sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#77
Bab 34: Pulang ke Rumah
JOJO

Senin pagi ini, stasiun kota Malang terlihat ramai dipadati orang-orang yang hendak berpergian maupun pulang. Mereka terlihat sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Sementara itu, Jojo dengan santai terlihat tengah duduk sembari memainkan ponsel pintarnya untuk membunuh waktu. Menunggu memang sangat membosankan, baginya.

Tak lama kemudian, yang ditunggu pun akhirnya muncul. Rara terlihat berjalan pelan-pelan dari pintu utama stasiun. Dia terlihat kebingungan menatap sekeliling, mencari seseorang yang sudah berjanji untuk menjemputnya.

“Ra,” ucap Jojo yang membuat Rara agak tersentak. Ia tiba-tiba muncul di hadapan Rara.
“Kamu ngagetin aja, Jo. Sudah lama nunggu?”
“Lima belas menit. Sini aku bawain barang kamu,” Jojo refleks membawa tas yang dibawa Rara. Ia menggendong tas tersebut. Cukup berat rupanya.
“Isinya apa aja ini, Ra?” tanyanya spontan.
“Ada deh. Ayo langsung balik aja, Jo! Sumpek di sini lama kelamaan,”

Mereka berdua perlahan meninggalkan stasiun itu.

Jojo menggandeng Rara dengan motor kesayangannya. Ah, ia jadi teringat kembali masa putih abu-abu ketika mereka masih bersama. Sebelum pulang ke rumah, Rara mengajak Jojo mampir sebentar ke salah satu kedai kopi yang menyimpan kenangan mereka berdua.
***
Pada sore yang teduh, Jojo mengajak Rara ke rumahnya.

Ibu Jojo seperti biasa menyapu pekarangan rumah sambil ngobrol-ngobrol ringan dengan tetangga. Namun, dia sangat terkejut ketika melihat Rara yang tiba-tiba datang bersama dengan Jojo.

“Dek Rara, kamu apa kabar? Ibu kangen sama kamu,” ujar spontan ibu Jojo. Ia memeluk tubuh Rara dengan pelukan yang erat karena memang sudah sangat lama Rara tidak ke rumah itu.
“Baik, Bu. Ibu sendiri bagaimana kabarnya? Saya jadi kangen masakan Ibu,” balas Rara yang kaget dengan respons ibu Jojo. Kehadirannya memang selalu disambut hangat seolah-olah pintu rumah Jojo selalu terbuka untuknya.
“Jo, kamu kok nggak ngomong sama Ibu kalau Rara hari ini datang. Pasti Ibu akan masak lebih banyak buat kalian berdua,”
“Hehe, maaf, Bu. Nanti nggak surprise, kan,” balas Jojo sambil cengengesan.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah. Ibu Jojo membuatkan teh hangat untuk Rara dan juga Jojo. Tak lama kemudian, ibu Jojo keluar sebentar untuk membeli sayur dan juga daging potong di supermarket terdekat. Ia ingin memasak banyak hari ini untuk Rara.

Sementara itu, Jojo mengajak Rara pergi ke dalam kamarnya. Ada sesuatu yang ingin dia tunjukkan kepada perempuan itu. Suara derit pintu terbuka terdengar pelan. Mereka berdua memasuki kamar Jojo yang terlihat agak berantakan.

Rara mengamati kamar tersebut pelan-pelan.

Sebuah gitar tergantung rapi di dinding sisi kiri, tepat di samping poster band rock asal California, Linkin Park. Sosok Chester dengan tato di kedua tangannya terlihat sangat keren bagi Jojo, Oleh sebab itu, dia sangat menggemari vokalis band tersebut yang saat ini tinggal menjadi legenda.

Pandangan Rara kemudian beralih ke sebuah laptop yang terbuka di atas meja belajar dan juga tumpukan buku-buku yang tertata rapi di atas rak.

“Kamu masih suka menulis, Jo?” tanya Rara ketika menatap tumpukan buku itu serta puluhan lembar kertas yang agak berserakan di bawah meja. Jojo tak banyak bicara. Ia menjawab pertanyaan tersebut dengan anggukan.

Yang membuat Rara terdiam detik ini adalah beberapa foto yang tertempel rapi di dinding kamar bagian kanan dengan sebuah catatan kecil yang tertulis di sampingnya. Catatan itu bertuliskan “Sampai kapanpun, aku akan selalu menyayangi dia”.
“Jadi, selama ini kamu masih menyimpan foto-foto kita berdua?” tanya Rara spontan sembari membelai foto itu pelan-pelan.
“Aku kira, kamu sudah melupakanku, Jo,” tambahnya dengan nada yang pelan.
“Kamu kenangan paling indah yang pernah hadir dalam hidupku, Ra,” jawab Jojo.
“Setelah kehilangan kamu, aku merasa hidupku kosong. Aku sempat mencoba membuka hati kepada orang lain, tetapi tak ada yang mampu menggantikan sosokmu,”

Seketika itu, suasana kamar itu mendadak lengang. Hanya ada suara jarum jam yang berdetak lirih. Spontan, Rara memeluk tubuh Jojo erat hingga pertahanan Jojo runtuh. Tubuh Jojo terjerembab jatuh ke atas kasur.

Mereka berdua tak kuasa menahan gejolak emosi yang ada di dalam benak masing-masing. Tanpa melepaskan pelukan itu satu detikpun, mereka kemudian saling berciuman.

Bibir mereka berdua saling bertemu, apalagi ciuman dari bibir Rara yang sangat liar hingga membuat pikiran Jojo dipenuhi oleh nafsu duniawi. Akal Jojo pun pudar seketika. Bisikan-bisikan liar setan yang bersemayam di dalam dirinya terdengar menghasut penuh tipu daya.

Untungnya, kejadian itu hanya berlangsung tak lebih dari satu menit. Suara Ibu Jojo yang baru pulang dari supermarket perlahan mengembalikan kesadaran Jojo yang tadi sempat hilang karena dorongan nafsu bodohnya. Ia bersyukur karena tak melakukan hal yang macam-macam kepada Rara.

“Ehm… kita ke ruang tamu aja, yuk, Ra. Maaf untuk yang barusan,” ujar Jojo agak kikuk.

Rara hanya mengangguk. Mereka bersama-sama keluar dari kamar Jojo.

Di dapur, ibu Jojo tengah mempersiapkan bahan-bahan yang hendak dia olah menjadi masakan yang dijamin enak. Rara menghampiri ibu Jojo dan berniat untuk membantu memasak makan malam kali ini.

Sementara itu, Jojo menunggu di depan teras sembari merokok dan menikmati kopi yang tadi dia buat sendiri.

“bodoh banget sih yang kau lakukan tadi,” ujarnya kepada dirinya sendiri. Terlepas dari kejadian di kamar tadi, malam ini merupakan malam yang sangat istimewa karena sesuatu yang dulu pernah hilang kini telah kembali pulang.

Akan tetapi, satu hal yang masih mengganjal di benak Jojo. Ia masih belum memberanikan diri menanyakan hal tersebut, siapa laki-laki yang dulu bersama Rara di stasiun Jogja?
coxi98
coxi98 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.