Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

danandr4Avatar border
TS
danandr4
Catatan Para Mantan
Aloha..sebut aja gw Qylla... 32 tahun, single... Wait...turunin tuh alis...gw normal. Dengan berderet mantan yang pernah singgah, kenyataannya gw masih sendiri juga di umur gw yang sekarang... This is my story...my real story... Biar judulnya rada absurd karena kesannya gw ga bisa move on, sebenarnya justru gw mau terimakasih sama para mantan itu... Karena dengan melewatkan mereka...gw tau ada yang paling baik di akhir perjalanan...(sama2 teriak aamiin ya).. Buat thread ini, gw coba ceritain salah satu..yang terlama yang pernah ada (apa siiih bahasa gw). Semoga suka, kritik dan sarannya yaa...

Part 1: Mesin Waktu

"Woy... Bengong aja,lu...Belanda udah pergi,cuy," itu suara nyebelin teman gw yang bertugas jadi resepsionis.

"Apaan sih,lu... Berisik...". Gw and teman gw ini udah sohib dari jaman narik ingus sama-sama alias jaman bocah dulu. Tapi terus lost contact and eh ketemu lagi di kantor membosankan ini, dimana dia jadi resepsionis and gw jadi instruktur. Gaya lu instruktur... Guru les maksudnya... Wkwkwk. Shafa, teman gw ini, langsung sibuk dengan tugasnya..itung-itung duit yang bukan duitnya sampai pintu depan membuka...

"Permisi,mbak..mau daftar TOEFL...bisa?"... Wait.. Kayanya gw kenal suara itu... And seingat gw suara serak yang ini ga pasaran... Kepala gw melongok dari dalam ruang multimedia dan mata gw membulat melihat dia...
Part 2: The Baboon
Part 3: Catastrophe
Part 4: Antara ada dan tiada
Part 5:Put your hands off her...
Part 6: If Walls Could Talk
Part 7:Help Me!I'm In Love
Part 8: Buku Ini Aku Pinjam
Part 9:Kamu Dimana?
Part 10: Back To Earth
Part 11:New Semester,New Life
Part 12: oh..my...God
Part 13:jealousy part 1
Part 14:Jealousy part 2
Part 15:Jealousy part 3
Part 16:The Two Words
Part 17:Where On Earth Are You?
Part 18:Anyone
Part 19:Yakiinnn??
Part 20:Si Kereta
Part 21: Di Halte Siang Itu
Part 22:Let it Go
Part 23: Dan Langitpun Menangis
Part 24: Cemen
Part 25: Sinetron (Part 1)
Part 26: Sinetron Part 2
Part 27: Sinetron Part 3
Part 28: Mountain
Part 29: Guess what he said ...
Part 30: The Words
Part 31: Masih Ada Gw
Part 32: A New Day Has Come
Part 33: New Gank
Part 34: Ketiban Duren
The Description(update)
Part 35: Pendaki Yang Rindu (Part 1)
Part 36: Pendaki Yang Rindu (Part 2)
Part 37: Pendaki Yang Rindu (part 3)
Part 38: Pendaki Yang Rindu (part 4)
Part 39: Hufft
Part 40: A Romantic Evening
Part 41: Why Me?
Part 42: I Will Conquer You
Part 43: Menanti Sebuah Jawaban
Part 44: A Family Gathering
Part 45: A Confession
Part 46: Sherlock Holmes
Part 47: Kentang
Part 48: Informan Kedua
Part 49: Kisah Leo
Part 50: Power Ranger
Part 51: The Wedding
Part 52: The Busker
Part 53: Juragan Jagung
Part 54: Cheer-Leader
Part 55: Mau Gw??
Part 56: The Caretaker
Part 57: Merapi dan Marijan
Part 58: Bad News
Part 59: Merdekaaa!!
Part 60:Lomba Lari
Part 61: Mamah Adam
Part 62: Dia Mulai Mengejar
Part 63: Blast To His Past
Part 64: Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 1)
Part 65:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 2)
Part 66:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 3)
Part 67:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 4)
Part 68:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 5)
Part 69:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 6)
Part 70:Ba-Bond's Girl No.1 -The Rinjani- (Part 7)
Part 71:Ba-Bond's Girl No.2-The Andong-
Part 72:Ba-Bond's Girl No.3-The Kemukus (part 1)-
Part 73:Ba-Bond's Girl No.3-The Kemukus (part 2)-
Part 74:Ba-Bond's Girl No.3-The Kemukus (part 3)-
Part 75:Back to the future
Part 76: Madahfakaaah!!
Part 77: So Long No See
Part 78:An Evening With Leo
Part 79: A Plan
Part 80: Menunggu
Part 81: Don't You Dare
Part 82: The Graduation
Part 83: Vacancy
Part 84: The Call
Part 85: Another Call
Part 86: My Decision
Part 87: An Afternoon With Nira
Part 88: Accident
Part 89: Surprise!!
Part 90: A B'day Present
Part 91:Like I Care
Part 92: Sorry Seems to be the Hardest Word
Part 93: Semesta Kembali Berporos di Kamu
Part 94: My Territory
Part 95: The Intersenction
Part 96: New Step
Part 97: Bayi Bongsor
Part 98: Temani,Ya
Part 99: Crack, Begitu Bunyinya
Part 100: Tumbang
Part 101: Akar Rapuh
Part 102: LDR
Part 103: Kangen
Part 104: Delapan Belas Bulan Kemudian
Part 105: Time Flies
Part 106: A Sweet Evening in Tanjung Setia
Part 107: Dibalik Karang
Part 108: Separated World
Part 109: An Unexpected Plan
Part 110: The Reunion
Part 111: Menunggu Tamu
Part 112: Remuk
Part 113: The Untold Story
Part 114: Berpisah Jalan
Part 115: Back to the Future
Part 116: I'll Stay
Part 117: Nanang dan Nando
Part 118: Target One Down!
Part 119: Surprise..suprise!!

Diubah oleh danandr4 20-11-2021 14:32
boredmother
politon21
evywahyuni
evywahyuni dan 81 lainnya memberi reputasi
78
128.3K
1.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
danandr4Avatar border
TS
danandr4
#1063
Part 110: The Reunion
Dengan perdebatan alot dalam otak ruwet gw..perdebatan sengit antara benci dan rindu (caelaaah)...ternyata gw masih sanggup memberi kata "ok lah kalau begitu" setelah membiarkan dia menunggu dua minggu. Cemen lu,La..ga takut lu sama Mara? Hohohooo tentu saja ada kesepakatan ga ada Rosa Meldianti dianatara gw dan dia. Dan heran sih gw..dia yng sebelumny kekeuh mempertahankan Mara dalam ruang privatenya..kali ini setuju tanpa pikir panjang. Di depan gw,dihapusnya nomor Mara dan ditelponnya Reyfan supaya segala bisnis mereka dioper ke karyawan reyfan yang lain. Even, Didit niat bertukar untuk handle Hukilau 1 dan Bang Boris hijrah ke hukilau 2. Keluarga ketemuan lagi, dan kami sepakat maju ke bulan Juli yang bertepatan dengan liburan sekolah.

Menikah itu perjalanan simple yang dibikin ribet. Beragam angan menikah di tepi laut dikala senja turun..ternyata mungkin saja terlaksana karena keberadaan Hukilau. Dan dengan alasan untuk merajut memori, jadilah semua kami siapkan sendiri. Di bulan Maret sudah 80% persiapan kami beres.

Awal Mei, gw dan Baboon sama-sama dapat undangan Reuni Akbar SMA. To be honest, gw bukan penggemar Reuni. Beragam undangan reuni atau bukber yang datang selama ini, ga satupun gw hadiri. Tapi si Didit lain..dia memang sering datang reuni. Futsal bareng kroninya pun masih sering dilakoni kalau pada pulang kampung ke lampung. Karena dari semua anggota gank nya, hanya Didit yang masih betah bermukim di propinsi ini. Seperti pada reuni-reuni sebelumnya,mulaiah rengekannya mendayu-dayu di telinga. Dengan alasan kesempatan untuk sebar undangan, jadilah kami sepakat untuk hadir di minggu ke tiga bulan Mei.

Reuni itu diselenggarakan di Gedung Serba Guna mantan kampus gw. Sembilan tahun waktu yang banyak mengubah tampilan. Ardi yang mulai berisi, Jaya yang mulai pelihara jenggot, Irvan yang makin klimis dan Nanang yang entah kenapa kelihatan lebih ganteng dan terawat. Gank gw pun hadir full squad. Via yang hamil lagi, Jenna yang tampil dengan rambut cepaknya, Lika yang makin modis dan Nazwa yang mulai berkacamata. Kalau kata teman-teman, cuma gw yang ga ada berubah.

"Jadi kapan lu jadiin..gw kan kudu ajuin cuti," selewat gw dengar celetukan Ardi. Gw hanya melirik Didit yang berdiri berjarak dengan ganknya. Ya kami ga gabung, gank kami beda jurusan.

"iya,bro...memang kaya lu..libur sepanjang jaman. Gw kudu ajuin dari sekarang," itu Jaya. Didit mesem-mesem belum menjawab.

Ardi saat ini bekerja di salah satu bank BUMN di Malang. Jaya ada di inspektorat di Bandung. Irvan di salah satu hotel di Bali. Nanang yang baru balik beasiswa di Kairo, sekarang jadi dosen di Universitas Islam di Yogya. Memang cuma Didit sih yang bisa libur sekenanya. Ditariknyalah gw mendekat...gank gw pun sedikit merapat.

"Jadi..rencananya gw sama Qylla mw nikah Juli. Segera minta cuti ya...," kata Didit sambil merangkul gw yang segera gw lepas karena malu.

"ah..ga caya gw..Itu qylla nya aja ogah deket lu," kata Ardi sambil terkakak.

"iiih pecah ramalan donk lu, La... Kudunya kan terakhiran lu," kata Jenna.

Segala jenis ceng-cengan untuk kami bersahut-sahutan. Biarin deh..nanti juga bosan sendiri.

Acara reuni yang diisi weleh-weleh, hiburan dan lain hal yang kurang menarik untuk gw, membawa gw menyingkir mencari sudut yang sedikit sepi. Cape euy ngikuti hal ekstro untuk makhluk sedikit intro kaya gw. Jadilah gw duduk di tangga tertinggi GSG ini memandang orang-orang di bawah sana yang asik berceloteh.

"minum,La," sebuah suara menyapa. Suara yang lebih langka terdengar daripadi suara Didit. Guess who? Nanang. Bisa dibilang gw ga pernah ngobrol sama dia. Ingat lah ya, dia kan penggiat masjid yang jaga pandangan. Suaranya adem. Gw udah pernah gambarin si Nanang belum sih? Kayany belum deh, secara doi kurang menonjol baik tampilan maupun perannya di gank SMAnya.

Jaman SMA, si Nanang ini yang paling pendek di ganknya. 170cm lah kayanya, rambut lurus belah tengah, kulit sawo matang, alis tebal dan mata yang tajam. Doi pendiam pakai banget. Suaranya hanya terdengar kalau adzan bergema atau ada lomba ngaji di sekolah. Secara akademis juga ga menonjol, tapi prestasinya di ROHIS memang acungan jempol.

Nanang yang sekarang jauh terawat sih. Kulitnya masih sawo matang tapi jauh lebih bersih dan fresh, rambut dipangkas rapi. Bisa dibilang 8 dari 10 deh pointnya. Lika aja dari tadi ngelirik.

"eh lu..makasih ya...,ga gabung sama yang lain?," tanya gw basi.

"gw kurang sreg acara begini sebenarnya," jawabnya sambil duduk berjarak dari gw.

"Iih samaaa. .kalau ga dipaksa si Didit juga gw ga datang kali," kata gw. Dia hanya tersenyum.

"wih jadi juga ya kalian...ga nyangka sih gw," katany setelah diam sesaat.

"hahaha..aneh ya...," kata gw bingung merespon.

"berapa tahun ya kalian pacaran?," tanyanya

"hmmm...gw lom pernah itung sih," jawab gw.

"hahaha..ya dari SMA kelas 2 loh,La. 11 tahun itu...kalau punya anak udah mau lulus SD," katanya yang gw sambut dengan senyum. Aduh..diceramahi deh agaknya gw.

"apa resepnya,La bisa betah gitu?," tanyanya diluar perkiraan.

"apa ya...udah kaya masak ja sih pakai resep," kata ge bingung arah obrolannya.

"yang pasti kalian saling percaya lah ya," katanya setelah diam sesaat. Gw pandangi Nanang lama, dia masih memandang kerumunan di bawah sana.

"nang..gw ke bawah dulu ya," kata gw pada akhirnya.

Tiga langkah setelah gw berlalu...
"tanyakan padanya soal bromo,La...," kata Nanang tiba-tiba. Gw balikkan badan..matanya menatap gw. Alis gw bertaut tanda ga paham.

"maksudnya?," tanya gw.

Karena dia ga segera menjawab, gw balikkan badan.

"Bromo,La... Dia lebih berhak cerita...," katanya lagi. Kembali gw tatap dia. Rikuh akan tatapan gw, dia pun berlalu.

Di mobil, baboon banyak cerita ini itu tentang obrolannya. Laura yang jadi nyonya pejabat, Bayu yang masih ngarepin gw, de es be. Gw hanya diam dan terngiang ucapan Nanang.

"Dit...si Nanang tu pendiam banget ya. Gimana dia ngajar ya," kata gw tiba-tiba.

"haha...asli tu anak. Gw ja ga sangka dia jadi dosen. Berprestasi pula," jawabnya polos tanpa curiga.

"gw juga aneh sih kok bisa dia gaul sama kalian," kata gw sambil berpikir bagaimana cara berbelok ke Bromo.

"Weeeh jangan salah. Banyak ukhti tergila-gila sama dia. Dianya aja yang cuek bebek," jawab didit masih tanpa curiga.

"dia tu hobi naik gunung juga ya?" tanya gw.

"kaga..lu kenapa sih tiba-tiba tertarik banget sama Nanang?," tnyanya sambil melirik gw tajam.

"hmmm..ya masa gw ga boleh sih tau tentang teman lu?," tanya gw.

"ooowh... Gank gw mana ada yang hobi muncak..anak pantai rata-rata. Bisa dibilang, gw tu ga gitu dekat sama nanang. Dia tu misterius...kesaing ge diemnya," katanya mengakhiri. Gw bingung karena tikungan Bromo ga ketemu juga.

"ah masa sih...kok dia cerita muncak ke Bromo ya?," kalimat desperate gw ini ga gw sangka berespon luar biasa. Diinjaknya rem tiba-tiba sehingga sumpah serapah pengendara di belakang gw memaksa Baboon mengucapkan maaf berulang kali. Ditepikannya kendaraan.

"Apa lu bilang?," tanyanya dengan alis bertaut.

"bromo...dia cerita bromo," kata gw santai sambil menikmati perubahan romannya. Mungkin kalau ini sinetron, sudah ada adegan "apaaa" dengan zoom in zoom out. Didit diam..gw ga tau apa yang dia pikirkan.

Kami diam setelahnya. Gw minta Baboon mampir dulu ke percetakan undangan karena kami diminta untuk cek pengetikan. Baboon ijin merokok di luar, dan gw masuk.

Sepuluh menit gw di dalam, dia belum menyusul. Di bagian turut mengundang, ada nama saudara Baboon yang gw kurang yakin penulisannya. Untuk itu, gw keluar. Gw cari dia tapi ga terlihat. Di mobilpun dia ga ada. Gw keliling sampai gw lihat dia sedang menelepon membelakangi gw. Gw dekati dia.

"apa mau lu,bangs**!! Ga usah ikut campur urusan gw....apa maksud lu ngomong itu ke Qylla...teman macam apa lu tu..dasar anj***," katanya kasar sembari menutup telpon.

Gw kaget..seumur hidup baru kali ini gw dengar ucapan kasarnya. Apalagi dengan nada super tinggi penuh emosi. Ini Diditnya gw kan? Atau orang lain yang tampilannya mirip?

Namun saat tubuh itu berbalik, itu memang Didit. Alisnya bertaut, rambut gondrongnya acak-acakan dan wajahnya kaget melihat gw.

"La...dari kapan lu di situ?," tanyanya.

Gw yang masih shock dengan kata-katanya hanya diam.

"La...aduh maaf lu harus dengar gw begitu," katanya gagap.

"mmm..dit...lu marah sama siapa? Kenapa nama gw disebut juga?," tanya gw...entahlah bijak atau ga. Dia diam..rokok di tangannya segera berpindah posisi ke bawah sneakersnya.

"lu tau lah siapa,La," katanya pada akhirnya. Kami kembali diam.

"Nanang?," tanya gw retoris.

"Gw ga suka orang yang suka ikut campur," kata Didit.

"ikut campur apa,Dit? Dia cuma cerita Bromo aja ga lebih. Kenapa lu kudu marah sampai segitunya?," tanya gw.

Dia ga segera menjawab. Tarikan napas panjangnya menandakan beban berat untuk dikeluarkan. Gw takut..takut ga kuat menanggung beban itu.

"La...udah ya stop tanya-tanya. Saat gw mau cerita,gw akan cerita," itu jawaban ga memuaskannya.

Sore itu berlalu seperti kemarau yang tandus. Kami ga banyak bicara. Tapi otak gw terus diingatkan akan Bromo.

Terkadang...bahagia itu ada karena ketidaktahuan dan rasa penasaran ada kalanya akan membunuhmu...
Tika1909
bonita71
lara.kumal
lara.kumal dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.