Lagu dan musik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kedua unsur tersebut, sudah barang tentu harus ada untuk bisa menghasilkan suatu karya seni. Dalam hal ini, musik adalah bagian dari seni yang menjadi elemen paling penting. Sayangnya, tidak sedikit pemusik yang tak serta merta menjadi pengamat musik. Sehingga karya seni yang seharusnya dapat menyampaikan pesan moral kepada penikmat musik melalui sebuah lagu, akhirnya tidak terarah. Seperti contohnya lagu-lagu dengan lirik galau dan terkesan cengeng.

Padahal, jika masyarakat kita, khususnya para pemusik mau banyak belajar dari nenek moyang dahulu dan bangga akan kekayaan budaya, terutama di bidang musik, niscaya hal itu akan menjadi keistimewaan tersendiri. Budaya-budaya yang menjadi identitas bangsa pun, dapat dipertahankan.


sumber gambar

Banyak kebudayaan peninggalan nenek moyang yang sampai sekarang masih lestari. Contohnya adalah lagu-lagu daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Semua itu adalah mahakarya dari leluhur yang patut dibanggakan. Mereka menciptakan lagu daerah dengan nada indah dan lirik penuh pesan moral.

Salah satu lagu daerah dengan pesan moral kuat adalah lagu Soleram. Lagu dengan nada indah ini, berasal dari Kepulauan Riau. Kepulauan Riau yang sebagian besar masyarakat Melayu dan beragama Islam, tentu sangat memegang teguh nilai-nilai moral. Namun demikian, bukan berarti lagu dari daerah lain tidak memiliki nilai-nilai bijak, ya. Semua lagu warisan nenek moyang, pasti mengandung nilai-nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat.


sumber gambar

Soleram, lagu khas tanah Riau ini, pernah menjadi perdebatan antara negara kita dengan bangsa satu rumpun, yaitu Malaysia, loh, GanSis. Lagu yang menjadi pengantar tidur anak-anak, diklaim sebagai lagu milik mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa jadi karena lagu ini mengandung nilai-nilai luhur. Dan tidak semua orang di negara lain, bisa menciptakan lagu sedemikian rupa. Benar-benar menjadi kebanggaan tersendiri, ya GanSis.

Lalu, seperti apa, sih, lagu yang sempat menjadi bahan perdebatan itu? Di antara GanSis pasti sudah banyak yang hafal lagu daerah ini, ya. Akan tetapi, sebagai bentuk cinta budaya bangsa, di bawah ini ane akan menuliskan lirik dari lagu tersebut.

Soleram so … leram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya

Satu dua tiga dan empat
Kalau tuan dapat kawan baru
kawan lama dilupakan jangan
Kalau tuan dapat kawan baru
kawan lama dilupakan jangan

Jalan-jalan ke pasar baru
jangan lupa belilah roti
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali

Sekilas, liriknya memang sederhana, ya, GanSis. Namun, tahukah jika tiap bait dari lagu tersebut sarat makna?

Pada bait pertama yang tertulis

Soleram so…leram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya

mengandung arti, bahwa sebagai anak muda atau pun di usia yang menginjak dewasa, dianjurkan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan membudayakan rasa malu. Apalagi negara kita, kan sangat menjunjung tinggi adat ketimuran. Lagu ini juga berpesan, supaya anak-anak muda menghindari tindakan yang menjerumuskan pada pergaulan bebas.

Lalu, pada bait kedua yang tertulis

Satu dua tiga dan empat
Kalau tuan dapat kawan baru
kawan lama dilupakan jangan
Kalau tuan dapat kawan baru
kawan lama dilupakan jangan

memiliki makna yang tak kalah dalam dari bait pertama. Pada bait kedua ini, nenek moyang berpesan agar kita tidak memutus tali silaturahmi dengan kawan lama, meskipun telah memiliki teman baru. Hal ini juga sesuai dengan ajaran agama Islam, bahwa Allah akan meluaskan rezeki bagi siapa saja yang mau menyambung tali silaturahmi dengan saudaranya dan menghindari perpecahan.

Dan pada bait paling akhir, tertulis

Jalan-jalan ke pasar baru
Jangan lupa belilah roti
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali
Ini lagu jaman tempo dulu tuan
Mungkin sekarang dikenang kembali

yang berpesan, bahwa kita tidak boleh melupakan adat budaya peninggalan nenek moyang yang mencerminkan budaya bangsa. Sebab, dari merekalah kita memiliki kekayaan adat dan budaya. Keanekaragaman tersebut haruslah tetap dijaga kelestariannya demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, yang sekaligus menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Jika di antara Agan dan Sista ada yang belum tahu seperti apa nada lagu daerah dari Kepulauan Riau tersebut, ane bawakan khusus buat GanSis. Cekidot!



Bagaimana, GanSis? Sangat indah, bukan lagu warisan nenek moyang kita? Jujur, dulu waktu ane kecil juga sering menyanyikan lagu ini ketika sedang bermain bersama teman, tanpa tahu makna lagu tersebut.

Mungkin banyak di antara Agan dan Sista yang baru mengetahui makna dari lagu ini, ya. Ane juga baru tahu. Ternyata di balik lagu daerah ini, menyimpan makna begitu dalam, ya, GanSis.

Memang, lagu-lagu daerah seperti ini, patut dilestarikan. Sebab, selain sebagai salah satu dari sekian banyak kekayaan ragam budaya yang harus dilestarikan, tembang tersebut juga sarat pesan moral kuat. Hal ini tentu saja sangat berguna untuk memperkuat moral anak muda generasi penerus bangsa. Bukankah nasib bangsa tergantung pada moral generasi mudanya? Apalah arti sebuah kejayaan, jika generasi penerusnya saja tidak bermoral?

Sekian tulisan ane dalam rangka ikut memeriahkan event COC kali ini. Semoga apa yang ane tulis, sedikit menambah informasi untuk Agan Sista semuanya. Terima kasih dan sampai jumpa di trit ane selanjutnya.


Penulis : @anna1812
Referensi : 1, 2