Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
Pelet Orang Banten
Pelet Orang Banten





Assalamualaikum wr.wb.



Perkenalkan, aku adalah seorang suami yang saat kisah ini terjadi, tepat berusia 30 tahun. Aku berasal dari Jawa tengah, tepatnya disebuah desa kecil yang dikelilingi oleh perbukitan, yang masih termasuk kedalam wilayah kabupaten Purbalingga.

Aku, bekerja disebuah BUMN sebagai tenaga kerja outsourcing di pinggiran kota Jakarta.


Kemudian istriku, adalah seorang perempuan Sumatra berdarah Banten. Kedua orang tuanya asli Banten. Yang beberapa tahun kemudian, keduanya memutuskan untuk ber-transmigrasi ke tanah Andalas bagian selatan. Disanalah kemudian istriku lahir.

Istriku ini, sebut saja namanya Rara ( daripada sebut saja mawar, malah nantinya jadi cerita kriminal lagi emoticon-Leh Uga), bekerja disebuah pabrik kecil, di daerah kabupaten tangerang, sejak akhir tahun 2016. Istriku, karena sudah memiliki pengalaman bekerja disebuah pabrik besar di wilayah Serang banten, maka ia ditawari menduduki jabatan yang lumayan tinggi dipabrik tersebut.


Dan alhamdulillah, kami sudah memiliki seorang anak perempuan yang saat ini sudah berusia 8 tahun. Hanya saja, dikarenakan kami berdua sama-sama sibuk dalam bekerja, berangkat pagi pulang malam, jadi semenjak 2016 akhir, anak semata wayang kami ini, kami titipkan ditempat orang tuaku di Jawa sana.


Oya, sewaktu kejadian ini terjadi (dan sampai saat ini), kami tinggal disebuah kontrakan besar dan panjang. Ada sekitar 15 kontrakan disana. Letak kontrakan kami tidak terlalu jauh dari pabrik tempat istriku bekerja. Jadi, bila istriku berangkat, ia cukup berjalan kaki saja. Pun jika istirahat, istriku bisa pulang dan istirahat dirumah.


Oke, aku kira cukup untuk perkenalannya. Kini saatnya aku bercerita akan kejadian NYATA yang aku alami. Sebuah kejadian yang bukan saja hampir membuat rumah tangga kami berantakan, tapi juga nyaris merenggut nyawaku dan istriku !
emoticon-Takut

Aku bukannya ingin mengumbar aib rumah tanggaku, tapi aku berharap, agar para pembaca bisa untuk setidaknya mengambil hikmah dan pelajaran dari kisahku ini
emoticon-Shakehand2


*


Bismillahirrahmanirrahim



Senin pagi, tanggal 10 februari 2020.


Biasanya, jam 7 kurang sedikit, istriku pamit untuk berangkat bekerja. Tapi hari ini, ia mengambil cuti 2 hari ( Senin dan selasa ), dikarenakan ia hendak pergi ke Balaraja untuk melakukan interview kerja. Istriku mendapatkan penawaran kerja dari salah satu pabrik yang ada disana dan dengan gaji yang lebih besar dari gaji yang ia terima sekarang.


Karena hanya ada 1 motor, dan itu aku gunakan untuk kerja, ia memutuskan untuk naik ojek online saja.


Awalnya aku hendak mengantarnya
emoticon-Ngacir tapi jam interview dan jam aku berangkat kerja sama. Akhirnya, aku hanya bisa berpesan hati-hati saja kepadanya.


Pagi itu, kami sempat mengobrol dan berandai-andi jika nantinya istriku jadi untuk bekerja di balaraja.

"Kalau nanti bunda jadi kerja disana, gimana nanti pulang perginya ?" kataku agak malas. Karena memikirkan bagaimana aku harus antar jemput.

"Nanti bunda bisa bisa ajak 1 anak buah bunda dari pabrik lama, yah," jawab istriku, "nanti dia bunda ajak kerja disana bareng. Kebetulan rumah dia juga deket disini-sini juga."

Wajahku langsung cerah begitu tahu, kalau aku nantinya tidak terlalu repot untuk antar jemput.

"Siapa emang, bun?" tanyaku, "Diki?"

Diki adalah salah satu anak buah istriku dipabrik ini. Diki juga sudah kami anggap sebagai adik sendiri. Selain sesama orang lampung, juga karena kami sudah mengenal sifat anak muda itu.

"Bukan," jawab istriku.

Aku langsung memandang istriku dengan heran.

"Terus siapa?"

"Sukirman, yah. Dia anak buah bunda juga. Kerjanya bagus, makanya mau bunda ajak buat bantu bunda nanti disana."

"Kenapa bukan diki aja, bun?" tanyaku setengah menuntut.

Istriku menggelengkan kepalanya.

"Diki masih diperluin dipabrik bunda yang lama. Gak enak juga main asal ambil aja sama bos. Kalo kirman ini, dia emang anak buah bunda. Kasihan, yah. Dia disini gajinya harian. Mana dia anak udah 2 masih kecil-kecil lagi." Istriku menerangkan panjang lebar.

Aku akhirnya meng-iyakan perkataannya tersebut. Aku berfikir, "ah, yang penting aku gak susah. Gak capek bolak balik antar jemput. Lagian maksud istriku juga baik, membantu anak buahnya yang susah."

"Ya udah, bun. Asalkan jaga kepercayaan ayah ya sayang," aku akhirnya memilih untuk mempercayainya.


Jam 09:00 pas, aku berangkat kerja. Tak lupa aku berpamitan kepada istriku. Setelah itu aku berangkat dengan mengendarai sepeda motor berjenis matic miliku.


Waktu tempuh dari kontrakanku ketempat kerja sekitar 40-50 menit dengan jalan santai. Jadi ya seperti biasa, saat itu aku menarik gas motorku diantara kecepatan 50 km/jam.


Tapi tiba-tiba, saat aku sudah sampai disekitaran daerah Jatiuwung. Motorku tiba-tiba saja mati
emoticon-Cape deeehh


"Ya ampun, kenapa nih motor. Kok tau-tau mati," kataku dalam hati.


Aku lalu mendorong motorku kepinggir. Lalu aku coba menekan stater motor, hanya terdengar suara "cekiskiskiskis...," saja
emoticon-Ngakak


Gagal aku stater, aku coba lagi dengan cara diengkol. 


Motor aku standar 2. Lalu aku mulai mengengkol.


Terasa enteng tanpa ada angin balik ( ya pokoknya ngemposlah ) yang keluar dari motor.


"Ya elah, masa kumat lagi sih ini penyakit," ujarku mengetahui penyebab mati mendadaknya motorku ini.


Penyebabnya adalah los kompresi
emoticon-Cape d... Penyakit ini, memang dulu sering motorku alami. Tapi itu sudah lama sekali, kalau tidak salah ingat, motorku terakhir mengalami los kompresi adalah sekitar tahun 2017.


Lalu, entah mengapa. Aku tiba-tiba saja merasakan perubahan pada moodku. 


Yang awalnya baik-baik saja sedari berangkat, langsung berubah menjadi jelek begitu mengalami kejadian los kompresi ini.


Hanya saja, aku mencoba untuk bersabar dengan cara memilih langsung mendorong motorku mencari bengkel terdekat.


Selama mendorong motor ini, aku terus menerus ber-istighfar didalam hati. Soalnya, gak tau kenapa, timbul perasaan was-was dan pikiran-pikiran buruk yang terus melintas dibenak ini.


"Astaghfirullah...Astaghfirullah...semoga ini bukan pertanda buruk," kalimat itu terus kuulang-ulang didalam hati.


Alhamdulillah, tak lama kemudian, aku menemukan sebuah bengkel. Aku langsung menjelaskan permasalahan motorku.


Oleh si lay, aku disarankan untuk ganti busi. Aku sih oke-oke saja. Yang penting cepet beres. Karena aku tidak mau terlambat dalam bekerja.


"Bang, motornya nanti lubang businya aku taruh oli sedikit ya," kata si lay itu padaku. Lalu lanjutnya, "nanti agak ngebul sedikit. Tapi tenang aja, bang. Itu cuman karena olinya aja kok. Nanti juga ilang sendiri."


"Atur aja bang," kataku cepat.


Sekitar 5 menit motorku diperbaiki olehnya. Dan benar saja, motorku memang langsung menyala, tapi kulihat ada asap yang keluar dari knalpot motorku.


"Nanti jangan kau gas kencang dulu, bang," katanya.


"Oke,"


Setelah membayar biaya ganti busi dan lainnya. Aku langsung melanjutkan perjalananku.


Aku sampai dikantor telat 5 menit. Yakni jam 10:05. Jam operasional kantorku sudah buka. Aku langsung menjelaskan penyebab keterlambatanku kepada atasanku. Syukurnya, merek mengerti akan penjelasan ku. Hanya saja, kalau nanti ada apa-apa lagi, aku dimintanya untuk memberikan kabar lewat telepon atau WA.


Aku lalu, mulai bekerja seperti biasa lagi.


Jam menunjukan pukul 12:00 wib.


Itu adalah jam istirahat pabrik istriku. Aku lalu menulis chat untuknya. Contreng 2, tapi tak kunjung dibacanya. Aku lalu berinisiatif untuk menelponnya. Berdering, tapi tak diangkat juga.


"Kemana ini orang....," kataku agak kesal.


"Ya udahlah, nanti juga ngabarin balik," ujarku menghibur diri.


Jam 13:30 siang, disaat aku hendak melaksanak ibadah solat Dzuhur. HPku berdering. 


Kulihat disana tidak tertera nama, hanya nomer telpon saja.


"Nomer siapa nih," desisku.


Awalnya aku malas untuk mengangkatnya.


Tapi sekali lagi nomer itu meneleponku.


Dan, entah kenapa jantungku tiba-tiba saja berdetak lebih cepat. Hatiku langsung merasakan ada sesuatu yang tidak menyenangkan akan aku dapatkan, bila aku mengangkat telpon ini.


Dengan berdebar, aku lalu menekan tombol hijau di HPku.


"Halo, Assalamualaikum...," jawabku.


"Halo, waalaikumsalam...," kata si penelpon.


"Maaf, ini siapa ya ?" tanyaku.


"Ini saya, mas. Sumarno," jawabnya.


"Oh, mas Sumarno," kataku.


Sumarno adalah laki-laki yang diserahi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengurus kontrakan tempatku tinggal.


"Ada apa ya, mas ?" tanyaku dengan jantung berdebar-debar.


"Maaf mas sebelumnya," jawab mas Sumarno.


Aku menunggu kelanjutan kalimat mas Sumarno ini dengan tidak sabar.


Lalu, penjaga kontrakan kami ini melanjutkan ucapannya. Ucapan yang membuat lututku lemas, tubuhku menggigil hebat. Sebuah ucapan yang rasanya tidak akan terjadi selama aku mengenal istriku. Dari sejak kami berpacaran sampai akhirnya kami menikah.


Mas Sumarno berkata, "Mbak Rara berduaan sama laki-laki didalam kontrakan sekarang. Dan pintu dikunci dari dalam."



***



Part 1

Pelet Orang Banten




Quote:




Part 2

Teror Alam Ghaib


Quote:




Terima kasih kepada agan zafin atas bantuannya, dan terutama kepada para pembaca thread ini yang sudah sudi untuk mampir dilapak saya

emoticon-Nyepi






*


Silahkan mampir juga dicerita saya yang lainnya


Diubah oleh papahmuda099 04-04-2024 21:27
ridom203
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 248 lainnya memberi reputasi
235
321.6K
3.1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#451
Penjelasan Abah




Assalamualaikum wr.wb.


Pertama-tama saya meminta maaf, karena sudah membuat pembaca sekalian menunggu lama sampai akhirnya saya bisa update lagi. Biasa, bulan puasa, nyari kepengnya diperbanyak sampai-sampai lupa nulis emoticon-Nyepi


Oke, tanpa basa basi, saya akan melanjutkan kembali cerita ini...


*




Abah lalu berkata, " berdasarkan apa yang neng rasakan di sana, abah bisa menarik beberapa kesimpulan. Baiklah kalau begitu abah akan menjelaskan semua yang neng lihat di sana."


Aku dan istriku melihat abah dengan serius, menunggu apa yang kira-kira akan abah ceritakan dan jelaskan kepada kami.


"mas dan neng bisa percaya bisa enggak dengan apa yang akan apa jelaskan. Tapi abah akan menceritakan apa yang Abah rasakan dari cerita neng barusan." Kata Abah.


Abah batuk-batuk sesaat sebelum ia mulai bercerita.


" jadi gini mas, neng, jadi sewaktu abah mengusap punggung neng dari belakang, itu sebenarnya abah mengeluarkan sukma neng dari badan neng. Apa memasukkan sukma neng ke alam gaib yang abah buat."


Aku tidak mengerti dan terpaksa memotong pembicaraan abah, "punten bah, maksud Abah gimana ya? Alam ghaib yang Abah buat itu."


Abah tersenyum mendengar pertanyaanku.


"Jadi gini mas, alhamdulillah abah dikasih kepercayaan ilmu sama guru abah. Jadi, abah itu dikasih ilmu yang membuat abah bisa memanipulasi alam gaib dan juga makhluk halus, agar masuk ke dalam alam itu. Dan lagi, alam ghaib yang Abah buat bukanlah dalam artian Abah bisa membuat alam ghaib versi Abah sendiri yang berbeda dengan alam ghaib normalnya. Melainkan Abah seperti memiliki wilayah sendiri dialam ghaib itu, yang bisa Abah rubah isi dan bentuknya, sesuai dengan keinginan abah. Tapi, alam ghaib ini masih bisa dimasuki oleh beberapa jin yang tingkatannya lumayan tinggi. Nah, abah menggunakan ilmu itu untuk membantu neng, dalam menghadapi kekuatan gaib yang menyerang eneng. Karena yang gaib itu hanya bisa dikalahkan dengan sesuatu yang ghaib juga."


Aku dan istriku mengangguk angguk tanda mengerti penjelasan abah.


Abah lalu melanjutkan penjelasannya.


"Neng mungkin masih ingat, sewaktu eneng tersadar bahwa neng berada di alam gaib. Ada suara abah yang memberikan neng petunjuk. Hanya saja waktu itu suara abah tidak sampai selesai. karena abah juga sedang memantau pergerakan si mas. Jadinya konsentrasi abah terbagi dua. Karena untuk bisa memanipulasi alam gaib itu, membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi dan abah lupa, karena abah juga manusia biasa, makanya abah malah membagi konsentrasi abah menjadi dua. Untuk si neng dan si mas. Tapi alhamdulillahnya kalian berdua bisa berhasil keluar dengan selamat," Kata abah panjang lebar.


"Nah sekarang akan abah coba artikan semua yang si eneng lihat di alam gaib sana."


Abah terlebih dahulu menyeruput kopinya sebelum beliau melanjutkan penjelasannya.

Kopi gan
Pelet Orang Banten


Aku menunggu perkataan apa dengan hati yang berdebar-debar.


"Mas dan Eneng dengarkan dan juga perhatikan penjelasan dari Abah, agar nantinya kalian berdua bisa menarik kesimpulan juga pengalaman dari kejadian ini. Yang pertama, adalah sewaktu neng baru tiba di alam gaib. Setelah neng mendengar bisikan dari abah, sebenarnya abah itu ingin menyuruh neng agar cepat cepat lari dari tempat itu. Karena di sekitar tempat neng berada itu, ada beberapa jin jahat yang siap mengambil ruh neng. Dan kalau ruh neng sampai tertangkap oleh mereka, Abah tidak bisa menjanjikan neng bisa kembali dengan selamat. Jadi, Abah hanya bisa membantu memagari tubuh Eneng dari jin jin jahat tersebut. Karena itu tadi, Abah fokusnya sedang terpecah jadi dua (abah memantau pergerakanku dan istri disaat bersamaan), sehingga Abah tidak bisa fokus sama eneng saja."


Aku dan istriku mengangguk-angguk tanda mengerti akan maksud dari penjelasan Abah meskipun baru awalnya.


Abah kembali melanjutkan penjelasannya, "lalu suara bergemerisik yang Eneng dengar saat suara bisikan Abah hilang adalah, suara langkah kaki dan juga suara pohon-pohon yang bergesekan dengan tubuh raksasa dari makhluk hitam tinggi besar itu. Makhluk yang bernama genderuwo. tapi genderuwo ini memiliki tingkat kesaktian lebih tinggi daripada genderuwo yang biasa. Karena makhluk ini sudah bersekutu dengan manusia dan manusia itu telah memberikan sesajen yang dibutuhkan oleh genderuwo itu agar bisa naik tingkatannya. Makanya, wujud dari makhluk itu agak berbeda dengan genderuwo pada umumnya."


Aku mulai membayangkan kengerian macam apa yang istriku rasakan saat itu. Sendirian di sebuah tempat yang aneh dan dikelilingi oleh berbagai macam jenis jin jahat.


Aku juga merasakan genggaman tangan istriku yang sangat erat ditanganku. Aku memandangnya dengan tatapan yang bercampur aduk.


"Lanjut pada saat neng di halang-halangi oleh 3 buah pohon besar di jalur neng. Itu adalah tiga orang yang selama ini selalu menghalangi jalan kesuksesan neng di pabrik sekarang. 1 pohon yang berdiri agak renggang, adalah perwujudan dari mantan anak buah neng yang sudah resign. Kemudian 2 pohon besar lainnya yang saling berdempetan, adalah perwujudan dari Sukirman dan Rika,"


Abah menyeruput kopinya. Lalu beliau melanjutkan penjelasannya.


"Dan kenapa ada satu pohon yang agak renggang, itu karena mantan anak buah Eneng ini meskipun memiliki tujuan yang sama dengan kedua orang itu. Tapi mereka berbeda jalur dan ilmu. Makanya pohon itu tidak dempet dengan kedua pohon lainnya,"


Aku berusaha menahan amarah yang mulai merasuki tubuhku. Keterlaluan sekali perbuatan mereka itu. Hanya karena sakit hati, mereka tega melakukan sesuatu yang tak masuk akal ini. Karena perbuatan mereka, hampir saja keluargaku hancur.


"Bah, saya ingat sesuatu," kata istriku.


Aku dan Abah memandang istriku. 


Dari raut wajahnya, aku melihat istriku seperti sedang berusaha untuk mengingat sesuatu.


Lalu istriku kembali berkata, "saya ingat, setelah saya bertemu dengan ketiga pohon besar yang menghadang itu. Dan disaat saya tengah kebingungan. Tiba-tiba muncul dua ekor kupu-kupu yang agak besar. Kedua kupu-kupu itu terbang dan seolah menuntun saya agar mengikuti arah mereka terbang. Karena pertolongan kedua kupu-kupu itu, saya bisa melewati rintangan tiga pohon besar tadi."

Kupu-kupu gan
Pelet Orang Banten


Aku termenung. Berusaha untuk menempatkan diri sebagai istriku. Berusaha untuk merasakan ketakutan serta kebingungannya menghadapi jalan buntu. Disaat tengah dikejar-kejar oleh sosok genderuwo yang semakin mendekat lalu dibantu oleh dua ekor kupu-kupu.


Aneh dan menakjubkan.


Aku lalu memalingkan wajah ke arah Abah yang kembali berbicara untuk menjawab pertanyaan istriku itu.


"Neng, kedua kupu-kupu itu adalah perwujudan dari diri Abah dan juga suami eneng,"


Aku terdiam tak mengerti.


Dana Abah sepertinya paham dengan melihat raut wajahku ini.


Abah kembali melanjutkan, "jadi gini mas," kata Abah kepadaku. "Mas ingat sewaktu mas sampai kesini lagi setelah mas berhasil mendapatkan daun bambu yang bah minta. Lalu mas Abah suruh mandi terus ikut duduk disini bersama Abah. Dan Abah kasih mas bacaan untuk dibaca bareng sama Abah disini."


Aku ingat dengan hal itu. Dan aku mulai paham dengan maksud Abah. Tinggal tersisa istriku yang masih kulihat belum mengerti sepenuhnya.


"Jadi, maksud Abah. Kedua kupu-kupu itu adalah perwujudan dari diri Abah dan suami saya?" Tanya istriku.


Abah mengangguk.


Istriku menatapku dengan tatapan mata penuh terima kasih.


Aku hanya bisa tersenyum kecil sambil menggenggam tangannya.


Abah tampak senang dengan suasana kami. Beliau kulihat tersenyum dan raut wajahnya tampak gembira melihat tingkah laku kami.


"Boleh Abah lanjutkan?"


Aku dan istriku menggunakan kepala. Agak malu juga melihat Abah tahu akan kenalkan kami ini.


"Jadi, seperti yang sudah Abah jelaskan tadi. Bahwa kedua kupu-kupu itu adalah perwujudan dari kami berdua. Abah bisa menarik sedikit dari kekuatan ghaib si mas dan mewujudkannya kedalam bentuk kupu-kupu..."


"Maaf Abah menyela," kata istriku. 


"Iya, neng," jawab Abah.


"Yang manakah kupu-kupu perwujudan Abah dan yang manakah perwujudan suami saya?"


"Abah memiliki wujud kupu-kupu yang besar, karena Abah memang berkehendak. Sedangkan si mas adalah kupu-kupu yang agak kecil, karena hanya sebagaian kecil saja kekuatan ghaib si mas yang bisa Abah tarik ke alam sana. Itupun tanpa mas sadari," jawab Abah.


"Oh seperti itu," gumam istriku, "soalnya disana, saya bisa melihat bahwa diantara kedua kupu-kupu itu, hanya yang agak kecil yang sering bolak balik mendekat. Seolah-olah takut saya tersasar."


"Iya, memang Abah menyuruhnya untuk terus menempel dengan neng."


Istriku kembali mengangguk.


"Kemudian," kata Abah mulai melanjutkan penjelasannya, "apakah neng ingat, bahwa disaat genderuwo itu hampir menangkap neng lalu dari sisi yang lain muncul sosok kuntilanak berpakaian serba merah?"

Red Kunti gan
Pelet Orang Banten

Istriku mengangguk.


"Apakah mas masih ingat tugas yang Abah kasih ke mas?"


Aku juga mengangguk, "masih Abah,"


"Nah, biar Abah ceritakan tentang sesuatu,"


Aku dan istriku mendengarkan.


"Jadi, daun bambu yang mas cari dan mas bawa adalah tempat tinggal pimpinan dari seluruh jenis kuntilanak yang berada dikebun Abah. Maka dari itu, sewaktu mas dan Soleh hendak mengambil daun bambu itu, banyak gangguan untuk membuat mas gagal."


"Tapi bah, kenapa ada pocong juga disana? Apakah pocong itu juga merasa keberatan dengan dibawanya ratu kuntilanak dari tempatnya?" Tanyaku.

Bantal guling gan
Pelet Orang Banten


"Hmm...kalau masalah pocong itu, Abah hanya bisa mengandaikan saja. Jadi gini, misal disebuah perumahan dan hubungan antar mereka terjalin dengan baik. Lalu suatu hari tiba-tiba saja ada salah satu warga perumahan itu yang diganggu oleh orang luar. Apakah para tetangganya akan berdiam diri saja?" Tanya abah.


Aku menggeleng.


"Nah, seperti itu juga dengan si pocong itu. Mungkin saja dia sudah akrablah bahasanya dengan semua jenis jin disana. Jadinya, dia juga ikut berusaha menghalangi diambilnya pimpinan kuntilanak disana," Jelas Abah.


Aku menganggukkan kepalaku paham. Ternyata tidak didunia nyata saja tolong menolong itu ada. Di alam ghaib juga ternyata hal itu berlaku. Pikiranku lalu tertuju dengan makhluk cantik diujung perjalananku dengan Soleh.


Sebelum aku sempat mengutarakan kembali pertanyaan itu. Abah tiba-tiba berbicara.


"Dan sekali lagi Abah jelaskan, bahwa jin wanita yang menghadang mas diujung jalan keluar dari kebun Abah itu, adalah jin terkuat yang sengaja Abah taruh disana, untuk mengayomi mereka yang disana. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Abah seolah tahu akan pertanyaanku yang selanjutnya.


Setelah Abah berkata demikian, ditelingaku aku mendengar ada suara halus seperti suara nyamuk yang mengelilingi telinga kita disaat kita hendak tidur kalau dikampung-kampung sana.


"Sebaiknya mas jangan dulu mengungkit-ungkit masalah jin perempuan berwajah cantik itu. Abah takutnya si Eneng nanti tersinggung dan cemburu. Soalnya kondisi Eneng masih belum stabil sepenuhnya..."


Aku mengarahkan pandangan mataku ke Abah. Abah juga ternyata tengah melihatku. Akupun mengerti akan maksudnya. Aku lalu menganggukkan kepalaku perlahan.


"Kembali dimana neng melihat kemunculan sosok kuntilanak merah itu," ujar Abah. 


"Jadi, kuntilanak merah itu Abah masukan disana memang dengan niatan untuk mengalihkan perhatian genderuwo itu. Karena genderuwo yang diperintahkan untuk menganggu neng adalah jenis jin dengan tingkat kesaktian yang lebih tinggi daripada genderuwo kebanyakan. Maka dibutuhkan jin yang tingkatannya lebih kurang sama dengannya. Jadi, Bos laki-laki ketemu dengan bos perempuan. Cocoklah itu. Karena genderuwo adalah jenis jin penyuka perempuan, baik dari bangsa jin ataupun manusia. Maka sudah bisa dipastikan bila dia akan tergoda dengan kemunculan sosok kuntilanak merah itu. Dan perkiraan Abah memang benarkan, neng. Kalau kuntilanak itu bisa mengalihkan perhatiannya dari keberadaan neng. Disaat-saat genting lagi." Kata Abah panjang lebar sambil sedikit bercanda.


Istriku mengangguk. Membenarkan perkataan Abah.


Istriku lalu berkata, "Abah, setelah saya diselamatkan oleh kuntilanak itu, tak lama kemudian saya bisa menemukan goa yang dimaksud. Setelah saya masuk, terjadi beberapa hal yang aneh disana,"


Aku sedikit menelan ludah mendengar kisah istriku ini. Kembali aku mencoba untuk membayangkan seperti apa keadaan dan perasaan istriku saat itu.


Kudengar istriku kembali melanjutkan perkataannya.


"Yang pertama adalah kemunculan Sukirman didepan mulut gua..,"

Sukirman gan
Pelet Orang Banten
Hehehe...becanda emoticon-Ngakak


Mendengar nama Sukirman disebut, hatiku kembali panas.


"...dia kembali muncul dan berusaha untuk memanggil saya agar saya tidak masuk lebih dalam lagi. Dan anehnya, begitu mata kami saling menatap, saya kembali memiliki sebuah perasaan kasihan kepadanya. Dia muncul dengan keadaan terluka parah. Ditambah lagi dibelakangnya muncul 2 sosok makhluk. Yakni genderuwo dan juga kuntilanak merah. Tapi entah kenapa, perasaan kasihan itu hanya sebentar dan lenyap, berganti menjadi perasaan marah dan jijik. Lalu yang saya lihat, kedua makhluk itu terbang sambil membawa Sukirman. Kemudian saya berlari masuk kedalam goa dan tiba-tiba saja sudah tersadar disini." Istriku bercerita panjang lebar.


Abah terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata.


"Arti dari kemunculan Sukirman itu adalah perlambang dari wujud ilmu pelet yang dia kirimkan ke Eneng. Ilmu pelet itu memang sudah keluar dari tubuh Eneng begitu Eneng minum air pemberian Abah ketika Eneng pertama kali datang kesini. Tapi memang, masih tersisa sedikit ditubuh Eneng. Dan itu hanya bisa dikeluarkan dialam ghaib. Karena hanya tinggal sedikit, maka itulah wujud dari ilmu pelet itu. Rusak tak berbentuk. Sehingga ilmu pelet yang berbentuk Sukirman itu kekuatannya jauh berkurang. Dan Eneng bisa terbebas sepenuhnya. Perihal sosok Sukirman yang dibawa pergi oleh kedua makhluk itu, maksudnya adalah ilmu pelet itu telah diambil kembali dan telah dibawa pergi oleh sosok kuntilanak yang memang sudah Abah siapkan. Karena kuntilanak itu juga butuh untuk meningkatkan kesaktiannya di alam ghaib sana. Makanya ia mau Abah suruh. Kalau masalah genderuwo, dia itu sudah kadung jatuh hati dengan kuntilanak itu. Makanya iapun kini sudah ikut kemanapun Kuntilanak itu pergi."


Aku dan istriku mendengarkan seluruh penjelasan Abah dengan seksama. Dan aku pribadi, sudah mencetak semua perkataan Abah dengan baik. Sehingga bilamana terjadi lagi hal seperti ini. Aku tahu harus berbuat apa.


"Alhamdulillah, sekarang neng sudah terbebas dari ilmu pelet ini. Bersyukurlah kepada Tuhan yang maha esa. Karena dengan izin dan ridho-NYA, neng bisa sembuh kembali."


"Iya, bah," sahut istriku.


Aku sendiri langsung bermunajat kepada-nya. Berterima kasih dan bersyukur atas apa yang terjadi. Karena aku yakin, hal burukpun kalau kita mau berfikir, pasti ada sisi baiknya yang bisa dipetik.


Abah kemudian berkata kepadaku.


"Mas, ingat pesan Abah ini. Semakin bagus sesuatu yang kita miliki, semakin banyak pula yang ingin mengambilnya. Jadi, Abah harap mas bisa merubah sifat mas yang kurang perhatian itu kepada istri. Karena mau bagaimanapun mandirinya seorang istri, ia akan tetap butuh dan senang bila diperhatikan oleh suaminya."


Aku mengangguk, iya, bah. Saya janji akan lebih perhatian lagi dengan istri saya."


"Bagus," kata Abah senang.


Abah kembali berkata, "sekarang, Abah akan berikan amalan untuk benteng kalian dari gangguan-gangguan ghaib baik itu dari manusia dan jin."


Kami bersiap mendengarkan dan mencatat perkataan Abah.

Mohon maaf, karena saya muslim. Maka apa yang akan saya tuliskan ini akan berhubungan dengan agama Islam.



"Yang pertama, solat lima waktu jangan sampai ditinggalkan. Kedua, setelah solat, baca surat Al-Falaq 7 kali. Dan yang ketiga, perbanyak istighfar,"kata Abah. "Mungkin terlihat sepele, tapi dalam prakteknya itu tidaklah mudah. Tapi insya Allah, Abah yakin kalian berdua bisa melakukannya."


Kami mengangguk.


Setelah itu, kami bertiga masih mengobrol akan beberapa hal sampai sekitar jam 2 dini hari, Abah menyuruh kami berdua untuk beristirahat. 


Aku dan istriku memilih untuk tidur dikobong dilantai 2. Karena disitu udara lebih sejuk dan dingin.


Abah sendiri lalu pergi kebelakang rumah sambil membawa daun bambu yang kubawa bersama Soleh. Entah mau diapakan, aku sendiri tak sempat bertanya. Aku terlalu lelah dengan semua peristiwa ini.


Aku dan istriku lalu beristirahat di lantai 2 Kobong atau saung utama Abah.

Foto kelantai 2 Kobong abah gan
Pelet Orang Banten



***




Akankah semua ini telah usai?

Belum. Malah bisa dibilang, inilah awal mula teror ghaib mulai mengarah kepadaku, bukan kepada istriku lagi. Sehingga hampir saja nyawaku minggat dari tubuhku. 

Jadi, pantengin terus ya gan/sist
clon3aj4
dewiyulli07
ferist123
ferist123 dan 61 lainnya memberi reputasi
62
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.