- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#253
Spoiler for Part 88:
Part 88
Viny, perempuan yang paling sering menghabiskan waktuku akhir-akhir ini, mulai dari menjadi tukang ojek pribadi yang selalu siap sedia mengantarnya kemana saja, hingga menjadi teknisi dadakan yang selalu siap sedia membantunya membenarkan berbagai macam peralatannya yang rusak.
Karena intensitas bertemu yang cukup tinggi, kami jadi sering saling berbincang-bincang sekaligus bertukar pikiran tentang banyak hal.
wawasannya yang luas, sikapnya yang dewasa, ditambah pemikirannya yang cukup terbuka, menjadi beberapa faktor yang selalu berhasil membuatku merasa nyaman untuk berbagi cerita ataupun meminta saran kepadanya.
Dulu, dia orang yang selalu menjadi penengah saat aku dan beby memiliki masalah, mulai dari memberi saran, hingga membantuku menyampaikan beberapa hal yang memang tidak bisa aku sampaikan kepada beby.
Mungkin, jika tidak ada viny, hubungan kami tidak akan sampai di tahap ini.
Huuuuh.....
Entahlah, awalnya aku sempat bingung, mengapa viny selalu memintaku untuk membantunya setelah kepulangan beby, seolah-olah dia memang sengaja memaksaku untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya.
Tapi, setelah mengingat viny yang memang tidak bisa melakukan banyak hal, mulai dari menyetir mobil, membawa motor, hingga memperbaiki barang-barangnya yang rusak, aku jadi bisa mewajari jika dia selalu meminta bantuanku untuk melakukan hal-hal itu, apalagi setelah dia bercerita mengenai teman-teman dekatnya yang sudah tidak lagi tinggal di kota ini, yap, termasuk beby yang saat ini sudah pulang kekota asalnya, bandung.
Jadi....., wajar kan kalau aku selalu mau membantu viny saat dia sedang kesulitan?.
Wajar kan kalau kami terlihat dekat?.
Tapi, hal ini justru menimbulkan ketakutan baru di dalam diriku, yap, aku sangat takut jika suatu saat nanti hal itu akan merubah arah orientasi dari rasa sayangku kepadanya.
Ya....., aku sangat takut jika suatu hari nanti, rasa sayangku kepadanya akan menyamai rasa sayang yang saat ini hanya kuberikan kepada beby, pacarku.
Arrrrrrggggghhhhh.....
Seperti saat ini, rasa takut itu sedang memenuhi pikiranku yang sedang memacu motor menuju rumah viny dengan kecepatan sedang, dan orang yang menjadi sumber utama dari rasa takut itu sedang duduk manis di atas boncenganku.
.
.
.
"Nat, masuk dulu yuk"
Aku langsung menoleh kearah viny yang saat ini sedang berdiri membelakangiku setelah mendengar ajakannya.
"Enggak deh mbak, aku langsung balik aja"
Aku rasa, aku harus mulai mendisiplinkan diri agar tidak terlalu sering menghabiskan waktu bersama viny, kecuali dia memang benar-benar membutuhkan bantuanku.
"Jangan dong..., kan aku udah janji mau ngasih kamu sesuatu kemaren"
Viny langsung membalikkan badan kearahku setelah berhasil membuka kunci pagar rumahnya.
Dia mulai menyunggingkan senyumannya sembari melontarkan sebuah kalimat untuk membujukku agar menyetujui permintaannya kali ini.
"Yaudah...., disini aja kali, emang mau ngasih apaan sih?"
Ayo nat, lu pasti bisa!!!.
Viny: "kan sesuatunya ada di dalem, susah nat kalo harus dibawa kekuar"
Aku: "aduh mbak..., aku ada acara nih"
Viny: "nat...., pleaseeee...."
Viny malah memaksaku sambil melebarkan senyumannya.
Huuuuh....
Yaudah nat, ini yang terakhir.
"Yaudah deh"
Aku langsung memasukkan motorku kedalam pekarangan rumah viny setelah mengabulkan permohonannya.
"Yeeeaaay...., yaudah nat, aku masuk duluan, kamu tunggu aja di ruang tamu"
Tanpa menunggu persetujuanku, viny langsung berjalan memasuki rumahnya dengan langkah cepat.
Aku juga memilih untuk masuk kedalam rumah setelah viny mendahuluiku, lalu merebahkan tubuhku di atas sofa ruang tamu untuk mengikuti instruksi yang sebelumnya diberikan viny.
Setelah hampir 1 menit menunggu di ruang tamu, akhirnya pintu kamar viny mulai terbuka.
Deeeeeeg......
Aku langsung dibuat terkesiap saat melihat seseorang yang baru saja keluar dari balik pintu kamar viny.
"Mbak?"
Bruuuuuk....
Tidak butuh waktu lama untuk orang itu berlari dan menghambur masuk kedalam pelukanku, aku langsung membalas pelukannya, membenamkan wajahku di puncak kepalanya, dan melepaskan semua perasaan rindu yang selama ini sudah sangat membeludak di dalam hatiku.
Huuuuh...
Sentuhan dan wangi ini, akhirnya aku bisa kembali menikmatinya hari ini, setelah 1 bulan berlalu, setelah perpisahan yang terasa sangat menyedihkan di satatiun siang itu.
"Nathaaaa....."
"Kangeeeeen...."
Aku tidak membalas kalimatnya, aku lebih memilih mengeratkan pelukanku, membenamkan wajahku lebih dalam di atas puncak kepalanya.
Pelukan kami kali ini berlangsung cukup lama, mungkin sudah 1 menit lebih kami mempertahankan posisi ini.
"Ekheeeeem....."
Aku langsung mengangkat kepalaku setelah mendengar suara deheman dari seseorang.
"Gak lepas-lepas tuh...."
Aku langsung melepaskan pelukan beby dengan pelan setelah mendengar protes dari viny yang saat ini sedang memperhatikan kami dengan senyum jahilnya.
"Iiiiihhh....., jangan dilepas!"
Aku kembali melingkarkan tanganku di belakang punggung beby setelah mendengar protes yang baru saja dilayangkannya dengan nada manja.
"Eleeeuuuuh eleuuuh...., sosweet banget sih, aku kebelakang aja deh....."
Sebuah kekehan mengakhiri kalimat yang baru saja diucapkan viny, dia langsung meninggalkan kami di ruang tamu setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Kok gak bilang-bilang sih?"
Beby langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar kalimatku.
Cuuuuupss....
Sentuhan hangat yang baru saja menyapa bibirku dengan singkat berhasil membuatku mematung seketika.
"Biar supriase"
Beby mulai memundurkan tubuhnya setelah menjawab pertanyaanku.
"E e ehh..., i i iya mbak"
Aku langsung membuang pandanganku kearah lain seraya menghempaskan tubuhku keatas sofa setelah pelukan kami benar-benar terlepas.
"Kenapa nat?"
Beby langsung mengambil tempat untuk duduk tepat di sampingku sambil terus melempar tatapan andalannya yang selalu berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat.
Ya..., kedua sudut alisnya yang sedikit tertarik kearah bawah, lubang kecil yang terbentuk di kedua pipinya akibat seutas senyuman yang terbentuk di bibirnya, semua pemandangan yang hanya bisa kunikmati dari layar laptop akhir-akhir ini.
"K k kaget aja mbak"
Pandanganku langsung terkunci saat aku kembali menatap matanya.
"Kaget kenapa?"
Beby merebahkan kepalanya di atas dadaku sambil terus mengunci tatapanku.
"Y y y y yang tadi...."
Suaraku yang terbata-bata berhasil membutnya terkekeh.
"Yang tadi?, yang mana?"
Beby kembali melontarkan pertanyaan kearahku sambil menaikkan kedua alisnya.
"Y y yaaa...., yang......"
Beby terus melebarkan senyumannya sembari menunggu jawabanku dengan sabar.
Cuuuuuppsss.....
"Yang itu?"
Huuuuuh.....
Dia memang paling bisa membuatku sama sekaki tidak dapat berkutik dengan sikapnya yang terkadang sangat mengejutkan, yap, seperti siang ini.
"Lama banget jawabnya?, kok malah diem gitu sih?"
Aku masih saja diam seraya memenatap beby setelah dia kembali menyerang bibirku dengan sebuah kecupan singkat.
"Iihh..., jawab dong"
Entah kenapa lidahku masih sangat sulit untuk digerakkan, tenggorokkanku masih tercekat akibat ulah beby siang ini.
"Kenapa?, mau lagi?"
Sontak mataku langsung terbelalak setelah mendengar tawaran yang baru saja diberikan beby.
"E e e ehh..., eeeengggggggg...., anu mbak..."
Kalimatku langsung terhenti saat melihat beby yang saat ini sudah memejamkan matanya, jarak yang memisahkan wajah kami juga mulai terkikis seiring dengan wajahnya yang semakin mendekat kearah wajahku.
Mungkin, aku memang harus menikmati semua ini.
Mungkin, dengan ini, penyaluran rindu yang selama ini sudah di tumpuk paksa oleh jarak dan kepentingan kami masing-masing, bisa jauh lebih paripurna.
Mataku perlahan-lahan mulai ikut terpejam, aku juga membantunya mengikis jarak yang masih memisahkan wajah kami.
Dan..........
"Weeeeittssss...... Weeeeeitssss....., adegan dewasa..... adegan dewasa......"
Arrrrrgggghhh.....
Aku dan beby langsung menarik mundur wajah kami masing-masing setelah mendengar teriakan dari viny yang saat ini sedang menutup mata dengan kedua tangannya.
"E e e eeehhh...., sorry.... sorry vin"
Beby hanya bisa menggaruk puncak kepalanya setelah menyadari viny yang mungkin sudah sedari tadi melihat kelakuan kami.
"Iiiihhh....., udah selesai belum sih?"
Viny melontarkan pertanyaan kearah kami sembari menurunkan tangannya secara perlahan-lahan.
"Aneh-aneh aja sih kalian, mau gituan di ruang tamu!!!"
"Mana pintunya gak ditutup lagi!!!"
Kedua tangan viny sudah benar-benar turun saat ini.
Buuuuk.....
"Iiiissshhh...., apaan sih vin, enak aja, siapa yang mau gituan sih!!!"
Beby membalas kalimat viny seraya melemparkan sebuah bantal kearahnya.
"Terus......, yang tadi itu apa dong?"
Viny kembali melontarkan sebuah pertanyaan sembari melemparkan tatapan jahilnya kearah beby.
"E e enggak kok...., udah lah, gak usah dibahas....."
Jawaban yang baru saja dilontarkan beby berhasil membuat viny terkekeh.
"Eh, nat, muka kamu kok gitu sih?, jadi merah banget gitu, lucu banget"
Viny langsung berkomentar tentang wajahku yang mungkin bentuknya sudah tidak karuan sesaat setelah pandangannya beralih kearahku.
Beby juga ikut menoleh kearahku setelah mendengar pernyataan yang baru saja keluar dari mulut viny.
"E e e ehhh...., k k kenapa jadi ngeliatin aku?"
Tawa viny langsung pecah dan memenuhi rumah ini setelah melihat respon yang baru saja kuberikan, sedangkan beby memilih mengalihkan pandangannya kearah lain sambil terus menggaruk puncak kepalanya.
Sementara itu, aku masih berusaha mengembalikkan detak jantungku yang sampai saat ini masih sangat tidak karuan, begitu juga dengan nafasku yang masih keluar masuk dengan intensitas yang cukup tinggi.
Huuuuuh.....
Ingin sekali mulut ini berkata-kata kotor.
Anj*** lah!!!..........
Kalian pasti paham kan rasanya berada di posisiku saat ini?, jadi, aku rasa, aku tidak perlu menjelaskan semuanya lebih detail.
"Haduuuuuh...., lucu banget, udah ah, aku masuk dulu, lanjutin aja"
Viny mulai melangkahkan kakinya menuju kamar sambil terus memegangi perutnya setelah puas menertawakanku.
"Eiiittss........."
Tiba-tiba langkah viny terhenti, dia kembali membalikkan badannya kearah kami.
"Pintu jangan lupa ditutup ya......."
Tawanya kembali pecah setelah mengingatkan kami untuk menutup pintu utama, viny mulai kembali melanjutkan langkahnya sambil terus tertawa dan memegangi perut dengan sebelah tangannya.
Braaaaaak......
Viny menutup pintu kamar dengan sedikit kasar sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
"Mbaaaak...."
Beby kembali menoleh kearahku setelah mendengar aku memanggilnya.
"Kenapa?"
Mata kami kembali saling bertemu satu sama lain, senyuman kami juga mulai kembali mengembang.
Setelah saling memandang selama beberapa detik, kekehan kecil mulai keluar dari mulut kami, kami langsung membuang pandangan kearah lain sambil terus terkekeh akibat kejadian konyol yang baru saja menimpa kami.
"Udah ah, aku mau mandi dulu"
Beby langsung bangkit dari duduknya sesaat setelah menyelesaikan kalimatnya tanpa sama sekali menoleh kearahku.
"Mbaaaak...."
Panggilanku berhasil menghentikan kakinya yang sudah mulai melangkah kearah kamar mandi, lalu beby kembali membalikkan badannya kearahku.
"Udah ya nat...., berarti hari ini bukan rezeki kamu"
Tanpa menunggu persetujuanku, beby langsung kembali membalikkan badannya seraya meneruskan langkahnya menuju kamar mandi.
Huuuuuuh.....
Aku hanya bisa menghela nafas kasar sembari menghempaskan punggungku keatas dinding sofa setelah beby meninggalkanku sendirian.
Sabar nat...., sabar....
Awas ya kamu vin!.
Viny, perempuan yang paling sering menghabiskan waktuku akhir-akhir ini, mulai dari menjadi tukang ojek pribadi yang selalu siap sedia mengantarnya kemana saja, hingga menjadi teknisi dadakan yang selalu siap sedia membantunya membenarkan berbagai macam peralatannya yang rusak.
Karena intensitas bertemu yang cukup tinggi, kami jadi sering saling berbincang-bincang sekaligus bertukar pikiran tentang banyak hal.
wawasannya yang luas, sikapnya yang dewasa, ditambah pemikirannya yang cukup terbuka, menjadi beberapa faktor yang selalu berhasil membuatku merasa nyaman untuk berbagi cerita ataupun meminta saran kepadanya.
Dulu, dia orang yang selalu menjadi penengah saat aku dan beby memiliki masalah, mulai dari memberi saran, hingga membantuku menyampaikan beberapa hal yang memang tidak bisa aku sampaikan kepada beby.
Mungkin, jika tidak ada viny, hubungan kami tidak akan sampai di tahap ini.
Huuuuh.....
Entahlah, awalnya aku sempat bingung, mengapa viny selalu memintaku untuk membantunya setelah kepulangan beby, seolah-olah dia memang sengaja memaksaku untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya.
Tapi, setelah mengingat viny yang memang tidak bisa melakukan banyak hal, mulai dari menyetir mobil, membawa motor, hingga memperbaiki barang-barangnya yang rusak, aku jadi bisa mewajari jika dia selalu meminta bantuanku untuk melakukan hal-hal itu, apalagi setelah dia bercerita mengenai teman-teman dekatnya yang sudah tidak lagi tinggal di kota ini, yap, termasuk beby yang saat ini sudah pulang kekota asalnya, bandung.
Jadi....., wajar kan kalau aku selalu mau membantu viny saat dia sedang kesulitan?.
Wajar kan kalau kami terlihat dekat?.
Tapi, hal ini justru menimbulkan ketakutan baru di dalam diriku, yap, aku sangat takut jika suatu saat nanti hal itu akan merubah arah orientasi dari rasa sayangku kepadanya.
Ya....., aku sangat takut jika suatu hari nanti, rasa sayangku kepadanya akan menyamai rasa sayang yang saat ini hanya kuberikan kepada beby, pacarku.
Arrrrrrggggghhhhh.....
Seperti saat ini, rasa takut itu sedang memenuhi pikiranku yang sedang memacu motor menuju rumah viny dengan kecepatan sedang, dan orang yang menjadi sumber utama dari rasa takut itu sedang duduk manis di atas boncenganku.
.
.
.
"Nat, masuk dulu yuk"
Aku langsung menoleh kearah viny yang saat ini sedang berdiri membelakangiku setelah mendengar ajakannya.
"Enggak deh mbak, aku langsung balik aja"
Aku rasa, aku harus mulai mendisiplinkan diri agar tidak terlalu sering menghabiskan waktu bersama viny, kecuali dia memang benar-benar membutuhkan bantuanku.
"Jangan dong..., kan aku udah janji mau ngasih kamu sesuatu kemaren"
Viny langsung membalikkan badan kearahku setelah berhasil membuka kunci pagar rumahnya.
Dia mulai menyunggingkan senyumannya sembari melontarkan sebuah kalimat untuk membujukku agar menyetujui permintaannya kali ini.
"Yaudah...., disini aja kali, emang mau ngasih apaan sih?"
Ayo nat, lu pasti bisa!!!.
Viny: "kan sesuatunya ada di dalem, susah nat kalo harus dibawa kekuar"
Aku: "aduh mbak..., aku ada acara nih"
Viny: "nat...., pleaseeee...."
Viny malah memaksaku sambil melebarkan senyumannya.
Huuuuh....
Yaudah nat, ini yang terakhir.
"Yaudah deh"
Aku langsung memasukkan motorku kedalam pekarangan rumah viny setelah mengabulkan permohonannya.
"Yeeeaaay...., yaudah nat, aku masuk duluan, kamu tunggu aja di ruang tamu"
Tanpa menunggu persetujuanku, viny langsung berjalan memasuki rumahnya dengan langkah cepat.
Aku juga memilih untuk masuk kedalam rumah setelah viny mendahuluiku, lalu merebahkan tubuhku di atas sofa ruang tamu untuk mengikuti instruksi yang sebelumnya diberikan viny.
Setelah hampir 1 menit menunggu di ruang tamu, akhirnya pintu kamar viny mulai terbuka.
Deeeeeeg......
Aku langsung dibuat terkesiap saat melihat seseorang yang baru saja keluar dari balik pintu kamar viny.
"Mbak?"
Bruuuuuk....
Tidak butuh waktu lama untuk orang itu berlari dan menghambur masuk kedalam pelukanku, aku langsung membalas pelukannya, membenamkan wajahku di puncak kepalanya, dan melepaskan semua perasaan rindu yang selama ini sudah sangat membeludak di dalam hatiku.
Huuuuh...
Sentuhan dan wangi ini, akhirnya aku bisa kembali menikmatinya hari ini, setelah 1 bulan berlalu, setelah perpisahan yang terasa sangat menyedihkan di satatiun siang itu.
"Nathaaaa....."
"Kangeeeeen...."
Aku tidak membalas kalimatnya, aku lebih memilih mengeratkan pelukanku, membenamkan wajahku lebih dalam di atas puncak kepalanya.
Pelukan kami kali ini berlangsung cukup lama, mungkin sudah 1 menit lebih kami mempertahankan posisi ini.
"Ekheeeeem....."
Aku langsung mengangkat kepalaku setelah mendengar suara deheman dari seseorang.
"Gak lepas-lepas tuh...."
Aku langsung melepaskan pelukan beby dengan pelan setelah mendengar protes dari viny yang saat ini sedang memperhatikan kami dengan senyum jahilnya.
"Iiiiihhh....., jangan dilepas!"
Aku kembali melingkarkan tanganku di belakang punggung beby setelah mendengar protes yang baru saja dilayangkannya dengan nada manja.
"Eleeeuuuuh eleuuuh...., sosweet banget sih, aku kebelakang aja deh....."
Sebuah kekehan mengakhiri kalimat yang baru saja diucapkan viny, dia langsung meninggalkan kami di ruang tamu setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Kok gak bilang-bilang sih?"
Beby langsung mengangkat kepalanya setelah mendengar kalimatku.
Cuuuuupss....
Sentuhan hangat yang baru saja menyapa bibirku dengan singkat berhasil membuatku mematung seketika.
"Biar supriase"
Beby mulai memundurkan tubuhnya setelah menjawab pertanyaanku.
"E e ehh..., i i iya mbak"
Aku langsung membuang pandanganku kearah lain seraya menghempaskan tubuhku keatas sofa setelah pelukan kami benar-benar terlepas.
"Kenapa nat?"
Beby langsung mengambil tempat untuk duduk tepat di sampingku sambil terus melempar tatapan andalannya yang selalu berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat.
Ya..., kedua sudut alisnya yang sedikit tertarik kearah bawah, lubang kecil yang terbentuk di kedua pipinya akibat seutas senyuman yang terbentuk di bibirnya, semua pemandangan yang hanya bisa kunikmati dari layar laptop akhir-akhir ini.
"K k kaget aja mbak"
Pandanganku langsung terkunci saat aku kembali menatap matanya.
"Kaget kenapa?"
Beby merebahkan kepalanya di atas dadaku sambil terus mengunci tatapanku.
"Y y y y yang tadi...."
Suaraku yang terbata-bata berhasil membutnya terkekeh.
"Yang tadi?, yang mana?"
Beby kembali melontarkan pertanyaan kearahku sambil menaikkan kedua alisnya.
"Y y yaaa...., yang......"
Beby terus melebarkan senyumannya sembari menunggu jawabanku dengan sabar.
Cuuuuuppsss.....
"Yang itu?"
Huuuuuh.....
Dia memang paling bisa membuatku sama sekaki tidak dapat berkutik dengan sikapnya yang terkadang sangat mengejutkan, yap, seperti siang ini.
"Lama banget jawabnya?, kok malah diem gitu sih?"
Aku masih saja diam seraya memenatap beby setelah dia kembali menyerang bibirku dengan sebuah kecupan singkat.
"Iihh..., jawab dong"
Entah kenapa lidahku masih sangat sulit untuk digerakkan, tenggorokkanku masih tercekat akibat ulah beby siang ini.
"Kenapa?, mau lagi?"
Sontak mataku langsung terbelalak setelah mendengar tawaran yang baru saja diberikan beby.
"E e e ehh..., eeeengggggggg...., anu mbak..."
Kalimatku langsung terhenti saat melihat beby yang saat ini sudah memejamkan matanya, jarak yang memisahkan wajah kami juga mulai terkikis seiring dengan wajahnya yang semakin mendekat kearah wajahku.
Mungkin, aku memang harus menikmati semua ini.
Mungkin, dengan ini, penyaluran rindu yang selama ini sudah di tumpuk paksa oleh jarak dan kepentingan kami masing-masing, bisa jauh lebih paripurna.
Mataku perlahan-lahan mulai ikut terpejam, aku juga membantunya mengikis jarak yang masih memisahkan wajah kami.
Dan..........
"Weeeeittssss...... Weeeeeitssss....., adegan dewasa..... adegan dewasa......"
Arrrrrgggghhh.....
Aku dan beby langsung menarik mundur wajah kami masing-masing setelah mendengar teriakan dari viny yang saat ini sedang menutup mata dengan kedua tangannya.
"E e e eeehhh...., sorry.... sorry vin"
Beby hanya bisa menggaruk puncak kepalanya setelah menyadari viny yang mungkin sudah sedari tadi melihat kelakuan kami.
"Iiiihhh....., udah selesai belum sih?"
Viny melontarkan pertanyaan kearah kami sembari menurunkan tangannya secara perlahan-lahan.
"Aneh-aneh aja sih kalian, mau gituan di ruang tamu!!!"
"Mana pintunya gak ditutup lagi!!!"
Kedua tangan viny sudah benar-benar turun saat ini.
Buuuuk.....
"Iiiissshhh...., apaan sih vin, enak aja, siapa yang mau gituan sih!!!"
Beby membalas kalimat viny seraya melemparkan sebuah bantal kearahnya.
"Terus......, yang tadi itu apa dong?"
Viny kembali melontarkan sebuah pertanyaan sembari melemparkan tatapan jahilnya kearah beby.
"E e enggak kok...., udah lah, gak usah dibahas....."
Jawaban yang baru saja dilontarkan beby berhasil membuat viny terkekeh.
"Eh, nat, muka kamu kok gitu sih?, jadi merah banget gitu, lucu banget"
Viny langsung berkomentar tentang wajahku yang mungkin bentuknya sudah tidak karuan sesaat setelah pandangannya beralih kearahku.
Beby juga ikut menoleh kearahku setelah mendengar pernyataan yang baru saja keluar dari mulut viny.
"E e e ehhh...., k k kenapa jadi ngeliatin aku?"
Tawa viny langsung pecah dan memenuhi rumah ini setelah melihat respon yang baru saja kuberikan, sedangkan beby memilih mengalihkan pandangannya kearah lain sambil terus menggaruk puncak kepalanya.
Sementara itu, aku masih berusaha mengembalikkan detak jantungku yang sampai saat ini masih sangat tidak karuan, begitu juga dengan nafasku yang masih keluar masuk dengan intensitas yang cukup tinggi.
Huuuuuh.....
Ingin sekali mulut ini berkata-kata kotor.
Anj*** lah!!!..........
Kalian pasti paham kan rasanya berada di posisiku saat ini?, jadi, aku rasa, aku tidak perlu menjelaskan semuanya lebih detail.
"Haduuuuuh...., lucu banget, udah ah, aku masuk dulu, lanjutin aja"
Viny mulai melangkahkan kakinya menuju kamar sambil terus memegangi perutnya setelah puas menertawakanku.
"Eiiittss........."
Tiba-tiba langkah viny terhenti, dia kembali membalikkan badannya kearah kami.
"Pintu jangan lupa ditutup ya......."
Tawanya kembali pecah setelah mengingatkan kami untuk menutup pintu utama, viny mulai kembali melanjutkan langkahnya sambil terus tertawa dan memegangi perut dengan sebelah tangannya.
Braaaaaak......
Viny menutup pintu kamar dengan sedikit kasar sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
"Mbaaaak...."
Beby kembali menoleh kearahku setelah mendengar aku memanggilnya.
"Kenapa?"
Mata kami kembali saling bertemu satu sama lain, senyuman kami juga mulai kembali mengembang.
Setelah saling memandang selama beberapa detik, kekehan kecil mulai keluar dari mulut kami, kami langsung membuang pandangan kearah lain sambil terus terkekeh akibat kejadian konyol yang baru saja menimpa kami.
"Udah ah, aku mau mandi dulu"
Beby langsung bangkit dari duduknya sesaat setelah menyelesaikan kalimatnya tanpa sama sekali menoleh kearahku.
"Mbaaaak...."
Panggilanku berhasil menghentikan kakinya yang sudah mulai melangkah kearah kamar mandi, lalu beby kembali membalikkan badannya kearahku.
"Udah ya nat...., berarti hari ini bukan rezeki kamu"
Tanpa menunggu persetujuanku, beby langsung kembali membalikkan badannya seraya meneruskan langkahnya menuju kamar mandi.
Huuuuuuh.....
Aku hanya bisa menghela nafas kasar sembari menghempaskan punggungku keatas dinding sofa setelah beby meninggalkanku sendirian.
Sabar nat...., sabar....
Awas ya kamu vin!.
Diubah oleh akmal162 21-06-2020 01:02
elitechild dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
