- Beranda
- Stories from the Heart
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
...
TS
bigtimebabalu
Life onboard : Kehidupan crew kapal pesiar
People don't understand how stressful it is to explain what's going on in your head when you don't even understand it yourself.
Boomboclat!
Boomboclat!
Quote:
Spoiler for Here we go, Paisa!:
BEBERAPA WAKTU YANG LALU
Jumat, 21 maret 2020,
09:30 AM,
Port of call : southampton, UK.
Spoiler for port of southampton:
Quote:
Setelah menunggu dari jam 7 pagi, dan semalaman ga tidur, akhirnya gue bisa juga keluar dari kapal. Semua pegawai -yang di tread ini akan gue sebut crew member- akhirnya dipulangkan bertahap. Dan gue adalah rombongan 300 orang pertama yang akan dipulangkan. Kenapa dipulangkan? Yah karena wabah covid 19 ini bikin industri kapal pesiar mati. Siapa juga yang mau berwisata naik kapal pesiar -cruising- ketika kondisi lagi seperti ini.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
Baru tepat 1 bulan gue join dikapal ini, gue masuk kapal 23 maret 2020, setelah hampir 4 bulan dirumah karena visa gue belom beres. Gue join di fort lauderdale, florida. 2 minggu cruise biasa dengan durasi masing-masing 7 hari dan 5 hari. Setelah itu crosing dari florida ke barcelona, spanyol, selama 2 minggu. Dan ketika crosing inilah corona meledak, ketika sampai dibarcelona kondisi sudah sebegitu parahnya, ketika itu italy sudah menerapkan lockdown.
Spoiler for antri di HRD office:
Tanda rokok didinding yang beberapa menit ini gue cari akhirnya ketemu, cuaca disini cerah tapi masih belum musim panas jadi suhu sekitar 18 celcius. Dan gue butuh rokok.
"Mau kerja apa Dit lo dirumah? Udah pasti lama ini kita baru bisa kerja lagi. Mungkin tahun depan baru bisa pulih industri ini" Thomas, temen gue yang orang timur langsung buka obrolan pahit ketika liat gue mendekat. Ternyata disana sudah ada beberapa crew yang mayoritas orang indonesia sedang merokok.
"Gue ada bisnis warung makan kecil-kecilan di rumah Thom, pakai duit dari situ dulu buat survive lah, lo gimana? Balik kampung apa stay dijakarta?" Tanya gue sambil nyalain rokok merah putih, fiuh bufff, sedotan pertama sukses hangatkan tenggorokan gue.👍
"P el er, mana gue mau nikah lagi tahun depan, butuh modal malah begini keadaan" jawabnya sambil nyalain batang rokok baru. "Kejakarta gue juga bingung mau ngapain Dit, ga ada kerjaan pasti disana, pulang kerumah aja lah urusin ladang bapak dulu".
Pagi itu sekitar 15 menit kami melanjutkan obrolan pahit tentang nasib kami kedepannya. Yah paling tidak kami lebih beruntung daripada rekan kami sesama crew member dari china, india, mauritius, ecuador, dan beberapa negara eropa yang menyatakan negaranya sudah lockdown, jadi mereka ga bisa pulang dan stay dikapal entah sampai kapan karena tidak ada penerbangan kekotanya.
Tadi pagi gue juga denger kapten kapal bicara lewat PA sistem - publik addres sistem, speaker dimasing-masing kamar crew-, kalau kami cuma diijinkan docking -merapat- di southampton selama 3 hari untuk memulangkan crew, karena UK adalah satu-satunya negara yang saat itu masih membuka penerbangan internasional. Dan kepulangan akan dibagi secara bertahap setiap hari karena hrd tidak bisa menyiapakan akomodasi dan tiket jika kami pulang serempak dihari yang sama. Bayangkan antri scan koper aja tadi gue habisinin waktu hampir 2 jam. Nge he emang😀
Tepat jam 11 gue udah duduk dibus yang bakal bawa gue ke bandara. Ada dua rute bus, 1 ke london heathrow airport, yang satunya ke london gatwick airport. Setahuku crew yang naik etihad dan emirates ke heathrow, dan sisanya yang naik qatar menuju gatwick.
Kernet bus yang brewok bilang perjalanan memakan waktu 2 jam. Dan menjelaskan ketika sudah masuk airport kita tidak diijinkan untuk keluar wilayah airport lagi dengan alasan apapun. Kayanya ni kernet bukan orang india karena cengkok nya ga india banget, terdengar seperti aksen mandarin malah😀
Dua jam dibus memberikan waktu yang lebih dari cukup untuk gue mikir macem-macem. Yang ada mau pulang liburan malah banyak pikiran, terutama kepikiran duit😀
Tidur lah. Nanti juga dibangunin kalau sudah sampai. Lagian bus ini semua turun diterminal 5.
02:05 PM
London Heathrow Airport
Spoiler for antri koper:
Quote:
Setelah antri lagi nunggu bus keluarin koper akhirnya gue bisa tenang merenung di pinggir taxi run, smoking area.
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
Pasukan merokok masih tetap sama dengan yang tadi diport setelah dipikir. Kami berusaha ngobrol dan tertawa padahal dari wajah kami sih kusut banyak beban😅
Selama ini gue paling males urusan di airport adalah imigrasi dan check in konter. Astaga antrinya itu lho. Belom lagi karena corona ini mesti jauhan berdirinya. Pengen pipis tapi ga mungkin ninggalin antrian. Mau ngobrol sama temen di depan atau belakang, tapi kami sama-sama dalam mood ga pengen ngobrol😀
Beres checkin gue masih punya hampir 3 jam sebelum boarding gate buka. Dan apa yang gue lakuin? Bener, ngerokok lagi. Entah udah berapa batang hari ini. Sebelom keluar merokok coba nyari2 starbuck atau kopi lainnya, ternyata semua kompakan tutup. Akhirnya cuma beli air mineral yang ga karuan mahalnya.
"Bang, dijakarta nanti dijemput? Bareng aja udah sama saya, ada adik nanti jemput". Dedi, anak betawi asli yang kerja di bar departemen buka obrolan. Aduh, bukannya apa tapi gue lagi males banget ngobrol ded😑
"Gue home gatenya jogja Ded, dijakarta cuma transit sambil cari2 sate ayam nanti sebelom terbang lagi. Ahaha".
"Oh gitu, jam berapa ke jogjanya bang? Dia bertanya lagi, duh bagus sih maksudlo perhatian, tapi kan gue jadi harus cek tiket lagi di email buat jawab pertanyaan lo.😑
"Jam 7 malam sampai jogja Ded, ga hafal tiketnya gue. Ahaha" akhirnya 2 batang kemudian kami memutuskan masuk karena udara makin dingin dan pengen cepet masuk biat cari makan didalam terminal.
Imigrasi dan security paling habisin waktu 30 menit aja. Habis itu nyariin gate, sedikit cuci mata, cari makan yang akhirnya cuma dapat sandwith. Kira2 gue masih ad waktu 1 jam sebelom gate buka. Diruang tunggu gate, gue liat kiri kanan orang pada sibuk gunain wifi bandara buat telpon keluarga. Jadi inget ibu, belom kasih tau orang rumah kalau gue mau pulang. Apa surprize aja yak😅
"Assllkm, sehat bu?" Dilayar hp ibu terlihat ngantuk matanya, baru sadar dirumah udah malam mungkin dengan selisih waktu 7 jam kalau ga salah.
"Allhdllh sehat, mas pie? Urung mulai kerja?" Dan pertanyaan ini gue jawab habisin waktu 10 menitan buat jelasin ke ibu kalau gue bakal pulang karena bisnis sepi, ga ada tamu, dll dst😴
Akhirnya counter gate dibuka, tapi apes pegawainya cowo semua ahaha. Mana ni pegawai etihad yang cantik berhidung mancung🥰
20:00 PM
Ethihad Airways EY 0020
Spoiler for EY 0020:
Quote:
Pesawat besar ini isinya paling cuma sepertiga kapasitasnya, yang kebanyakan adalah crew member kapal gue. Ini yang keduakalinya gue naik etihad. Sorry to say, paling bagus secara service adalah emirates, qatar, baru maskapai ini😝
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
6 jam perjalan dari london ke abu dhabi, trus lanjut lagi setelah transit, dari abu dhabi ke jakarta 8 jam 40 menit.
Setelah pesawat take off pramugari mulai keliling pakai gerobak kasih snack sama minuman. Mayan ini mix peanut sama roti isi daging ga jelas buat ganjel perut😅
Rencana awal gue pengen mabok gratisan aja dipesawat biar tidur sambil nonton film di monitor. Samping kiri gue kosong sampai ujung lagi dekat jendela. Ga ada yang bisa diajak ngobrol. Depan gue orang indonesia, crew housekeeping departemen yang gue ga kenal namanya, walaupun sering pada diceritain kalau dia sombong karena udah punya jabatan jadi pool leader, ada satu strip dibahunya. Walaupun secara gaji kalah dibanding gue😜
Habis makan cemilan dan segelas whiskey cola gue mulai buka2 menu film di monitor dan seinget gue udah gue tonton semua selain frozen🤣🤣
Kursi belakang gue anteng banget, ternyata pas gue intip Thomas udah tidur pakai headset, kebanyakan anggur merah pasti dia. Ni orang sohib alkohol gue dan akan punya porsi banyak di akhir cerita gue besok.
Gue buka bagasi atas, ambil laptop asus berumur 4 tahun yang selalu menemani waktu bosan gue dikapal dengan segala genre film di harddisknya, terutama anime boruto😀
Gue mau ketik aja kisah perjalan hidup gue nguli dikapal pesiar. Buat killing time perjalanan panjang. Buat pengingat aja siapa tahu habis corona ini udah ga ada lagi bisnis kapal pesiar🤪
So.. Mari kita mulai ceritanya...
Nama gue Didi. Gue anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya cowo. Kakak gue udah jadi aparatur negara dan tinggal bareng istrinya di sumatera. Adik gue masih kuliah ga jelas walaupun udah 7 tahun, punya sambilan jualan online part motor yang gue ga tau apa aja itu. Karena gue orangnya ga otomotif banget😅
Gue asli jogja, lahir disini, besar disini, dipojok provinsi jogja yang jarang dikenal orang. Orang tua gue petani, petani yang kini sudah mulai meninggalkan budaya menanam padi karena lebih menguntungkan menanam sayur katanya😅
Kok ngomongnya gue-lo? Lha iyo lah ndes, moso nulis disini pakai aku kamu koe njenengan😅
Udah hampir 5 tahun gue kerja dikapal pesiar. Dan tread ini akan menceritakan semua yang mungkin kalian tidak pernah tau, bahkan tidak pernah bayangkan tentang bagaimana kami, crew member, hidup diatas besi mengapung🙂
Akan ada banyak foto, video, dan keterangan pendukung agar kalian paham dan bisa bayangkan seting tempat dalam cerita ini, dikapal pesiar.
Gue kerja perusahaan internasional bernama RCI, atau dulu nama panjangnya RCCL😋
Perusahaan gokil yang belasan tahun menangin penghargaan cruise line terbaik. Pemilik 4 kapal penumpang terbesar didunia : oasis of the seas, allure of the seas, harmony of the seas, dan sympony of the seas. Perusahaan yang tiap tahun bikin kapal baru, tercanggih, terbesar. Tapi entah apa nasibnya setelah corona menyerang.
Baru selesai nulis segini, pramugari lewat bawain makan malam. Ayam ga jelas dengan mashpotato dan bumbu india jadi pilihan gue. Sekaligus nambah whiskey lagi. Kali ini ga pakai coke, tapi pakai es😉
Gue kerja sebagai waiter, di restauran ber sistem fine dining. Jadi tamu cuma dateng duduk dilayani dari awal sampai akhir. Enak? Iya menurutmu enak, kalau tamunya orang purbolinggo atau tegal pasti enak. Lha ini tamunya bule yang maunya ini itu, punya alergy sama makanan yang harus diperhatian, belom lagi orang UK yang ngomongnya aksen lucu. Mereka british yang dari play group mungkin udah biasa full table service😅
Sabtu, 22 maret 2020
6 jam setelah take off,
Abu Dhabi international airport
Spoiler for yang terkenal di abu dhabi airport:
Quote:
Ga tau jam berapa, gue dibangunin pramugari bilang kalau gue harus lipet stow yang gue pakai buat tatakan laptop karena pesawat mau landing.
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Sarapan beberapa jam yang lalu juga sangat mengecewakan karena gue ga dapet telur yang ada dimenu. Cuma ada semacam makanan ga jelas yang bercitarasa kambing. Sarapan kok kambing😪
Setelah pesawat diem, gue bergegas buru2 masuk buat antri imigrasi dan cari gate buat pesawat kejakarta. Sebelum ramai berdesak dan corona nyelip. Dan bener, udah rame banget manusia antri imigrasi, untungnya security udah pakai thermal cam buat ngecek suhu penumpang, coba pakai infrared, bisa sejam lebih antrinya. Gue beneran aware sama ini virus. Pakai masker dari mulai masuk airport, bawa hand sanitizer, pencet tombol lift aja pakai dialasin ujung lengan jaket.
Baru setengah perjalanan aja masker gue udah bau, apakabar nanti pas sampai jogja ya. Ahaha
Disini mungkin 2x lebih rame dari london. Semua masih buka. Gue sempet beli coklat beberapa bungkus, glenlivet sama henesy black buat oleh2 atau persediaan karena gue denger gosip kita bakal dikarantina karena datang dari daerah pandemik, shit lah. Yang paling penting gue udah dapet es kopi yang bisa maching sama rokok merah putih di smoking area. Yeah😅
Kayanya kebanyakan part ngerokoknya ini cerita, ya karena gue ngerokok, nanti pas cerita dikapal malah lebih banyakan part mantab mantab nya😝
Dismoking area udah mulai banyak paisano-teman senegara- yang juga pulang dari kapal pesiar, lebih tepatnya dipulangkan🤣
Dan apesnya konon mereka udah ga terima gaji setelah udah ga ada tamu. Sekitar seminggu yang lalu. Beruntunglah gue😅
Gue banyak ngobrol tapi gue lupa ngobrolin apa aja. Makanya ga gue tulis disini. Karena gue beneran udah ga mood. Menerima kenyataan gue harus pulang dan bakal dirumah tanpa pekerjaan. Itulah karma crew kapal pesiar. Kebiasaan dapet gaji gedhe pas dirumah kepikirannya duit mulu🤣
Kayanya bakal gue selesaiin part ini sampai gue mendarat dijogja. Baru mulai cerita flash back kehidupan gue. Udah beberapa momen spesial dalam hidup dikapal gue selesein ketiknya. Tinggal sesuaikan alur cerita yang susah, juga lengkapin foto sama video yang bakal gue upload buat pelengkap. Harus dipilihin yang ga kelihatan muka gue atau temen gue dalam cerita ini. Terutama wanita😅
Pesawat EY 0474 mulai take off. Saatnya ngetik lagi, ditemani whiskey gratisan. Oh ya, pramugarinya kok tua2 ya. Mendingan tadi pas dari london.
Pesawat ini lumayan penuh, dan bau balsem. Mungkin saudara kita TKI yang ikut pulang dipesawat ini memakai balsem terlalu banyak🤪
Siang menjelang sore
CGK, Soekarno Hatta Airport
Terminal 3 kedatangan
Quote:
EY 0474 landing dengan agak keras ga tau kenapa, mungkin karena gue bangun belum terlalu sadar aja jadi kaget pas roda nyentuh aspal runway. Tidur nyenyak karena gue sampai lupa habis berapa gelas whiskey, ahaha. Sampai sebel pramugarinya gue minta tambah terus setiap mereka lewat.
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Spoiler for apapun makannya, minumnya tetap whiskey😅:
Setelah antri imigrasi, pengecekan dokumen, cek kesehatan, isi dokumen kesehatan dan scan koper, akhirnya gue bisa hirup udara jakarta beserta polusinya🤣
Dan berita baiknya kami ga harus dikarantina, cukup karantina mandiri aja dirumah selama 14 hari. Big Yes!
Yang pertama gue cari setelah 1 bulan ga makan makanan indonesia adalah.....Sate! Dan ketemu sate yang buka, nama warungnya sate khas sena###. Urusan merokok nanti dulu lah setelah makan ni sate.
Gue makan bersama 2 temen gue, satu cewe sebut saja ayu, gadis belia asal bali yang juga nunggu pesawat, dan mas ga inget namanya dari magelang. Dia kejogja juga satu pesawat sama gue nanti.
50 menit perjalanan kejogja pasti ga berasa nih😁
Malam banget, mungkin penerbangan terakhir
Adisucipto Airport
Quote:
Kayanya belom lama berangkat dari sini, udah disini lagi aja. Belom ada yang berubah kecuali beberapa foodcourt yang udah tutup. Entah karena udah malam atau karena efek corona nge he, atau malah persiapan bandaranya mau pindah.
Setelah ambil koper, sebatang dulu seperti biasa sambil minum teh kot##, seger banget broow. Ambil hape dan nyalain wifi. Lumayan dapet sinyal karena gue ga pernah bawa simcard indonesia keluar negeri. Males. Wifi aja dimana-mana.
Ngabarin ibu kalau udah sampai bandara, sambil mau pesen grab. Udah ada pria seumuran bapak gue nawarin taksi plat hitam. Tarifnya disamain aja sama grab katanya😅
"Satus ewu wae mas podo rego grab. Ra nganti 15 menit tekan wes tinggal lurus(100rb saja mas, sama kaya harga di aplikasi grab, ga sampai 15 udah sampai tinggal lurus soalnya)" katanya sok ngerayu. Emang rumah gue tinggal lurus arah solo paling 10an kilometer. Bandara tinggal belok kanan selese.
"Sik pak, ngentek ke udud. Karo ngelih aku golek mangan sik yo ngko mangan sisan gek tak punjuli(sebentar pak, ngehabisin rokok. Lapar nanti cari makan dulu ya sekalian, nanti saya tambahi ongkosnya)" reflek ngomong kaya gitu karena pengen makan di angkringan. Susu jahe sama telur puyuh nikmat dibayangan gue.
Disini terjadi obrolan yang agak ga penting diceritain disini. Tentang sepinya penumpang karena corona, angsuran mobil dia, bandara yang mau pindah ke kulonprogo dan lainnya.
Luweh pak, uripku yo lagi ngenes☹
Spoiler for dan akhirnya...:
Seger ndes!!!😅
Follow my account
Dan disinilah cerita gue bakal dimulai, waktunya mundur kebelakang, hampir 5 tahun yang lalu..
Diubah oleh bigtimebabalu 15-12-2020 04:58
phntm.7 dan 516 lainnya memberi reputasi
511
490K
Kutip
5.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bigtimebabalu
#1531
Side Story 1
Juli 2017
"Hai, Ma. How are you, my friend?", apakabar Ma, sapa gue sambil berjalan mendekati Ma, dia habis nge Gym sepertinya, dengan sweater ketat, celana yoga yang menunjukkan lekuk kaki sampai pantatnya😘
"Gym time Di, it was 2 night you disappear from me, where you been?", habis olahraga Di, udah 2 malam lo menghilang, kemana aja?
"Haha, you miss me? I was drink with my team", kenapa, kangen? Gue minum sama temen futsal gue. Jawab gue singkat sambil bawain tas kecil selempang punya dia, lumayan berat juga, bawa apa aja ni cewe nge Gym. Barbel?
"You drunk?" Mabok? Tanya dia lagi.
"Little bit", jawab gue sambil berusaha bersikap normal.
"Wanna come?" Mau main kekabin? Tanya dia sambil tertawa.
"Yeah, but maybe i'll sleep right away, haha", boleh, tapi paling gue bakal tidur langsung. Ngantuk, mabok.
Dia buka pintu dan persilahkan gue masuk, setelah gue masuk langsung duduk dibawah ambil gitar sambil nyanyi2. Ga inget main lagu apa aja. Udah mabok😅
Dia masuk kamar mandi, pas dia keluar gue udah ga sadar lagi, ga inget gue. Udah tidur.
Paginya gue bangun karena haus, entah jam berapa. Tapi weker di hp gue belum berbunyi, mungkin masih jam setengah 6 atau malah lebih pagi, karena belum ada cahaya dari porthole -jendela kabin Ma.
Ma tidur dengan badannya full kebungkus selimut, gue dengan setengah sadar berusaha masuk kedalam selimut. Ikut tidur dikasur, pegel tidur dikarpet, dibawah.
Gue peluk badan dia, entah dia sadar atau ga. Perlahan pelukan bertambah dengan ciuman gue dibibir mungilnya. Dan dia membalasnya, tandanya dia sudah bangun, atau belum tidur. Tapi badannya masih terasa tegang, kaku. Ga ada respon selayaknya yang biasa dia berikan beberapa malam yang lalu. Gue berhenti sebelum terjadi yang ga diinginkan. Gue cuma tidur sambil peluk badannya, badan kakunya.
Pagi hari gue dibangunkan dengan pukulan bantal tepat diselangkangan. Gue bangun dengan kaget. Dia udah mandi, berganti seragam, siap berangkat kerja.
"Morning Ma, sleep tight?" Pagi Ma, nyenyak tidurnya? Sapa gue sambil kucek2 mata.
"Morning. You shouldn't do that, Di. You had almost rape me" kata dia dengan senyuman yang aneh, dipaksakan. Pagi, lo seharusnya ga lakuin itu, lo hampir rudapaksa gue.
Gue diem. Merasa bersalah. Pergi meninggalkan kabinnya setelah bilang minta maaf dan kecup keningnya, dia peluk gue dengan sangat erat, nafasnya seperti orang menahan tangis. Entah sedih, kecewa, atau perasaan yang lain. Gue yang ambil inisiatif untuk lepasin pelukannya. Lalu keluar kabin.
"See you tonight, my lovely princess", sampai jumpa nanti malam tuan putri, kata gue sambil menutup pintu. Ada senyum terlihat diwajah sedihnya, sesaat sebelum pintu tertutup.
8 Juni 2020
Stanley Park, Vancouver, Canada
20:00, hampir batas jam malam dikota ini
Bersepeda dimusim panas adalah satu²nya olahraga yang bisa ku lakukan ditengah pandemi corona, persetan dengan jam malam. Karena cuma dimalam hari aku bisa menikmati hidupku, siang hari terlalu ramai jalanan untuk aku yang lebih suka kesendirian.
Rute yang aku rencanakan cuma sekitar komplek rumah, sampai distrik pinggir kota, akhirnya tanpa terasa aku sudah sampai ditaman kota. Hampir 20mil dari rumahku. Lagu² yang kudengarkan dari headphone membuatku lupa waktu, dan jarak. Aku berhenti untuk menikmati air mineral bekal ku.
Moodku memburuk ketika lagu favorit yang terdengar dari headphone berganti menjadi nada dering, panggilan masuk dari aplikasi pesan instan.
"Hallo, selamat malam tuan putri, bagaimana kabarmu? Sehat?" Suara dari orang yang menelpon membuat moodku membaik lagi. Orang yang tidak pernah aku bayangkan akan datang dan merubah jalan pikiranku, dan membuka perasaanku.
"Selamat pagi bocah besar, aku baik² dan sehat² saja, bagaimana keadaan kamu dan keluargamu disana?", semoga dia sehat dan bahagia, apapun pilihan hidupnya. Terakhir kami bertemu tahun lalu, bersama romantisme yang tidak akan bisa aku lupakan seumur hidupku, aku tau hidupnya sedang tidak baik² saja, banyak yang dia ceritakan adalah hal buruk, keadaan yang sangat buruk yang selalu menimpanya. Walau masalah tidak pernah berhenti saling berganti mengisi hari²nya, dia tetap bisa tersenyum bahagia, orang baik memang belum pasti bernasib baik. Dia salah satu contoh nyatanya. Berhentilah jadi orang baik, bocah besar!
"Sehat Ma..." dia menceritakan kalau sedang menceritakan pengalaman kami dulu disuatu jurnal kesehatan psikologis, bualan apa lagi ini. Dia bahkan tidak bisa menulis secara resmi, baik dan benar, pendidikan terakhirnya cuma sekolah atas dengan standart pendidikan di negara berkembang, kinda piece of shit kalau dia bilang menulis jurnal. Dia paling tidak bisa berbohong, bodoh.
Akhirnya dia mengaku menceritakan lewat tulisan tentang kisah hidupnya, dan aku adalah salah satu yang mendapat bagian spesial disana, mungkin bukan karena aku yang paling cantik, atau paling seksi, atau paling menggairahkan secara seksual diatas ranjang. Menggairahkan?
Dia pernah menunjukan rekaman di cellularnya, sedang bersama wanita amerika selatan, dia definisi sensual sebenarnya, sebagai wanita pun melihatnya membuatku berkeringat dan jantung berdebar. Aku bukan apa² dibanding wanita itu.
Atau wanita asia yang bahkan menunjukan wajah tidak suka ketika aku cuma berbicara dengan pacarnya, yang konon adalah cinta dan belahan jiwanya. Puffftttt
Lebih tepatnya karena aku satu²nya yang mempunyai kebutuhan khusus. Sakit mental, menurut dia dulu. Ya memang, aku seperti itu.
"Okay, 1 week", beri aku waktu satu minggu. Sambil kututup telponnya.
Fiuh, berbahaya kalau mengingat masalalu dengannya. Berbahaya kalau aku jatuh cinta lagi karena mengingatnya, kalau definisi cinta adalah ketertarikan pada lawan jenis yang berdasar pemikiran irasional, ya, aku dulu sempat jatuh cinta, 2 kali, dengan orang yang sama. Semakin lama kami berbicara, aku akan semakin larut dalam pemikiran irasional itu lagi. Aku lebih suka menyebutnya pemikiran irasional, bukan perasaan.
Kembali aku berdiri, dan mulai mengayuh sepedaku pulang, ke flat kecil tanpa balkon yang kusebut rumah. Entah sampai kapan aku bisa membayar biaya hipoteknya, karena aku sedang tidak diperkerjakan karena pandemi ini, yang artinya tidak ada lagi pemasukan uang.
22 Juni 2017
JFK International Airport
Terminal 5
Setelah melalui kontrak pertama di kapal, yang sebenarnya tidak sesuai harapanku, akhirnya aku kembali lagi ke kapal, dan akan menjalani kehidupan yang intens. Ini sebenarnya bukan pekerjaan yang aku mimpikan, harapkan, tapi bahan pertimbanganku cuma aku tidak diharuskan membayar untuk tempat tinggal dan makan, walau gaji yang akan aku terima dibawah standart gaji dikanada, apalagi kalau dibandingkan standart di US, dan satu lagi keuntungannya adalah aku tidak harus bayar pajak, atau mengeluarkan uang untuk hidup dikapal. I can life without spend money. What a good life! Kalau bisa hidup tanpa mengeluarkan uang, kenapa tidak?
Belum siang hari benar, pesawat american airlines dari vancouver yang aku tumpangi sudah mendarat, dan setelah melewati proses imigrasi aku sudah menunggu bus menuju hotel tempat aku akan menginap satu malam, sebelum masuk kekapal besar yang masih belum bisa aku bayangkan bagaimana repotnya kerjaanku nanti, karena jumlah crew yang lebih banyak dan tanggung jawab yang lebih rumit. Entahlah, jalani saja.
Diseberang jalan aku lihat ada beberapa pria asia sedang merokok, sambil menunggu bus juga mungkin, siapa lagi yang berpenampilan seperti mereka kalau bukan crewmember kapal pesiar. Jaket tebal tidak peduli musim panas atau musim dingin, sepatu olahraga mahal, topi atau hat, dan sudah dapat dipastikan kepulan asap dari rokok dimulut mereka, bukan bermaksud memandang rendah, tapi yang aku masih bingung kenapa mereka gemar sekali membakar rokok, bukannya rokok itu mahal? Dan mereka dari negara berkembang? Aku juga setengah asia, mama seorang imigran asli dari china, shanghai. Papa kandungku adalah warga kanada, juga keturunan imigran dari prancis. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan uang yang aku dapatkan untuk hal² yang tidak penting.
Dari tadi aku perhatikan ada satu pria yang sering mencuri pandang melihatku, bertubuh tidak terlalu kurus karena mayoritas orang asia yang aku temui bertubuh kurus. Dengan rambut tertutup topi, celana jeans belel sobek dilutut dan paha, sepatu berwarna biru, jaket coklat army look, semua warna ada ditubuhnya, sangat² menjijikan, tidak berselera dalam hal warna ataupun model pakaian. Asian style!
Berkali² kami saling beradu pandangan mata. Sampai akhirnya dia benar² berjalan menyeberangi jalan untuk mendekat kearah aku duduk. Oh shit, baru hari pertama, dan aku harus melayani obrolan ditambah tatapan nakal manusia berjenis kelamin pria lagi. Menjijikan!
Basa-basi biasa tentang bus ke hotel, apakah aku juga crewmember, dan kata2 lain yang sebenarnya dia sudah tau jawabannya tetapi masih bertanya, hanya untuk sebuah ucapan dari mulutku, bukan untuk sebuah jawaban yang dia cari untuk diketahui. Tipikal, sudah ada ratusan orang berbuat seperti itu kepadaku. Tidak akan bisa membuatku tertarik untuk berbicara lebih lama dari 5 menit. Bye!
Dia mulai mendapatkan perhatianku ketika ada satu kesempatan dia berbicara mandarin, yang bahkan aku tidak tau harus menjawab apa, aku tau maksudnya apa tapi aku tidak tau harus menjawab apa. Bagaimana dia bisa? Apalah dia juga staff dikapal? Guest relationship officer mungkin, yang diwajibkan menguasai bahasa asing? Memalukan mengetahui kalau orang yang aku anggap bernilai diri rendah berdasar penilaian mataku, bisa membuatku terdiam beberapa detik, shit happens! Cant be real! Ga mungkin!
Kedatangan bus yang akan membawa ke hotel mengakhiri ketidaknyamananku atas kehadirannya. Semoga kita tidak bertemu lagi!
Ahhh, akhirnya bisa merebahkan badanku di tempat tidur. Mandi air hangat dengan shower atau berendam dengan air hangat ya? Sebagai seorang staff aku mendapat kamar single bedroom. Crewmember lainnya harus berbagi kamar hotel, bahkan nanti berbagi kamar di kabin kapal, bahkan dengan orang yang tidak mereka kenal. Tidak bisa aku bayangkan kalau aku yang ada diposisi itu. Waktu semakin larut dan aku tertidur setelah merasakan pijitan air panas dari shower.
Paginya ketika sarapan aku lihat pria asia itu lagi didepan mejaku, aku sudah sengaja memilih meja dipojok dan paling tidak nyaman agar tidak ada seorangpun yang mau memilih untuk duduk bersamaku. Aku mau menikmati sarapanku tanpa harus menjawab obrolan tidak penting. Mencoba menatapku seakan² aku adalah obyek pemuas nafsunya. Sepertinya pria ini akan datang kemejaku, dan mengucapkan selamat pagi, kinda animal bullshit! Gombal, basi.
Dan benar, dia mulai bangkit dari duduknya dengan mengarahkan pandangan kemejaku. Come on ma, stop it!
Seorang wanita datang sebelum dia melangkah, memeluknya dari belakang, dan mencium mesra pipinya. Lalu duduk dihadapannya. Shit! Another ships life drama. Bosan aku menyaksikan hubungan dikapal yang memuakkan. Cuma mencari cara menyalurkan libido seksual dengan lawan jenis yang sama² membutuhkan seks untuk mengurangi tekanan pekerjaan, dan membayangkannya lebih jauh sudah membuatku merinding jijik.
Cantik, wanita amerika atau bahkan eropa, berhidung mancung, proporsional, badan sempurna, gigi yang rapi, dan rambut yang panjang. Gayanya berpakaian juga anggun, stunning! Ah... Aku tampar pipiku sendiri. Kenapa aku jadi lebih tertarik pada wanita? Walaupun sebenarnya juga tidak ada alasan untuk tertarik pada pria, apalagi pria asia! Yeak! (Kata 'yeak' mungkin sama dengan 'cuih' kalau dalam bahasa kita, ekspresi sedang meludah)
Apa jabatan pria ini dikapal sampai bisa membuat wanita ini tertarik? Dia masih terlihat muda, tidak mungkin mempunyai jabatan tinggi dikapal.
Semuanya pasti akan terjawab pada waktunya, ketika aku sudah dikapal. Aku juga mulai heran kenapa aku bertanya2 seperti itu. Aku tidak pernah peduli dengan kehidupan orang lain, bahkan kehidupan mama ku sendiri!
Dan jam 7 aku duduk dibus menuju kapal, aku memilih bus terakhir, dan duduk paling depan agar tidak ada yang duduk disampingku. Di kursi seberang ada 2 orang yang sedang memadu kasih juga, orang china, sepertiku. Dan dibelakangku adalah orang asia dan pacar eropanya tadi. Bahkan aku lupa siapa namanya, kemarin dia sempat memperkenalkan diri ketika kami menunggu bus menuju hotel.
Kenapa juga aku harus ingat? Kenapa juga aku harus peduli dan menaruh perhatian untuk hal se-sepele itu? Ah, masih sekitar hampir 2 jam menuju pelabuhan, aku pasang headphone ku dan mencoba memejakamkan mata. Please, kenapa pikiran malah kemana², bahkan belum hari pertama aku kerja.
Namaku -tidak boleh disebutkan-, umurku sekarang hampir 27 tahun, aku warga negara kanada yang bekerja sebagai staff keuangan di royal caribbean international selama hampir 4 tahun terakhir.
Hari ini adalah awal dari pelajaran hidupku untuk menjadi manusia, seutuhnya, yang normal, dan aku bisa mendapatkannya tanpa mengeluarkan uang sedikitpun, karena terakhir kali aku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk 1 jam sesi bersama psikiater. Yang bahkan kata²nya tidak bisa aku terima sebagai solusi. Such an expensive shitty talk! Mahal dan tidak ada gunanya.
bersambung...
Panjang banget emang POV nya Ma. Pusing juga gue terjemahin dan singkat2, jadi gue bagi ke 2 part. Atau mungkin malah 3 part. Ditulis disini karena ini adalah waktu2 dimana gue bersama Ma untuk kontrak itu, sebelum Mino datang. Habis itu ga ada lagi cerita tentang Ma. Sampai tahun 2019 kami bertemu kembali. Stay tune!
Futsal? Nanti aja, ga se-seru yang dibayangkan ceritanya🤪
Quote:
"Hai, Ma. How are you, my friend?", apakabar Ma, sapa gue sambil berjalan mendekati Ma, dia habis nge Gym sepertinya, dengan sweater ketat, celana yoga yang menunjukkan lekuk kaki sampai pantatnya😘
"Gym time Di, it was 2 night you disappear from me, where you been?", habis olahraga Di, udah 2 malam lo menghilang, kemana aja?
"Haha, you miss me? I was drink with my team", kenapa, kangen? Gue minum sama temen futsal gue. Jawab gue singkat sambil bawain tas kecil selempang punya dia, lumayan berat juga, bawa apa aja ni cewe nge Gym. Barbel?
"You drunk?" Mabok? Tanya dia lagi.
"Little bit", jawab gue sambil berusaha bersikap normal.
"Wanna come?" Mau main kekabin? Tanya dia sambil tertawa.
"Yeah, but maybe i'll sleep right away, haha", boleh, tapi paling gue bakal tidur langsung. Ngantuk, mabok.
Dia buka pintu dan persilahkan gue masuk, setelah gue masuk langsung duduk dibawah ambil gitar sambil nyanyi2. Ga inget main lagu apa aja. Udah mabok😅
Dia masuk kamar mandi, pas dia keluar gue udah ga sadar lagi, ga inget gue. Udah tidur.
Spoiler for ma, 2019:
Paginya gue bangun karena haus, entah jam berapa. Tapi weker di hp gue belum berbunyi, mungkin masih jam setengah 6 atau malah lebih pagi, karena belum ada cahaya dari porthole -jendela kabin Ma.
Ma tidur dengan badannya full kebungkus selimut, gue dengan setengah sadar berusaha masuk kedalam selimut. Ikut tidur dikasur, pegel tidur dikarpet, dibawah.
Gue peluk badan dia, entah dia sadar atau ga. Perlahan pelukan bertambah dengan ciuman gue dibibir mungilnya. Dan dia membalasnya, tandanya dia sudah bangun, atau belum tidur. Tapi badannya masih terasa tegang, kaku. Ga ada respon selayaknya yang biasa dia berikan beberapa malam yang lalu. Gue berhenti sebelum terjadi yang ga diinginkan. Gue cuma tidur sambil peluk badannya, badan kakunya.
Pagi hari gue dibangunkan dengan pukulan bantal tepat diselangkangan. Gue bangun dengan kaget. Dia udah mandi, berganti seragam, siap berangkat kerja.
"Morning Ma, sleep tight?" Pagi Ma, nyenyak tidurnya? Sapa gue sambil kucek2 mata.
"Morning. You shouldn't do that, Di. You had almost rape me" kata dia dengan senyuman yang aneh, dipaksakan. Pagi, lo seharusnya ga lakuin itu, lo hampir rudapaksa gue.
Gue diem. Merasa bersalah. Pergi meninggalkan kabinnya setelah bilang minta maaf dan kecup keningnya, dia peluk gue dengan sangat erat, nafasnya seperti orang menahan tangis. Entah sedih, kecewa, atau perasaan yang lain. Gue yang ambil inisiatif untuk lepasin pelukannya. Lalu keluar kabin.
"See you tonight, my lovely princess", sampai jumpa nanti malam tuan putri, kata gue sambil menutup pintu. Ada senyum terlihat diwajah sedihnya, sesaat sebelum pintu tertutup.
8 Juni 2020
Stanley Park, Vancouver, Canada
20:00, hampir batas jam malam dikota ini
Quote:
Bersepeda dimusim panas adalah satu²nya olahraga yang bisa ku lakukan ditengah pandemi corona, persetan dengan jam malam. Karena cuma dimalam hari aku bisa menikmati hidupku, siang hari terlalu ramai jalanan untuk aku yang lebih suka kesendirian.
Rute yang aku rencanakan cuma sekitar komplek rumah, sampai distrik pinggir kota, akhirnya tanpa terasa aku sudah sampai ditaman kota. Hampir 20mil dari rumahku. Lagu² yang kudengarkan dari headphone membuatku lupa waktu, dan jarak. Aku berhenti untuk menikmati air mineral bekal ku.
Moodku memburuk ketika lagu favorit yang terdengar dari headphone berganti menjadi nada dering, panggilan masuk dari aplikasi pesan instan.
"Hallo, selamat malam tuan putri, bagaimana kabarmu? Sehat?" Suara dari orang yang menelpon membuat moodku membaik lagi. Orang yang tidak pernah aku bayangkan akan datang dan merubah jalan pikiranku, dan membuka perasaanku.
"Selamat pagi bocah besar, aku baik² dan sehat² saja, bagaimana keadaan kamu dan keluargamu disana?", semoga dia sehat dan bahagia, apapun pilihan hidupnya. Terakhir kami bertemu tahun lalu, bersama romantisme yang tidak akan bisa aku lupakan seumur hidupku, aku tau hidupnya sedang tidak baik² saja, banyak yang dia ceritakan adalah hal buruk, keadaan yang sangat buruk yang selalu menimpanya. Walau masalah tidak pernah berhenti saling berganti mengisi hari²nya, dia tetap bisa tersenyum bahagia, orang baik memang belum pasti bernasib baik. Dia salah satu contoh nyatanya. Berhentilah jadi orang baik, bocah besar!
"Sehat Ma..." dia menceritakan kalau sedang menceritakan pengalaman kami dulu disuatu jurnal kesehatan psikologis, bualan apa lagi ini. Dia bahkan tidak bisa menulis secara resmi, baik dan benar, pendidikan terakhirnya cuma sekolah atas dengan standart pendidikan di negara berkembang, kinda piece of shit kalau dia bilang menulis jurnal. Dia paling tidak bisa berbohong, bodoh.
Akhirnya dia mengaku menceritakan lewat tulisan tentang kisah hidupnya, dan aku adalah salah satu yang mendapat bagian spesial disana, mungkin bukan karena aku yang paling cantik, atau paling seksi, atau paling menggairahkan secara seksual diatas ranjang. Menggairahkan?
Dia pernah menunjukan rekaman di cellularnya, sedang bersama wanita amerika selatan, dia definisi sensual sebenarnya, sebagai wanita pun melihatnya membuatku berkeringat dan jantung berdebar. Aku bukan apa² dibanding wanita itu.
Atau wanita asia yang bahkan menunjukan wajah tidak suka ketika aku cuma berbicara dengan pacarnya, yang konon adalah cinta dan belahan jiwanya. Puffftttt
Lebih tepatnya karena aku satu²nya yang mempunyai kebutuhan khusus. Sakit mental, menurut dia dulu. Ya memang, aku seperti itu.
"Okay, 1 week", beri aku waktu satu minggu. Sambil kututup telponnya.
Fiuh, berbahaya kalau mengingat masalalu dengannya. Berbahaya kalau aku jatuh cinta lagi karena mengingatnya, kalau definisi cinta adalah ketertarikan pada lawan jenis yang berdasar pemikiran irasional, ya, aku dulu sempat jatuh cinta, 2 kali, dengan orang yang sama. Semakin lama kami berbicara, aku akan semakin larut dalam pemikiran irasional itu lagi. Aku lebih suka menyebutnya pemikiran irasional, bukan perasaan.
Kembali aku berdiri, dan mulai mengayuh sepedaku pulang, ke flat kecil tanpa balkon yang kusebut rumah. Entah sampai kapan aku bisa membayar biaya hipoteknya, karena aku sedang tidak diperkerjakan karena pandemi ini, yang artinya tidak ada lagi pemasukan uang.
22 Juni 2017
JFK International Airport
Terminal 5
Quote:
Setelah melalui kontrak pertama di kapal, yang sebenarnya tidak sesuai harapanku, akhirnya aku kembali lagi ke kapal, dan akan menjalani kehidupan yang intens. Ini sebenarnya bukan pekerjaan yang aku mimpikan, harapkan, tapi bahan pertimbanganku cuma aku tidak diharuskan membayar untuk tempat tinggal dan makan, walau gaji yang akan aku terima dibawah standart gaji dikanada, apalagi kalau dibandingkan standart di US, dan satu lagi keuntungannya adalah aku tidak harus bayar pajak, atau mengeluarkan uang untuk hidup dikapal. I can life without spend money. What a good life! Kalau bisa hidup tanpa mengeluarkan uang, kenapa tidak?
Belum siang hari benar, pesawat american airlines dari vancouver yang aku tumpangi sudah mendarat, dan setelah melewati proses imigrasi aku sudah menunggu bus menuju hotel tempat aku akan menginap satu malam, sebelum masuk kekapal besar yang masih belum bisa aku bayangkan bagaimana repotnya kerjaanku nanti, karena jumlah crew yang lebih banyak dan tanggung jawab yang lebih rumit. Entahlah, jalani saja.
Diseberang jalan aku lihat ada beberapa pria asia sedang merokok, sambil menunggu bus juga mungkin, siapa lagi yang berpenampilan seperti mereka kalau bukan crewmember kapal pesiar. Jaket tebal tidak peduli musim panas atau musim dingin, sepatu olahraga mahal, topi atau hat, dan sudah dapat dipastikan kepulan asap dari rokok dimulut mereka, bukan bermaksud memandang rendah, tapi yang aku masih bingung kenapa mereka gemar sekali membakar rokok, bukannya rokok itu mahal? Dan mereka dari negara berkembang? Aku juga setengah asia, mama seorang imigran asli dari china, shanghai. Papa kandungku adalah warga kanada, juga keturunan imigran dari prancis. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan uang yang aku dapatkan untuk hal² yang tidak penting.
Dari tadi aku perhatikan ada satu pria yang sering mencuri pandang melihatku, bertubuh tidak terlalu kurus karena mayoritas orang asia yang aku temui bertubuh kurus. Dengan rambut tertutup topi, celana jeans belel sobek dilutut dan paha, sepatu berwarna biru, jaket coklat army look, semua warna ada ditubuhnya, sangat² menjijikan, tidak berselera dalam hal warna ataupun model pakaian. Asian style!
Berkali² kami saling beradu pandangan mata. Sampai akhirnya dia benar² berjalan menyeberangi jalan untuk mendekat kearah aku duduk. Oh shit, baru hari pertama, dan aku harus melayani obrolan ditambah tatapan nakal manusia berjenis kelamin pria lagi. Menjijikan!
Basa-basi biasa tentang bus ke hotel, apakah aku juga crewmember, dan kata2 lain yang sebenarnya dia sudah tau jawabannya tetapi masih bertanya, hanya untuk sebuah ucapan dari mulutku, bukan untuk sebuah jawaban yang dia cari untuk diketahui. Tipikal, sudah ada ratusan orang berbuat seperti itu kepadaku. Tidak akan bisa membuatku tertarik untuk berbicara lebih lama dari 5 menit. Bye!
Dia mulai mendapatkan perhatianku ketika ada satu kesempatan dia berbicara mandarin, yang bahkan aku tidak tau harus menjawab apa, aku tau maksudnya apa tapi aku tidak tau harus menjawab apa. Bagaimana dia bisa? Apalah dia juga staff dikapal? Guest relationship officer mungkin, yang diwajibkan menguasai bahasa asing? Memalukan mengetahui kalau orang yang aku anggap bernilai diri rendah berdasar penilaian mataku, bisa membuatku terdiam beberapa detik, shit happens! Cant be real! Ga mungkin!
Kedatangan bus yang akan membawa ke hotel mengakhiri ketidaknyamananku atas kehadirannya. Semoga kita tidak bertemu lagi!
Ahhh, akhirnya bisa merebahkan badanku di tempat tidur. Mandi air hangat dengan shower atau berendam dengan air hangat ya? Sebagai seorang staff aku mendapat kamar single bedroom. Crewmember lainnya harus berbagi kamar hotel, bahkan nanti berbagi kamar di kabin kapal, bahkan dengan orang yang tidak mereka kenal. Tidak bisa aku bayangkan kalau aku yang ada diposisi itu. Waktu semakin larut dan aku tertidur setelah merasakan pijitan air panas dari shower.
Paginya ketika sarapan aku lihat pria asia itu lagi didepan mejaku, aku sudah sengaja memilih meja dipojok dan paling tidak nyaman agar tidak ada seorangpun yang mau memilih untuk duduk bersamaku. Aku mau menikmati sarapanku tanpa harus menjawab obrolan tidak penting. Mencoba menatapku seakan² aku adalah obyek pemuas nafsunya. Sepertinya pria ini akan datang kemejaku, dan mengucapkan selamat pagi, kinda animal bullshit! Gombal, basi.
Dan benar, dia mulai bangkit dari duduknya dengan mengarahkan pandangan kemejaku. Come on ma, stop it!
Seorang wanita datang sebelum dia melangkah, memeluknya dari belakang, dan mencium mesra pipinya. Lalu duduk dihadapannya. Shit! Another ships life drama. Bosan aku menyaksikan hubungan dikapal yang memuakkan. Cuma mencari cara menyalurkan libido seksual dengan lawan jenis yang sama² membutuhkan seks untuk mengurangi tekanan pekerjaan, dan membayangkannya lebih jauh sudah membuatku merinding jijik.
Cantik, wanita amerika atau bahkan eropa, berhidung mancung, proporsional, badan sempurna, gigi yang rapi, dan rambut yang panjang. Gayanya berpakaian juga anggun, stunning! Ah... Aku tampar pipiku sendiri. Kenapa aku jadi lebih tertarik pada wanita? Walaupun sebenarnya juga tidak ada alasan untuk tertarik pada pria, apalagi pria asia! Yeak! (Kata 'yeak' mungkin sama dengan 'cuih' kalau dalam bahasa kita, ekspresi sedang meludah)
Apa jabatan pria ini dikapal sampai bisa membuat wanita ini tertarik? Dia masih terlihat muda, tidak mungkin mempunyai jabatan tinggi dikapal.
Semuanya pasti akan terjawab pada waktunya, ketika aku sudah dikapal. Aku juga mulai heran kenapa aku bertanya2 seperti itu. Aku tidak pernah peduli dengan kehidupan orang lain, bahkan kehidupan mama ku sendiri!
Dan jam 7 aku duduk dibus menuju kapal, aku memilih bus terakhir, dan duduk paling depan agar tidak ada yang duduk disampingku. Di kursi seberang ada 2 orang yang sedang memadu kasih juga, orang china, sepertiku. Dan dibelakangku adalah orang asia dan pacar eropanya tadi. Bahkan aku lupa siapa namanya, kemarin dia sempat memperkenalkan diri ketika kami menunggu bus menuju hotel.
Kenapa juga aku harus ingat? Kenapa juga aku harus peduli dan menaruh perhatian untuk hal se-sepele itu? Ah, masih sekitar hampir 2 jam menuju pelabuhan, aku pasang headphone ku dan mencoba memejakamkan mata. Please, kenapa pikiran malah kemana², bahkan belum hari pertama aku kerja.
Namaku -tidak boleh disebutkan-, umurku sekarang hampir 27 tahun, aku warga negara kanada yang bekerja sebagai staff keuangan di royal caribbean international selama hampir 4 tahun terakhir.
Hari ini adalah awal dari pelajaran hidupku untuk menjadi manusia, seutuhnya, yang normal, dan aku bisa mendapatkannya tanpa mengeluarkan uang sedikitpun, karena terakhir kali aku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk 1 jam sesi bersama psikiater. Yang bahkan kata²nya tidak bisa aku terima sebagai solusi. Such an expensive shitty talk! Mahal dan tidak ada gunanya.
bersambung...
Panjang banget emang POV nya Ma. Pusing juga gue terjemahin dan singkat2, jadi gue bagi ke 2 part. Atau mungkin malah 3 part. Ditulis disini karena ini adalah waktu2 dimana gue bersama Ma untuk kontrak itu, sebelum Mino datang. Habis itu ga ada lagi cerita tentang Ma. Sampai tahun 2019 kami bertemu kembali. Stay tune!
Futsal? Nanti aja, ga se-seru yang dibayangkan ceritanya🤪
Diubah oleh bigtimebabalu 12-06-2020 13:12
sormin180 dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Kutip
Balas
Tutup