- Beranda
- Stories from the Heart
Limits : Life In Myths Is Too Scary
...
TS
frostgee
Limits : Life In Myths Is Too Scary

Jakarta,
"Rezaaa, banguun hey!" Gw ngerasain ada yang menepuk-nepuk pipi gw pelan
"Hemmm" gw mengeram biar nggak ditepuk lagi
"Bangun! Ini hari pertama kamu ke sekolah kan ?" Kedengarannya ini suara ibu gw
"Iya bu! Sebentar" gw guling kanan kiri terus ngulet dulu baru bangun
Gw yang masih setengah sadar maksain diri buat bangun terus ke kamar mandi terus siap-siap berangkat ke sekolah.
*******
Quote:
*******
"Udah siap belum za ?" Teriak ayah dari luar rumah
"Bentar yah, aku lagi pake baju" gw setengah teriak
Hari ini ayah nganterin gw jalan kaki, kita emang nggak punya kendaraan pribadi, kebetulan arah sekolah gw juga sama dengan jalur angkutan umum yang biasa ayah naikin ke kantornya.
"Yuk!" Ajak ayah
"Ok yah!" Gw lalu cium tangan ibu gw dan berangkat
"Hati-hati ya za! Nanti ibu yang jemput" kata ibu selagi gw mencium tangannya
Gw dan ayah berangkat lewat jalan utama yang banyak dilewati kendaraan, alasannya biar gw tau jalan dan hafal nantinya. Ayah ngejelasin banyak hal yang gw liat di jalan, seperti warung yang ngejual es krim di pinggir jalan, terus arah jalan ini dan itu ujungnya kemana.
Singkat cerita, sampai lah gw di sekolah pertama gw. Belum bel masuk kata ayah, gw gak paham apa itu bel, gw tetep nempel sama ayah, terus ayah juga ngasih penjelasan setiap permainan yang ada disitu, ada jungkat-jungkit, perosotan, terus bola besi besar (entah apa namanya), dan ada tangga berbentuk kotak yang bisa dipakai pull-upjuga (entah ini apa namanya). Pesan dari ayah gw cuma satu sih waktu itu, "Kalau main, gantian dan jangan rebutan". Nggak lama, ada bunyi lonceng, disitu gw baru paham yang namanya bel masuk.
Gw dan yang lainnya masuk ke kelas, ayah juga bilang kalo dia langsung berangkat ke kantornya. Kami semua murid masuk ke kelas dan dibagi jadi dua kelas, gw duduk bareng Irgi temen gw (tetangga), gw liat keluar ternyata ayah udah pergi dan di luar masih banyak orang tua yang ngumpul nunggu anaknya (temen temen gw). Kami semua berkenalan satu sama lain dengan guru juga, lalu diberi tau bagaimana adab dan lainnya seperti salam sapa lalu do'a setiap melakukan apapun.
Setelah dua jam, kami istirahat tapi ini juga menjadi perhatian bagi guru karena mereka mengajarkan kami agar bisa bermain dengan tertib dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan nantinya. Sekolah gw ini ada bangunan lainnya juga, tingkat SD-SMP dan SMA juga jadi pas gw keluar ruangan gw baru sadar ternyata luas juga, meskipun area TK ini dipagar. Ibu guru ngejelasin hal tentang keselamatan saat bermain lah intinya. Setelah itu kami semua diberi waktu 15 menit buat ngapain aja selama istirahat. Gw cuma duduk di depan kelas ngeliatin sekitar, ibu-ibu masih duduk di luar pagar karena emang nggak boleh masuk area TK. Gw liat lagi ke sudut lain, lalu gw tertarik dengan satu bangunan kelas. Beberapa saat kemudian . . .
*Degggg . . Kemudian gelap
"Zaa . Zaa!" Gw denger suara ini tapi gw nggak bisa bangun
"Zaaa bangun Zaa! Hey!" Gw perlahan bisa ngebuka mata perlahan
Gw liat ibunya irgi yang ngebangunin gw dan ada guru disekeliling gw, tapi di belakang gw liat seorang bapak dengan setelan buat ke masjid gitu, terus dia pergi.
"Kamu kenapa ?" Tanya ibunya irgi
Gw masih belum bisa ngomong, lemas.
"Kamu nggak sarapan tadi ?" Tanyanya lagi
Gw menggelengkan kepala
"Sebentar, coba tak lihat di tas mu" katanya dengan logat jawanya
Kemudian dia ambil bekal makanan di tas gw, terus dia ambil roti yang ada di dalamnya, ngasih gw makan dan minum. Setelah gw udah agak mendingan, ibu guru atau ibunya irgi nggak tanya apapun lagi, mungkin mereka mikirnya kalo gw kelaparan terus pingsan. Nggak berapa lama, pelajaran dimulai dan masuk kelas lagi.
Ting . . . Ting . . . Ting
Lonceng tanda pulang berbunyi, ibu udah di luar dan keliatan lagi ngobrol sama guru dan ibunya irgi, mungkin ngebahas kejadian tadi.
Kami semua berbaris dan guru-guru pun juga, lalu kami cium tangan guru dan yang jadi pertanyaan di benak gw, "pak guru yang tadi kemana ya ? ke masjid kali ya ? ya sudahlah"
Hari pertama sekolah gw selesai juga, berkesan, seru banget, temen temen baru dan bingung juga, biarin aja, gw lagi seneng karena punya banyak temen baru.
Bersambung . . .
Spoiler for The 4 years old Child:
Spoiler for next story:
Diubah oleh frostgee 31-05-2020 16:08
tantinial26 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.3K
15
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
frostgee
#8
#6. Wake Up
"tidak apa-apa za, dia itu orang baik, tujuannya baik untuk negeri ini, tetapi manusia terkadang berbuat salah karena keinginannya, orang disekitarnya juga kadang jadi pengaruh buruk baginya. Membuat keputusan itu tidak mudah, banyak yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan baik dan buruknya" cerita si bapak itu panjang
"Orang baik ya pak, apa dia mengenali aku pak ? Saat itu dia tersenyum ke arahku" gw mau tau banyak soal si orang itu
"Dia mengenali kamu, karena saya ada di sebelah kamu za. Kamu lihat orang yang berdiri di belakang si bapak itu ?" Tanya si bapak ke gw
"Oh, aku liat si mbah itu kok" jawab gw
"Itu adalah teman saya, jadi kami saling kenal karena memiliki kekerabatan yang cukup dekat" jelasnya
"Memang bapak ini siapa ? Saya sering lihat bapak tapi saya belum tau nama bapak" tanya gw
"Saya adalah teman baikmu za, dulu kakek kamu menyuruh saya untuk menemani kamu sampai pada waktunya" katanya tersenyum dan mengelus kepala gw
"Sampai kapan ?" Gw semakin ingin tau soal ini
Si bapak itu menjawab dan gw lihat gerak bibirnya tapi suaranya menghilang, lambat laun semua pemandangan berubah menjadi gelap gulita, saya berdiri di ruang gelap.
"Zaa, zaa, bangun!" Ada yang menepuk pipi gw pelan, kemudian badan gw yang ditepuk juga
Gw membuka mata perlahan-lahan, teusgw lihat kok lampu terang banget, gw langsung mengalihkan pandangan ke samping gw dan agak sedikit kaget karena ternyata gw bukan di rumah. Gw mendapati diri gw tidur di ranjang dengan alas berwarna hitam, disamping ada ayah dan ibu gw yang kelihatan mengkhawatirkan gw, otomatis gw bingung dengan apa yang terjadi sama gw, tiba-tiba ada di klinik, nggak lama dokter pun datang periksa gw, ditemani perawat. Dokter pun mulai memeriksa gw, dia ambil alat dan ditaruh di kupingnya terus ada seperti selang dan alat itu ditempel ke badan gw, sementara si suster kasih alat yang harus dihimpit di ketiak, ini untuk ukur suhu kalau nggak salah, ibu sering pakai kalau gw demam.
"Coba buka mulutnya!" Kata si dokter
Gw buka mulut gw, dan nggak lama dokter ngobrol dengan orang tua gw, tentunya gw bisa denger
"Anak ibu sehat-sehat saja, mungkin dia tadi lelah, suhunya juga normal, tentang hidungnya yang berdarah tadi, sepertinya dia kelelahan" jelas dokter ke orang tua gw
Nggak lama dari itu gw bangun dari tempat tidur, dan disuruh duduk di sofa, kemudian ibu ngasih gw roti dan susu kotak untuk gw makan dan minum. Ayah gw liat langsung ke luar ruangan dan ibu masih terdiam sambil memegang susu kotak lagi. Gw makan dengan lahapnya, selesai itu gw minum susu kotak yang ada di tangan gw, habis, lalu ibu memberikan satu kotak lagi. Kepala gw udah nggak terlalu pusing dibandingkan saat gw baru bangun tadi.
"Aku kenapa bisa disini bu ?" Tanya gw ke ibu
"Kamu nggak inget tadi lagi ngapain za ?" Ibu mengerutkan keningnya
"Aku cuma inget, aku tidur siang" kata gw
"Iya, kamu lagi tidur siang. Terus sekitar jam 5an ibu nyuruh kamu bangun buat siap-siap mandi, karena kan habis maghrib kamu ngaji" kata ibu
"Kok aku bisa disini ?" Gw memotong cerita ibu
"Pas ibu masuk ke kamar kamu, ngeliat hidung kamu berdarah ngucur terus udah bercecer di kasur, ibu bangunin kamu juga kamunya nggak bangun bangun, terus ibu minta bapak panggil bapak terus bawa kamu ke klinik naik becak" ibu mengakhiri ceritanya
"Sekarang jam berapa bu ?" Gw melihat sekitar dan tidak ada jam
"Jam 7 za" jawab ibu
"Kok jam 7 malem, terang bu ?" Gw merasa aneh
"Jam 7 pagi ini reza" ibu menunjuk ke arah jendela
"Hah ? Lama banget aku tidurnya bu" gw kaget, karena gw ngerasa badan gw ini seger seger aja, cuma laper doang
"Nggak tau kamu tidur atau pingsan" kata ibu
"Aku ngerasanya aku tidur cuma sebentar bu, bener deh, nggak bohong" gw menjawab ibu dengan nada yang agak sedih
"Yasudah, yuk pulang" ibu mencium kening gw dan kemudian menggandeng tangan gw, lalu keluar dari ruangan dan menuju ayah yang sedang membayar di kasir
Kemudian kami pulang ke rumah, gw liat muka ayah dan ibu sudah tersenyum, nggak khawatir seperti saat gw baru bangun.
Bersambung . . .
"Orang baik ya pak, apa dia mengenali aku pak ? Saat itu dia tersenyum ke arahku" gw mau tau banyak soal si orang itu
"Dia mengenali kamu, karena saya ada di sebelah kamu za. Kamu lihat orang yang berdiri di belakang si bapak itu ?" Tanya si bapak ke gw
"Oh, aku liat si mbah itu kok" jawab gw
"Itu adalah teman saya, jadi kami saling kenal karena memiliki kekerabatan yang cukup dekat" jelasnya
"Memang bapak ini siapa ? Saya sering lihat bapak tapi saya belum tau nama bapak" tanya gw
"Saya adalah teman baikmu za, dulu kakek kamu menyuruh saya untuk menemani kamu sampai pada waktunya" katanya tersenyum dan mengelus kepala gw
"Sampai kapan ?" Gw semakin ingin tau soal ini
Si bapak itu menjawab dan gw lihat gerak bibirnya tapi suaranya menghilang, lambat laun semua pemandangan berubah menjadi gelap gulita, saya berdiri di ruang gelap.
********
"Zaa, zaa, bangun!" Ada yang menepuk pipi gw pelan, kemudian badan gw yang ditepuk juga
Gw membuka mata perlahan-lahan, teusgw lihat kok lampu terang banget, gw langsung mengalihkan pandangan ke samping gw dan agak sedikit kaget karena ternyata gw bukan di rumah. Gw mendapati diri gw tidur di ranjang dengan alas berwarna hitam, disamping ada ayah dan ibu gw yang kelihatan mengkhawatirkan gw, otomatis gw bingung dengan apa yang terjadi sama gw, tiba-tiba ada di klinik, nggak lama dokter pun datang periksa gw, ditemani perawat. Dokter pun mulai memeriksa gw, dia ambil alat dan ditaruh di kupingnya terus ada seperti selang dan alat itu ditempel ke badan gw, sementara si suster kasih alat yang harus dihimpit di ketiak, ini untuk ukur suhu kalau nggak salah, ibu sering pakai kalau gw demam.
"Coba buka mulutnya!" Kata si dokter
Gw buka mulut gw, dan nggak lama dokter ngobrol dengan orang tua gw, tentunya gw bisa denger
"Anak ibu sehat-sehat saja, mungkin dia tadi lelah, suhunya juga normal, tentang hidungnya yang berdarah tadi, sepertinya dia kelelahan" jelas dokter ke orang tua gw
Nggak lama dari itu gw bangun dari tempat tidur, dan disuruh duduk di sofa, kemudian ibu ngasih gw roti dan susu kotak untuk gw makan dan minum. Ayah gw liat langsung ke luar ruangan dan ibu masih terdiam sambil memegang susu kotak lagi. Gw makan dengan lahapnya, selesai itu gw minum susu kotak yang ada di tangan gw, habis, lalu ibu memberikan satu kotak lagi. Kepala gw udah nggak terlalu pusing dibandingkan saat gw baru bangun tadi.
"Aku kenapa bisa disini bu ?" Tanya gw ke ibu
"Kamu nggak inget tadi lagi ngapain za ?" Ibu mengerutkan keningnya
"Aku cuma inget, aku tidur siang" kata gw
"Iya, kamu lagi tidur siang. Terus sekitar jam 5an ibu nyuruh kamu bangun buat siap-siap mandi, karena kan habis maghrib kamu ngaji" kata ibu
"Kok aku bisa disini ?" Gw memotong cerita ibu
"Pas ibu masuk ke kamar kamu, ngeliat hidung kamu berdarah ngucur terus udah bercecer di kasur, ibu bangunin kamu juga kamunya nggak bangun bangun, terus ibu minta bapak panggil bapak terus bawa kamu ke klinik naik becak" ibu mengakhiri ceritanya
"Sekarang jam berapa bu ?" Gw melihat sekitar dan tidak ada jam
"Jam 7 za" jawab ibu
"Kok jam 7 malem, terang bu ?" Gw merasa aneh
"Jam 7 pagi ini reza" ibu menunjuk ke arah jendela
"Hah ? Lama banget aku tidurnya bu" gw kaget, karena gw ngerasa badan gw ini seger seger aja, cuma laper doang
"Nggak tau kamu tidur atau pingsan" kata ibu
"Aku ngerasanya aku tidur cuma sebentar bu, bener deh, nggak bohong" gw menjawab ibu dengan nada yang agak sedih
"Yasudah, yuk pulang" ibu mencium kening gw dan kemudian menggandeng tangan gw, lalu keluar dari ruangan dan menuju ayah yang sedang membayar di kasir
Kemudian kami pulang ke rumah, gw liat muka ayah dan ibu sudah tersenyum, nggak khawatir seperti saat gw baru bangun.
Bersambung . . .
tantinial26 memberi reputasi
1