Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Anakonda 'Si Petugas Ronda', Penjaga Laut Indonesia
Sebagai negara kepulauan yang luas, tentu Indonesia membutuhkan kapal laut yang cukup banyak untuk mengawal perbatasan dan pulau terluar di Indonesia. Para kapal ini menjadi petugas ronda terdepan diwilayah laut kita, kali ini TS akan mengenalkan salah satu kapal yang bertugas menjadi petugas ronda tersebut. Namanya adalah Anakonda, mari kita mulai pembahasannya.




Lahirnya Anakonda


Nama Anakonda diambil dari nama jenis ular anakonda yang terkenal itu. Nama kelas kapalnya adalah Kobra, berasal dari nama ular kobra. Kapal ini diresmikan sebagai KRI pada tanggal 14 April 2003, bersamaan dengan peresmian KRI Lemadang (806)dan KRI Kobra (867), sebagai bagian dari Satuan Kapal Patroli, Koarmabar. Diresmikan oleh Panglima TNI saat itu yaitu Jenderal Endriartono Sutarto di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Anakonda masuk menjadi kapal perang utama TNI AL waktu itu dengan nama Anakonda 868. Kapal ini dibuat untuk menambah jumlah kapal perang milik TNI AL kala itu.


Sedikit berbangga karena kapal ini dibuat oleh anak bangsa, kapal ini dibuat di galangan Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) milik TNI AL, di Pondok Dayung (Jakarta). KAL (Kapal Angkatan Laut) Anakonda memiliki panjang mencapai 36 meter, lebarnya 5,75 meter, dan berbobotemcapai 90 ton. Kapal ini digerakkan oleh tiga mesin utama, masing-masing mesinnya berkekuatan 1.100 HP, total tenaga 3 mesinnya mencapai 3.300 HP.




Warna awal loreng biru.

Sumber



Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan 25 knot, kecepatan jelajahnya mecapai 15 knot, dan daya jelajahnya mencapai 18.520 kilometer.Si Anakonda sanggup berlayar selama lima hari dengan membawa 20 orang ABK, saat pertama kali dirilis, Anakonda punya tampilan warna loreng biru. Biaya pembuatan kapal ini disebut sangat ekonomis, sekitar Rp12 miliar. Kalau yang ekonomis saja mencapai 12 M, kalau kapal dengan sepek mahal bisa habis berapa M ya ?. Menurut salah satu sumber, biaya 12 M termasuk murah, ketimbang harus mengimpor kapal patroli dari luar negeri.



Senjata yang Jadul


Meski punya desain apik, tapi Anakonda ini memiliki senjata yang ketinggalan zaman. Sayangnya, desain apik dari stealth (desain siluman) dari Anakonda, tak diimbangi dengan kelengkapan persenjataan yang mumpuni. Senjata utama pada haluan dipasrahkan pada kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) dengan tipe Oerlikon 20mm/70 MK4, yang merupakan senjata tua generasi Perang Dunia II. Sementara di deck, bekal senjata yang dibawa Anakonda hanya berupa dua pucuk SMB (Senapan Mesin Berat) dengan tipe DShK-38 kaliber 12,7 mm.


Senjata Oerlikon ini mampu digunakan untuk menyerang musuh baik sesama kapal, pesawat udara, serta helikopter. Oerlikon 20mm/70 MK4 memiliki jarak tembak mencapai 4000 meter, kecepatan tembaknya hingga 650 peluru per menit. Dengan tipe peluru high explosive, jarak tembak efektifnya sekitar 1.000 meter.




Senjata yang dimaksud.

Sumber



Senjata ini punya berat keseluruhan 264 kg, sedangkan untuk larasnya memiliki berat 68 kg. Panjang senjata keseluruhan adalah 2144 mm, sementara panjang larasnya saja 1406 mm. Senjata ini aslinya dibuat oleh Swiss pada awalnya, tapi rata-rata yang dipakai di kapal TNI adalah buatan AS. Senjata ini kondang saat PD 2, untuk menghadapi serangan udara dari pesawat Jepang yang terbang rendah. Di kapal patroli TNI senjata ini dapat diputar 360 derajat, dan dinaikkan 85 derajat. Untuk membidik musuh di udara.


Senjata ini menggunakan sistem magasin dalam pengoperasiannya, magasin sendiri adalah alat berbentuk seperti tabung, tempat menaruh amunisi. Amunisi yang bisa dipakai pun terbatas, hanya 60 peluru saja. Dan untuk mengisi kembali pelurunya masih manual akan sangat riskan jika terjadi serangan mendadak di laut, kalau kalian ingin melihat senjata ini gak perlu jauh-jauh. Karena senjata ini dipajang di Museum Satria Mandala, Jakarta.




Magasin yang TS maksud.




Yang dipajang di Museum.




Ilustrasi Oerlikon. Atas pakai magasin, yang bawah tidak pakai magasin.

Sumber Foto





Tidak Cocok Sebagai Kapal Perang


Pada masanya kapal ini sempat menjadi kapal perang, sangat disayangkan disektor persenjataan masih kurang mumpuni. Dengan tantangan operasi yang semakin meningkat, jelas bekal senjata yang dibawa KRI Anakonda 868 tak ideal lagi. Satu contoh nyata performa kapal patroli ini yang kurang mumpuni terjadi saat KAL Boa (KRI Boa 807) diserang penyelundup pakaian di kawasan perairan Tanjung Balai Asahan (Sumut), tanggal 22 Januari 2016. Meski memiliki bentuk yang berbeda, tapi kapal ini dibuat ditempat yang sama, dan dilengkapi senjata yang sama juga seperti milik Anakonda.


Awalnya personel AL memberi tembakan peringatan, tapi mereka justru dilempari puluhan bom molotov dari para penyelundup. Karena bom yang dilemparkan semakin banyak, kapal pun terpaksa membuat jarak aman yang cukup jauh, hingga mendekati daratan. Sampai pada jarak aman baru TNI AL mampu menembakan senjata mereka ke arah musuh, dan berhasil menewaskan salah satu penyelundup tersebut. Ini jadi alarm untuk TNI, bahwa senjata di kapal patroli mereka kurang efisien. Karena masih menggunakan sistem manual, terlebih versi lawasnya. Tidak ada perisai lapis baja untuk melindungi personel yang bertugas sebagai operator senjata manual ini.


Hal ini bukti bahwa kapal ini terkesan diremehkan, dijarak yang cukup dekat, harusnya kapal ini mampu menghabisi musuh dengan mudah, logikanya seperti itu. Karena tak ada perisai pelindung ini yang membuat KRI Boa saat itu sampai mengambil jarak aman, karena jika nekat dilakukan penembakan amunisi. Akan beresiko bagi sang operator senjata, karena tidak ada perlindungan untuknya.




Meski seragam sama birunya, tapi yang pakai rompi biru itu bukan awak kapal TNI yak emoticon-Big Grin

Sumber



Quote:



Terhitung sejak Juli 2015 kapal milik TNI AL ini tak lagi berstatus sebagai kapal perang, lewat upacara penurunan ular-ular perang pada 29 September 2015 di Pangkalan Utama TNI AL IV (Lantamal IV) Tanjungpinang. Upacara ini menandakan berakhirnya pengabdian suatu KRI sebagai unsur kekuatan TNI Angkatan Laut. Dari yang tadinya berstatus KRI dengan nama Anakonda 868, kini namanya menjadi KAL Anakonda II-4-61. Si Anakonda saat ini lebih fokus partroli menjaga wilayah laut, dan bukan dijadikan kapal perang utama. Anakonda awalnya berdinas ronda di kawasan Lantamal III, di wilayah laut Jakarta. Dan 2019 kemarin Si Anakonda kembali bertugas di Lantamal IV, Tanjungpinang.


Meski memiliki kekurangan, setidaknya kita harus mengucapkan terimakasih pada Anakonda, karena telah berjuang menjaga wilayah laut Indonesia. Selamat bertugas dimisi yang baru, semoga bisa menjalankan tugas ronda laut dengan aman.



Anakonda dengan tampilan baru.

Sumber




Referensi: sini, sini, dan sini, sini juga
Ilustrasi: blog militer
Diubah oleh si.matamalaikat 02-07-2020 06:27
cor7
galigulagalu
yoseful
yoseful dan 35 lainnya memberi reputasi
36
8K
115
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Tampilkan semua post
waduk.boysAvatar border
waduk.boys
#43
Plus TNI AL Masih fokus pengadaan presence kapal permukaan

Dan g punya kapal selam

Miskin @beatgreyemoticon-Ngakak (S)
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.