- Beranda
- Stories from the Heart
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
...
TS
bigtimebabalu
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
People don't understand how stressful it is to explain what's going on in your head when you don't even understand it yourself.
Boomboclat!
Boomboclat!
Quote:
Spoiler for Here we go, Paisa!:
BEBERAPA WAKTU YANG LALU
Jumat, 21 maret 2020,
09:30 AM,
Port of call : southampton, UK.
Spoiler for port of southampton:
Quote:
Setelah menunggu dari jam 7 pagi, dan semalaman ga tidur, akhirnya gue bisa juga keluar dari kapal. Semua pegawai -yang di tread ini akan gue sebut crew member- akhirnya dipulangkan bertahap. Dan gue adalah rombongan 300 orang pertama yang akan dipulangkan. Kenapa dipulangkan? Yah karena wabah covid 19 ini bikin industri kapal pesiar mati. Siapa juga yang mau berwisata naik kapal pesiar -cruising- ketika kondisi lagi seperti ini.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Spoiler for antri di HRD office:
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
02:05 PM
London Heathrow Airport
Spoiler for antri koper:
Quote:
Setelah antri lagi nunggu bus keluarin koper akhirnya gue bisa tenang merenung di pinggir taxi run, smoking area.
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
20:00 PM
Ethihad Airways EY 0020
Spoiler for EY 0020:
Quote:
Pesawat besar ini isinya paling cuma sepertiga kapasitasnya, yang kebanyakan adalah crew member kapal gue. Ini yang keduakalinya gue naik etihad. Sorry to say, paling bagus secara service adalah emirates, qatar, baru maskapai ini😝
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
Sabtu, 22 maret 2020
6 jam setelah take off,
Abu Dhabi international airport
Spoiler for yang terkenal di abu dhabi airport:
Quote:
Ga tau jam berapa, gue dibangunin pramugari bilang kalau gue harus lipet stow yang gue pakai buat tatakan laptop karena pesawat mau landing.
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Siang menjelang sore
CGK, Soekarno Hatta Airport
Terminal 3 kedatangan
Quote:
EY 0474 landing dengan agak keras ga tau kenapa, mungkin karena gue bangun belum terlalu sadar aja jadi kaget pas roda nyentuh aspal runway. Tidur nyenyak karena gue sampai lupa habis berapa gelas whiskey, ahaha. Sampai sebel pramugarinya gue minta tambah terus setiap mereka lewat.
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Spoiler for apapun makannya, minumnya tetap whiskey😅:
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Malam banget, mungkin penerbangan terakhir
Adisucipto Airport
Quote:
Kayanya belom lama berangkat dari sini, udah disini lagi aja. Belom ada yang berubah kecuali beberapa foodcourt yang udah tutup. Entah karena udah malam atau karena efek corona nge he, atau malah persiapan bandaranya mau pindah.
Setelah ambil koper, sebatang dulu seperti biasa sambil minum teh kot##, seger banget broow. Ambil hape dan nyalain wifi. Lumayan dapet sinyal karena gue ga pernah bawa simcard indonesia keluar negeri. Males. Wifi aja dimana-mana.
Ngabarin ibu kalau udah sampai bandara, sambil mau pesen grab. Udah ada pria seumuran bapak gue nawarin taksi plat hitam. Tarifnya disamain aja sama grab katanya😅
"Satus ewu wae mas podo rego grab. Ra nganti 15 menit tekan wes tinggal lurus(100rb saja mas, sama kaya harga di aplikasi grab, ga sampai 15 udah sampai tinggal lurus soalnya)" katanya sok ngerayu. Emang rumah gue tinggal lurus arah solo paling 10an kilometer. Bandara tinggal belok kanan selese.
"Sik pak, ngentek ke udud. Karo ngelih aku golek mangan sik yo ngko mangan sisan gek tak punjuli(sebentar pak, ngehabisin rokok. Lapar nanti cari makan dulu ya sekalian, nanti saya tambahi ongkosnya)" reflek ngomong kaya gitu karena pengen makan di angkringan. Susu jahe sama telur puyuh nikmat dibayangan gue.
Disini terjadi obrolan yang agak ga penting diceritain disini. Tentang sepinya penumpang karena corona, angsuran mobil dia, bandara yang mau pindah ke kulonprogo dan lainnya.
Luweh pak, uripku yo lagi ngenes☹
Spoiler for dan akhirnya...:
Seger ndes!!!😅
Follow my account
Dan disinilah cerita gue bakal dimulai, waktunya mundur kebelakang, hampir 5 tahun yang lalu..
Diubah oleh bigtimebabalu 15-12-2020 04:58
phntm.7 dan 516 lainnya memberi reputasi
511
490K
Kutip
5.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bigtimebabalu
#1734
Mino : Lovely Partner
Agustus 2017
At Sea
Silk Diningroom
Setelah tes online yang cuma sekedar mengetes hal2 umum dan pengetahuan dasar tentang makanan dan minuman, datanglah tes sesungguhnya, agar gue bisa lolos menjadi waiter. Tes interview.
Pas dulu gue tes naik jadi asisten waiter, gue sangat beruntung karena cuma disuruh perkenalan dan ambilin kopi doang buat manajer dan headwaiter yang ngetes gue. Semoga masih inget ceritanya, karena gue lupa itu dipart mana. Sekarang, dengan keadaan gue yang punya beberapa musuh pejabat di diningroom, gue harus memaksakan keadaan agar gue bisa lolos interview, dengan mudah. Karena gue juga punya perasaan ada beberapa lagi orang yang sebenernya ga suka, tapi ga menunjukannya. Karena gue adalah 'attack dog'nya Benjamin dan beberapa paesanonya yang manager. Nanti ceritanya bakalan seru dan jelas, pas gue udah jadi waiter. Karena bakal terlihat banget gue cuma dijadikan pion sama mereka buat saling menjatuhkan kredibilitas lawan politiknya di level magement, tapi ga apa, ga masalah buat gue, untungnya buat gue ga ada yang berani sentuh gue pas kerja, lebih rileks dan bisa fokus cari duit kalau ga ada tekanan. Dan ketika gue disalahkan karena sesuatu, gue bisa dengan enteng jawab : gue cuma disuruh, ini bagian dari kerjaan gue, dll. Gue bukan orang bodoh dan gue udah siap untuk level permainan mereka.
Karena gue adalah chief equipment, malam itu sebelum selesai service, gue telpon bos gue dulu, Benjamin, bilang kalau gue banyak kerjaan closing dan bakalan telat buat datang interview. Karena Ben adalah headwaiter yang bertanggung jawab atas kerjaan gue. Dan malam itu ada spesial cleaning buat soaking termos kopi. Jadi gue pasti selesai malam banget, karena harus rendem semuanya pakau ait camput bleach, biar bersih, besok paginya tinggal dicuci sama anak night shift.
"Soaking? Oh, okay Di. I'll wait with manager, now i'll talk with fnb training manager about that, no need to worried", oh soaking, ya udah ga apa. Gue tungguin nanti buat interview, gue bakalan telpon training manager dulu tentang ini. Training manajer itu yang berwenang tentang training dan tes interview semacam ini.
"Thanks Ben." Makasih, jawab gue lalu lanjut mengerjakan kewajiban gue malam itu.
Mino? Dia udah beberapa malam gue ajarin, kasih tau, tentang semua kerjaan asisten waiter, SOP, dan beberapa masalah dan solusinya yang sering ditanyakan pas interview. Dia cuma gue suruh senyum dan tenang aja pas menjawab. Ga mungkin dia ga lolos.
Hampir jam 11:30 pas gue selesai dengan kerjaan gue. Gue datang dengan celana dan apron yang agak basah karena kena air pas tadi rendem equipmen yang harus gue soaking.
"Good evening, Sir, sorry iam late, just finish my duty, iam ready to have an interview" kata gue menyapa sambil minta maaf karena telat didepan training manager dan beberapa manager yang masih ada dan sibuk dengan kertas2 hasil penilaian interview tadi.
Semua mata melihat gue, yang seragamnya agak basah dan compang camping. Dan brengseknya, Ben udah ga ada disana, karena gue mikirnya Ben sendiri yang bakal interview gue.
"Hmm, have a seat, Ben told me about you. I'll read your resume and give couple of question" duduk dulu, Ben udah telpon tadi, gue baca resume lo dulu baru gue tanyain. Jawab training manager yang gue ga tau orang mana, orang negro tapi.
"Why you want to be a waiter?" Kenapa mau jadi waiter? Pertanyaan dia yang pertama.
"For better money, Sir", buat duit yang lebih bagus. Jawab gue singkat. Dia cuma tersenyum. Yang lainnya ikut tertawa. Lha emang kerja buat apa lagi? Pasion? Haha
"You know about FAI?" Tau lo tentang FAI? Pertanyaan kedua.
"Yes Sir, Food Allergy and Intolerance, do you want me to explain?" Tau, tentang alergi makanan. Jawab gue.
"No no, tell me about our food that must be paid by the guest" ga usah, sebutin makanan yang harus dibayar. Pertanyaan ketiga.
"Whole lobster 1.25 - 1.5 lbs for 29,95 USD, Fillet Mignon 9 oz for 16,95 USD, Surf and Turf for 34,95 USD, plus 18% gratuity", jawab gue dengan percaya diri, karena belum lama gue baca di menu.
"Oh shit, haha. Come sign here." Sini tandatangan disini. Kata dia. Ah, lolos ni jawab gue.
Gue tandatangan dikertas penilaian, terus bilang terimakasih sambil jabat tangan dia. Balik pergi dari diningroom sambil sebelumnya menyapa manajer yang masih pada sibuk dimeja.
Makan di krumess udah hampir jam 12 malam, ga bawa sambal. Akhirnya cuma makan seadanya sama dibanyakin buahnya aja. Biar kenyang. Ngerokok 2 batang sambil ngobrol basa basi, terus balik kabin.
Di koridor gue sempet ketemu Ena, entah kenapa dia masih pakai seragam, dan kami cuma saling melempar senyum. Lo sebenernya ada masalah apa sih Na?
Ketika membuka pintu kabin, pemandangan yang gue lihat bikin gue tertawa.
Mino baru selesai mandi sepertinya, belum pakai celana tapi atasannya udah pakai kemeja hitam lengan panjang gue, seragam asisten waiter, kebesaran sebenernya, tapi malah terlihat seksi, sambil senyum2 ga jelas didepan kaca. Gue lihat lemari gue terbuka pintunya dan isinya sedikit berantakan, acak2an. Mungkin tadi Mino cari kemeja seragam gue.
Dia melihat gue, tersenyum sambil tangannya berusaha menutup kancing baju yang masih terbuka sebagian, didepan kaca.
"Haha, congratulations Mi", selamat Mi. Kata gue sambil peluk dia dari belakang, didepan kaca.
"Thanks. You pass the interview also?" Lo lolos juga? Kata dia sambil berbalik badan, menghadap gue, masih dipelukan tangan gue.
"I hope so, haha." Kata gue sambil gigit ujung hidungnya, gemes. Gue harap juga lolos.
"Take a shower, Di. You smell like garbage bin", mandi dulu sana, lo bau sampah. Kata Mino sambil endus2 badan gue. Haha. Gue sadar tadi bersih2 dan keringet gue baunya udah bersatu.
Gue masuk kamar mandi dan menyalakan shower. Ada rasa segar dan lega ketika badan gue kena air.
Malamnya sebelum tidur Mino bercerita panjang lebar dengan menggebu-gebu tentang bagaimana dia berhasil menjawab segala bentuk pertanyaan ketika interview, senyumnya dan kerut wajahnya yang menyiratkan kebahagiaan sekaligus kepuasan tentang pencapaiannya malam itu, ga bakal bisa gue lupain. Walaupun mata gue udah mengantuk, gue berusaha menjaga kesadaran untuk memyimak ceritanya. Untuk pertama kalinya dia bercerita tentang apa yang dia pikirkan mengenai masa depannya, gue ga terlalu anggap itu penting, karena gue belum tau, belum sadar kalau hal itu adalah hal besar untuk dia : memikirkan masa depan.
Menulis cerita ini bukan hanya bikin kalian, yang membaca, merasa senang, terhibur, lepas penat. Tapi juga bikin hidup gue lebih bersyukur, mengingat dan menceritakan kembali hal2 kecil yang sedikit-banyak merubah hidup gue sampai dititik seperti sekarang. Harus diakui kita yang sekarang dibentuk oleh mantan kita juga, karena mereka kita bisa berubah menjadi manusia seperti sekarang. Berubah karena kita kecewa, atau berubah karena kita bahagia, apapun itu yang membawa kita ketitik bagaimana kita sekarang, wajib disyukuri, bukan disesali.
Gue masih berhubungan baik sama Mino sampai sekarang, walaupun kalau video call gue cuma mau lihat anak aja. Gue juga masih rutin kirim duit ke dia, paling ga buat beli susu atau popok buat anak. Walaupun nominalnya ga pasti dan makin waktu makin sedikit, semampunya aja, karena gue juga belum naik kapal lagi, belum bisa kasih duit yang berarti.
Kalau ada yang mikir negatif tentang Mino, yang ninggalin gue, dengan menikah sama orang lain, bukan itu alasannya, nanti pasti jelas kenapa itu jadi keputusan terbaik yang bisa diambil. Menjadi single parent dengan kenyataan kalau tidak bisa kembali bekerja karena memilih untuk merawat anak adalah alasan yang tidak bisa ditawar lagi urgensinya.
Agustus 2017
Port of call : Bonaire Island
Hari2 berikutnya gue jalani seperti tanpa beban. Tinggal menunggu waktu gue bisa naik promosi menjadi waiter. Gue juga ga berharap terlalu cepat, gue masih butuh buat melihat dan belajar juga.
Setahu gue ada 5-6 asisten waiter yang lolos interview bareng gue, sedangkan roomservice attendant yang lolos jadi asisten waiter gue ga begitu tau, lebih banyak yang pasti.
Ditinggal jalan2 dulu. Inilah pertama kali, dan sampai sekarang, terakhir kalinya gue ke bonaire. Ada juga cayman island yang gue juga baru 1x kesana, part depan lah ceritanya.
Indah, coba indonesia se profesional ini mengelola pariwisatanya.
Yang pasti pulau ini juga terletak dekat garis khatulistiwa, dan setahu gue ga ada gunung yang tinggi, cuma bukit kecil dan pantai saja yang jadi daya tarik wisatanya.
Waktu itu Mino pakai semacam gaun atau daster warna emas kecoklatan gitu, masih inget banget karena belinya bareng gue dari amazon.com, haha. Bareng gue yang beli CD PS4 karena bahyak yang diskon. Harganya mungkin cuma 15-20 an dollar, lupa gue karena dia beli beberapa helai baju. Seharga 1 porsi nasi goreng dan sebotol beer disini, tapi walaupun murah tetep aja pantes banget dan terkesan mahal kalau yang pakai Mino.
"You been here before, Di?" Udah pernah kesini sebelumnya? Kata dia tepat ketika kami keluar dari kapal. Sambil gue menyalakan rokok.
"My first time, haha. Just walk around Mi. You want to swimming?" Baru pertama, jalan2 aja lah. Apa mau renang? Gue sempet lihat dia berganti pakaian dalam, mungkin memakai bikini didalam bajunya.
"No, just try something else!" Ga mau renang, coba yang lain saja, kata dia sambil julurin lidah.
Akhirnya kami cuma jalan2 ga jelas dipinggir port, keluar port ke kebun2 gitu setelah sebelumnya gue tanya2 sama polisi di pelabuhan apakah daerahnya aman buat jalan2.
Makan jagung bakar yang udah ga lagi muda, sumpah makan jagung bakar siang2 ga enak banget. Minum es kelapa, ada juga semacam gorengan tapi gue ga tau itu apa, akhirnya pas kami sampai dikapal, malamnya pas online Mino kasih tau kalau yang kami makan tadi adalah semacam serangga digoreng pakai tepung dicampur kedelai merah, apalah itu🤮
Haha, gue pernah makan belalang goreng ga ada masalah, tapi makan serangga yang namanya ga jelas dan dinegeri orang itu lain cerita. Mino sampai beberapa hari masih kebayang2 terus dan mau muntah katanya.
Oh iya, di Bonaire banyak orang jawa, imigran dari Suriname yang cari duit di Bonaire. Wajahnya sangat jawa sekali, tapi rambutnya agak ikal coklat kemerahan. Namanya juga jawa banget. Cowok muda kekar tampan bernama Sungkono, atau gadis belia seksi bernama Sumirah🤣
Beberapa minggu kemudian, lupa gue, tapi masih dibulan yang sama, akhirnya gue promosi, setelah minggu sebelumnya beberapa teman yang lolos barengan gue sudah promosi duluan.
Running station sebagai waiter untuk pertama kalinya. Grogi? pasti. Takut? jelas, bukan takut karena gue ga percaya sama kemampuan gue sendiri. Tapi takut karena waiter baru sudah pasti dapat partner asisten waiter yang baru juga. Selain harus belajar jadi waiter, diwaktu bersamaan gue juga harus mengajari asisten baru bagaimana harus bekerja. Karena kalau ga diajari, waiter sendirilah yang bakal kesusahan karena pasti service berantakan. Combo pusingnya!
Dan benar, di station list gue lihat nama asisten waiter disebelah nama gue adalah Mino### # #####, yang tentu saja baru promosi dihari yang sama dengan gue. Dan meja kami dipojokan, jauh dari dapur. Bahkan melihat nomor meja dan nama asisten aja udah bikin gue drop secara mental, haha.
Ketika gue lihat mukanya Mino ketika kami berpapasan, dia cuma menggelengkan kepala tanda ga percaya, ga percaya kalau gue yang bakal jadi waiternya selama 1 cruise kedepan. Beruntungnya gue masih sembunyiin satu troli full equipment, lengkap diloker equipment gue, jadi ga repot lagi asisten gue kalang kabut cari troli dan equipment.
Bakal sesabar apa ya gue😅
Bersambung...
At Sea
Silk Diningroom
Quote:
Setelah tes online yang cuma sekedar mengetes hal2 umum dan pengetahuan dasar tentang makanan dan minuman, datanglah tes sesungguhnya, agar gue bisa lolos menjadi waiter. Tes interview.
Pas dulu gue tes naik jadi asisten waiter, gue sangat beruntung karena cuma disuruh perkenalan dan ambilin kopi doang buat manajer dan headwaiter yang ngetes gue. Semoga masih inget ceritanya, karena gue lupa itu dipart mana. Sekarang, dengan keadaan gue yang punya beberapa musuh pejabat di diningroom, gue harus memaksakan keadaan agar gue bisa lolos interview, dengan mudah. Karena gue juga punya perasaan ada beberapa lagi orang yang sebenernya ga suka, tapi ga menunjukannya. Karena gue adalah 'attack dog'nya Benjamin dan beberapa paesanonya yang manager. Nanti ceritanya bakalan seru dan jelas, pas gue udah jadi waiter. Karena bakal terlihat banget gue cuma dijadikan pion sama mereka buat saling menjatuhkan kredibilitas lawan politiknya di level magement, tapi ga apa, ga masalah buat gue, untungnya buat gue ga ada yang berani sentuh gue pas kerja, lebih rileks dan bisa fokus cari duit kalau ga ada tekanan. Dan ketika gue disalahkan karena sesuatu, gue bisa dengan enteng jawab : gue cuma disuruh, ini bagian dari kerjaan gue, dll. Gue bukan orang bodoh dan gue udah siap untuk level permainan mereka.
Karena gue adalah chief equipment, malam itu sebelum selesai service, gue telpon bos gue dulu, Benjamin, bilang kalau gue banyak kerjaan closing dan bakalan telat buat datang interview. Karena Ben adalah headwaiter yang bertanggung jawab atas kerjaan gue. Dan malam itu ada spesial cleaning buat soaking termos kopi. Jadi gue pasti selesai malam banget, karena harus rendem semuanya pakau ait camput bleach, biar bersih, besok paginya tinggal dicuci sama anak night shift.
"Soaking? Oh, okay Di. I'll wait with manager, now i'll talk with fnb training manager about that, no need to worried", oh soaking, ya udah ga apa. Gue tungguin nanti buat interview, gue bakalan telpon training manager dulu tentang ini. Training manajer itu yang berwenang tentang training dan tes interview semacam ini.
"Thanks Ben." Makasih, jawab gue lalu lanjut mengerjakan kewajiban gue malam itu.
Mino? Dia udah beberapa malam gue ajarin, kasih tau, tentang semua kerjaan asisten waiter, SOP, dan beberapa masalah dan solusinya yang sering ditanyakan pas interview. Dia cuma gue suruh senyum dan tenang aja pas menjawab. Ga mungkin dia ga lolos.
Hampir jam 11:30 pas gue selesai dengan kerjaan gue. Gue datang dengan celana dan apron yang agak basah karena kena air pas tadi rendem equipmen yang harus gue soaking.
"Good evening, Sir, sorry iam late, just finish my duty, iam ready to have an interview" kata gue menyapa sambil minta maaf karena telat didepan training manager dan beberapa manager yang masih ada dan sibuk dengan kertas2 hasil penilaian interview tadi.
Semua mata melihat gue, yang seragamnya agak basah dan compang camping. Dan brengseknya, Ben udah ga ada disana, karena gue mikirnya Ben sendiri yang bakal interview gue.
"Hmm, have a seat, Ben told me about you. I'll read your resume and give couple of question" duduk dulu, Ben udah telpon tadi, gue baca resume lo dulu baru gue tanyain. Jawab training manager yang gue ga tau orang mana, orang negro tapi.
"Why you want to be a waiter?" Kenapa mau jadi waiter? Pertanyaan dia yang pertama.
"For better money, Sir", buat duit yang lebih bagus. Jawab gue singkat. Dia cuma tersenyum. Yang lainnya ikut tertawa. Lha emang kerja buat apa lagi? Pasion? Haha
"You know about FAI?" Tau lo tentang FAI? Pertanyaan kedua.
"Yes Sir, Food Allergy and Intolerance, do you want me to explain?" Tau, tentang alergi makanan. Jawab gue.
"No no, tell me about our food that must be paid by the guest" ga usah, sebutin makanan yang harus dibayar. Pertanyaan ketiga.
"Whole lobster 1.25 - 1.5 lbs for 29,95 USD, Fillet Mignon 9 oz for 16,95 USD, Surf and Turf for 34,95 USD, plus 18% gratuity", jawab gue dengan percaya diri, karena belum lama gue baca di menu.
"Oh shit, haha. Come sign here." Sini tandatangan disini. Kata dia. Ah, lolos ni jawab gue.
Gue tandatangan dikertas penilaian, terus bilang terimakasih sambil jabat tangan dia. Balik pergi dari diningroom sambil sebelumnya menyapa manajer yang masih pada sibuk dimeja.
Makan di krumess udah hampir jam 12 malam, ga bawa sambal. Akhirnya cuma makan seadanya sama dibanyakin buahnya aja. Biar kenyang. Ngerokok 2 batang sambil ngobrol basa basi, terus balik kabin.
Di koridor gue sempet ketemu Ena, entah kenapa dia masih pakai seragam, dan kami cuma saling melempar senyum. Lo sebenernya ada masalah apa sih Na?
Quote:
Ketika membuka pintu kabin, pemandangan yang gue lihat bikin gue tertawa.
Mino baru selesai mandi sepertinya, belum pakai celana tapi atasannya udah pakai kemeja hitam lengan panjang gue, seragam asisten waiter, kebesaran sebenernya, tapi malah terlihat seksi, sambil senyum2 ga jelas didepan kaca. Gue lihat lemari gue terbuka pintunya dan isinya sedikit berantakan, acak2an. Mungkin tadi Mino cari kemeja seragam gue.
Dia melihat gue, tersenyum sambil tangannya berusaha menutup kancing baju yang masih terbuka sebagian, didepan kaca.
"Haha, congratulations Mi", selamat Mi. Kata gue sambil peluk dia dari belakang, didepan kaca.
"Thanks. You pass the interview also?" Lo lolos juga? Kata dia sambil berbalik badan, menghadap gue, masih dipelukan tangan gue.
"I hope so, haha." Kata gue sambil gigit ujung hidungnya, gemes. Gue harap juga lolos.
"Take a shower, Di. You smell like garbage bin", mandi dulu sana, lo bau sampah. Kata Mino sambil endus2 badan gue. Haha. Gue sadar tadi bersih2 dan keringet gue baunya udah bersatu.
Gue masuk kamar mandi dan menyalakan shower. Ada rasa segar dan lega ketika badan gue kena air.
Malamnya sebelum tidur Mino bercerita panjang lebar dengan menggebu-gebu tentang bagaimana dia berhasil menjawab segala bentuk pertanyaan ketika interview, senyumnya dan kerut wajahnya yang menyiratkan kebahagiaan sekaligus kepuasan tentang pencapaiannya malam itu, ga bakal bisa gue lupain. Walaupun mata gue udah mengantuk, gue berusaha menjaga kesadaran untuk memyimak ceritanya. Untuk pertama kalinya dia bercerita tentang apa yang dia pikirkan mengenai masa depannya, gue ga terlalu anggap itu penting, karena gue belum tau, belum sadar kalau hal itu adalah hal besar untuk dia : memikirkan masa depan.
Menulis cerita ini bukan hanya bikin kalian, yang membaca, merasa senang, terhibur, lepas penat. Tapi juga bikin hidup gue lebih bersyukur, mengingat dan menceritakan kembali hal2 kecil yang sedikit-banyak merubah hidup gue sampai dititik seperti sekarang. Harus diakui kita yang sekarang dibentuk oleh mantan kita juga, karena mereka kita bisa berubah menjadi manusia seperti sekarang. Berubah karena kita kecewa, atau berubah karena kita bahagia, apapun itu yang membawa kita ketitik bagaimana kita sekarang, wajib disyukuri, bukan disesali.
Gue masih berhubungan baik sama Mino sampai sekarang, walaupun kalau video call gue cuma mau lihat anak aja. Gue juga masih rutin kirim duit ke dia, paling ga buat beli susu atau popok buat anak. Walaupun nominalnya ga pasti dan makin waktu makin sedikit, semampunya aja, karena gue juga belum naik kapal lagi, belum bisa kasih duit yang berarti.
Kalau ada yang mikir negatif tentang Mino, yang ninggalin gue, dengan menikah sama orang lain, bukan itu alasannya, nanti pasti jelas kenapa itu jadi keputusan terbaik yang bisa diambil. Menjadi single parent dengan kenyataan kalau tidak bisa kembali bekerja karena memilih untuk merawat anak adalah alasan yang tidak bisa ditawar lagi urgensinya.
Agustus 2017
Port of call : Bonaire Island
Quote:
Hari2 berikutnya gue jalani seperti tanpa beban. Tinggal menunggu waktu gue bisa naik promosi menjadi waiter. Gue juga ga berharap terlalu cepat, gue masih butuh buat melihat dan belajar juga.
Setahu gue ada 5-6 asisten waiter yang lolos interview bareng gue, sedangkan roomservice attendant yang lolos jadi asisten waiter gue ga begitu tau, lebih banyak yang pasti.
Ditinggal jalan2 dulu. Inilah pertama kali, dan sampai sekarang, terakhir kalinya gue ke bonaire. Ada juga cayman island yang gue juga baru 1x kesana, part depan lah ceritanya.
Indah, coba indonesia se profesional ini mengelola pariwisatanya.
Spoiler for bonaire:
Yang pasti pulau ini juga terletak dekat garis khatulistiwa, dan setahu gue ga ada gunung yang tinggi, cuma bukit kecil dan pantai saja yang jadi daya tarik wisatanya.
Spoiler for bonaire lagi:
Waktu itu Mino pakai semacam gaun atau daster warna emas kecoklatan gitu, masih inget banget karena belinya bareng gue dari amazon.com, haha. Bareng gue yang beli CD PS4 karena bahyak yang diskon. Harganya mungkin cuma 15-20 an dollar, lupa gue karena dia beli beberapa helai baju. Seharga 1 porsi nasi goreng dan sebotol beer disini, tapi walaupun murah tetep aja pantes banget dan terkesan mahal kalau yang pakai Mino.
"You been here before, Di?" Udah pernah kesini sebelumnya? Kata dia tepat ketika kami keluar dari kapal. Sambil gue menyalakan rokok.
"My first time, haha. Just walk around Mi. You want to swimming?" Baru pertama, jalan2 aja lah. Apa mau renang? Gue sempet lihat dia berganti pakaian dalam, mungkin memakai bikini didalam bajunya.
"No, just try something else!" Ga mau renang, coba yang lain saja, kata dia sambil julurin lidah.
Akhirnya kami cuma jalan2 ga jelas dipinggir port, keluar port ke kebun2 gitu setelah sebelumnya gue tanya2 sama polisi di pelabuhan apakah daerahnya aman buat jalan2.
Makan jagung bakar yang udah ga lagi muda, sumpah makan jagung bakar siang2 ga enak banget. Minum es kelapa, ada juga semacam gorengan tapi gue ga tau itu apa, akhirnya pas kami sampai dikapal, malamnya pas online Mino kasih tau kalau yang kami makan tadi adalah semacam serangga digoreng pakai tepung dicampur kedelai merah, apalah itu🤮
Haha, gue pernah makan belalang goreng ga ada masalah, tapi makan serangga yang namanya ga jelas dan dinegeri orang itu lain cerita. Mino sampai beberapa hari masih kebayang2 terus dan mau muntah katanya.
Oh iya, di Bonaire banyak orang jawa, imigran dari Suriname yang cari duit di Bonaire. Wajahnya sangat jawa sekali, tapi rambutnya agak ikal coklat kemerahan. Namanya juga jawa banget. Cowok muda kekar tampan bernama Sungkono, atau gadis belia seksi bernama Sumirah🤣
Quote:
Beberapa minggu kemudian, lupa gue, tapi masih dibulan yang sama, akhirnya gue promosi, setelah minggu sebelumnya beberapa teman yang lolos barengan gue sudah promosi duluan.
Running station sebagai waiter untuk pertama kalinya. Grogi? pasti. Takut? jelas, bukan takut karena gue ga percaya sama kemampuan gue sendiri. Tapi takut karena waiter baru sudah pasti dapat partner asisten waiter yang baru juga. Selain harus belajar jadi waiter, diwaktu bersamaan gue juga harus mengajari asisten baru bagaimana harus bekerja. Karena kalau ga diajari, waiter sendirilah yang bakal kesusahan karena pasti service berantakan. Combo pusingnya!
Dan benar, di station list gue lihat nama asisten waiter disebelah nama gue adalah Mino### # #####, yang tentu saja baru promosi dihari yang sama dengan gue. Dan meja kami dipojokan, jauh dari dapur. Bahkan melihat nomor meja dan nama asisten aja udah bikin gue drop secara mental, haha.
Ketika gue lihat mukanya Mino ketika kami berpapasan, dia cuma menggelengkan kepala tanda ga percaya, ga percaya kalau gue yang bakal jadi waiternya selama 1 cruise kedepan. Beruntungnya gue masih sembunyiin satu troli full equipment, lengkap diloker equipment gue, jadi ga repot lagi asisten gue kalang kabut cari troli dan equipment.
Bakal sesabar apa ya gue😅
Bersambung...
Diubah oleh bigtimebabalu 11-07-2020 16:12
jiyanq dan 42 lainnya memberi reputasi
43
Kutip
Balas
Tutup