- Beranda
- Stories from the Heart
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
...


TS
bigtimebabalu
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar

People don't understand how stressful it is to explain what's going on in your head when you don't even understand it yourself.
Boomboclat!
Boomboclat!
Quote:
Spoiler for Here we go, Paisa!:
BEBERAPA WAKTU YANG LALU
Jumat, 21 maret 2020,
09:30 AM,
Port of call : southampton, UK.
Spoiler for port of southampton:

Quote:
Setelah menunggu dari jam 7 pagi, dan semalaman ga tidur, akhirnya gue bisa juga keluar dari kapal. Semua pegawai -yang di tread ini akan gue sebut crew member- akhirnya dipulangkan bertahap. Dan gue adalah rombongan 300 orang pertama yang akan dipulangkan. Kenapa dipulangkan? Yah karena wabah covid 19 ini bikin industri kapal pesiar mati. Siapa juga yang mau berwisata naik kapal pesiar -cruising- ketika kondisi lagi seperti ini.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Spoiler for antri di HRD office:

Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
02:05 PM
London Heathrow Airport
Spoiler for antri koper:

Quote:
Setelah antri lagi nunggu bus keluarin koper akhirnya gue bisa tenang merenung di pinggir taxi run, smoking area.
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
20:00 PM
Ethihad Airways EY 0020
Spoiler for EY 0020:

Quote:
Pesawat besar ini isinya paling cuma sepertiga kapasitasnya, yang kebanyakan adalah crew member kapal gue. Ini yang keduakalinya gue naik etihad. Sorry to say, paling bagus secara service adalah emirates, qatar, baru maskapai ini😝
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
Sabtu, 22 maret 2020
6 jam setelah take off,
Abu Dhabi international airport
Spoiler for yang terkenal di abu dhabi airport:

Quote:
Ga tau jam berapa, gue dibangunin pramugari bilang kalau gue harus lipet stow yang gue pakai buat tatakan laptop karena pesawat mau landing.
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Siang menjelang sore
CGK, Soekarno Hatta Airport
Terminal 3 kedatangan
Quote:
EY 0474 landing dengan agak keras ga tau kenapa, mungkin karena gue bangun belum terlalu sadar aja jadi kaget pas roda nyentuh aspal runway. Tidur nyenyak karena gue sampai lupa habis berapa gelas whiskey, ahaha. Sampai sebel pramugarinya gue minta tambah terus setiap mereka lewat.
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Spoiler for apapun makannya, minumnya tetap whiskey😅:

Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Malam banget, mungkin penerbangan terakhir
Adisucipto Airport
Quote:
Kayanya belom lama berangkat dari sini, udah disini lagi aja. Belom ada yang berubah kecuali beberapa foodcourt yang udah tutup. Entah karena udah malam atau karena efek corona nge he, atau malah persiapan bandaranya mau pindah.
Setelah ambil koper, sebatang dulu seperti biasa sambil minum teh kot##, seger banget broow. Ambil hape dan nyalain wifi. Lumayan dapet sinyal karena gue ga pernah bawa simcard indonesia keluar negeri. Males. Wifi aja dimana-mana.
Ngabarin ibu kalau udah sampai bandara, sambil mau pesen grab. Udah ada pria seumuran bapak gue nawarin taksi plat hitam. Tarifnya disamain aja sama grab katanya😅
"Satus ewu wae mas podo rego grab. Ra nganti 15 menit tekan wes tinggal lurus(100rb saja mas, sama kaya harga di aplikasi grab, ga sampai 15 udah sampai tinggal lurus soalnya)" katanya sok ngerayu. Emang rumah gue tinggal lurus arah solo paling 10an kilometer. Bandara tinggal belok kanan selese.
"Sik pak, ngentek ke udud. Karo ngelih aku golek mangan sik yo ngko mangan sisan gek tak punjuli(sebentar pak, ngehabisin rokok. Lapar nanti cari makan dulu ya sekalian, nanti saya tambahi ongkosnya)" reflek ngomong kaya gitu karena pengen makan di angkringan. Susu jahe sama telur puyuh nikmat dibayangan gue.
Disini terjadi obrolan yang agak ga penting diceritain disini. Tentang sepinya penumpang karena corona, angsuran mobil dia, bandara yang mau pindah ke kulonprogo dan lainnya.
Luweh pak, uripku yo lagi ngenes☹
Spoiler for dan akhirnya...:

Seger ndes!!!😅
Follow my account

Dan disinilah cerita gue bakal dimulai, waktunya mundur kebelakang, hampir 5 tahun yang lalu..
Diubah oleh bigtimebabalu 15-12-2020 04:58






poporingmanja dan 517 lainnya memberi reputasi
512
494.7K
Kutip
5.9K
Balasan


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart
32.3KThread•47.9KAnggota
Tampilkan semua post


TS
bigtimebabalu
#1585
Perawan
Malam hari sebelum pertandingan futsal
"You will say hallo when we meet?", lo bakal tetap menyapa gue kan, ketika bertemu? Tanya Ma ke gue, yah gue sadar, 4 hari lagi ketika Mino datang semuanya akan berubah. Gue bakal kehilangan beberapa teman yang sebelumnya akrab, bahkan seakrab ini, Ma dan Ena misalnya. Karena waktu gue bakal habis bersama Mino. Dan Mino mungkin akan marah, atau kecewa, ketika gue tetap dekat dengan wanita lain. Mino? Entah untuk berapa lama, gue belum bisa memecahkan rekor menjalin hubungan -yang serius- dalam jangka waktu lebih dari satu kontrak. Dia yang paling peduli ketika gue dirumah dan patah hati, benar2 patah dan hancur, ketika semua masalah dengan Ji menjadi jelas. Mino yang selalu hubungi gue, disaat dia masih dikapal, walau cuma lewat pesan atau telpon. Perhatiannya bukan sekedar godaan atau bercandaan ketika dulu gue masih bersama Ji. Sesuatu yang serius, dan sesuatu yang gue butuhkan saat itu. Eh, sampai sekarang. Bahkan pacar gue yang super galak pun ga bisa menemukan alasan untuk marah ketika gue menghubungi Mino. Walaupun sekarang caranya kembali seperti diawal ketika kami memulai hubungan kami, cuma lewat pesan atau telpon. Entah kapan, bahkan entah bisa atau ga, gue ketemu Mino lagi. Ketemu jagoan gue.
"For sure, Ma. Less or more, you always have special space in my life", pasti Ma. Apapun itu lo pasti punya tempat tersendiri dihati gue. Jawab gue sambil belai2 rambutnya. Di tersenyum, merapatkan tubuhnya mendekat, lalu tidur setelah beberapa lama nafasnya menjadi pelan dan santai. Gue pelan2 tinggalin dia dari tempat tidur, selimutin badannya. Gue beres2 kabinnya, bersihin sebagian dari tubuh gue, lalu minum air putih. Duduk ditempat tidur, disebelah Ma.
Kepala gue masih berputar2. Selalu gue berencana untuk sekedar having seks, cuma, tapi ketika ngobrol saja gue langsung menaruh hati, pakai perasaan. Ma adalah korban terakhirnya, entah dia lebih tepat disebut korban atau pelaku. Yang pasti, gue, harus diakui, jatuh cinta, atau paling ga menaruh perasaan padanya. Ena? Pia?
Ena gila, dia cuma sekedar butuh fisik gue, bukan kehadiran gue secara penuh. Walaupun di top list wanita yang pernah gue pacari, atau tiduri, Ena adalah pemuncak klasemen. Bahkan sampai sekarang, peringkat keduanya pun selisih pointnya jauh. Haha. Paling ENAK! Sedangkan Ma? Didasar klasemen, terancam degradasi. Dia adalah tipe submisif, penerima saja, pelayan, dan gue sangat ga nyaman -bukan ga cocok- dengan tipe seperti itu. Ga ada perlawanan. Seperti bukan hubungan timbal balik ketika berhubungan seks. Pia? Gue bahkan ga pernah berhubungan lebih jauh dengannya, belum. Tapi tetep Ma yang malah bikin gue jatuh cinta, saat itu, entah kenapa lo bakal merasa penting dan disayangi ketika bersama wanita tipe Ma.
Kok jadi ngomongin ini? Haha.
Paginya gue bangun duluan, entah berapa lama gue tidur. Atau bahkan mungkin gue ga tidur. Gue kerja antara jam 9 atau jam 10, semau gue. Tapi sepagi ini udah bangun. Minum air putih, bersiap mandi. Gue beresin alat mandi gue yang gue titipkan, atau gue taruh dengan sengaja di kamar Ma. Karena cepat atau lambat gue ga akan bisa menghabiskan malam disini lagi.
Lalu gue mulai mandi, buang air, dll. Selesai semuanya pun Ma belum bangun dari tidurnya, mungkin dia capek. Atau dia lagi pengen males2an. Gue kecup keningnya, dia bangun lalu gue mengucapkan selamat pagi. Lalu jalan keluar kabinnya, mau bikin kopi sambil ngerokok. Seger pasti.
Malamnya kerja didiningroom cuma sekedar formalitas. Semua cuma membahas apa yang akan terjadi nanti malam. Banyak yang ber 'psywar' teamnya akan menang. Jago main bola. Dll. Ah omong kosong.
"Main nanti malam Di? Tim berapa?" Kata Anton, waiter orang bandung yang emang hobinya main bola, bahkan ketika ga ada kompetisi seperti ini. Pasti malam ini kesempatan emas dia menunjukan kemampuannya.
"Main bang, sama temen2 orang dapur" jawab gue, singkat. Males ngobrol. Ga bisa berhenti dia kalau ngomong.
"Lho, bisa main bola? Kok ga gabung sama paesano yang restoran?" Bener kan makin banyak pertanyaan.
"Terakhir diajak bang, anak restoran sudah bikin tim semua" jawab gue lagi. Sambil maju diantrian.
"Wah, tim terakhir berarti nomor timnya 16? Nanti malam langsung main sama tim nomor 1. Boban sama orang2 yang kerja dispeciality, jago2 mereka Di" jawab dia mencoba menjelaskan. Speciality maksudnya speciality restoran. Restoran khusus. Berbayar.
"Yang penting dapat keringet bang" jawab gue sambil berlalu pergi.
Sampai di line salad gue mengepalkan tangan didepan Vincent, dia memukul kepalan tangan gue sambil tertawa.
"How are you capt? Ready for tonight? How you make our tim facing number 1 tim? You dirty ass asian!", apakabar? Udah siap? Bagaimana lo bisa seting biar tim kita bisa melawan tim nomor 1? Tanya dia sambil tangannya tetap bekerja.
Gue ambil beberapa cesar salad sama fruit plate, pesanan tamu yang tertulis ditiket.
"No tshirt tonight, Vinct. No uniform. Show them our skin!" Ga usah pakai kaos nanti malam mainnya, pakai rompi aja, kita tunjukan kulit kita. Kata gue. Dia cuma tertawa lagi.
"You will have the brightest skin among us" kilit lo bakal paling cerah diantara kita. Jawab dia lagi.
"You racist black ass!" Jangan rasis lo, jawab gue sambil berlalu pergi. Dia melempar potongan timun ke badan gue sambil tertawa.
Selanjutnya ketika operasional masih berlangsung dan agak sepi, ketika ada kesempatan gue jalan cariin sisa tim gue buat sekedar say hallo. John di fish cook yang paling susah dicariin, muter mulu kerjaannya karena dia supervisor. Jackson dibakery. Alex dan Trito kerja di commisary, tukang potong2 sayur mentah. Di deck 2. Paesanonya Vincent. David, nanti aja gue temui pas jalan mau ke crewmess sepulang kerja. Semoga dia ga on duty pas tanding nanti.
Pas closing restoran pun topik pembicaraan masih seputar pertandingan nanti malam. Ada beberapa yang pasang taruhan buat tim masing2. Haha. Gue ga suka sih judi. Kalau suka pasti gue pasang taruhan. Bertaruh tim nomor 1 bakal walk out pas babak pertama selesai. Oh iya, permainan cuma 2 x 7 menit. Istirahat diantara babak 1 dan 2 juga cuma sebentar sambil tukeran sisi lapangan, tukeran gawang. Sebentar banget. Mungkin diatur biar bisa banyak pertandingan setiap malam.
Terserah deh mau bagaimana.
Sepulang kerja gue ga makan, cuma makan satu pisang sama bikin kopi. Terus ngerokok. Edan emang mau olahraga malah ngopi sama ngerokok. Tapi kan gue cuma kiper, paling juga nanti pas pertandingan bisa gue tinggal ngerokok.
23:30
Seaplex
Deck 15, Aft
Gue sengaja jalan ke seaplex mepet waktunya. Males aja liat orang2 pada sok caper pemanasan pasti dilapangan. Dam bener, rame yang mau main daripada yang nonton. Mungkin belum pada datang yang nonton. Masih 5 menitan.
Gue mencari Vincent dan teman2 lainnya, sudah lengkap ternyata. Gue duduk disampingnya, pakai sepatu.
"Vinct, i'll come inside alone, let see what they want to do. Haha" kata gue, nanti gue masuk duluan sendiri. Kita lihat bagaimana reaksi mereka.
Vincent dan lainnya tampaknya setuju, cuma gue lihat David yang seperti biasa tanpa ekspresi. Cuma mengangkat satu alisnya, mungkin itu maksudnya setuju.
"You are our captain", kata John sambil melemparkan ban kapten ke gue. Gue langsung pakai aja. Ga tau kalau difutsal yang beneran bagaimana, tapi disini kapten yang nentuin rotasi pemain dan siapa yang mengambil tendangan pinalty. John tadi datang pertama dan registrasi ulang, semacam itu, jadi dia yang dikasih ban kapten sama rompi dari panitia.
"We will lose for sure, lets have fun of it", kita pasti kalah, tapi mari kita bersenang2 dahulu. Kata gue sambil masuk lapangan mendahului mereka.
"Empty headed Captain!" Kata Vincent sambil melempar kaoskakinya kearah gue. Kapten bodoh!
Gue masuk lapangan, sendiri. Sok2 nendang2 bola. Sambil nunjukin ban kapten dibahu gue. Haha, sombong dan ngeselin emang gue orangnya. Mereka, musuh gue, tim 1, lihatin gue sambil tertawa. Bahkan Boban bikin gesture tangan melingkar dileher, gorok leher, mungkin artinya akan habisin gue atau tim gue gitu, sambil tertawa dan memanggil teman2nya diluar lapangan untuk ikut menertawakan gue. Haha, ini yang gue tunggu, intimidasi yang melecehkan seperti ini malah bikin teman2 gue semangat buat injek2 mereka.
Gue masih sendiri, yang nonton juga pada tertawa. Pembantaian nih, mungkin begitu pikiran mereka. Pertandingan yang bakal selesai cepat. Gue lihat2 kanan kiri cariin Ma, ternyata dia ada diatas, disamping gawang gue sambil pegang hp. Dia melambaikan tangan malu. Coba cek video yang penah gue share biar ga bingung maksud gue diatas itu dimana. Sebenernya ada video pas main futsal ini, babak kedua, tapi Ma ngambilnya kebanyakan muka gue yang disorot, dan bahkan ga ada 1 gol tim gue pun yang terekam. Ga berguna lah kalau dishare.
Boban dan timnya masih terus tertawa dan ngomong dengan bahasanya sendiri yang gue ga tau. Sampai akhirnya suara temen2 yang nonton makin heboh, dan tim lawan diem membisu. John dan Jackson masuk lapangan, tanpa menggunakan kaos, hanya rompi yang berwarna sama dengan warna rompi gue. Disusul Vincent, Alex dan Trito, terakhir mereka menggila ketika David masuk dan membuat gesture badan seolah bangun tidur. Haha. Bangke, bisa bercanda juga dia. Penonton di deck 16 yang hampir semuanya 'black lives matter' sudah pasti menjadi pendukung tim 16, tim kami.
"Fuck!"kata boban pelan tapi masih terlihat apa yang dikatakan dari gerakan bibirnya. Sesaat dia memandang gue, dan saat itulah gue bikin gesture menggorok leher, lalu menjilat jempol. Mukanya langsung berubah. Lebih jelek dari aslinya.
Paesano dari restoran yang udah tau bakal seperti apa berjalannya pertandingan ini cuma bilang baik sambil tepuk tangan. Santai, dendam kalian juga akan gue balaskan malam ini, cash!
Dan pertandingan dimulai dengan kick off dari tim lawan. Gue memutuskan untuk suit didalam lapangan, buat nentuin yang main siapa dulu. Gue emang kapten yang sangat bijaksana dan menjunjung tinggi keadilan, haha. Dan semuanya langsung tertawa, kecuali tim lawan. Mungkin mereka merasa dilecehkan. Gue. Vincent. Trito. Jack sama Jackson main duluan. Dan ketika tim lawan kick off, mereka berempat bukannya bertahan tapi membentuk garis lurus 4 orang didepan. Haha. Nafsu amat ndes, masih menit pertama lho.
Udah jelas kami kalah skill, kalah kerjasama tim. Kami belum pernah main bareng, minum bareng pernah sekali. Haha. Tapi siapa yang bisa mengimbangi speed sama stamina tim gue. Ga ada obatnya. Ga dikasih deketin gue bola mereka, ga bisa gerak sama sekali bahkan ketika ga lagi bawa bola. Bener pikiran gue tadi, harusnya bawa kopi sambil jaga gawang.
Sampai akhirnya setelah beberapa kali jual beli serangan, bola berhasil masuk kedepan daerah gawang gue, Boban sama Trito beradu fisik buat rebutan bola, karena tekanan Trito dan waktu yang mepet karena pemain lain mulai turun kebelakang, Boban cuma nendang asal2an kearah gawang, gampang gue amankan bolanya. Ketika gue mau bangun serangan dengan pasing bola ke teman gue yang didepan secepatnya, gue lihat ada darah dilapangan, lumayan banyak, ga cuma tetesan darah, dan gue lihat Boban megangin hidungnya dengan tangan yang juga berdarah. Yah, Trito yang perawanin tim lawan🤣
Wasit meniup peluit tanda berhentikan pertandingan, sementara Trito sok2an minta maaf ke Boban sambil mukanya menahan tawa. Gue langsung minta temen2 yang menonton untuk ambilin papertowel, tissu kamar mandi / tempat cuci tangan buat ngelap darahnya Boban. Jangan kelamaan berhenti pertandingannya, nanti kehilangan momen tim gue. Momen membangun serangan maksudnya😝
Pertandingan berjalan lagi setelah wasit meniup lagi peluit, Boban dipinggir lapangan sambil pegangin hidungnya dengan seplastik es batu, dia diganti temannya yang gue ga kenal. Tim gue berkat arahan kapten yang bijaksana memberikan bola ke mereka, tim lawan. Fair play. Pertandingan berlanjut. Mereka saling mengoper didaerah pertahanan sendiri, mungkin takut masuk menyerang, takut berdarah2 lagi, sampai akhirnya bersambung...
Quote:
"You will say hallo when we meet?", lo bakal tetap menyapa gue kan, ketika bertemu? Tanya Ma ke gue, yah gue sadar, 4 hari lagi ketika Mino datang semuanya akan berubah. Gue bakal kehilangan beberapa teman yang sebelumnya akrab, bahkan seakrab ini, Ma dan Ena misalnya. Karena waktu gue bakal habis bersama Mino. Dan Mino mungkin akan marah, atau kecewa, ketika gue tetap dekat dengan wanita lain. Mino? Entah untuk berapa lama, gue belum bisa memecahkan rekor menjalin hubungan -yang serius- dalam jangka waktu lebih dari satu kontrak. Dia yang paling peduli ketika gue dirumah dan patah hati, benar2 patah dan hancur, ketika semua masalah dengan Ji menjadi jelas. Mino yang selalu hubungi gue, disaat dia masih dikapal, walau cuma lewat pesan atau telpon. Perhatiannya bukan sekedar godaan atau bercandaan ketika dulu gue masih bersama Ji. Sesuatu yang serius, dan sesuatu yang gue butuhkan saat itu. Eh, sampai sekarang. Bahkan pacar gue yang super galak pun ga bisa menemukan alasan untuk marah ketika gue menghubungi Mino. Walaupun sekarang caranya kembali seperti diawal ketika kami memulai hubungan kami, cuma lewat pesan atau telpon. Entah kapan, bahkan entah bisa atau ga, gue ketemu Mino lagi. Ketemu jagoan gue.
"For sure, Ma. Less or more, you always have special space in my life", pasti Ma. Apapun itu lo pasti punya tempat tersendiri dihati gue. Jawab gue sambil belai2 rambutnya. Di tersenyum, merapatkan tubuhnya mendekat, lalu tidur setelah beberapa lama nafasnya menjadi pelan dan santai. Gue pelan2 tinggalin dia dari tempat tidur, selimutin badannya. Gue beres2 kabinnya, bersihin sebagian dari tubuh gue, lalu minum air putih. Duduk ditempat tidur, disebelah Ma.
Spoiler for ma best:

Kepala gue masih berputar2. Selalu gue berencana untuk sekedar having seks, cuma, tapi ketika ngobrol saja gue langsung menaruh hati, pakai perasaan. Ma adalah korban terakhirnya, entah dia lebih tepat disebut korban atau pelaku. Yang pasti, gue, harus diakui, jatuh cinta, atau paling ga menaruh perasaan padanya. Ena? Pia?
Ena gila, dia cuma sekedar butuh fisik gue, bukan kehadiran gue secara penuh. Walaupun di top list wanita yang pernah gue pacari, atau tiduri, Ena adalah pemuncak klasemen. Bahkan sampai sekarang, peringkat keduanya pun selisih pointnya jauh. Haha. Paling ENAK! Sedangkan Ma? Didasar klasemen, terancam degradasi. Dia adalah tipe submisif, penerima saja, pelayan, dan gue sangat ga nyaman -bukan ga cocok- dengan tipe seperti itu. Ga ada perlawanan. Seperti bukan hubungan timbal balik ketika berhubungan seks. Pia? Gue bahkan ga pernah berhubungan lebih jauh dengannya, belum. Tapi tetep Ma yang malah bikin gue jatuh cinta, saat itu, entah kenapa lo bakal merasa penting dan disayangi ketika bersama wanita tipe Ma.
Kok jadi ngomongin ini? Haha.
Paginya gue bangun duluan, entah berapa lama gue tidur. Atau bahkan mungkin gue ga tidur. Gue kerja antara jam 9 atau jam 10, semau gue. Tapi sepagi ini udah bangun. Minum air putih, bersiap mandi. Gue beresin alat mandi gue yang gue titipkan, atau gue taruh dengan sengaja di kamar Ma. Karena cepat atau lambat gue ga akan bisa menghabiskan malam disini lagi.
Lalu gue mulai mandi, buang air, dll. Selesai semuanya pun Ma belum bangun dari tidurnya, mungkin dia capek. Atau dia lagi pengen males2an. Gue kecup keningnya, dia bangun lalu gue mengucapkan selamat pagi. Lalu jalan keluar kabinnya, mau bikin kopi sambil ngerokok. Seger pasti.
Quote:
Malamnya kerja didiningroom cuma sekedar formalitas. Semua cuma membahas apa yang akan terjadi nanti malam. Banyak yang ber 'psywar' teamnya akan menang. Jago main bola. Dll. Ah omong kosong.
"Main nanti malam Di? Tim berapa?" Kata Anton, waiter orang bandung yang emang hobinya main bola, bahkan ketika ga ada kompetisi seperti ini. Pasti malam ini kesempatan emas dia menunjukan kemampuannya.
"Main bang, sama temen2 orang dapur" jawab gue, singkat. Males ngobrol. Ga bisa berhenti dia kalau ngomong.
"Lho, bisa main bola? Kok ga gabung sama paesano yang restoran?" Bener kan makin banyak pertanyaan.
"Terakhir diajak bang, anak restoran sudah bikin tim semua" jawab gue lagi. Sambil maju diantrian.
"Wah, tim terakhir berarti nomor timnya 16? Nanti malam langsung main sama tim nomor 1. Boban sama orang2 yang kerja dispeciality, jago2 mereka Di" jawab dia mencoba menjelaskan. Speciality maksudnya speciality restoran. Restoran khusus. Berbayar.
"Yang penting dapat keringet bang" jawab gue sambil berlalu pergi.
Sampai di line salad gue mengepalkan tangan didepan Vincent, dia memukul kepalan tangan gue sambil tertawa.
"How are you capt? Ready for tonight? How you make our tim facing number 1 tim? You dirty ass asian!", apakabar? Udah siap? Bagaimana lo bisa seting biar tim kita bisa melawan tim nomor 1? Tanya dia sambil tangannya tetap bekerja.
Gue ambil beberapa cesar salad sama fruit plate, pesanan tamu yang tertulis ditiket.
"No tshirt tonight, Vinct. No uniform. Show them our skin!" Ga usah pakai kaos nanti malam mainnya, pakai rompi aja, kita tunjukan kulit kita. Kata gue. Dia cuma tertawa lagi.
"You will have the brightest skin among us" kilit lo bakal paling cerah diantara kita. Jawab dia lagi.
"You racist black ass!" Jangan rasis lo, jawab gue sambil berlalu pergi. Dia melempar potongan timun ke badan gue sambil tertawa.
Selanjutnya ketika operasional masih berlangsung dan agak sepi, ketika ada kesempatan gue jalan cariin sisa tim gue buat sekedar say hallo. John di fish cook yang paling susah dicariin, muter mulu kerjaannya karena dia supervisor. Jackson dibakery. Alex dan Trito kerja di commisary, tukang potong2 sayur mentah. Di deck 2. Paesanonya Vincent. David, nanti aja gue temui pas jalan mau ke crewmess sepulang kerja. Semoga dia ga on duty pas tanding nanti.
Pas closing restoran pun topik pembicaraan masih seputar pertandingan nanti malam. Ada beberapa yang pasang taruhan buat tim masing2. Haha. Gue ga suka sih judi. Kalau suka pasti gue pasang taruhan. Bertaruh tim nomor 1 bakal walk out pas babak pertama selesai. Oh iya, permainan cuma 2 x 7 menit. Istirahat diantara babak 1 dan 2 juga cuma sebentar sambil tukeran sisi lapangan, tukeran gawang. Sebentar banget. Mungkin diatur biar bisa banyak pertandingan setiap malam.
Terserah deh mau bagaimana.
Sepulang kerja gue ga makan, cuma makan satu pisang sama bikin kopi. Terus ngerokok. Edan emang mau olahraga malah ngopi sama ngerokok. Tapi kan gue cuma kiper, paling juga nanti pas pertandingan bisa gue tinggal ngerokok.
23:30
Seaplex
Deck 15, Aft
Quote:
Gue sengaja jalan ke seaplex mepet waktunya. Males aja liat orang2 pada sok caper pemanasan pasti dilapangan. Dam bener, rame yang mau main daripada yang nonton. Mungkin belum pada datang yang nonton. Masih 5 menitan.
Gue mencari Vincent dan teman2 lainnya, sudah lengkap ternyata. Gue duduk disampingnya, pakai sepatu.
"Vinct, i'll come inside alone, let see what they want to do. Haha" kata gue, nanti gue masuk duluan sendiri. Kita lihat bagaimana reaksi mereka.
Vincent dan lainnya tampaknya setuju, cuma gue lihat David yang seperti biasa tanpa ekspresi. Cuma mengangkat satu alisnya, mungkin itu maksudnya setuju.
"You are our captain", kata John sambil melemparkan ban kapten ke gue. Gue langsung pakai aja. Ga tau kalau difutsal yang beneran bagaimana, tapi disini kapten yang nentuin rotasi pemain dan siapa yang mengambil tendangan pinalty. John tadi datang pertama dan registrasi ulang, semacam itu, jadi dia yang dikasih ban kapten sama rompi dari panitia.
"We will lose for sure, lets have fun of it", kita pasti kalah, tapi mari kita bersenang2 dahulu. Kata gue sambil masuk lapangan mendahului mereka.
"Empty headed Captain!" Kata Vincent sambil melempar kaoskakinya kearah gue. Kapten bodoh!
Gue masuk lapangan, sendiri. Sok2 nendang2 bola. Sambil nunjukin ban kapten dibahu gue. Haha, sombong dan ngeselin emang gue orangnya. Mereka, musuh gue, tim 1, lihatin gue sambil tertawa. Bahkan Boban bikin gesture tangan melingkar dileher, gorok leher, mungkin artinya akan habisin gue atau tim gue gitu, sambil tertawa dan memanggil teman2nya diluar lapangan untuk ikut menertawakan gue. Haha, ini yang gue tunggu, intimidasi yang melecehkan seperti ini malah bikin teman2 gue semangat buat injek2 mereka.
Gue masih sendiri, yang nonton juga pada tertawa. Pembantaian nih, mungkin begitu pikiran mereka. Pertandingan yang bakal selesai cepat. Gue lihat2 kanan kiri cariin Ma, ternyata dia ada diatas, disamping gawang gue sambil pegang hp. Dia melambaikan tangan malu. Coba cek video yang penah gue share biar ga bingung maksud gue diatas itu dimana. Sebenernya ada video pas main futsal ini, babak kedua, tapi Ma ngambilnya kebanyakan muka gue yang disorot, dan bahkan ga ada 1 gol tim gue pun yang terekam. Ga berguna lah kalau dishare.
Boban dan timnya masih terus tertawa dan ngomong dengan bahasanya sendiri yang gue ga tau. Sampai akhirnya suara temen2 yang nonton makin heboh, dan tim lawan diem membisu. John dan Jackson masuk lapangan, tanpa menggunakan kaos, hanya rompi yang berwarna sama dengan warna rompi gue. Disusul Vincent, Alex dan Trito, terakhir mereka menggila ketika David masuk dan membuat gesture badan seolah bangun tidur. Haha. Bangke, bisa bercanda juga dia. Penonton di deck 16 yang hampir semuanya 'black lives matter' sudah pasti menjadi pendukung tim 16, tim kami.
"Fuck!"kata boban pelan tapi masih terlihat apa yang dikatakan dari gerakan bibirnya. Sesaat dia memandang gue, dan saat itulah gue bikin gesture menggorok leher, lalu menjilat jempol. Mukanya langsung berubah. Lebih jelek dari aslinya.
Paesano dari restoran yang udah tau bakal seperti apa berjalannya pertandingan ini cuma bilang baik sambil tepuk tangan. Santai, dendam kalian juga akan gue balaskan malam ini, cash!
Dan pertandingan dimulai dengan kick off dari tim lawan. Gue memutuskan untuk suit didalam lapangan, buat nentuin yang main siapa dulu. Gue emang kapten yang sangat bijaksana dan menjunjung tinggi keadilan, haha. Dan semuanya langsung tertawa, kecuali tim lawan. Mungkin mereka merasa dilecehkan. Gue. Vincent. Trito. Jack sama Jackson main duluan. Dan ketika tim lawan kick off, mereka berempat bukannya bertahan tapi membentuk garis lurus 4 orang didepan. Haha. Nafsu amat ndes, masih menit pertama lho.
Udah jelas kami kalah skill, kalah kerjasama tim. Kami belum pernah main bareng, minum bareng pernah sekali. Haha. Tapi siapa yang bisa mengimbangi speed sama stamina tim gue. Ga ada obatnya. Ga dikasih deketin gue bola mereka, ga bisa gerak sama sekali bahkan ketika ga lagi bawa bola. Bener pikiran gue tadi, harusnya bawa kopi sambil jaga gawang.
Sampai akhirnya setelah beberapa kali jual beli serangan, bola berhasil masuk kedepan daerah gawang gue, Boban sama Trito beradu fisik buat rebutan bola, karena tekanan Trito dan waktu yang mepet karena pemain lain mulai turun kebelakang, Boban cuma nendang asal2an kearah gawang, gampang gue amankan bolanya. Ketika gue mau bangun serangan dengan pasing bola ke teman gue yang didepan secepatnya, gue lihat ada darah dilapangan, lumayan banyak, ga cuma tetesan darah, dan gue lihat Boban megangin hidungnya dengan tangan yang juga berdarah. Yah, Trito yang perawanin tim lawan🤣
Wasit meniup peluit tanda berhentikan pertandingan, sementara Trito sok2an minta maaf ke Boban sambil mukanya menahan tawa. Gue langsung minta temen2 yang menonton untuk ambilin papertowel, tissu kamar mandi / tempat cuci tangan buat ngelap darahnya Boban. Jangan kelamaan berhenti pertandingannya, nanti kehilangan momen tim gue. Momen membangun serangan maksudnya😝
Pertandingan berjalan lagi setelah wasit meniup lagi peluit, Boban dipinggir lapangan sambil pegangin hidungnya dengan seplastik es batu, dia diganti temannya yang gue ga kenal. Tim gue berkat arahan kapten yang bijaksana memberikan bola ke mereka, tim lawan. Fair play. Pertandingan berlanjut. Mereka saling mengoper didaerah pertahanan sendiri, mungkin takut masuk menyerang, takut berdarah2 lagi, sampai akhirnya bersambung...
Quote:
Spoiler for ilustrasi video futsal dikapal:

Diubah oleh bigtimebabalu 16-06-2020 01:38



sormin180 dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Kutip
Balas
Tutup