- Beranda
- Stories from the Heart
The Dark Side
...
TS
pearlly
The Dark Side
Gadis kecil berumur sepuluh tahunan itu terduduk dibawah pohon sambil menangis tersedu-sedu. berjongkok diantara kegelapan hutan yang pekat. ia tidak ingat telah berjalan terlalu jauh dari villa hingga masuk ke dalam tempat yang tak pernah ia tahu sebelumnya.
ia menatap sekitar, gelap dan suara suara aneh hewa terdengar di seluruh penjuru membuatnya lebih ketakutan lagi. ia menyesal sekali telah berjalan-jalan sendirian seperti ini. sekarang bagaimana caranya untuk bisa pulang? pasti keluarganya juga tengah mencari dirinya sekarang.
gadis itu lalu tersentak kaget karena tiba tiba terdengar suara berisik dari semak semak didepannya. ia tidak bisa jelas melihat karena gelap, yang pasti diantara rimbunan semak semak itu ada dua buah bola mata yang bersinar memantulkan cahaya. ia Cumiik histeris.
gadis kecil itu semakin ketakuran dan berpikir didepan sana pasti hewan buas yang kelaparan yang akan mengincar dirinya untuk santapan.
ia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah. ia tidak bisa berbuat apa apa karena ketakutan, walaupun hanya untuk bergerak. ia berharap ini hanya mimpi yang akan cepat berlalu. suara itu semakin terdengar mendekat. ia biasa merasakan sesuatu tengah bernafas tepat didepannya. dan makhluk itu sudah pasti akan memangsa dirinya detik ini juga.
tapi... untuk beberapa saat berlalu dan tidak ada sesuatu yang terjadi. gadis itu heran. ia memberanikan diri untuk mengintip di celah jarinya. tanpa diduganya.. seekor anjing berukuran besar duduk dihadapannya, menatap dirinya sambil menjulurkan lidah lalu menjilati bulu di kaki kanannya. selain ukurannya yang tidak biasa, anjing itu mempunyai ekor yang aneh. ada dua ekor panjang menjuntai disana.
gadis itu mengerjap. seakan heran kenapa ada dihutan mengerikan seperti ini. dengan ragu gadis itu bangkit, ia mengulurkan tangan kanannya ke atas kepala anjing itu. setelah mengetahui anjing berwarna putih itu tidak berbahaya baginya, di usapnya kepala hewan itu dengan lembut. si anjing juga terlihat menyukai perlakuan gadis itu. ia menggerak gerakan ekornya riang.
"kau sendirian? aku juga" gumam gadis berambut pendek itu seakan si aning mengerti akan ucapannya
dengan kehadiran anjing ini, gadis itu yang mulanya merasa takut karena sendirian ditengah hutan merasa lebih baik daripada sebelumnya. apalagi anjing ini sangat manis. walaupun sekilas anjing itu mirip serigala dengan telinga besar
"Kau punya nama?" tanya si gadis, dengan masih mengelus anjing besar yang sedang meringkuk disampingnya, "Namaku Kinta. asal kau tau saja. sepertinya aku harus memberimu nama, biar aku gampang memanggilmu.
bagaimana kalau Benji? seperti nama kakakku. tapi dia sudah berada disurga bersama mamaku."
kinta mulai berbicara banyak hal, tentang alasan kakaknya meninggal dan juga papanya yang selalu super sibuk dalam pekerjaannya. dan juga bercerita tentang liburannya di pulau bali saat ini, serta ketidak sukaannya tinggal di vilaa yang sangat disukai mamanya karena saat di dalam sana, kinta amat merindukan mamanya. setidaknya sekarang di tengah hutan ini, dia merasa tidak sendirian.
tak lama, benji tiba tiba berdiri, membuat kinta heran dengan tingkah anjing itu. benji berlari kecil kedalam semak semak sampai tidak terlihat lagi keberadaannya. kinta memanggil manggil benji, tapi sesaat kemudian benji keluar dari sana dengan perilaku aneh. seperti sedang kebingungan.
kinta berdiri, " kau mau kemana?" lalu benji berputar putar di kaki kinta sesaat lalu kembali menuju semak semak.
"kau mau kemana? benji jangan pergi. disini saja" kata kinta bingung
lalu anjing itu melangkah lagi kedalam semak, kinta mau tidak mau mengikuti benji karena takut ditinggal sendirian. anjing itu terus berjalan melewati rimbunan pepohonan dan semak hutan. kinta mengekor dibelakang. sampai akhirnya kinta melihat sinar, bukan sinar dari bulan. tampak lebih jingga dari tempatnya sekarang. ia tersenyum karena menyadari itu adalah sinar sebuah lampu.
benji kemudian berhenti dan duduk menunggui kinta mendekat kearahnya
"kau memberiku jalan pulang. bagus anjing pintar!" puji kinta sambil mengelus kepala benji senang
ia sedikit melangkah maju dan keluar dari hutan. jalanan aspal sepi terlihat didepan matanya. ia tau jalanan ini tidak jauh dari villanya berada dan.. kinta merasa sangat senang sebentar lagi ia akan bisa pulang kerumah.
ia membayangkan betapa khawatirnya ayahnya sekarang, apalagi ini cukup larut malam. ia menoleh kearah benji tapi matanya seketika melebar benji tidak ada dimanapun. dimana anjit itu? kenapa dia menghilang? padahal kinta berencana akan membawanya pulang karena sepertinya anjing itu tidak berpemilik. ia memanggil manggil nama anjing itu berulang kali tetapi si anjing tidak segera muncul kembali. kinta sangat kecewa, akhirnya dengan terpaksa ia beranjak dari tempatnya dan melangkah pulang menuju villa...
*****
sekarang, sebelas tahun kemudian..
"iya.. gue ada di villa bokap yang ada dibali. liburan disinilah sekali kali menjauh dari hiruk pikuk jakarta, Gi. lo sendiri jadi ke jogja?" tanya kinta pada seseorang di ujung ponselnya.
Gigi, sahabat kinta yang kuliah satu jurusan dengannya menjawab dengan nada sebal, "belum nih. lusa palingan. nunggu gue mendingan flunya, Ta"
kinta menarik simpul tali sepatunya dengan lebih kencang, ponselnya masih berada ditelinganya, ia mengimpit benda itu dengan bahu kirinya, "oh, Get Well Soon, sayang. ini gue siap siap mau ke rumah Harris, teman baru gue disini. dia mau nunjukin hasil foto fotonya ke gue. gue dah ceritakan klo dia punya hobby yang sama kaya gue?"
"cieh.. belum seminggu aja dah punya gebetan.. Good luck ya Ta. gue juga mau mandi dulu."
kedua tali sepatu kinta dah terikat dengan sempurna, ia memegang ponselnya seraya berdiri dari kursi, sebelah tangan meraih tas berbahan jeans dan mencangklongnya, "oke. nati telepon lagi ya. bye"
"Bye!" balas gigi. kinta mematikan panggilannya lalu segera menuju garasi. pak hilman sudah ada disana untuk menunggu majikan mudanya sambil membersihkan kaca mobil
" pak. kita berangka sekarang ya." kata kinta bersemangat. gadis itu segera saja masuk kedalam mobil putih itu dengan perasaan bahagia.
*****
kinta akhirnya tiba didepan rumah Harris. mobilnya kemudian berhenti dari kaca mobil dilihatnya rumah megah berwarna putih itu dengan senyum mengembang. laki laki berkacamata yang ditemuinya di kafe beberapa hari lalu telah memenuhi hatinya dengan bunga bunga sepanjang waktu. senyum laku laki itu yang membuat kinta merasa tertarik dan juga ternyata mereka mempunyai hobi yang sama, yaitu fotografi.
kinta keluar dari mobil. lalu berkata pada pak sopirnya dari jendela, "nanti nunggu saya kirim pesan ya pak klo mau menjemput."
"siap, den" jawab pak hilman. sudah setelah itu, mobil hitam itu bergerak pergi
saat kinta membalikan badan hendak memasuki halaman luas rumah Harris, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Harris sudah berdiri dibelakangnya, menatapnya dalam sambil menyunggingkan senyum yang sangat ia kagumi itu. kinta membalas senyumannya dengan kikuk, masih terkejut dengan kehadiran Harris, ia bertanya dalam hati sejak kapan harris berada disana?
"aku sudah menunggumu, bagaimana klo kamu segera masuk saja? dan kutunjukan hasil potretanku?" tanya Harris ramah
kinta segera mengangguk. memang itulah alasan dirinya kemari. mereka berdua masuk kedalam rumah, mata kinta melebar kagum dengan desain interior rumah haris. klasik
*****

ia menatap sekitar, gelap dan suara suara aneh hewa terdengar di seluruh penjuru membuatnya lebih ketakutan lagi. ia menyesal sekali telah berjalan-jalan sendirian seperti ini. sekarang bagaimana caranya untuk bisa pulang? pasti keluarganya juga tengah mencari dirinya sekarang.
gadis itu lalu tersentak kaget karena tiba tiba terdengar suara berisik dari semak semak didepannya. ia tidak bisa jelas melihat karena gelap, yang pasti diantara rimbunan semak semak itu ada dua buah bola mata yang bersinar memantulkan cahaya. ia Cumiik histeris.
gadis kecil itu semakin ketakuran dan berpikir didepan sana pasti hewan buas yang kelaparan yang akan mengincar dirinya untuk santapan.
ia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah. ia tidak bisa berbuat apa apa karena ketakutan, walaupun hanya untuk bergerak. ia berharap ini hanya mimpi yang akan cepat berlalu. suara itu semakin terdengar mendekat. ia biasa merasakan sesuatu tengah bernafas tepat didepannya. dan makhluk itu sudah pasti akan memangsa dirinya detik ini juga.
tapi... untuk beberapa saat berlalu dan tidak ada sesuatu yang terjadi. gadis itu heran. ia memberanikan diri untuk mengintip di celah jarinya. tanpa diduganya.. seekor anjing berukuran besar duduk dihadapannya, menatap dirinya sambil menjulurkan lidah lalu menjilati bulu di kaki kanannya. selain ukurannya yang tidak biasa, anjing itu mempunyai ekor yang aneh. ada dua ekor panjang menjuntai disana.
gadis itu mengerjap. seakan heran kenapa ada dihutan mengerikan seperti ini. dengan ragu gadis itu bangkit, ia mengulurkan tangan kanannya ke atas kepala anjing itu. setelah mengetahui anjing berwarna putih itu tidak berbahaya baginya, di usapnya kepala hewan itu dengan lembut. si anjing juga terlihat menyukai perlakuan gadis itu. ia menggerak gerakan ekornya riang.
"kau sendirian? aku juga" gumam gadis berambut pendek itu seakan si aning mengerti akan ucapannya
dengan kehadiran anjing ini, gadis itu yang mulanya merasa takut karena sendirian ditengah hutan merasa lebih baik daripada sebelumnya. apalagi anjing ini sangat manis. walaupun sekilas anjing itu mirip serigala dengan telinga besar
"Kau punya nama?" tanya si gadis, dengan masih mengelus anjing besar yang sedang meringkuk disampingnya, "Namaku Kinta. asal kau tau saja. sepertinya aku harus memberimu nama, biar aku gampang memanggilmu.
bagaimana kalau Benji? seperti nama kakakku. tapi dia sudah berada disurga bersama mamaku."
kinta mulai berbicara banyak hal, tentang alasan kakaknya meninggal dan juga papanya yang selalu super sibuk dalam pekerjaannya. dan juga bercerita tentang liburannya di pulau bali saat ini, serta ketidak sukaannya tinggal di vilaa yang sangat disukai mamanya karena saat di dalam sana, kinta amat merindukan mamanya. setidaknya sekarang di tengah hutan ini, dia merasa tidak sendirian.
tak lama, benji tiba tiba berdiri, membuat kinta heran dengan tingkah anjing itu. benji berlari kecil kedalam semak semak sampai tidak terlihat lagi keberadaannya. kinta memanggil manggil benji, tapi sesaat kemudian benji keluar dari sana dengan perilaku aneh. seperti sedang kebingungan.
kinta berdiri, " kau mau kemana?" lalu benji berputar putar di kaki kinta sesaat lalu kembali menuju semak semak.
"kau mau kemana? benji jangan pergi. disini saja" kata kinta bingung
lalu anjing itu melangkah lagi kedalam semak, kinta mau tidak mau mengikuti benji karena takut ditinggal sendirian. anjing itu terus berjalan melewati rimbunan pepohonan dan semak hutan. kinta mengekor dibelakang. sampai akhirnya kinta melihat sinar, bukan sinar dari bulan. tampak lebih jingga dari tempatnya sekarang. ia tersenyum karena menyadari itu adalah sinar sebuah lampu.
benji kemudian berhenti dan duduk menunggui kinta mendekat kearahnya
"kau memberiku jalan pulang. bagus anjing pintar!" puji kinta sambil mengelus kepala benji senang
ia sedikit melangkah maju dan keluar dari hutan. jalanan aspal sepi terlihat didepan matanya. ia tau jalanan ini tidak jauh dari villanya berada dan.. kinta merasa sangat senang sebentar lagi ia akan bisa pulang kerumah.
ia membayangkan betapa khawatirnya ayahnya sekarang, apalagi ini cukup larut malam. ia menoleh kearah benji tapi matanya seketika melebar benji tidak ada dimanapun. dimana anjit itu? kenapa dia menghilang? padahal kinta berencana akan membawanya pulang karena sepertinya anjing itu tidak berpemilik. ia memanggil manggil nama anjing itu berulang kali tetapi si anjing tidak segera muncul kembali. kinta sangat kecewa, akhirnya dengan terpaksa ia beranjak dari tempatnya dan melangkah pulang menuju villa...
*****
sekarang, sebelas tahun kemudian..
"iya.. gue ada di villa bokap yang ada dibali. liburan disinilah sekali kali menjauh dari hiruk pikuk jakarta, Gi. lo sendiri jadi ke jogja?" tanya kinta pada seseorang di ujung ponselnya.
Gigi, sahabat kinta yang kuliah satu jurusan dengannya menjawab dengan nada sebal, "belum nih. lusa palingan. nunggu gue mendingan flunya, Ta"
kinta menarik simpul tali sepatunya dengan lebih kencang, ponselnya masih berada ditelinganya, ia mengimpit benda itu dengan bahu kirinya, "oh, Get Well Soon, sayang. ini gue siap siap mau ke rumah Harris, teman baru gue disini. dia mau nunjukin hasil foto fotonya ke gue. gue dah ceritakan klo dia punya hobby yang sama kaya gue?"
"cieh.. belum seminggu aja dah punya gebetan.. Good luck ya Ta. gue juga mau mandi dulu."
kedua tali sepatu kinta dah terikat dengan sempurna, ia memegang ponselnya seraya berdiri dari kursi, sebelah tangan meraih tas berbahan jeans dan mencangklongnya, "oke. nati telepon lagi ya. bye"
"Bye!" balas gigi. kinta mematikan panggilannya lalu segera menuju garasi. pak hilman sudah ada disana untuk menunggu majikan mudanya sambil membersihkan kaca mobil
" pak. kita berangka sekarang ya." kata kinta bersemangat. gadis itu segera saja masuk kedalam mobil putih itu dengan perasaan bahagia.
*****
kinta akhirnya tiba didepan rumah Harris. mobilnya kemudian berhenti dari kaca mobil dilihatnya rumah megah berwarna putih itu dengan senyum mengembang. laki laki berkacamata yang ditemuinya di kafe beberapa hari lalu telah memenuhi hatinya dengan bunga bunga sepanjang waktu. senyum laku laki itu yang membuat kinta merasa tertarik dan juga ternyata mereka mempunyai hobi yang sama, yaitu fotografi.
kinta keluar dari mobil. lalu berkata pada pak sopirnya dari jendela, "nanti nunggu saya kirim pesan ya pak klo mau menjemput."
"siap, den" jawab pak hilman. sudah setelah itu, mobil hitam itu bergerak pergi
saat kinta membalikan badan hendak memasuki halaman luas rumah Harris, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Harris sudah berdiri dibelakangnya, menatapnya dalam sambil menyunggingkan senyum yang sangat ia kagumi itu. kinta membalas senyumannya dengan kikuk, masih terkejut dengan kehadiran Harris, ia bertanya dalam hati sejak kapan harris berada disana?
"aku sudah menunggumu, bagaimana klo kamu segera masuk saja? dan kutunjukan hasil potretanku?" tanya Harris ramah
kinta segera mengangguk. memang itulah alasan dirinya kemari. mereka berdua masuk kedalam rumah, mata kinta melebar kagum dengan desain interior rumah haris. klasik
*****
Spoiler for Next Part:

Diubah oleh pearlly 14-06-2020 05:17
anon009 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.5K
36
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pearlly
#7
Rasa Senang
kamu adalah sesuatu yang ingin kumiliki di dunia ini meskipun itu tidak mungkin.
Benji? Benji yang dikenalnya hanyalah nama dari almarhum kakaknya sendiri. sedangkan wajah orang asing itu sama sekali tak ia kenal, dan.. bagaimana dia tau tempat tinggalnya sehingga orang itu bisa membawa dirinya pulang? pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan dibenak kinta. walaupun begitu kinta merasa sangat berhutang budi. mungkin jika dirinya diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang penyelamat lagi, kinta akan mengucapkan banyak terima kasih. selai itu, kinta merasa sangat penasaran tentang siapa sebenarnya seorang yang bernama benji itu.
sore itu, kinta memberanikan diri untuk menaiki tebing yang nyaris membuat dirinya kehilangan nyawanya. sekedar untuk berjalan jalan menikmati angin sore dan melihat apakah benji emmang suka berada disekitar tempat itu. akan menjadi sebuah keberuntungan jika dirinya bisa bertemu lagi dengan laki laki itu disana. tapi kali ini kinta tidak akan berani untuk berada dekat dekat dengan ujung tebing. ia hanya akan berdiri lumayan jauh dari bibir tebing.
kinta melihat kearah laut. menikmati sinar senja yang agak kemerahan berpendar di permukaan laut dengan indahnya, matahari yang tadinya bersinar dengan terang lama kelamaan mulai redup karena tenggelam di ujung cakrawala. dan burung camar pun masih banyak beterbangan diatas laut untuk mencari santapannya. sunggu menyenangkan menikmati senja seperti ini, pikir kinta. sangat disayangkan hari ini ia tidak membawa kamera kesayangannya untuk mengabadikan keindahan alam itu.
"ternyata kejadian kemarin tidak membuatnya jera untuk datang kemari"
suara berat yang tiba tiba muncul membuat kinta tersentak dan berbalik, ia menolah ke kanan kiri mencari dimana suara itu berasal, "siapa disana?"
laki laki itu lalu muncul dari balik pepohonan. ia menatap kinta sambil menyunggingkan senyum, "bagaimana kabarmu, kinta? kamu sduah dewasa ya sekarang
mata kinta langsung menyipit mengetahui siapa yang datang, dia laki laki yang kemarin! ya dia benji, tapi kenapa laki laki itu berbicara seolah olah merak sudah saling kenal sangat lama? kinta jadi merasa aneh. benji makin mendekat. entah kenapa kinta jadi merasa takut dengan kehadiran laki laki itu. padahal kan sedari tadi ia memang sengaja mencarinya. semakin menatap benji, kinta merasa jika laki laki itu mempunyai aura dingin yang menakutkan yang terpancar dari wajahnya. padahal laki laki itu kini tengah tersenyum! bahkan tatapan mata benji yang sangat tajam itu mampu mengintimidasi seseorang yang melihatnya. kinta bergerak mundur perlahat.
melihat gerak gerik kinta, benji langsung menghentukan langkahnya sambil memiringkan kepala, "kau takut padaku? padahal aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi setelah sekian lama" ujarnya
deg! sebenarnya apa yang sedang dibicarakan orang itu daritadi? sekian lama? padahalkan baru kemarin mereka saling bertemu?
"benji? kita kan baru ketemu kemarin? kenapa memakai kata sekian lama?" tanya kinta dengan nada suara yang bergetar karena tiba tiba ia diselimuti rasa takut. benji berada sekitar 5-7 meter didepan sana. tapi rasa takut itu tidak bisa disembunyikannya. kinta juga bingung sendiri, kenapa dirinya jadi seperti ini? tapi bagaimanapun ia sudah menjaga jarak aman yang lumayan jauh dari jangkauan laki laku itu untuk berjaga jaga. setidaknya dari jarak ini, kita bisa leluasa berlali ke segala arah jika dibutuhkan.
"bukan sekarang waktunya menjelaskan.. suatu saat kamu akan mengetahuinya sendiri." jawab benji singkat
kalimat yang singkat itu justru terkesan misterius di benak kinta. membuat dirinya makin bertanya tanya. dilihatnya benji melangkah lagi kearahnya, ia pun otomatis melangkah mundur, tapi sayangnya saat itu juga kinta merasakan kakinya tersandung batu yang membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan. ia akan ambruk kebelakang dengan cepat
kejadiannya berlangsung dengan sangat cepat. kinta terhuyung kebelakang dan sudah siap jika punggunya akan menghantam tanah dibelakangnya. tapi kejadian itu tidak seperti yang dibayangkan. dengan sangat cepat, benji sudah menangkap tubuhnya dengan kedua tangan sehingga ia tidak sampai terjatuh kebawah. adegan itu seperti di film film romantis ketika seorang laki laki menangkap tubuh si gadis. tetapi bukan itu yang dirasakan kinta. mata mereka saling tatap untuk beberapa saat. kinta menatap iris mata benji yang berwarna biru gelap. indah. tapi sangat misterius. lalu akal sehatnya segera bekerja, bagaimana dengan waktu sepersekian detik itu benji bisa menjangkau ke tempatnya berdiri? jaraknya lumayan jauh untuk laki laki itu berlari sampai ke tempatnya! jantungnya berdetak sangat kencang karena menemukan hal ganjil lagi. ia masih syok hanya untuk bergerak. bukan syok karena kejadian itu membuatnya hampir terjatuh, bukan.
benji.. dia manusia atau hantu? yang bisa berpindah tempat dengan begitu cepat?
"kau bisa berdirikan?" tanya benji
mata gadis itu mengerjap berkali kalo setelah mendengar pertanyaan dari benji. membuyarkan segala lamunannya. ia meneguk ludah, "bbb-bis-bisa" jawabnya gugup.. kemudia perlahan ia mencoba berdiri walaupun dengan kedua kaki yang terasa lemas karena pemikirannya yang menakutkan tentang benji barusan.
"kam-kamu bukan hantu,kan?" tanya kinta setelah bisa menguasai dirinya
benji tersenyum tipis, "kamu takut?" tanyanya balik
"iya.. maksudku kalau kamu memang hantu, aku akan berlari sekarang juga"
laki laki itu tidak bisa menahan geli dan akhirnya tertawa sambi menepuk bagu kanan kinta beberapa kali. kinta yang melihat kelakuan benji hanya bisa melongo dan bingung. setidaknya kinta merasa lega, laki laki itu biasa ketawa dan tidak terlihat menakutkan seperti beberapa saat yang lalu
*****
"terimakasih sudah menyelamatkanku kemarin, benji" ucap kinta tulus. ia sedang berjalan beriringan bersama benji sambil menuruni bukit. kesan menakutkan dari laki laki itu sudah tidak dirasakan lagi oleh kinta. malah ia merasa bahwa benji adalah seseorang yang baik
benji menoleh sambil menatap kinta, "sama-sama"
"kamu tinggal dimana,ben?"
"tidak jauh dari sini" jawab benji singkat, lebih tidak ingin memberi tahu kinta kalo sebenarnya gadis itu sudah pernah berkunjung kerumahnya, "kamu suka pantai? bisakah kita berjalan kesana? atau kamu ingin pulang sekarang?"
"tidak.. tidak.. ini masih jam enam dan aku rasa, itu ide yang menarik" kinta menyetujuinya
angin pantai langsung menerpa wajah kinta begitu ia tiba di pesisir pantai bersama benji. suara deburan ombak yang sedang pasang membuat kinta senang. ditambah cahaya bulan malam itu membuat suasananya menjadi menenangkan
rambut panjang terurai yang diterpa angin itu membuat leon terpana. ia ingin terus berada disituasi seperti ini. ternyata anak kecil yang ditemuinya sepuluh tahun lalu sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik. manusia pertama yang tidak merasa takut saat bertemu dirinya dengan sosok warbeshnya. itu membuat hati leon tersentuh dibagian yang paling dalam.
bagaimanapun dari dulu, semua orang bahkan kaumnya akan merasa ketakutan melihat dirinya dalam sosok mengerikan itu, warbesh yang terkutuk. tetapi tidak dengan kinta kecil. sejak saat itu leon menyukai kinta dan berharap bisa bertemu lagi dengannya.
*****
ariefdias dan banditos69 memberi reputasi
2