gw akan berjuang sekuat tenaga untuk memantapkan diri dan kemudian menjemputnya kembali ke Jakarta untuk kita sama sama melanjutkan hubungan ini ke tingkat yang lebih serius. Alhasil ini berdampak kepada semangat kerja gw yang jadi sangat menggebu gebu setelah Vania kembali ke kampung halamannya. Sistem kerja di kantor gw memperbolehkan karyawannya untuk mengambil libur setiap sabtu 2 minggu sekali, jadi selang seling Sabtu ini masuk, Sabtu depannya libur dan begitu seterusnya. Tapi bagi yang masuk kerja di jatah Sabtu liburnya akan diberikan uang lembur yang bisa dibilang jumlahnya lumayan.
Ga ada waktu untuk berlarut larut meratapi kepergian seseorang, karena pada dasarnya gw ga sepenuhnya kehilangan, malah sebenarnya waktu waktu ini bisa gw manfaatkan sebaik mungkin untuk mengejar sesuatu yg lebih penting. Karena gw udah ga ada yang bisa diajak jalan lagi setiap weekend, tentu saja gw masuk full dari Senin sampai Sabtu tanpa mengambil jatah libur sekalipun. Gw pun juga sering menerima tugas kunjungan maintenance ke kantor client untuk perawatan sistem program perkantoran mereka. Bagi yang belum tahu atau lupa, gw bekerja di sebuah perusahaan pemrograman yang biasa digunakan oleh perusahaan perusahaan sebagai System Analyst.
Untuk sekali kunjungan ke client juga akan mendapatkan insentif hitung2 sebagai uang jasa dan transport, tapi gw pikir lumayan juga kalau kunjungan gw banyak otomatis pendapatan gw juga akan semakin banyak. Dan benar saja di akhir bulan pendapatan gw sampai 2x lipat dari gaji pokok gw. Gw melihat semua kerja keras gw ternyata berbuah cukup manis, mungkin ini adalah salah satu dari cara Tuhan mengambil sesuatu dari gw kemudian menggantinya dengan yang lebih baik.

Gw selalu melakukan pekerjaan gw sebaik mungkin. Semangat kerja terus gw jaga karena gw tau, gw sedang mengejar sesuatu yg tidak main main, itulah yg selalu menjaga motivasi gw. Gw dengar Vania juga sudah mendapatkan pekerjaan baru disana, gw ikut senang mendengarnya, ternyata kita memang sama sama berjuang walaupun di tempat berbeda.
Karena kami sama sama sibuk, otomatis komunikasi jadi semakin berkurang, tapi sebisa mungkin kami masih mengirimkan kabar satu sama lain. Gw memaklumi keadaan ini, bagi gw 2 tahun kebersamaan di Jakarta sudah cukup, kini saatnya kami mengesampingkan dulu semua itu dan lebih fokus menata masa depan kami.

Suatu ketika gw lagi di kantor tiba tiba boss gw pak Ratman memanggil gw untuk masuk ke ruangannya.



Puji Tuhan, gw seneng banget dong. Ini artinya gw dipercayakan untuk sesuatu yg lebih besar lagi. Selama ini gw emang sering buat kunjungan ke kantor client, tapi pada dasarnya bukan gw yg bertanggung jawab untuk client tersebut. Gw bisa dibilang hanya sebagai bantuan aja bagi rekan kerja gw yang full pegang dan stay client tersebut seperti yg akan gw jalani beberapa waktu lagi.
Dengan begini otomatis pendapatan gw pun juga akan semakin meningkat, malamnya gw memberi kabar ke Vania soal ini dan dia terdengar senang sekali. Setiap gw sempat, gw selalu menjaga komunikasi gw dengan Vania. Menurut gw komunikasi tetap penting walaupun kita sama sama sibuk sebisa mungkin harus menjaga komunikasi untuk menghindari hal hal yg tidak diinginkan, sok bijak amat gw.

Program di Cafe Ubud sudah running dan gw sudah fix bertanggung jawab untuk semua yang berurusan dengan pemrograman di cafe tersebut. Jujur enak banget ternyata setelah pegang client kaya gini, kerjaan gw bisa dibilang jadi lebih santai. Banyakan kerjaan gw hanya mengawasi jalannya proses penjualan di cafe tersebut yang semua sudah by sistem. Paling gw repot cuman kalau terjadi error di programnya atau ada karyawan baru yang perlu di training mengenai penggunaan program seperti kasir atau penginputan stock barang.
Gw juga rutin laporan ke Boss tentang progress maupun kendala yg terjadi di lapangan, paling sesekali gw datang ke kantor kalau lagi ada meeting di kantor atau pas bener bener lagi ga ada kerjaan di client. Gw juga tetap mau menjaga hubungan baik dengan rekan rekan kerja gw, jangan sampe gw kegilaan kerja sampai dibilang anti sosial.

Waktu itu hari Sabtu, suasana lebih santai dari biasanya dan gw lagi duduk duduk santai di kantor, temen kantor gw si Wahyu tiba tiba nyamperin gw.



Gw demen sih dengan hal hal yg berbau rakit rakit PC, sangat demen malah. Gw dari dulu selalu punya impian merakit PC dengan spek tinggi untuk gw pribadi. Sebenarnya gw itu orangnya ga terlalu suka kelayapan keluar rumah. Cukup kasih gw PC dengan spek tinggi dan koneksi internet yg ngebut, dijamin gw ga akan keluar dari kamar. Setidaknya ada untungnya juga buat cewe yg jadi pasangan gw, kalian ga perlu takut gw selingkuh atau main hati sama cewe lain. Paling gw selingkuh ama komputer doang, hahaha..
Gw lalu browsing ke salah satu situs dari toko komputer yang cukup terkenal di mall mangga dua bernuansa serba hijau. Buat yg sering ke mangga dua pasti tau toko mana yg gw maksud. Di websitenya kebetulan menyediakan fitur rakitan, jadi kita bisa memilih milih dulu komponen yang mau kita rakit jadi sebuah pc lengkap dengan jumlah dan harganya.
Setelah rakitan jadi, gw kasih hasilnya ke Wahyu buat minta pendapat dia.



Setelah pulang kantor gw bareng Wahyu langsung menuju ke mangga dua, gw pribadi demen dengan hal yang berbau komputer jadi mungkin bagi gw mangga dua adalah surganya belanja buat gw. Berkali kali gw harus nahan nafsu agar jangan sampe belanja macem macem disini, gw ngerti sekarang gimana rasanya jadi orang yg suka belanja khususnya cewe yg demen shopping. Ternyata cowo juga bisa demen shopping tapi mungkin barangnya aja yg beda dari cewe. Jujur aja ngeliat berbagai macam komponen komputer apalagi yang bernuansa gaming itu bikin gw laper mata.
Gw antusias waktu ngeliatin abang teknisi merakit komponen pc milik Wahyu, itung itung gw sambil belajar jadi suatu saat gw bisa merakit pc gw sendiri. Akhirnya PC selesai dan gw cukup terkesima dengan hasil akhirnya, walaupun bukan milik gw tapi gw yang mendesain pc ini dan hasilnya ga mengecewakan. Semoga suatu hari nanti gw bisa merakit pc pribadi seperti ini atau bahkan lebih bagus.



Gw percaya hidup itu seperti roda, kadang kita diatas, kadang kita dibawah, karena itupun juga terjadi sama gw. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa cepat roda itu berputar, apakah kita akan diatas dalam waktu sebentar dan dibawah dalam waktu lama atau sebaliknya. Itulah yg kadang membuat gw merasa hidup itu tidak adil.
Semakin lama semakin banyak bermunculan kompetitor yang membuat program baru berbasis web. Hal ini semakin memudahkan pengguna dikarenakan segala sesuatunya baik penyimpanan data maupun penyesuaian data antar cabang semua sudah terotomatisasi karena terkoneksi dengan internet. Perusahaan juga tidak perlu repot repot investasi untuk membeli komputer server lagi karena semua data program sudah tersimpan di cloud server. Cukup menyediakan koneksi internet yang stabil maka semua sudah bisa berjalan lancar. Lama kelamaan dampaknya juga terasa ke perusahaan gw yang masih menggunakan pemrograman offline yang bisa dibilang masih manual.
Gw juga sudah tidak menghandle Cafe Ubud lagi dikarenakan pemilik dari cafe tersebut memutuskan untuk tidak menggunakan program gw lagi dan beralih ke pemrograman berbasis web tadi. Otomatis gw juga lebih banyak di kantor dan hanya melakukan kunjungan ke client seperti dulu.
Celakanya banyak client yang juga beralih ke pemrograman berbasis web tadi dan tidak menggunakan program dari perusahaan gw lagi. Sebenarnya kantor gw sudah merencanakan untuk berpindah dari program offline ke pemrograman berbasis web tadi, hanya saja bisa dibilang kantor gw ini telat dalam mengambil langkah akhirnya jadi keduluan sama perusahaan lain yg lebih cepat bergerak. Memang di jaman serba digital ini perkembangan terjadi dengan cepat, bahkan terlalu cepat.
Singkatnya, hanya tinggal beberapa client yang bertahan menggunakan program dari perusahaan gw. Rekan rekan kerja gw yang biasanya jarang kelihatan di kantor karena ditugaskan untuk standby di client pun akhirnya berkumpul lagi di kantor. Pendapatan pun berkurang drastis dari yang tadinya kami bisa mendapatkan banyak sampingan dari kunjungan ke client akhirnya hanya bisa mendapat gaji pokok setiap bulan.

Gw mulai memikirkan untuk mencari pekerjaan baru kalau kondisinya terus seperti ini. Gw ga munafik, yang namanya gw kerja pasti hal nomor 1 yang gw cari adalah uang. Kalau pendapatan ga sebanding dengan effort yang gw keluarkan mending gw mencari peluang baru yang lebih menjanjikan. Sampai suatu kali gw kembali dipanggil boss ke ruangannya.