Saya akan menceritakan sebuah kisah yaaa bisa kelam mungkin intinya saya bertujuan untuk menghibur di kala kegabutan melanda dan saya berpesan dengan cerita ini jangan berlarut-larut dalam kesedihan karena bisa berdampak umur hidup. Kisah ini berlatar belakang ketika saya kuliah dengan kehidupan mahasiswa yang sibuk dan bangga akan status mahasiswa nya. Menurutku masa masa kuliah yang katanya penuh dengan asmara, pertemanan, persahabatan dll saya mengatakan di awal itu semua bullshit karena saya tidak. Memdapatkan itu semua dan pada akhirnya saya baru menikmati itu di akhir perkuliahan saya. Sebenarnya saya sempat membuat cerita ini sebelumnya tapi yang saya sampaikan kalinini dengan remake 180° beda dengan yang sebelumnya karena beberapa alasan
Hi namaku adalah Say, Iya Say
Gua adalah mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di kota gua. Bener bener ngga ada yang spesial buat gua masuk kuliah karena sangat berat buat saya untuk berada di tempat keramaian dan sulit untuk berkenalan dengan orang baru.
“Welcome to the hell….. buddy” Gua bergumam sambil melangkahkan kaki kedalam kampus. Walaupun terasa berat kaki melangkah tapi mau gmn lagi terpaksalah kl nggak nglakuin ini bisa bisa gua di usir dari rumah. Suasana kampus sangat ramai ketika itu memang pertama kali gua masuk kuliah dan mengunakan seragam hitam putih. Yaaa, gua akan melaksanakan OSPEK yang katanya momen paling ngecap yang bakal keinget seumur hidup. Gua di arahin untuk langsung menuju ke lapangan tengah dan gua waktu itu ngga tau kl OSPEK itu ada semacem polisinya yang mengatur ketertiban dan kelancaran OSPEK. Tapi satu hal yang ngga gua suka sama polisi ini mukanya pada judes judes dan terlalu sok seketika dalam hati berucap “ Wah banget apa”. Yang lain pada lari lari sementara gua santai aja jalanya dan di teriakin sama tub polisi yang sok sokan cool gitu
“Haay kamu! Cepetan kelapangan tengah udah jam brp ini” teriaknya dengan muka judesnya
“Slow bang masih 15 menit lagi sebelum pembukaan mulai” sambil mengangkat tangan dan menunjuk jam yang ada di tangan kanan gua
“Cepetan” bentaknya
Gua memilih untuk ngga nanggepin dia dan meninggalkan dia dengan santainya “Useless kl harus ngurusin orang kaya gitu Cuma buang buang waktu” dengan nada lirih.
Setelah kelapangan tengah ketika napas mulai berat dan tidak teratur keringat pun mulai bercucuran keluar melihat sebegitu banyaknya lautan manusia berkumpul dalam satu lapangan. “ Fak fak fak fak” hanya kata itu yang mampu gua ucap didalam hati semakin lama semakin lemes dengkul gua bukan karena gua olahraha 5 jari tiap hari tapi memang pandangan waktu itu mulai kabur dan gua terjatuh dengan posisi setengah duduk. Gua langsung di tolong oleh sesama maba(mahasiswa baru) dan yang satunya orang mengunakan jas almamater
“Mas mas. Siini saya bantu” kata maba itu sambil membantu gua berdiri
“Kamu gpp kan ?” suara lembut dari orang yang berjas almamater
“Gpp mukalu, gua jatoh gini di kira gpp” dan kata itu hanya bisa terucap ketika melihat orang yang berjas almamater adalah seorang cewe manis bertubuh ramping
“Gpp mbak” malah kata itu yang terucap dari mulut
“Ya udah sana gabung sama yang lain kelapangan” sambil melempar senyum manisnya dan seketika itu tubuh gua tambah bergetar
Dengan di bantu maba yang tadi gua di bantu untuk masuk barisan “Bro bro jangan di tengah yengah gua ngga kuat puyeng memding kedepan aja depan sendiri” kata gua dengan nada lirih
“Oke bro” balasnya
“Mas kenapa tiba tiba tadi jatuh ?” tanya maba tadi
“Saya ngga bisa di tempat rame mas, kl di tempat rame saya langsung panik” Gua membalah dengan bahasa yang seopan karena dia sopan sama gua
“Lah kok bisa gitu mas” maba mulai penasaran
“Panjang ceritane mas wes ngga usah dipikir”
“Oh oke oke mas, perkenalkan saya Faton panggil aja Tomi” menyodorkan tanganya
“Dih jauh banget nama aslinya sama panggilanya. Nama gua Say” sambil berjabat tangan dengan Tomi
“Hehe… Betwe namanya unik mas. Itu nama asli mas ?” Tomi sambil nyengir
“Asli nama gua ngga pake tumpeng tumpengan buat slametan ganti nama” kata gua yang sedikit lebih tenang karena posisi sudah di depan sendiri
“Mas asli mana ?. Luar daerah ya ? Kl saya dari Cilacap” Tomi yang muali kepo
“Asli sini aja mas, gua prodak asli kota ini” dengan napas yang sudah mulai teratur
“Lah logatnya kok kaya bukan orang sini” sahut Tomi
“Udah biasa” gua sambil merem dan ambil napas dalem dalem untuk menormalkan kembali napas gua.
Obrolan pun terputus dan kondisinyang tadinya brisik kaya pasar dipecahkan dengan terikan komando dan semua maba pada diem dan melaksanakan komando itu dan mulailah acara pembukaan penerimaan mahasiswa baru di kampus gua. Dengan panas terik dan harus mendengarkan pidato dari Rektor kampus rasanya ingin cepat cepat pulang. Setelah upacara selese. Langsunglah disuruh mengekompokan diri sesuai kelompok yang sudah di bagi di web resmi kampus “njirr gua lupa ngecek gua kelompok berapa ya” gua mulai panik, dengan bodoamat gua langsuk nimbrung ke satu kelompok yang penting masuk kelompok dari dari pada harus berurusan dengan polisi yang gayanya selangit itu. Setelah itu masing masing kelompok gi giring untuk masuk kekelas masing masing dan satu kelompok mendapat satu pendamping. Setelah sesi absenpun berlalu gua dengan pura pura polos mengacungkan jari dan mengatakan
“Mba kok saya blm di panggil ?”
“Nama kamu siapa ?” tanya pendamping itu
“Say, mba” balas gua
“Say ? Itu nama asli apa panggilan ?” Balik menanya
“Asli mba” dengan muka polos
“Kok ngga ada namanya. Coba di cek lagi di web siapa tau salah kelompok”
“Ngga bawa hp mba” dengan muka melas
“Sebentar saya carikan” pendamping itu sambil mengeluarkan smartphone nya dan seketika sibuk mencari namaku di web
“Oh beneran nama kamu Say. Kamu harusnya di kelompok 32 ruanganya di gedung sebelah lantai 2” kata pendamping itu
“makasih mba udah bantuin, saya ijin keluar ruangan ya” saya pun bersalaman dengan pendamping itu dan melempar senyum
Sebenernya gua disini udah kepengem balik ke rumah tapi gua harus ngelewatin ini semua karena di awal kl ngga ngikutin OSPEK bakal di persulit lulusnya “Kaka gua ketua BEM bosss… jadi tau celahnya”dalam hati gua berkata gitu, gua malah lebih takut kena omel orang rumah ketimbang ngga dapet sertifikat OSPEK ini. Setelah gua sampe di depan kelas dan gua mengucap salam tiba tiba rasa yang tadinya bete pengen oulang berubah seketika menjadi gerogi ternyata pendampimg gua adalah orang yang tadi pagi nolong gua cewe dengan semyum manisnya “gua bakal semangat nih Ospeknya tapi sayang gua ngga bisa ngobrol secara langsung bisa bisa gua pingsan kl lama lama deket sama cwe” gua dalam hati
Hari hari OSPEK yang penuh siksaan(bukan secara fisik) dan sering di permalukan karena harus melakukan ini lah itulah dengan memake aksesoris dari sayuran “Begoo banyak orang yang susah makan malah disini kami disuruh untuk di jadiin aksesoris” gua selalu protes itu di dalam hati
Hari hari telah berlalu dan perkuliahanpun sudah berjalan seperti biasanya. Dan gua dapet pengumuman kl sertifikat dapet di ambil hari itu juga
Lewat WhatsApp
“Mba nanti ambil sertifikat nya dimana ?”
“nanti ya jam 2 di taman fakultas hukum
“Ooh anak hukum pances cantik” dalem hari gua
“Sebelum jam 2 saya udah disana mba” balasku
“OK”
Gua menunggu pendamping gua di pojokan taman yang kebetulan ada kursi dan sebuah pohon yang rindang disana agak serem si soale posisinya di oojokan dan di bawah pohon gede. Setelah sekitar 10mntan menunggu pendamping gua yang bernama Aulia datang dan langsung menyapa gua
“Mba kok sendirian ? Yang lain mana ?” tanyaku
“Yang bisa ambil hari ini Cuma kamu Say” dengan suara lembutmya
Dan tiba tiba dia langsung duduk disampingku secara reflek aku pun kaget dan langsung lari meninggalkan Aulia tanpa sepatah katapun dan dengan napas tersengal sengal. Gua pun di panggil panggil sama Aulia tapi gua ngga peduli dan pergi begitu aja
“Kenapa gua gini sih Bang**t…..”
Bersambung...
--------------------------------------------------------