"Dasar, buaya darat!"

Begitulah ungkapan seorang perempuan bila diingkari janji oleh pria.

Tahukah Anda, bahwa buaya adalah binatang yang sangat setia pada pasangannya. Bahkan, katanya, bila buaya betinanya mati maka buaya jantan tidak akan pernah mencari pasangan lagi.

Really?
Nobody knows ...

Kalian bisa searchdi internet akan hal itu.

Namun, istilah 'buaya' yang ditujukan pada lelaki brengs*k, pasti memiliki makna, bukan?
Makna buaya itu bisa diartikan sebagai makhluk yang hidup di dua tempat. Ini berarti, lelaki buaya darat adalah lelaki yang sering gonta-ganti pasangan, a.k.a playboy.

Buaya juga bisa diartikan sebagai predator.

Tahu makna predator?

Kalau tidak, kalian bisa cari di KBBI makna kata tersebut.
Oke, kelamaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), predator memiliki artian sebagai hewan pemangsa hewan lain.
Jika dikaitkan dengan kehidupan manusia, mungkin hewan lain itu adalah wanita.

Nah, yang ingin saya tanyakan, "Apakah semua lelaki itu buaya?"

Maka jawabannya adalah tidak!
Kita semua tahu, bahwa makhluk di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan (*bagi yang jomblo harap bersabar, karena TS juga jomblo:v). Ada laki-laki, ada perempuan. Ada jantan, ada juga betina. Dua sebutan terakhir itu hanya berlaku untuk hewan saja, ya. Bagi kalian yang suka ngaku jantan-lah, betina-lah, maaf, sepertinya Anda termasuk spesies yang mana?

Sama seperti hewan lain, tentu buaya pun diciptakan berpasang-pasangan.

Oleh karena itu, tidak semua laki-laki adalah buaya. Karena apa? Buaya juga ada yang betina. Eh?

🐊

So, guys, jangan pernah menyamakan satu orang dengan lainnya. Tak akan sama rasanya buah jeruk walau berasal dari pohon yang sama.

Rasa kecewa itu wajar. Semua orang pasti merasakan hal yang sama saat dikhianati. Namun, jangan pernah menutup hati untuk orang yang benar-benar mencintaimu. Lihatlah! Suatu hari dia akan menyesal telah mencampakkanmu.

Kepada kaum laki-laki, kalian tahu bahwa cewek tidak pernah salah. Oke, noted! Spesies satu itu memang ribet. Diajak makan aja nolak, padahal dalam hati iya. Ditanya mau apa, tapi bilangnya terserah. Terus kalau salah, lalu bilang, "Dasar nggak peka!"

Yes, itulah kami.

Tapi, jangan jadikan itu sebuah alasan berakhirnya hubungan.

But, selalu ingat, ya, jangan menyamakan yang satu dengan yang lain.

Ada kalanya kami juga salah, walau terkadang sulit untuk mengakui. Ada kalanya ingin meminta maaf, tapi gengsi. It's not problem. Bahkan laki-laki juga banyak yang bersikap seperti itu. Namun, bila saling memahami dan menghargai, pasti hubungan akan terasa lebih menyenangkan.

Jangan terlalu memaksakan, jangan juga terlalu menuruti.

Kita punya akal, kita punya hati.
Gunakan keduanya, agar selaras dengan hidup ini.

Salam sayang,
~Za