sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#78
Chapter 35: Munculnya Rival Baru
REVAN

Panas di kota Surabaya memang sangat menyiksa Revan. Ia yang sudah lama tinggal di Malang yang terkenal dingin, tidak terbiasa dengan suhu yang cukup tinggi di kota Pahlawan tersebut.

Akhir pekan ini, Dara mengajak Revan untuk bertemu dengan ibunya. Kebetulan, Dara adalah anak broken home. Kedua orangtuanya sudah bercerai sejak lima tahun yang lalu ketika dia masih beranjak SMA. Fakta tersebut tentu membuat Revan tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa perempuan sepolos Dara ternyata memiliki luka hati yang tak pernah dia tunjukkan kepada orang lain.

Selama perjalanan menuju rumahnya, Dara bercerita kepada Revan bahwa dia sempat membenci seorang lelaki karena ayahnya dulu brengsek dan tega mengkhianati ibunya dan memilih pergi dengan perempuan lain. Namun, waktu yang berbaik hati menyembuhkan lara atas pedihnya kehilangan sosok ayah yang dialaminya.

“Kamu ternyata lebih kuat dari aku,” balas Revan usai mendengar cerita Dara.

Tanpa terasa, taksi online yang mereka naiki perlahan memasuki salah satu kompleks perumahan mewah di Surabaya. Benak Revan dipenuhi tanda tanya. Ia kembali dipenuhi rasa heran.

Rasa heran itu akhirnya terjawab ketika taksi online yang mereka naiki berhenti di sebuah rumah yang cukup besar.

“Ini benar rumah kamu?” tanya Revan masih dengan rasa heran. Dara tersenyum dan mengangguk.
“Mari masuk ke dalam, Mas. Ibuku sudah menunggu kita,” ucap Dara antusias.

Entah sebuah kebetulan atau tidak, hati Revan mendadak tidak enak. Ia masih sedikit trauma ketika berhubungan dengan anak orang kaya. Kata-kata ayah Mega tempo lalu masih membekas dan tak mungkin Revan lupakan begitu saja.

Keraguan Revan akhirnya musnah ketika dia bertemu langsung dengan ibu Dara yang ramah dan menyambut kedatangan dia dengan sangat hangat. Meskipun demikian, ia tahu bahwa Ibu Dara bukanlah perempuan biasa. Hal itu terlihat dari caranya berpakaian, sangat mirip dengan pejabat tinggi atau mungkin manajer di sebuah perusahaan.

Mereka bertiga duduk sambil berbincang tentang banyak hal. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama karena Ibu Dara harus pergi untuk menemui klien yang hendak menjalin kerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja.

“Satu hal yang ingin saya sampaikan ke kamu, Dik Revan. Saya hanya ingin Dara mendapat lelaki yang terbaik dan bisa menjaganya. Semoga kamu mengerti harapan saya sebagai seorang ibu,” tukas Ibu Dara dengan nada yang agak datar.
“Iya, Tante,” jawab Revan singkat.

Setelah Ibu Dara melangkah keluar dari rumah dan pergi dengan mobilnya, Dara perlahan memberitahukan sesuatu kepada Revan.

“Ibuku memang seperti itu, Mas. Namun, jangan terlalu diambil hati. Intinya, Ibuku hanya pengen aku menemukan lelaki yang tepat,”
“Aku paham kok. Trus rencana kita apa hari ini?” tanya Revan.

Ruang tamu itu sejenak lengang, mereka berdua memikirkan agenda yang ingin mereka lakukan hari ini.

***

Dara menawarkan beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi di Surabaya. Berhubung Revan tidak terlalu mengerti dengan tempat wisata di kota ini, ia menyerahkan hal tersebut kepada Dara. Ia ingin Dara menjadi pemandu wisata khusus untuk hari ini. Yang terpenting bagi Revan adalah dia bisa menikmati momen-momen berharga bersama Dara.

Karena keterbatasan waktu, mereka berdua hanya mengunjungi beberapa tempat saja, seperti Kenpark, pelabuhan Tanjung Perak, dan juga Food Court di Grand Pakuwon Surabaya sebagai destinasi terakhir mereka berhubung hari sudah memasuki waktu malam.

Mereka berdua mencari salah satu gerai makanan yang sekiranya cocok dengan selera mereka. Hal itu tidak memerlukan waktu lama. Mereka segera memesan dua menu seafood juga dua gelas Thai Tea untuk mengisi perut mereka berdua yang sedari tadi kosong.

Sembari menikmati suasana malam yang penuh kerlap-kerlip lampu di sana, juga sembari menikmati seafood yang tadi mereka pesan, Revan mencoba berbicara lebih dalam dengan Dara. Ia ingin mengulik sosok yang tadi Dara singgung sekilas. Ya, sosok yang berhasil membuatnya kembali percaya dengan lelaki.

Dengan hati-hati, Revan memancing pembicaraan mengenai hal itu dengan Dara.

“Ehm… kamu nggak mau cerita tentang lelaki yang kamu singgung tadi? Atau mungkin perjuangan kamu sampai kamu percaya sekali lagi dengan cinta?” tanya Revan pelan dengan tatap mata yang sangat sulit untuk dijelaskan.

Jujur, dia sangat ingin tahu jawaban itu. Paling tidak, hal itu bisa memberinya petunjuk untuk hubungan mereka ke depan.

“Kisahku rumit, Mas. Mungkin akan menjadi kisah yang panjang untuk diceritakan,” balas Dara tak kalah pelan. Sepintas, dia sedikit membuang muka ke arah lain. Keraguan tampak jelas menyeruak memenuhi wajahnya yang manis.
“Kalau memang kamu masih ragu, mungkin kamu bisa bercerita kepadaku lain kali,”
“Iya, Mas. Aku janji akan bercerita nanti,” balas Dara yang terlihat mengumbar senyum simpul. Meskipun wajah manis itu berusaha terlihat bahagia, Revan tahu bahwa itu hanyalah topeng yang sengaja ditunjukkan Dara untuk menutupi kesedihannya.
“Dara, aku boleh tanya satu lagi?”

Gadis manis itu mengangguk.

“Aku penasaran, seperti apa sosok lelaki tersebut?” tanyanya lagi. Kata-kata terakhir Revan seperti menggantung di udara karena ia sangat ragu ketika menanyakan pertanyaan tersebut.
“Namanya Kevin, Mas. Dulu, dia yang berhasil memberiku harapan dan kepercayaan sekali lagi, sebelum akhirnya dia pergi dengan seseorang yang lain,”
“Oh,” balas Revan singkat. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi.

Sepertinya, nama itu tidak asing di telinga Revan. Mungkin, ini hanya sekadar asumsi tanpa bukti karena ada banyak orang di luar sana yang menyandang nama Kevin. Ia tidak ingin menyimpulkan terlalu dini.

Alhasil, hanya senyum tipis penuh keraguan yang bisa ia berikan kepada Dara malam ini. Jalan hubungan mereka sepertinya memang tidak semudah yang dia pikir. Dia merasa menanggung beban yang teramat berat untuk bisa membuat Dara kembali percaya dengan sebuah hubungan.
Diubah oleh sandriaflow 29-06-2020 09:28
coxi98
coxi98 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.