Mata gw terbuka lebar, seluruh kesadaran gw seketika kembali memenuhi raga gw, gw gak salah lihat, itu beby yang sedang berdiri di depan pintu kamar kost gw ngobrol dengan tommy



Beby masih bersandar di dinding depan kamar gw,



Pintu kamar gw tutup dan mulai mengintrogasi beby yang kini duduk bersandar di tempat tidur gw,



Seperti biasa, langsung lemes lah gw melihat airmata, emosi gw tiba-tiba sirna dan berganti rasa iba, apalagi saat semakin gw biarkan beby malah semakin jelas menangis meski masih sambil menunduk.

Tangis beby mulai sesengukan membuat gw semakin gak tahan lalu gw menyerah dan memeluk beby,



Gw sama sekali gak mengerti apa yang sedang terjadi disini. Tadi malam gw memang enggak ada telponan dengan beby, karena gw ada sesi di cafe dan baru balik sekitar jam 1.

Tadipun begitu sampai kost gw coba nelpon beby tapi gak diangkat ya seperti biasanya gw pikir beby sudah tidur.

Jadi gw kaget dan bingung kenapa beby muncul di kost gw sambil menangis sesengukan. Gw pengen nnya tapi gw berikan sedikit kelonggaran untuk bebyagar dia lebih tenang dulu. Meski gw curiga akan satu hal sih, anak ABG belasan tahun jam 3 subuh sendirian gak dirumah? Apalagi alasannya selain kabur dari rumah?. Pertanyaan gw? KENAPA???

Beby masih sesekali sesengukan setelah sekitar beberapa menit gw biarkan sambil membelai lembut kepalanya yang memeluk gw.



Ada suara terdengar dari kamar sebelah, sepertinya tommy dan marlon lagi nguping.



Saking marah dan kuatirnya, gw bahkan gak bisa lagi melanjutkan ocehan membayangkan hal apa yang bisa terjadi, ada trauma mendalam di hidup gw, tanpa sadar tangan gw sampai bergetar dan gw menangis memeluk beby erat.

Sekarang beby malah terlihat kaget melihat gw segitunya kuatir.



Dan kecurigaan gw ternyata benar, beby akhirnya ngomong ke orang tuanya tentang kami dan tentu saja orang tuanya gak mengijinkan mengingat gw ini bukan siapa-siapa.

Mendapati kenyataan yang seperti itu, beby yang naif ini berontak menantang sendiri ego keluarganya, sampai akhirnya sebelum nyokapnya beby berangkat hp dan kunci mobil beby di tahan dan disinilah beby sekarang sesengukan menahan tangis sambil menceritakan semuanya ke gw.

Jujur hati gw agak terusik meski sebenarnya dari awal gw sudah tau apa alasan orang tua beby gak setuju. Tapi gw juga gak bisa menyalahkan mereka, karena menurutku beby ini masih belum dewasa dan masih terlalu naif, jadi orangtuanya masih berhak penuh atas keputusan yang mereka ambil.



Hp gw yang tergeletak diatas tempat tidur bergetar tak bersuara karena gw silent, di layar terlihat ada nomor yang gak gw kenal, gw jarang mendapat telpon jam segini, jadi gw bisa menyimpulkan ini pasti berhubungan dengan beby.



Mungkin ini pertamakalinya beby tidur pake kipas angin, di kamar sempit dan di kasur busa, untung aja spreinya baru gw ganti.

Gw keluar kamar tak lupa menutup pintu dan berjalan turun kebawah ke circle k yang buka 24 jam. Gw beli kopi kemasan, menyalakan sebatang rokok lalu duduk di kursi di depan.

Gw nyalakan hp gw, ada 3 panggilan tak terjawab dari nomor yang gak gw kenal.

Tuuut... Tuuuut.... Tuuuuuut....

Nada dering terdengar setelah gw menekan tombol dial di hp gw,



Dengan cepat panggilan gw tadi tersambung dan langsung di sambar suara laki-laki yang terdengar cukup familiar,



Gw yakin bagaimanapun juga randy pasti kuatir soal beby, adiknya yang masih belia kabur subuh-subuh ke tempat pacarnya yang gak disetujui keluarganya. Gw yakin dibalik sikap manis dan baik randy sekarang ada kekuatiran semakin lama beby bersama gw.



Gw sedikit melunak, salah juga gw kalau mau melampiaskan apa yang gw rasakan ke randy, sejak awal randy sudah mewanti-wanti gw soal kerasnya orangtuanya, bahkan randy yang jadi penengahnya.

Gw cukup sadar diri sebenarnya, gw tau dengan jelas gw bukan siapa-siapa, tapi segitunyakah sampai gw dan beby gak bisa dekat lagi?

Kalau gw mau, dari awal gw bisa dengan mudah memanfaatkan beby. Beby cantik, polos dan kaya. Well gw bukan malaikat tapi gw juga gak sebajingan itu.

Sakit hati rasanya gw yang selama ini udah bela-belain keluarganya beby di depan beby malah dapat perlakuan seperti ini.



Kalimat randy barusan membuka mata gw, sebesar apapun sayangnya gw ke beby, seberapa besarnya pun peduli gw ke beby, gak akan bisa ngalahin gimana sayangnya mereka ke beby, mereka keluarganya.



Telpon gw matikan setelah gw membuat sebuah kesepakatan dengan randy. Gw nyalakan sebatang rokok, gw sesap dalam-dalam hingga sedikit terasa perih di dada, perih yang bisa beradu dengan sakitnya perasaan gw saat ini.



Gw buka pintu kamar gw sangat-sangat perlahan agar suara nyanyiin engsel pintu yang kurang pelumas gak sampai mengganggu beby yang sedang tidur.

Gw matikan lampu kamar gw dan melangkah perlahan lalu ikut rebahan di sedikit sisa kasur disamping beby.

Meski kamar gw kini gelap, gw masih bisa melihat cantik dan nyenyaknya beby tidur berkat cahaya lampu luar yang melewati ventilasi.

Ada bulir-bulir keringat di dahi bebi, perlahan gw seka dengan tangan gw hingga sesekali beby menggeliat merubah posisi tidurnya yang kini menghadap gw dengan mata yang masih terpejam.

So tell me where do i start?,
Katakan aku harus mulai darimana
Cause it's breaking my heart,
Karena ini menyakitkan
don't wanna let her go
Aku tak ingin kehilangannya