Hareudang adalah bahasa dari Jawa Barat yang identik dengan gerah, kepanasan,kalau dah seperti itu pinginnya nyemplung ke kali bareng si bahenol janda kembang kampung tetangga.

Dari kata itu teringat sebuah lagu yang irama dan nadanya pun santai liriknya cukup sederhana hingga akhirnya kinipun menjadi viral, sebuah lagu unik yang dipopulerkan oleh pasukan perang. Lagu Hareudang Nestapa, sering kali dipakai untuk joget dan berekspresi di ranah media sosial.



Entah apa yang dipikirkan dari sang penciptanya, mungkin sedang gerah ketika melihat kotornya politik di Indonesia, mungkin sudah gerah dengan banyaknya manusia berakal tapi bodoh bin tolol yang tak patuh pada aturan. Atau sedang gerah melihat cewek sexy di media sosial hingga melakukan hal yang konyol dari buka dada hingga buka paha.

Yang jelas lagu itu sudah ada setahun yang lalu kalau ga salah denger dari gosip tetangga sebelah, itu lagu pertama kali beredar pada 1 Januari 2019 di channel Youtube Pasukan Perang Official. Hingga akhirnya lagu itu bikin orang rela buka baju sampai celana dari yang muda hingga tua karena merasa gerah cuy, tak lupa sambil bergoyang ala-ala dance dangdut.




Sebenarnya sih lagu Nestapa itu hadir karena memang melihat keadaan hati yang sedang panas bagaikan di gurun, atau memang sudah menjadi kadal gurun maka bawaannya tuh panas dan gerah. Kalau saja bukan menjadi mahluk gurun mungkin lebih adem kayanya, tapi kayanya ga juga sih yang tinggal di daerah pegunungan pun terkadang juga suka hareudang.

Yang jelas lagu ini dibuat oleh banyak orang dengan konsep-konsep yang beragam, namun banyak dari konsep yang ditampilkan adalah sosok wanita sexy yang menonjolkan yang bulat namun tekad, ada yang besar namun bukan harapan.

Terutama untuk kaum tik tokers wanita pakaian yang dikibaskan teramat sexy dan menggoda iman, bikin hareudang kaum lelaki. Hingga terkadang bisa lupa dengan hutang, yang terbayang hanyalah joget tik tok ala hareudang.



Tapi setidaknya ini menandakan Indonesia suka yang simple, instant, ga mau ribet. Tidak harus putar otak lebih lama untuk menikmati sebuah karya seni, lirik-lirik lagu yang terkesan santai lebih digandrungi daripada lagu berprosa dengan beribu makna.

Masyarakat sudah pusing dengan kehidupan, seni itu adalah hiburan. Jangan untuk tertawa, tersenyum, hingga bahagia butuh lirik-lirik yang susah dimengerti. Dijamin lirik lagu yang njelimet mumet bakal ga laku, seperti mbah surip dengan lagunya tak gendong, enak toh.



Referensi klik