Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saokudaAvatar border
TS
saokuda
Mengapa Felix Siauw Disukai?
Pertanyaan anak muda ini menarik untuk ditanggapi. Ia tampaknya mencoba memahami sisi lain dari sebuah fenomena yang tidak dilihat secara hitam putih. Pemahaman orang muda perkotaan terhadap sebuah fenomena memang sangat khas. Orang muda perkotaan cenderung melihat persoalan dengan mengesampingkan kelaziman.

Fenomena Felix Siauw memang tidak bisa dilihat dari kacamata doktrin keilmuan agama. Dari sisi ini, Felix sebenarnya sadar bahwa penguasaannya terhadap ilmu agama sangat minim. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan tentang hikmah ditempatkannya isim maf’ul dan isim fa’il secara bersamaan di akhir surat al-fatihah. Tapi, perlu untuk dicatat di sini, Felix tahu apa yang tidak begitu diperhatikan para pengkritiknya.

Felix Siauw merupakan representasi dari fenomena gerakan kalangan modernis untuk menjadikan Islam sebagai sumber pembicaraan masa depan. Islam pada masa depan (the future Islam) adalah Islam yang bukan saja menjadi komplemen dari panggung kontestasi politik global tapi menjadi penguasa panggung itu sendiri.

Sampai di sini, yang dijadikan sebagai modal adalah keberanian dan kesanggupan untuk bertarung, bukan pembacaan yang tuntas terhadap turats. Felix Siauw, dan begitu juga dengan kalangan modernis lainnya, mempunyai modal tersebut.

Pembicaraan tentang masa depan Islam memang akan selalu menjadi pembicaraan yang mengundang ketertarikan umat Islam. Pembicaraan tentang “the future Islam” ini menjadi semacam obat bagi umat untuk keluar dari persoalan yang membelenggu mereka selama bertahun-tahun.

Jika kalangan modernis lain menggambarkan masa depan Islam itu dalam bentuk penguasaan atas lembaga-lembaga kekuasaan, Felix Siauw–bersama HT–mensimplifikasi Islam masa depan itu melalui gambaran tentang khilafah islamiyah yang membentang dari Maroko hingga Merauke.

Bombastis? Ya memang bombastis. Mustahil? Memang mustahil. Felix Siauw, Ismail Yusanto, dan bahkan Taqiyuddin Nabhani pun mengakui ide khilafah bombastis dan mustahil secara manusiawi. Tapi persoalannya tidak berhenti di situ. Persoalannya terletak pada bagaimana isu-isu yang dilempar itu mampu melahirkan posisi tawar (bargaining position). Untuk keperluan itu, strategi marketing menjadi sangat dibutuhkan dibandingkan melakukan penguatan epistemologi.

Maka dari itu, kita bisa lihat bagaimana Felix Siauw begitu piawai memainkan komunikasi marketing ketika menyampaikan visi the future Islam. Setiap narasi yang dikemukakannya selalu mengundang ketertarikan orang muda. Felix berbicara tentang semua yang berhubungan dengan kebutuhan orang muda, mulai dari bisnis, membangun relasi, hingga mencari jodoh. Paparan-paparan yang disajikannya dianggap selalu memberi solusi atas kebuntuan yang dihadapi orang muda perkotaan. Secara substansi, bahasan-bahasan yang diangkat Felix tidak berbeda dengan bahasan yang diangkat Gus Miftah. Hanya dalam soal strategi marketing dan packaging tim manajemen Felix Siauw lebih unggul daripada tim manajemen Gus Miftah.

Jika Felix dan HTI-nya mampu “menjual” tema masa depan Islam, lalu isu apa yang akan “dijual” oleh para muballigh NU? Sekali lagi ini tentang marketing. Sampai hari ini, belum ada rumusan marketing yang jelas dari NU sebagai jama’ah ketika akan berbicara di tengah masyarakat perkotaan.

Fokus pembicaraan Nahdliyyin tentang dakwah masih berkutat pada nostalgia alam pedesaan yang damai dan tenang, karomah kiai, dan pengalaman semasa mondok. Islam dalam pembicaraan kalangan muballigh Nahdliyyin adalah Islam yang berhenti pada abad ke-5 Hijriyyah atau yang berhenti pada masa para kiai pendiri NU. Hingga saat ini belum terdengar pembicaraan the future Islam versi muballigh Nahdlatul Ulama. Padahal, untuk ke arah sana NU mempunyai resources yang sangat berlimpah.

https://klikanggaran.com/opini/menga...w-disukai.html

Setiap masa ada yg populer ada yg turun bukan cuma ustadz tapi juga artis, produk, jasa, politikus dll.. sudah biasa itu.. tergantung bagaimana seseorang dapat berubah mengikuti perkembangan zaman
apaadanya2000
galuhsuda
joesatriyono
joesatriyono dan 3 lainnya memberi reputasi
-4
1K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Tampilkan semua post
KoncongAvatar border
Koncong
#5

Ferrr kaferrr emoticon-Wakaka
galuhsuda
galuhsuda memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.