- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#254
Spoiler for Part 89:
Part 89
"Ternyata ada yang lebih nyesek daripada rebutan gebetan sama sahabat ya mbak"
Beby langsung mengangguk setelah mendengar pernyataan yang baru saja kuucapkan.
"Iya, masa rebutan cewek sama bapak sendiri, tapi keren sih filmnya, aku gak pernah kepikiran sama sekali bisa ada konflik kayak gitu"
Saat ini kami sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membahas film yang baru saja kami tonton.
"Lagian si emily aneh juga, udah punya suami kaya, pekerjaan tetap, udah punya anak lagi, masih aja dia selingkuh sama temen kerjanya cal"
Crazy, stupid, love merupakan judul dari film yang saat ini sedang kami bahas.
"Iya sih...., aku kira cowok doang yang bisa selingkuh, eh, ternyata cewek juga bisa"
Beby langsung melempar tatapan sinis kearahku setelah mendengar tanggapan yang baru saja kulontarkan.
"Dih..., nyindir nih?!"
Sebuah kekehan berhasil lolos dari mulutku setelah melihat reaksi yang baru saja diberikan beby.
"Ya enggak mbak...."
"Maksud aku, kalo film-film atau cerita-cerita yang sering aku liat, kan laki-lakinya yang sering selingkuh"
Beby langsung membuang tatapannya kearah lain sembari menghempaskan punggungnya di atas dinding sofa.
"Ya emang!!!, cowok emang paling gak bisa dipercaya!!!"
Lagi-lagi aku berhasil dibuat terkekeh oleh pernyataan beby.
"Iya deh mbak, iya, cowok emang paling gak bisa dipercaya, kamu bener kok...."
Aku membenarkan pendapat beby sembari merangkul pundaknya dengan sebelah tanganku.
"Dih..., gak ikhlas gitu ngomongnya"
Aku juga mulai meletakkan daguku di atas pundaknya.
Aku: "ikhlas kok mbak...., buat mbak apasih yang enggak aku kasih"
Beby: "basi!!!"
Aku: "emang makanan mbak, bisa basi?"
Beby: "gak lucu!!!"
Aku: "emang, yang lucu itu kamu"
Aku langsung mencolek dagunya setelah meyelesaikan gombalanku.
"A a apaan sih..."
Pundaknya perlahan-lahan mulai bergerak naik dan turun seiring tawa yang juga mulai keluar dari mulutnya setelah mendengar gombalan yang kulontarkan sebelumnya.
"Dih..., malu-malu gitu ya sekarang, kemaren maen nyosor aja....."
Beby langsung tertawa seraya mendorong tubuhku setelah mendengar godaanku untuk yang kesekian kalinya.
"Udah ah...., jangan bahas itu dong...."
Aku juga ikut tertawa saat kedua tangan beby mulai menutup wajahnya.
"Utututututu...., lucu banget sihsih pacar aku"
Beby kembali menurunkan kedua tangannya, lalu dia mulai menyenderkan kepalanya di atas lenganku, mulutnya terus mengeluarkan suara tawa yang masih tersisa, dengan posisi seperti ini aku dapat kembali melihat wajah malunya dengan jelas.
"Nat...."
Aku langsung menoleh kearah beby seraya menaikkan kedua alisku saat dia memanggip namaku setelah menyelesaikan tawanya.
"Kamu percaya kan sama aku?"
Beby kembali membalas tatapanku sesaat setelah melontarkan sebuah pertanyaan.
"Iya mbak...., tadi itu aku cuma ngomentarin filmnya, aku gak maksud bikin kamu jadi merasa gak dipercaya kok"
Aku menjawab pertanyaan beby seraya mengelus-elus puncak kepalanya.
"Engggggggg......."
"Aku mau ngasih tau sesuatu nat, tapi...."
Aku dapat melihat raut yang penuh dengan kekhawatiran mulai memenuhi wajahnya.
"Kamu jangan marah ya...."
Jujur, kalimat yang baru saja keluar dari mulut beby berhasil membuatku agak sedikit terkejut, tapi aku tetap berusaha tenang dengan terus melempar senyuman kearahnya.
"Ngomong aja mbak...., gakpapa kok"
Helaan nafas lega lolos begitu saja dari mulutnya setelah melihat respon yang baru saja kuberikan.
"Kan habis ini aku kerja di jakarta"
"Jadi....., yang ngurusin apartemen aku itu...."
Sesekali beby membasahi bibir dengan lidahnya seraya meneruskan jawabannya.
"Sakti nat......."
Deeeeeegggg.........
Kedua bibirku seakan-akan ditarik paksa kearah bawah oleh informasi yang baru saja aku terima dari beby.
"Nat...."
"Bukan aku kok yang mau....."
"Kakakku yang minta tolong sakti buat nyariin aku apartemen"
Suasana seketika menjadi hening setelah beby mengakhiri kalimatnya, kami hanya saling menatap tanpa ada satupun suara yang keluar dari mulut kami.
"Nat...."
"Maaf ya......, aku baru tau masalah ini beberapa hari yang lalu, dan aku baru berani ngomong sama kamu hari ini"
Permohonan maaf yang baru saja dilontatkan beby berhasil memecah keheningan yang sudah tercipta sedari tadi.
"Gakpapa kok mbak, makasih ya, udah mau jujur sama aku"
Aku langsung menarik kepalanya untuk bersandar di atas dadaku.
"Percaya sama aku ya nat...., aku gak akan deket-deket sakti kok, sama cowok lain juga, aku cuma buat kamu kok nat....."
Tanganku mulai kembali bergerak di atas rambutnya, permohonan yang baru saja beby ucapkan berhasil membuatku kembali terkekeh untuk kesekian kalinya.
"Iya mbaaaak....., udah ya, gakusah di bahas lagi, kamu mau jujur aja aku udah seneng banget kok, aku percaya sama kamu kok...."
Helaan nafas kasar beberapa kali keluar dari mulutku, aku masih berusaha menetralkan emosi yang saat ini mulai menguasai pikiranku.
Yap, sedari tadi aku memang berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan perasaan kesal ini dari beby, siapa yang tidak kesal jika memiliki kekasih yang masih berhubungan dengan mantannya, apapun keperluannya!.
Apalagi setelah ini kami akan kembali saling berjauhan, dan lebih parahnya lagi, setelah ini beby akan tinggal di kota yang sama dengan sakti.
Bagaimana aku tidak merasa was-was jika nanti mereka akan kembali menjalin hubungan di belakangku.
Huuuuuh....
Tapi, yasudah lah, ini semua hanya rasa takut yang tidak berdasar, toh, bukan beby yang meminta sakti untuk membantunya.
Selain itu, dengan keterbukaan yang saat ini ditunjukkan beby, aku rasa, aku tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini secara berlebihan, aku harus mempercayainya.
Pikiranku sudah dipenuhi berbagai macam rasa takut tentang hubungan ini, aku tidak mau menambahnya lagi.
"Eh, btw, siap-siap yuk, kan kita mau jemput mbak viny"
Aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar kami tidak terus larut memikirkan masalah ini.
"Lah, emang viny udah bilang mau minta jemput jam berapa?"
Untungnya ajakkanku untuk menjemput viny berhasil mengalihkan perhatian beby dari pembicaraan kami sebelumya.
"Enggak sih mbak, tapi biasanya aku jemput dia jam segini"
Kedua bibirnya mulai tertarik keatas setelah mendengar jawabanku.
"Cieeee....., inget banget sih kamu nat"
Deeeeeeg.......
Sontak aku langsung panik setelah mendengar tanggapan yang baru saja dilontarkan beby.
"Ya....., gimana gak inget, viny kalo minta jemput jamnya sama terus mbak...."
Sebisa mungkin aku berusaha mengontrol suara dan ekspresiku saat menjawab pertanyaannya, aku tidak ingin beby menyadari kepanikan yang menyelimutiku saat ini.
"Alah...., alesan doang itu, kamu emang seneng kan kalo viny minta jemput?, sampe diinget-inget gitu jamnya"
Senyuman jahil menghiasi wajahnya saat ini, meskipun terlihat bercanda, tapi tuduhan yang baru saja beby lontarkan berhasil membuatku semakin panik.
"Enggak mbak, serius deh, dia kalo minta jemput emang selalu jam 2 siang, tanya viny kalo kamu gak percaya"
Beby langsung terkekeh saat mendengar pembelaan yang baru saja kuucapkan.
"Iya iya....., becanda ih, sensi banget sih"
Beby mulai meneraik tubuhnya dari rangkulanku sambil terus mengulum senyumannya.
"Yaudah mbak, kalo mbak gak suka, aku gak bakal jemput viny lagi kok, serius deh"
Untuk kesekian kalinya mulut beby kemvaki mengeluarkan sebuah kekehan kecil setelah mendengar penawaran yang kuberikan.
"Yaampun...., gak usah gitu juga kali nat...."
Beby langsung menyentuh wajahku dengan kedua tangannya seraya melebarkan senyumannya.
"Kamu aja bisa percaya sama aku nat, aku harus bisa juga percaya sama kamu"
"Apalagi viny itu temen baik aku, aku yakin, dia gak mungkin nyakitin aku"
Deeeeeeg......
Arrrrrrggggghhhhh......
Baru beberapa detik yang lalu aku membuang jauh-jauh sebuah ketakutan yang akan menjadi bagian baru dari hubungan ini, namun, ketakutan yang kemaren sempat hilang karena kedatangan beby kembali mencuat kepermukaan setelah aku mendengar semua kepercayaan yang baru saja dia titipkan kepadaku.
Apa beby serius dengan ucapannya kali ini?.
Apa beby sama sekali tidak cemburu dengan kedekatan kami?.
Apa beby benar-benar percaya dengan kami?.
Kalau iya, ketakutan ini akan menjadi beban suatu untukku, beban untuk menjawab semua kepercayaan yang sudah beby titipkan kepadaku, ditambah lagi, aku juga harus memikul beban dari kepercayaan yang beby juga titipkan kepada viny.
"Kalo gak ada dia, mungkin kita gak bisa kayak sekarang nat...."
Jujur, aku agak merasa takut, takut jika suatu saat nanti hubungan kami ber 3 akan benar-benae hancur karena ulahku.
Huuuuuuh.....
Udah lah nat!!!, kejauhan mikir lu!!!.
Tidak!!!, hal itu tidak akan terjadi!!!
Aku menatap matanya dalam-dalam, mencoba mencari informasi tentang kecurigaan dan kebohongan yang mungkin saja dia pendam.
Tapi, aku sama sekali tidak menemukan itu, tatapan mata dan senyuman yang sekarang aku lihat benar-benar tulus, mungkin benar, dia menitipkan semua kepercayaannya kepada kami tanpa ada keraguan sedikitpun.
Yap, inilah saatnya!!!, inilah saatnya kami membuktikan semua janji-janji yang dulu sempat kami ucapkan, janji untuk saling terbuka, percaya, dan janji untuk saling menjaga kepercayaan yang sudah sama-sama kami dapat.
"Iya mbak"
Beby kembali menarik kedua tangannya dengan senyum yang masih sangat betah menetap di wajahnya.
"Yaudah, aku siap-siap dulu ya...."
Beby langsung beranjak dari tempat duduknya setelah meminta izin untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum menjemput viny kekampus.
"Eeeehhh...., mbak...."
Beby mengangkat kedua alisnya setelah mendengar panggilanku.
Aku: "ibu kamu dateng kapan?"
Beby: "besok nat, jam 4 sore, kenapa?"
Aku: "perlu dijemput gak?"
Tawanya langsung pecah setelah aku menawarkan diri untuk menjemput ibunya yang akan berkunjung kesini.
"Gak usah nat, nanti temen kakak aku yang jemput"
Aku hanya mengangguk kecil setelah mendengar jawaban dari beby.
"Kenapa?, mau kenalan?"
Beby kembali melempar senyum jahil kearahku.
"Y y ya kali aja minta jemput kan....."
Aku mengakhiri kalimatku dengan sebuah kekehan canggung.
"Kalo mau kenalan, kamu kesini aja besok malem"
Aku langsung mengangguk dengan antusias setelah beby menawarkanku untuk menemui ibunya besok malam.
"Yaudah, aku kekamar dulu, mau ganti baju dulu, kamu siapin mobil gih"
Tanpa menunggu persetujuanku, beby langsung berjalan meninggalkanku untuk menghampiri kamarnya.
Huuuuuh.....
Agak deg-degan juga sebenarnya, mau ketemu calan mertua.
Wkwkwkwkwkwkwkwkk.
"Ternyata ada yang lebih nyesek daripada rebutan gebetan sama sahabat ya mbak"
Beby langsung mengangguk setelah mendengar pernyataan yang baru saja kuucapkan.
"Iya, masa rebutan cewek sama bapak sendiri, tapi keren sih filmnya, aku gak pernah kepikiran sama sekali bisa ada konflik kayak gitu"
Saat ini kami sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membahas film yang baru saja kami tonton.
"Lagian si emily aneh juga, udah punya suami kaya, pekerjaan tetap, udah punya anak lagi, masih aja dia selingkuh sama temen kerjanya cal"
Crazy, stupid, love merupakan judul dari film yang saat ini sedang kami bahas.
"Iya sih...., aku kira cowok doang yang bisa selingkuh, eh, ternyata cewek juga bisa"
Beby langsung melempar tatapan sinis kearahku setelah mendengar tanggapan yang baru saja kulontarkan.
"Dih..., nyindir nih?!"
Sebuah kekehan berhasil lolos dari mulutku setelah melihat reaksi yang baru saja diberikan beby.
"Ya enggak mbak...."
"Maksud aku, kalo film-film atau cerita-cerita yang sering aku liat, kan laki-lakinya yang sering selingkuh"
Beby langsung membuang tatapannya kearah lain sembari menghempaskan punggungnya di atas dinding sofa.
"Ya emang!!!, cowok emang paling gak bisa dipercaya!!!"
Lagi-lagi aku berhasil dibuat terkekeh oleh pernyataan beby.
"Iya deh mbak, iya, cowok emang paling gak bisa dipercaya, kamu bener kok...."
Aku membenarkan pendapat beby sembari merangkul pundaknya dengan sebelah tanganku.
"Dih..., gak ikhlas gitu ngomongnya"
Aku juga mulai meletakkan daguku di atas pundaknya.
Aku: "ikhlas kok mbak...., buat mbak apasih yang enggak aku kasih"
Beby: "basi!!!"
Aku: "emang makanan mbak, bisa basi?"
Beby: "gak lucu!!!"
Aku: "emang, yang lucu itu kamu"
Aku langsung mencolek dagunya setelah meyelesaikan gombalanku.
"A a apaan sih..."
Pundaknya perlahan-lahan mulai bergerak naik dan turun seiring tawa yang juga mulai keluar dari mulutnya setelah mendengar gombalan yang kulontarkan sebelumnya.
"Dih..., malu-malu gitu ya sekarang, kemaren maen nyosor aja....."
Beby langsung tertawa seraya mendorong tubuhku setelah mendengar godaanku untuk yang kesekian kalinya.
"Udah ah...., jangan bahas itu dong...."
Aku juga ikut tertawa saat kedua tangan beby mulai menutup wajahnya.
"Utututututu...., lucu banget sihsih pacar aku"
Beby kembali menurunkan kedua tangannya, lalu dia mulai menyenderkan kepalanya di atas lenganku, mulutnya terus mengeluarkan suara tawa yang masih tersisa, dengan posisi seperti ini aku dapat kembali melihat wajah malunya dengan jelas.
"Nat...."
Aku langsung menoleh kearah beby seraya menaikkan kedua alisku saat dia memanggip namaku setelah menyelesaikan tawanya.
"Kamu percaya kan sama aku?"
Beby kembali membalas tatapanku sesaat setelah melontarkan sebuah pertanyaan.
"Iya mbak...., tadi itu aku cuma ngomentarin filmnya, aku gak maksud bikin kamu jadi merasa gak dipercaya kok"
Aku menjawab pertanyaan beby seraya mengelus-elus puncak kepalanya.
"Engggggggg......."
"Aku mau ngasih tau sesuatu nat, tapi...."
Aku dapat melihat raut yang penuh dengan kekhawatiran mulai memenuhi wajahnya.
"Kamu jangan marah ya...."
Jujur, kalimat yang baru saja keluar dari mulut beby berhasil membuatku agak sedikit terkejut, tapi aku tetap berusaha tenang dengan terus melempar senyuman kearahnya.
"Ngomong aja mbak...., gakpapa kok"
Helaan nafas lega lolos begitu saja dari mulutnya setelah melihat respon yang baru saja kuberikan.
"Kan habis ini aku kerja di jakarta"
"Jadi....., yang ngurusin apartemen aku itu...."
Sesekali beby membasahi bibir dengan lidahnya seraya meneruskan jawabannya.
"Sakti nat......."
Deeeeeegggg.........
Kedua bibirku seakan-akan ditarik paksa kearah bawah oleh informasi yang baru saja aku terima dari beby.
"Nat...."
"Bukan aku kok yang mau....."
"Kakakku yang minta tolong sakti buat nyariin aku apartemen"
Suasana seketika menjadi hening setelah beby mengakhiri kalimatnya, kami hanya saling menatap tanpa ada satupun suara yang keluar dari mulut kami.
"Nat...."
"Maaf ya......, aku baru tau masalah ini beberapa hari yang lalu, dan aku baru berani ngomong sama kamu hari ini"
Permohonan maaf yang baru saja dilontatkan beby berhasil memecah keheningan yang sudah tercipta sedari tadi.
"Gakpapa kok mbak, makasih ya, udah mau jujur sama aku"
Aku langsung menarik kepalanya untuk bersandar di atas dadaku.
"Percaya sama aku ya nat...., aku gak akan deket-deket sakti kok, sama cowok lain juga, aku cuma buat kamu kok nat....."
Tanganku mulai kembali bergerak di atas rambutnya, permohonan yang baru saja beby ucapkan berhasil membuatku kembali terkekeh untuk kesekian kalinya.
"Iya mbaaaak....., udah ya, gakusah di bahas lagi, kamu mau jujur aja aku udah seneng banget kok, aku percaya sama kamu kok...."
Helaan nafas kasar beberapa kali keluar dari mulutku, aku masih berusaha menetralkan emosi yang saat ini mulai menguasai pikiranku.
Yap, sedari tadi aku memang berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan perasaan kesal ini dari beby, siapa yang tidak kesal jika memiliki kekasih yang masih berhubungan dengan mantannya, apapun keperluannya!.
Apalagi setelah ini kami akan kembali saling berjauhan, dan lebih parahnya lagi, setelah ini beby akan tinggal di kota yang sama dengan sakti.
Bagaimana aku tidak merasa was-was jika nanti mereka akan kembali menjalin hubungan di belakangku.
Huuuuuh....
Tapi, yasudah lah, ini semua hanya rasa takut yang tidak berdasar, toh, bukan beby yang meminta sakti untuk membantunya.
Selain itu, dengan keterbukaan yang saat ini ditunjukkan beby, aku rasa, aku tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini secara berlebihan, aku harus mempercayainya.
Pikiranku sudah dipenuhi berbagai macam rasa takut tentang hubungan ini, aku tidak mau menambahnya lagi.
"Eh, btw, siap-siap yuk, kan kita mau jemput mbak viny"
Aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar kami tidak terus larut memikirkan masalah ini.
"Lah, emang viny udah bilang mau minta jemput jam berapa?"
Untungnya ajakkanku untuk menjemput viny berhasil mengalihkan perhatian beby dari pembicaraan kami sebelumya.
"Enggak sih mbak, tapi biasanya aku jemput dia jam segini"
Kedua bibirnya mulai tertarik keatas setelah mendengar jawabanku.
"Cieeee....., inget banget sih kamu nat"
Deeeeeeg.......
Sontak aku langsung panik setelah mendengar tanggapan yang baru saja dilontarkan beby.
"Ya....., gimana gak inget, viny kalo minta jemput jamnya sama terus mbak...."
Sebisa mungkin aku berusaha mengontrol suara dan ekspresiku saat menjawab pertanyaannya, aku tidak ingin beby menyadari kepanikan yang menyelimutiku saat ini.
"Alah...., alesan doang itu, kamu emang seneng kan kalo viny minta jemput?, sampe diinget-inget gitu jamnya"
Senyuman jahil menghiasi wajahnya saat ini, meskipun terlihat bercanda, tapi tuduhan yang baru saja beby lontarkan berhasil membuatku semakin panik.
"Enggak mbak, serius deh, dia kalo minta jemput emang selalu jam 2 siang, tanya viny kalo kamu gak percaya"
Beby langsung terkekeh saat mendengar pembelaan yang baru saja kuucapkan.
"Iya iya....., becanda ih, sensi banget sih"
Beby mulai meneraik tubuhnya dari rangkulanku sambil terus mengulum senyumannya.
"Yaudah mbak, kalo mbak gak suka, aku gak bakal jemput viny lagi kok, serius deh"
Untuk kesekian kalinya mulut beby kemvaki mengeluarkan sebuah kekehan kecil setelah mendengar penawaran yang kuberikan.
"Yaampun...., gak usah gitu juga kali nat...."
Beby langsung menyentuh wajahku dengan kedua tangannya seraya melebarkan senyumannya.
"Kamu aja bisa percaya sama aku nat, aku harus bisa juga percaya sama kamu"
"Apalagi viny itu temen baik aku, aku yakin, dia gak mungkin nyakitin aku"
Deeeeeeg......
Arrrrrrggggghhhhh......
Baru beberapa detik yang lalu aku membuang jauh-jauh sebuah ketakutan yang akan menjadi bagian baru dari hubungan ini, namun, ketakutan yang kemaren sempat hilang karena kedatangan beby kembali mencuat kepermukaan setelah aku mendengar semua kepercayaan yang baru saja dia titipkan kepadaku.
Apa beby serius dengan ucapannya kali ini?.
Apa beby sama sekali tidak cemburu dengan kedekatan kami?.
Apa beby benar-benar percaya dengan kami?.
Kalau iya, ketakutan ini akan menjadi beban suatu untukku, beban untuk menjawab semua kepercayaan yang sudah beby titipkan kepadaku, ditambah lagi, aku juga harus memikul beban dari kepercayaan yang beby juga titipkan kepada viny.
"Kalo gak ada dia, mungkin kita gak bisa kayak sekarang nat...."
Jujur, aku agak merasa takut, takut jika suatu saat nanti hubungan kami ber 3 akan benar-benae hancur karena ulahku.
Huuuuuuh.....
Udah lah nat!!!, kejauhan mikir lu!!!.
Tidak!!!, hal itu tidak akan terjadi!!!
Aku menatap matanya dalam-dalam, mencoba mencari informasi tentang kecurigaan dan kebohongan yang mungkin saja dia pendam.
Tapi, aku sama sekali tidak menemukan itu, tatapan mata dan senyuman yang sekarang aku lihat benar-benar tulus, mungkin benar, dia menitipkan semua kepercayaannya kepada kami tanpa ada keraguan sedikitpun.
Yap, inilah saatnya!!!, inilah saatnya kami membuktikan semua janji-janji yang dulu sempat kami ucapkan, janji untuk saling terbuka, percaya, dan janji untuk saling menjaga kepercayaan yang sudah sama-sama kami dapat.
"Iya mbak"
Beby kembali menarik kedua tangannya dengan senyum yang masih sangat betah menetap di wajahnya.
"Yaudah, aku siap-siap dulu ya...."
Beby langsung beranjak dari tempat duduknya setelah meminta izin untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum menjemput viny kekampus.
"Eeeehhh...., mbak...."
Beby mengangkat kedua alisnya setelah mendengar panggilanku.
Aku: "ibu kamu dateng kapan?"
Beby: "besok nat, jam 4 sore, kenapa?"
Aku: "perlu dijemput gak?"
Tawanya langsung pecah setelah aku menawarkan diri untuk menjemput ibunya yang akan berkunjung kesini.
"Gak usah nat, nanti temen kakak aku yang jemput"
Aku hanya mengangguk kecil setelah mendengar jawaban dari beby.
"Kenapa?, mau kenalan?"
Beby kembali melempar senyum jahil kearahku.
"Y y ya kali aja minta jemput kan....."
Aku mengakhiri kalimatku dengan sebuah kekehan canggung.
"Kalo mau kenalan, kamu kesini aja besok malem"
Aku langsung mengangguk dengan antusias setelah beby menawarkanku untuk menemui ibunya besok malam.
"Yaudah, aku kekamar dulu, mau ganti baju dulu, kamu siapin mobil gih"
Tanpa menunggu persetujuanku, beby langsung berjalan meninggalkanku untuk menghampiri kamarnya.
Huuuuuh.....
Agak deg-degan juga sebenarnya, mau ketemu calan mertua.
Wkwkwkwkwkwkwkwkk.
Diubah oleh akmal162 22-06-2020 00:23
elitechild dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
