• Beranda
  • ...
  • Buku
  • Orang Tua Melarangku Menjadi Seorang Penulis

sandhyaaAvatar border
TS
sandhyaa
Orang Tua Melarangku Menjadi Seorang Penulis


Seringkali saya mendapat curahan hati dari teman-teman baik di grup WA maupun melalui japri (jalur pribadi) akan kecintaannya dalam menulis, namun ditentang oleh orang tua mereka sendiri. Tentu, sedih saya mendengarnya. Apalagi, mereka mempunyai semangat menulis yang begitu besar dan percaya bahwa menjadi penulis adalah cita-citanya.

Saya mengerti akan kegelisahan mereka. Restu orang tua memang berpengaruh dalam perjalanan kita berproses menjadi seorang penulis yang handal. Padahal, kita tengah berjuang mengharumkan nama keluarga. Mengapa terkadang ditentang tiada habisnya?

Saya ingin memberikan pendapat dari sudut pandang saya pribadi. Saya tidak akan memojokkan siapa pun, silakan ambil sisi positifnya dan buang negatifnya. Pun saya akan memberikan sedikit tips bagaimana meluluhkan hati orang tua agar kita bisa mengantongi restu mereka untuk berproses menjadi seorang penulis.

Sebagai orang tua tentu saja menginginkan hal yang terbaik bagi anaknya. Apa yang menurutnya baik, belum tentu yang terbaik bagi sang anak. Begitu pun sebaliknya. Nah, perbedaan pendapat ini acap kali menimbulkan perdebatan, bahkan pertengkaran yang hebat jika masing-masing pihak enggan mengalah dan menurunkan ego.

"Apa sih kamu nulis-nulis puisi begitu? Enggak jelas! Mending belajar matematika, biar pintar!"

"Penulis? Cita-cita kamu itu Dokter, kok malah belajar sastra, sih? Jangan ah!"

Kalimat tersebut tidak jarang membuat ciut nyali kita sebagai anak. Rasanya, orang tua benar-benar membunuh mimpi kita yang sudah dirancang baik-baik.

Seorang anak seringkali merasa bahwa kekhawatiran orang tuanya terlalu berlebihan, sehingga mereka tidak bebas mengekspresikan ide dan kemampuan melalui sebuah karya. Padahal, saat remaja adalah saat-saat di mana rasa ingin tahu begitu tinggi, bebas mengekspresikan sesuatu untuk mencari jati diri, tentu saja tanpa ada yang menghalangi.

Lantas, bagaimana menghadapi orang tua yang keras kepala melarang anaknya berkarya?

1. Sabar

Lho, kok sabar? Iya. Sabar. Kita sebagai anak mesti sabar dalam 'merayu' orang tua. Menjabarkan ini itu perihal benefit dari aktivitas menulis yang kita lakukan.

2. Bulatkan Tekad

Bulatkan tekad, tunjukkan pada kedua orang tua bahwasanya kamu bisa.

Biasanya, seorang anak hanya sebatas 'penasaran' terhadap sesuatu, lalu ditinggalkan begitu saja. Nah, bisa jadi kekhawatiran orang tua muncul karena hal itu.

3. Dekati Orang Tua

Jabarkan pelan-pelan terhadap mereka betapa inginnya kita mengabadikan sesuatu ke dalam sebuah karya. Menjadi penulis adalah pekerjaan yang mulia juga, lho.

Ingat, batu yang keras lama-lama pun akan berlubang jika terus menerus ditetesi air. Begitu pun orang tua. Sebagai anak, kita jangan pernah berhenti berdoa dan berusaha, ya!

4. Buktikan dengan Karya

Yap! Ini adalah tips ampuh yang berhasil dialami beberapa orang. Tunjukkan pada kedua orang tua lalu berkata, "ini, lho, Ma, Pa, karya saya."

5. Minta Bantuan Pihak ke-3

Cara terakhir yang mesti ditempuh ketika orang tua benar-benar menutup restu untuk kita menjadi seorang penulis, andalkan orang ketiga. Siapakah ia? Entah itu Kakakmu, Pamanmu, mentor menulismu, atau sahabatmu. Biar mereka dapat berdiskusi mengenai keinginan dan cita-citamu yang begitu apik di dunia kepenulisan.

Itulah tadi beberapa tips dari saya. Ingat, tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya sengsara. Jangan pernah putus asa dan berhenti berkarya, ya!

Indonesia butuh kita!šŸ¤—

Jika ingin berkonsultasi atau sekadar curhat, silakan melalui akun Instagram saya: @Sandhyaa_27
Diubah oleh sandhyaa 25-06-2020 18:05
kiyazm
putrateratai.7
putrateratai.7 dan kiyazm memberi reputasi
2
3.3K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThreadā€¢4KAnggota
Tampilkan semua post
putrateratai.7Avatar border
putrateratai.7
#3
mengenal diri
menjadi diri
ini arahnya bisa menentang keberadaan diri
baik diri sendiri
dan diri yang lain

juga bisa kebalikannya
sebab terhubung dengan konsep masalalu ketika si diri ingin mengetahui lebih jauh akan kediriannya.

šŸ™šŸ™‡
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.