Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kangbubun17Avatar border
TS
kangbubun17
Mahluk Bermata Satu Dari Balik Cermin
Hallo Agan Dan Sista
Kembali lagi dengan thread ane, 

Sepenggal kisah, Hidup menjadi Indah
salam semangat ya!


Hari mulai beranjak petang, matahari sudah mulai berlari ke upuk barat. Di atas  awan sekawanan burung berputar putar, seperti sedang mencari tempat hinggap. 
suara pengajian terdengar dari toa, mengiringi aktifitas santri. Sebagai tanda saatnya mereka keluar dari kamar masing-masing menuju surau.

Hari itu, dua puluh tahun silam. Pesantren belum memiliki surau dalam lingkungan pondok pesantren. Santri akhirnya berduyun-duyun pergi ke surau diluar komlek.
dengan pakain yang serba putih, sorban di pundak kanan. sungguh kebahagian bagi orang tua yang melihat mereka.

kedisiplinan, jadi ciri khas para santri. Jangan sampai sekali-kali melanggar kalau tidak ingin kepalanya menjadi tak memiliki rambut alias botak. Semua harus keluar untuk melaksanakan solat magrib berjamaah. 

Malam jumat, malam yang istimewa. Malam yang ditunggu-tunggu. Banyak ke istimawaan,  itu pasti. Tapi bukan itu. Mereka bisa menikmati makan sepotong daging ayam atau daging rendang itulah yang mereka siap siap ambil langkah seribu berlari kencang setelah berdzikir di masjid.

Sepotong daging ayam, bagai segelas air di tengah gurun. atau gadis primadona sma yang diperebutkan sang pencari cinta. okelah. Semua menjadi istimewa dikala sesuatu itu tak lagi sering dihadapan kita. Mungkin itulah kenapa kadang tidak menghargai sesuatu, bisa jadi sesuatu itu yang selalu ada di hadapan.

Adzan berkumandang, hening. tidak  ada santri yang lalu lalang kecuali dua  pengurus yang mendapat giliran tugas. Ia akan memeriksa setiap kamar. Dan tiga santri yang bertugas jaga, untuk menjaga segala kemungkinan. 

Herman dan Sakha, keduanya pengurus yang bertugas. Satu per satu mereka membuka kamar. 

"Sepertinya semua santri ke masjid?" Ucap Herman. Tangan kanannya mendorong pintu kamar asrama.

" Kosong" Jawab Sakha. Sambil melirik ke arah dalam asrama. Kosong. 
" Coba Masuk, jangan jangan ada di balik lemari atau mengumpat ditumpukan kasur.

Nihil, semua yang menjadi potensi. ya, ada saja tempat yang jadi tempat persembunyian. Diluar nalar. Ini masalah makan besar. Saat nya pesta. Waktunya makan enak, kadang ada saja yang mengumpat. Ada saja tempat favorite . Itu semua demi mendapatkan sang idola.

Deretan kamar telah diperiksa, Sakha dan Herman tiba di Kamar paling pojok. 
Mereka melihat seseorang terbaring dengan terselimutkan kain. 

" kenapa kamu Fir, ko tidak pergi ke Masjid!" Tanya Herman.
"Sakit Kak" ucap firdaus dengan mulut yang bergetar. Badan nya ikut menggigil.

Sakha menempelkan telapak tangan kedahinya. 
" Hemm, ngk panas ko!" ucap Sakha sambil melirik Herman. 
" Yakin sakit kamu, mulai kapan?" tanya Herman penasaran.
"Iya, kak" Jawab FIrdaus Singkat. Sementara Badanya terus menggigil seperti kedingingan.
"Baik kalau gitu, nanti diambilkan nasi dan lauknya oleh petugas jaga" 
" Makasih kak" 

Kedua pengurus akhirnya pergi meninggalkan Firdaus sendirian untuk memeriksa kamar berikutnya.  Keduanya memberi keringanan untuk tetap tidur walau di hati keduanya tidak yakin kalau Firdaus memang betul-betul sakit. 

Pemeriksaan dilanjutkan ke kamar sebelah, sambil menuju kamar mereka tak hentinya membahas keganjilan yang dilakukan Firdaus, apakah pura-pura atau betul betul sakit.

"Tolooong...tolooong...tolooong"...
Teriakan itu terdengar dari kamar sebelah. Tempat Firdaus tinggal. Gerakan kaki seperti orang yang sedang berlari lari, terdengar begitu kencang. Ditambah alas kamar yang masih menggunakan dipan kayu.

Lolongan minta tolong tidak berhenti, begitu pula bunyi kaki yang berputar-putar begitu terdengar jelas.

Herman dan Sakha langsung menuju kesebelah. Begitu mau masuk mereka melihat Firdaus berlari kencang, seperti ketakutan. Firdaus berputar-putar diantara deretan lemari seperti sedang towaf.

Herman langsung menghadang dan menangkapnya. Dipeluk.

" Hai sadar, ada apa?"
Dengan nafas yang tersegal-segal, sambil teriak. ia menunjuk ke arah lemari kaca yang ada disudut kamar.

"Astagfirulloh" Teriak Herman. Kaget.
 Jelas sekali, ia melihat sesosok lelaki dalam cermin lemari.
Kepala lelaki itu hancur, mata sebelah kanan  menggantung di dada. sementara sebelah kiri hanyalah rongga kosong. Tidak ada bola mata menepel.  Pipi sebelah hancur, lidahnya menjulurke sebelah kanan. Darah menetes dari batok kepala.

Allahu Akbar.....
Allahu Akbar.....
Allahu Akbar.......

Seketika itu mahluk, entah siapa orang paruh baya itu menghilang. Ketiganya segera keluar.

Firdaus cerita kalau dirinya tadi tidak bisa keluar, karena tidak menemukan pintu. Ia melihat mahluk itu kakinya keluar dari kaca.






















































i








































monicamey
aryanti.story
bukhorigan
bukhorigan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.7K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
robotdwiAvatar border
robotdwi
#4
Mungkin ilustrasi makhluknya seperti ini ya, gan
Spoiler for Makhluk Bermata Satu:

kangbubun17
putrateratai.7
masnukho
masnukho dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.