magelysAvatar border
TS
magelys
Malu Lihat Video ‘Senam Campur’ di Kantor NU, Prof Rochmat W: PBNU Harus Beri Teguran


Malu Lihat Video ‘Senam Campur’ di Kantor NU, Prof Rochmat Wahab: PBNU Harus Beri Teguran Keras!

Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sangat perihatin menyaksikan video pendek, seorang perempuan lenggak-lenggok senam ‘Putar ke Kanan Putar ke Kiri’ di depan para kiai dengan iringan lagu ‘Gemu Fa Mi Re’, di Kantor NU Banyuwangi.

“Sangat tidak elok! Saya yakin, para muassis tidak berkenan, beliau pasti kecewa berat. Bahkan seluruh tokoh NU — dari lahirnya jamiyyah ini hingga sekarang — yang istiqamah menjaga nilai-nilai luhur NU, pasti tidak rela dan marah melihat kegiatan senam seperti itu. Itu bukan karakter NU,” demikian disampaikan Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA kepada duta.co, Sabtu (13/6/2020).

Video berdurasi 5:09 menit, itu memang terus berputar di dunia medsos, termasuk di grup nahdliyin. Menurut Prof Rochmat, kader-kader NU harus ikut menjaga marwah organisasi. Harus punya kepedulian menjaga nama baik organisasi. Menjaga marwah NU, jelasnya, itu sama dengan menjaga marwah kiai.

“Dari segi apa pun, dengan alasan apa pun, menjadikan kantor NU sebagai tempat senam laki-perempuan bukan mahrom, apalagi di depan para kiai, adalah tidak benar. Kantor NU itu simbol rumah kita yang, harus dijaga keperuntukannya. Silakan di lapangan, tanggung sendiri akibatnya,” tambah Prof Rochmat yang aktif mengikuti halaqah dzurriyah muassis NU, gagasan almaghfurlah Gus Solah (KH Salahuddin Wahid).

Atas beredarnya video ini, lanjutnya, ia berharap PWNU dan PBNU memberikan teguran keras sebagai bentuk pembelajaran kepada yang lain. “Jangan dibiarkan. Dengan begitu, ke depan tidak terulang. Jangan sampai kantor NU itu diinjak-injak dengan kegiatan yang tidak relevan dengan ke-NU-an. Ini penting,” tegas guru besar dalam bidang ilmu pendidikan anak berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Ketika disampaikan pendapat, bahwa, dari sisi tasawuf, kegiatan ini tidak masalah, Prof Rochmat justru mengaku heran. “Tasawuf yang mana? Barang sudah jelas tidak benar, kok masih cari alasan. Dari sisi etika saja — ini kalau tidak mau pakai fikh – sudah salah, tidak lumrah ada wanita bukan mahrom berlenggok-lenggok di depan Kiai dan Gus. Apa dikira Mbah Hasyim dan Mbah Wahab tidak marah menyaksikan semua itu?” Prof Rochmat balik bertanya.

Bahwa NU harus beradaptasi dengan lingkungan, lanjutnya, itu memang diperlukan, tetapi, sejauh tidak merusak tatanan nilai yang diamalkan dan diperjuangkan NU. “Pengurus NU harus mempertimbangkan mashlahah dan madharatnya. Jangan ngawur. Apalagi yang salah dianggap biasa, ini bisa merusak tatanan yang selama ini harus dijaga. Dalam konteks nilai, mengkonservasi itu misi utama. Adaptasi, silakan! Aepanjang tidak merusak nilai itu sendiri,” pungkasnya.

Seperti diberitakan duta.co, dalam senam ‘campur’ itu, tampak seorang perempuan memandu senam ‘Putar ke Kanan Putar ke Kiri’ dengan iringan lagu terkenal ‘Gemu Fa Mi Re’. Acara ini tampak berlangsung di Kantor NU Banyuwangi.

“Musiiiik,” demikian seorang ibu berjas putih memberikan aba-aba dengan mic. Tak lama, jreng-jreng….. semua pun bergoyang mengikuti irama musik. Terdengar juga suara asyiiik. “Putar ke kiri, ke kiri, ke kiri, ke kanan, ke kanan, ke kanan, asyiiik. Bawah, bawah, atas, atas,” demikian puluhan kaum sarungan dan sebagian ibu-ibu, itu terus berputar.

Mbah Hasyim Jelas Tidak Berkenan
Video kian viral, bahkan diunggah beberapa akun di laman youtube. Termasuk penjelasan dari seorang Gusdurian sebagaimana yang terlihat dari channel @m. subhan edy bastomi. Di sini Gus Anang, mengutip pendapat Gus Dur, bahwa kita tidak boleh kagetan. Kalau misalnya tidak cocok secara fikh, ya kita pandang secara tasawuf. Kemudian dilihat maqosidussar’i-nya yang penting.

“Saya yakin beliau mengikuti kaidah tasharuf al-Imam ala ra’iyah, manutun bil maslahah. Saya yakin beliau tahu, ini tidak menyalahi syar’i,” jelasnya.

Apakah soal ini pernah disampaikan kepada Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyuwangi KH Ali Makki Zaini, masalah ini?

“Pernah, bahwa, dalam sebuah dialog, saya juga hadir, ada yang mempermasalahkan, termasuk yang ada di link website, bahwa, ini bisa menurunkan marabat para kiai. Saya mendengar langsung Kiai Makki bilang: Sudah, itu semua saya tanggung dunia-akhirat, pengurus yang lain tidak usah bingung masalah ini. Kalau ada yang tanya langsung ke beliau,” demikian Gus Anang dalam @m. subhan edy bastomi.

Video juga diunggah @Raja Pancawarna, pada 1 Juni. Komentarnya lain lagi. Dalam akun tersebut disertai penjelasan: Dulu kita ingat tragedi Banyuwangi. Orang NU kena racun oleh PKI. Mungkin mereka seperti ini terlalu longgar dan kurang waspada terhadap gerakan PKI. Video ini mendapat beberapa komentar.

@Ajie Gugun misalnya, menulis: “Ya Allah…. Yg di pajang para kiyai khrismatik pendiri NU. Ada logo kebanggaan NU pula…. Tp, joget2 bersama bersama wanita (lain). Suul adab. Astaghfirullah.”

Begitu pula pembenaran melalui kacamata tasawuf, juga mendapat banyak komentar. “Tasawufnya mana yang membenarkan jogetan bukan mahrom di depan kiai? Menurut tasawuf Sunni, itu justru masalah besar. Dan saya sangat yakin, Mbah Hasyim Asy’ari peneguh tasawuf Sunni, sangat tidak berkenan dengan kejadian ini,” demikian komentar Gus Musa yang sehari-hari menjadi pengurus Jam’iyyah Ahlith Thariqah aI-Muktabarah an-Nahdliyah (JATMAN), dan penulis beberapa buku Gus Dur dan Mbah Hasyim. Waallahu’alam.

https://duta.co/malu-lihat-video-sen...-teguran-keras

Wallahualam
54m5u4d183
entop
scorpiolama
scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post

Post telah dihapus KS06

Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.