- Beranda
- Heart to Heart
Alasan mengapa seseorang akhirnya bunuh diri
...
TS
cellilova
Alasan mengapa seseorang akhirnya bunuh diri
Alasan mengapa seseorang akhirnya bunuh diri
Halo gansist tercinta...
Gue mau sedikit sharing nih tentang apasih yang sebenarnya yang menjadi alasan seseorang akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya
Kebanyakan kasus bunuh diri adalah orang yang gak di sangka2, karna tampak luar hidupnya sepertinya jauh lebih baik dari pada kita.
Secara fisik, materi, dan talenta sungguh disayangkan mereka malah mengakhiri hidupnya.
Kira2 apa yg pertama kali muncul dalam benak gansist melihat fenomena tersebut??
Kalau gue sendiri secara pribadi berfikir bahwa mereka terlalu bodoh, dan tidak memiliki iman yg teguh ( bisa jadi tidak ada yg memberi arahan dan pengajaran).
Ya bodoh itu hal yg paling terpikir pertama kali.
Why ? Karna mereka jelas2 menyianyiakan kehidupan yg sebenarnya dapat di nikmati.
Seperti makanan lezat, travelling, melihat keindahan alam, tertawa, menonton film, shopping, punya pasangan dan lain sebagainya. Bnyak hal yg bisa membuat kita bahagia.
Tapi pemikiran gue berubah sejak tadi.
They're not stupid.
Ya sesungguhnya mereka bukan orang bodoh, dan mgkin jg org yg percaya Tuhan.
Akan tetapi masalah mereka tidak lagi mampu di hadapi.
Mungkin sudah terlalu lelah sampai putus asa.
Seseorang tidak mungkin semudah itu mengakhiri hidupnya, karna pada dasarnya semua manusia takut akan kematian.
Ternyata diposisi seperti itu makanan selezat dan terfavorit sekali pun akan terasa hambar bahkan lu gak mau melihat makanan.
Mengurung diri dikamar satu2 nya pilihan dibanding traveling yg gak bisa lu nikmatin karna seluruh tubuh terasa lemah dan mati rasa.
Ketika menangis rasanya lebih gampang dibanding tertawa.
Sama sekali tidak ada satu pun hal yg dapat mengembalikan semangat hidup. Hal2 yg dulunya sangat di sukai pun kini menjadi hambar.
Gue yakin bahwa orang yg memutuskan untuk mati pun sudah sangat berjuang.
Mungkin org yg mengatakan mereka org yg paling bodoh termasuk gue dulunya itu hanya belum paham karna tidak pernah merasakan berada di posisi mereka.
Gue baru tersadar apa yg mereka rasakan selama itu, depresi, frustasi, anxiety tetapi malangnya mereka tidak punya tempat untuk mengadu secara manusiawi.
Jangan kan berharap ada yg datang dan mengatakan " I know you are not ok " bahkan yg bertanya pun tidak ada. Atau saat menceritakan keluh kesah malah tidak dianggap penting dan disepelekan, dengan kata2 yg paling mainstream "sabar ya" it's not helping -_-
Gue menjadi sadar akan apa yg mereka rasakan, seperti ingin keluar dari kehidupan itu tapi gak bisa.
Lu mau pergi tapi lu gak punya tujuan, lu mau marah tapi diri lu satu2 yg bisa lu marahin. Lu mulai nyiksa diri buat cari ketenangan tapi itu cuma sementara. Konsumsi obat2an dan lain sebagainya.
Lu bener2 gak bisa keluar dari kehidupan lu yg udah memuakkan dan menyiksa. Lu pengen pergi jauh tapi yg ngendaliin hidup lu bukan lu.
Di depan org2 bisa kelihatan senyum dan ketawa tapi begitu lu sendiri semua jadi gelap, air mata gak berenti menetes tapi lu gak punya siapapun buat ada memeluk lu, you really have no one to ask
Dan itu nyiksa bgt, lu gatau obatnya apa, lu gak tau harus gimana, lu kehilangan akal dan lu sendirian.
Satu2 cara untuk pergi jauh adalah mati. Memang tidak menyelesaikan penderitaan tapi setidaknya masalah yg ada di dunia orang hidup sudah berakhir.
Mungkin banyak org akan bilang kenapa tidak berdoa, kenapa gak minta pertolongan Tuhan. Gue pun berpikir demikian, tapi bagaimana kalau cara itu jg sudah dilakukan ?
Tapi gue gak mau bahas yg agamawis karna bukan kapasitas gue.
Gue gak tau kenapa gue nulis ini hanya terpikir dan tiba2 sungguh sangat merasakan apa yang menjadi alasan seseorang bunuh diri. Gimana pendapat gansist ??
Halo gansist tercinta...
Gue mau sedikit sharing nih tentang apasih yang sebenarnya yang menjadi alasan seseorang akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya

Kebanyakan kasus bunuh diri adalah orang yang gak di sangka2, karna tampak luar hidupnya sepertinya jauh lebih baik dari pada kita.
Secara fisik, materi, dan talenta sungguh disayangkan mereka malah mengakhiri hidupnya.
Kira2 apa yg pertama kali muncul dalam benak gansist melihat fenomena tersebut??
Kalau gue sendiri secara pribadi berfikir bahwa mereka terlalu bodoh, dan tidak memiliki iman yg teguh ( bisa jadi tidak ada yg memberi arahan dan pengajaran).
Ya bodoh itu hal yg paling terpikir pertama kali.
Why ? Karna mereka jelas2 menyianyiakan kehidupan yg sebenarnya dapat di nikmati.
Seperti makanan lezat, travelling, melihat keindahan alam, tertawa, menonton film, shopping, punya pasangan dan lain sebagainya. Bnyak hal yg bisa membuat kita bahagia.
Tapi pemikiran gue berubah sejak tadi.
They're not stupid.
Ya sesungguhnya mereka bukan orang bodoh, dan mgkin jg org yg percaya Tuhan.
Akan tetapi masalah mereka tidak lagi mampu di hadapi.
Mungkin sudah terlalu lelah sampai putus asa.
Seseorang tidak mungkin semudah itu mengakhiri hidupnya, karna pada dasarnya semua manusia takut akan kematian.
Ternyata diposisi seperti itu makanan selezat dan terfavorit sekali pun akan terasa hambar bahkan lu gak mau melihat makanan.
Mengurung diri dikamar satu2 nya pilihan dibanding traveling yg gak bisa lu nikmatin karna seluruh tubuh terasa lemah dan mati rasa.
Ketika menangis rasanya lebih gampang dibanding tertawa.
Sama sekali tidak ada satu pun hal yg dapat mengembalikan semangat hidup. Hal2 yg dulunya sangat di sukai pun kini menjadi hambar.
Gue yakin bahwa orang yg memutuskan untuk mati pun sudah sangat berjuang.
Mungkin org yg mengatakan mereka org yg paling bodoh termasuk gue dulunya itu hanya belum paham karna tidak pernah merasakan berada di posisi mereka.
Gue baru tersadar apa yg mereka rasakan selama itu, depresi, frustasi, anxiety tetapi malangnya mereka tidak punya tempat untuk mengadu secara manusiawi.
Jangan kan berharap ada yg datang dan mengatakan " I know you are not ok " bahkan yg bertanya pun tidak ada. Atau saat menceritakan keluh kesah malah tidak dianggap penting dan disepelekan, dengan kata2 yg paling mainstream "sabar ya" it's not helping -_-
Gue menjadi sadar akan apa yg mereka rasakan, seperti ingin keluar dari kehidupan itu tapi gak bisa.
Lu mau pergi tapi lu gak punya tujuan, lu mau marah tapi diri lu satu2 yg bisa lu marahin. Lu mulai nyiksa diri buat cari ketenangan tapi itu cuma sementara. Konsumsi obat2an dan lain sebagainya.
Lu bener2 gak bisa keluar dari kehidupan lu yg udah memuakkan dan menyiksa. Lu pengen pergi jauh tapi yg ngendaliin hidup lu bukan lu.
Di depan org2 bisa kelihatan senyum dan ketawa tapi begitu lu sendiri semua jadi gelap, air mata gak berenti menetes tapi lu gak punya siapapun buat ada memeluk lu, you really have no one to ask

Dan itu nyiksa bgt, lu gatau obatnya apa, lu gak tau harus gimana, lu kehilangan akal dan lu sendirian.
Satu2 cara untuk pergi jauh adalah mati. Memang tidak menyelesaikan penderitaan tapi setidaknya masalah yg ada di dunia orang hidup sudah berakhir.
Mungkin banyak org akan bilang kenapa tidak berdoa, kenapa gak minta pertolongan Tuhan. Gue pun berpikir demikian, tapi bagaimana kalau cara itu jg sudah dilakukan ?
Tapi gue gak mau bahas yg agamawis karna bukan kapasitas gue.
Gue gak tau kenapa gue nulis ini hanya terpikir dan tiba2 sungguh sangat merasakan apa yang menjadi alasan seseorang bunuh diri. Gimana pendapat gansist ??
vkry.fikri dan 8 lainnya memberi reputasi
7
2.5K
114
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
22.9KThread•38.8KAnggota
Tampilkan semua post
Liambiero
#36
Gw pernah alamin posisi kaya gini. Kalau berdasarkan pengalaman gak setiap orang yang bunuh diri karena ingin mati tapi sebagian "munculnya pikiran mengakhiri hidup", istilahnya suicide ideation.
Suicide ideation yg gw alami itu kalau liat pintu atau jendela ada bayangan gw gantung diri. Liat tempat dari ketinggian, ada bayangan gw bakal lompat. Gw bawa kendaraan, bayangannya gw pengen nabrak dinding sampe hancur. Padahal gw gak mau mati dengan cara bunuh diri, tapi bayangan itu muncul begitu aja. Karena latar belakang pendidikan dari kesehatan mental gw sadar kalo itu bakal masalah. Jd gw cari penelitian dan cerita tentang orang bunuh diri tapi selamat, beberapa cerita dari survivor mereka gak sadar bunuh diri, pas mereka bangun udah di tempat tidur rumah sakit. Memang mereka punya masalah hidup berat dan mati mungkin salah satu pilihan jalan keluar, tapi bukan berarti ingin bunuh diri. Tindakan yang mereka ambil terjadi tidak sadar, saat lengah kegelapan dari dalam diri akhirnya mengambil alih.
Masalah hidup gw memang masalah cinta dan umum orang alami. Bucin jelas gak karena gw pilih pergi saat gw gak bisa bersama. Tapi ternyata setelah berdoa panjang gw sadar dia harusnya sama gw bukan orang lain jadi dengan semua tenaga yang tersisa gw berjuang sampai akhir and gw gagal. Seketika kekayaan gw gak berarti. Makan enak jadi gak ada rasanya. Gw marah, sedih, dll tapi gak bisa nangis cuma sekedar melegakan perasaan. Emosi gw tumpul. Pendidikan gw gak ada artinya, padahal gw dapet cum laude universitas ternama. Masa depan gw yang cerah gw relakan gitu aja, padahal ekspektasi orang lain ke gw tinggi setidaknya gw jd bos atau menteri dengan kemampuan gw dianggap sanggup. Parahnya gw lagi masa transisi dr lulus jd pekerja. Gw langsung lepas semua pekerjaan yg gw dapet setelah tes capek capek. Semua orang yg penting dalam hidup gw pergi tinggalin gw sendiri. Satu hal yg gw masih ada cuma hidup aja. Itu yg gw mati matian pertahanin dan sialnya suicide ideation muncul untuk ambil satu satunya yg ada.
Dititik nadir itu gw pakai semua keilmuan gw untuk cari jalan keluar. Ternyata cuma satu yg gw dapet caranya spiritualitas. Catat bukan agama loh yg bikin gw bertahan dari penderitaan tapi mengenal yang maha kuasa dan apa yang dia inginkan dan berikan kepada manusia. Gw sadar dunia itu tempat penderitaan dan yang maha kuasa ciptakan manusia didunia untuk diuji dengan penderitaan. Jd sebisa mungkin gw gak mengikuti suicide ideationnya, dan bertahan sampai badai selesai. Parahnya saat gw berjuang keluarga gw cemooh gw, tetangga nyindir gw, adik gw anggap gw hina karena gw lulusan perguruan tinggi ternama tapi gak bekerja. Tapi gw terus mengingat ini kondisi badai, salah ambil langkah gw langsung masuk neraka. Akhirnya setelah tiga tahun berjuang gw jd lepas dari titik nadir. Sekarang gw lagi menata kembali kehidupan, jika masih ada yang tersisa dari masa lalu gw gunakan lagi dan coba mensyukuri apa yang tersisa. Apa yang sudah hilang gw lepaskan dan cari atau bangun kembali.
Kalau mikir kebelakang lagi rasanya hidup gw kebalik seketika. Mungkin mati memang jalan keluar yang logis dan paling baik. Tapi tujuan manusia diciptakan didunia bukan mencari kebahagian tapi diuji keimanannya, dan saat ia senang atau sedih apakah dia akan berserah diri kepada yang maha kuasa. Dan gw sadar kalau hidup ini bukan milik kita tapi milik yang maha kuasa, jika ingin mati setidaknya bersabar sampai ajal menjemput. Jika belum tetap tabah dan lanjutkan hidup jangan cabut sendiri nyawa itu.
Suicide ideation yg gw alami itu kalau liat pintu atau jendela ada bayangan gw gantung diri. Liat tempat dari ketinggian, ada bayangan gw bakal lompat. Gw bawa kendaraan, bayangannya gw pengen nabrak dinding sampe hancur. Padahal gw gak mau mati dengan cara bunuh diri, tapi bayangan itu muncul begitu aja. Karena latar belakang pendidikan dari kesehatan mental gw sadar kalo itu bakal masalah. Jd gw cari penelitian dan cerita tentang orang bunuh diri tapi selamat, beberapa cerita dari survivor mereka gak sadar bunuh diri, pas mereka bangun udah di tempat tidur rumah sakit. Memang mereka punya masalah hidup berat dan mati mungkin salah satu pilihan jalan keluar, tapi bukan berarti ingin bunuh diri. Tindakan yang mereka ambil terjadi tidak sadar, saat lengah kegelapan dari dalam diri akhirnya mengambil alih.
Masalah hidup gw memang masalah cinta dan umum orang alami. Bucin jelas gak karena gw pilih pergi saat gw gak bisa bersama. Tapi ternyata setelah berdoa panjang gw sadar dia harusnya sama gw bukan orang lain jadi dengan semua tenaga yang tersisa gw berjuang sampai akhir and gw gagal. Seketika kekayaan gw gak berarti. Makan enak jadi gak ada rasanya. Gw marah, sedih, dll tapi gak bisa nangis cuma sekedar melegakan perasaan. Emosi gw tumpul. Pendidikan gw gak ada artinya, padahal gw dapet cum laude universitas ternama. Masa depan gw yang cerah gw relakan gitu aja, padahal ekspektasi orang lain ke gw tinggi setidaknya gw jd bos atau menteri dengan kemampuan gw dianggap sanggup. Parahnya gw lagi masa transisi dr lulus jd pekerja. Gw langsung lepas semua pekerjaan yg gw dapet setelah tes capek capek. Semua orang yg penting dalam hidup gw pergi tinggalin gw sendiri. Satu hal yg gw masih ada cuma hidup aja. Itu yg gw mati matian pertahanin dan sialnya suicide ideation muncul untuk ambil satu satunya yg ada.
Dititik nadir itu gw pakai semua keilmuan gw untuk cari jalan keluar. Ternyata cuma satu yg gw dapet caranya spiritualitas. Catat bukan agama loh yg bikin gw bertahan dari penderitaan tapi mengenal yang maha kuasa dan apa yang dia inginkan dan berikan kepada manusia. Gw sadar dunia itu tempat penderitaan dan yang maha kuasa ciptakan manusia didunia untuk diuji dengan penderitaan. Jd sebisa mungkin gw gak mengikuti suicide ideationnya, dan bertahan sampai badai selesai. Parahnya saat gw berjuang keluarga gw cemooh gw, tetangga nyindir gw, adik gw anggap gw hina karena gw lulusan perguruan tinggi ternama tapi gak bekerja. Tapi gw terus mengingat ini kondisi badai, salah ambil langkah gw langsung masuk neraka. Akhirnya setelah tiga tahun berjuang gw jd lepas dari titik nadir. Sekarang gw lagi menata kembali kehidupan, jika masih ada yang tersisa dari masa lalu gw gunakan lagi dan coba mensyukuri apa yang tersisa. Apa yang sudah hilang gw lepaskan dan cari atau bangun kembali.
Kalau mikir kebelakang lagi rasanya hidup gw kebalik seketika. Mungkin mati memang jalan keluar yang logis dan paling baik. Tapi tujuan manusia diciptakan didunia bukan mencari kebahagian tapi diuji keimanannya, dan saat ia senang atau sedih apakah dia akan berserah diri kepada yang maha kuasa. Dan gw sadar kalau hidup ini bukan milik kita tapi milik yang maha kuasa, jika ingin mati setidaknya bersabar sampai ajal menjemput. Jika belum tetap tabah dan lanjutkan hidup jangan cabut sendiri nyawa itu.
cellilova dan Leng Xue memberi reputasi
2
Tutup