- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#225
Spoiler for Part 73:
Part 73
Sudah sedari tadi perhatianku terus terfokus pada layar handphone yang ada di tanganku, sesekali aku menarik tombol layar notifikasi kebawah, berharap ada seseorang yang mengirim pesan kepadaku sore ini.
Yaaa....., siapa lagi kalau bukan beby.
Semenjak hubungan kami membaik setelah kejadian di bukit bintang malam itu, aku tetap merasa ada yang berubah dari sikap beby kepadaku.
Ya...., memang hubungan kami akhir-akhir ini sudah sangat membaik, tapi..... aku merasa inisiatif beby untuk menghubungiku lebih dulu tidak sebesar sebelumnya.
Huuuuhhh....
Ya...., aku tau, memang akulah yang harusnya lebih berinisiatif untuk menghubungi beby lebih dulu, aku tidak masalah jika aku harus melakukan itu.
Bahkan akhir-akhir ini aku sudah melakukan itu, aku lebih sering mengirim pesan ataupun menelponnya lebih dulu, bahkan setiap malam aku selalu mengunjungi rumahnya tanpa dia minta.
Tapi..... ketakutanku saat ini adalah....., aku takut, rasa yang dimiliki beby kepadaku sudah tidak sama lagi seperti sebelumnya.
Memang, memang beby tidak mengatakannya secara langsung, bahkan dia memintaku untuk membuktikan semua ucapan-ucapanku.
Tapi tetap saja, sikapnya yang seolah-olah tidak lagi membutuhkanku akhir-akhir ini, berhasil membuatku terus dihantui oleh rasa takut.
Karena tidak kunjung mendapat undangan dari beby untuk berkunjung kerumahnya, akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada beby.
"Mbak....., malem ini sibuk?"
Begitulah kira-kira kalimat yang sudah kutuliskan dalam kolom pesan, tapi aku menghentikannya sejenak untuk mencari kata-kata yang lebih bagus, setelah aku menikirkannya selama beberapa detik, aku memutuskan untuk langsung mengirim oesan yang sudah kutulis sebelumnya.
Jariku kembali menari diatas keyboard handphone, lalu aku kembali mengirimkan pesan kepada beby.
"Kalo enggak, aku kerumah mbak ya?"
1 menit.... 2 menit..... 5 menit..... 10 menit..... 30 menit.....
Huuuuhhh......
Sudah lebih dari 30 menit aku menunggu, tapi beby belum membaca pesanku sampai saat ini.
Karena bosan menunggu, akupun memutuskan menyibukkan diri dengan membaca cerita di salah satu forum sambil mendengarkan musik.
Ting.......
Setelah mendengar bunyi notifikasi dari headsetku, tanpa pikir panjang aku langsung membuka aplikasi chat yang ada di handphoneku.
"Bisa kok nat, habis maghrib?"
Wajahku langsung sumringah setelah melihat pesan balasan yang dikirim oleh beby.
"Iya mbak, habis maghrib ya..."
Akupun memilih untuk langsung membalas pesan dari beby.
.
.
.
"Udah makan malem belum mbak?"
Saat ini aku sedang duduk di ujung tempat tidur viny, sedangkan beby sedang merebahkan dirinya di tempat tidurnya.
"Belom sih nat, kenapa?, kamu laper?"
Beby balik bertanya sembari menolehkan kepalanya kearahku.
Aku: "iya nih mbak, makan di luar yuk?"
Beby: "mau makan apa?"
Aku: "jalam aja dulu deh, sambil liat-liat nanti, gimana?"
Beby mengalihkan pandangannya keatas sembari mempertimbangkan ajakanku barusan.
"Yaudahdeh, kamu keluar dulu tapi"
Seraya meng iya kan ajakanku, beby juga bangkit dari tempat tidurnya.
Aku: "lah..., kok aku disuruh keluar?"
Beby: "iyalah!!!, aku mau ganti baju dulu"
Aku hanya bisa terkekeh setelah mendengar beby yang menjawab pertanyaanku dengan wajah ketusnya.
"Kalo aku disini aja gakboleh mbak?"
Pletaaaak......
Beby berhasil mendaratkan jitakan di jidatku dengan mulus.
"Hehehe, ampun mbak, iya iya..., ini aku keluar"
Sambil berkata seperti itu, aku juga mulai melangkahkan kakiku untuk keluar dari kamar beby karena takut melihat tatapan kesalnya.
.
.
.
"Aku terakhir kali makan gudeg waktu pertama kali ke jogja sama ibu, habis itu gak pernah lagi"
Saat ini aku dan beby sedang duduk sambil menikmati seperti gudeng yang sudah tersaja di hadapan kami masing-masing.
Beby: "emang kapan kamu kejogja pertama kali?"
Aku: "ya pas mau ospek mbak, sekalian nyari kos waktu itu"
Aku menjawab pertanyaan beby dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.
"Telen dulu kali nat makanannya, baru ngomong, jorok!!!"
Akupun buru-buru mengikuti perintah beby untuk menelan makanan yang masih ada di mulutku.
"Hehehe, kan tadi mbak nanya, aku jawablah"
Setelah berkata seperti itu, aku kembali memasukkan makanan kedalam mulutku.
"Terus.., setelah itu kamu gak pernah lagi makan gudeg?"
Aku memutuskan untuk menelan dulu semua makanannyang ada di mulutku sebelum menjawab pertanyaan beby agar dia tidak protes seperti sebelumnya.
"Iiiiihh....., kok gak dijawab sih?"
Aku menarik nafas dalam-dalam setelah mendengar protes yang kembali di lontarkan oleh beby.
Yaaa....., aku paham sih, memang makanan yang tadi kusuapkan kedalam mulutku jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu aku memerlukan waktu lebih banyak untuk menelan semuanya, dan.... hal ini yang menyebabkan beby merasa bahwa aku tidak ingin menjawab pertanyaannya.
"Kan aku nelen dulu mbak, tadi aku makan sambil ngomong diomelin, gimana sih?"
Beby mulai kembali memasang wajah kesalnya.
"Iiiiissshh...., tapi jangan di cuekin juga..."
Aku hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar setelah mendengar pembelaan beby, emang susah kalo lawan cewek.
"Iya mbak....., maaf yaa...."
Aku mengucapkannya dengan nada selembut mungkin, sementara beby masih betah dengan wajah masamnya walaupun sudah mendengar permintaan maafku.
Aku: "iya mbak, aku emang gak pernah lagi makan gudeg habis itu"
Beby: "kenapa?"
Aku: "ya...., sebenarnya kurang suka aja sih"
Beby: "kok mau aku ajak makan disini"
Aku: "ya....., soalnya makannya sama mbak sih, kalo sama mbak mah aku mau diajak kemana aja"
Beby hanya mengerlingkan matanya dengan malas setelah mendengar gombalanku barusan.
"Udah jago ngegombalnya sekarang ya?"
Beby bertanya sembari menatap remeh kearahku.
"Ya jelaslah, kan aku pengen bikin mbak seneng"
Beby terlihat menahan senyumnya setelah mendenhar kalimat terakhirku.
"Tuh kan..., kalo mau senyum gak usah ditahan-tahan mbak"
Puuuukkk.....
Beby melemparkan gumpalan tisu yang ada di tangannya.
"Apaansih nat"
Kalimat beby kali ini diakhiri dengan kekehan kecil.
"Mbak...., jalan dulu yuk mbak abis ini"
Ya...., aku memang masih ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama beby, oleh karena itu aku mengajaknya untuk jalan-jalan dulu sebelum kami pulang.
"Mau kemana dulu nat?"
Berhubung aku sudah merencanakan semua ini, aku tidak harus berpikir lagi untuk menjawab pertanyaan beby.
"Mbak udah pernah ketaman pelangi belom?"
Beby hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaanku.
Aku: "kesana yuk..."
Beby: "emang disana ada apa?"
Aku: "udah...., ikut aja dulu"
Beby: "jauh nggak?"
Aku: "deket kok.."
Beby memilih untuk berpikir terlebih dahulu sebelum menerima ajakanku barusan.
Huuuuuhhh......
Karena melihat respon beby yang sepertinya kurang antusias, aku sempat mengira dia akan menolak ajakanku malam ini.
"Boleh deh"
Aku langsung menghembuskan nafas lega setelah beby menerima ajakanku.
"Yaudah, berangkat sekarang yuk"
Saking senangnya, aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan mengajak beby untuk berangkat saat ini juga.
"Bentar nat, kamu kan belum beli sogokan buat viny"
Memang sebelum kami berangkat tadi, viny meminta dibelikan makan malam sebagai syarat agar aku boleh mengajak beby jalan malam ini.
"Oh iya..., yaudah mbak, aku pesen dulu ya.."
Tanpa menunggu lama, aku langsung melangkahkan kakiku menuju meja kasir untuk membayar sekaligus memesan 1 porsi gudeg lagi untuk dibawa pulang.
.
.
.
"Mbak gak mau foto-foto gitu?, biar aku fotoin"
Sekarang aku dan beby sedang berjalan menyusuri taman pelangi yang setiap sudutnya di penuhi lampion dengan bentuk dan jenis yang sangat beragam.
"Bentar deh nat, jalan dulu aja, belum ada spot yang bagus"
Aku hanya bisa menganggukkan kepala setelah mendengar jawaban dari beby barusan.
Huuuuhhh.....
Sejak pertama kali kami sampai di tempat ini, kami lebih banyak diam daripada berbicara, entah kenapa, saat ini aku benar-benar kehabisan topik untuk dibicarakan dengan beby.
Sedangkan beby juga memilih diam sambil terus berjalan menyusuri taman ini.
Sesekali bola mataku bergerak kearah bawah, pengelihatanku saat ini sedang terfokus kepada tangan beby yang sepertinya tidak ada niatan sama sekali untuk mengambil tanganku.
Yaaa....., biasanya jika kami sedang jalan berdua, beby selalu menarik atau menggandeng tanganku agar aku mau mengikutinya.
Jujur aku ingin sekali merasakan kembali momen-momen seperti itu, tapi.... sepertinya itu tidak akan terjadi jika aku terus menunggu beby untuk melakukannya lebih dulu.
Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mengambil sebelah tangan beby yang sedari tadi bergerak kearah depan dan belakang mengikuti langkah kakinya.
Haaaap.....
Beby langsung menoleh kerarahku dengan raut wajah terkejut, sedangkan aku hanya bisa terkekeh kecil setelah melihat reaksi yang ditunjukan oleh beby barusan, aku juga menariknya untuk mengikis jarak yang ada di antara kami.
Lagi-lagi beby mengulum senyumnya, dia juga langsung membuang pandangannya kearah lain, mungkin dia merasa malu saat ini.
Tapi.... apapun itu, aku sudah merasa sangat bahagia ketika tidak ada protes dari beby saat aku mengambil tangannya untuk kugandeng, apalagi setelah melihat senyum yang saat ini terukir diwajahnya.
"Nat...., foto di situ yuk"
Beby menunjuk salah satu lorong yang berhiaskan berbagai macam lampion di bagian atap dan dindingnya.
Aku hanya mengangguk kecil untuk meng iya kan permintaan beby sambil menarik tangannya untuk menghampiri lorong yang dia tunjuk sebelumnya.
Beby: "kamu ikut nggak?"
Aku: "kalo aku ikut foto siapa yang nanti motoin mbak"
Beby: "yaudah, nih"
Beby menyodorkan handphonenya kearahku.
"Pake handphoneku aja mbak"
Aku memang sengaja meminta beby untuk berpose dan mengambil gambarnya menggunakan handphoneku.
Ya.... aku memang berniat menambah koleksi foto beby di handphoneku, hehehe.
Beby kembali menyimpan handphonennya kedalam tas, sedangkan aku memilih untuk mencari tempat yang pas untuk mengambil gambar beby yang saat ini sudah siap untuk berpose.
"Mbak...., 1... 2... 3..."
Cekreeekkk........
Setelah beberapa kali mengambil gambar beby dengan pose yang berbeda-beda, aku memutuskan untuk berjalan menghampiri beby, lalu aku menunjukkan lauar handphoneku untuk memperlihatkan hasil jepretanku kepada beby.
"Kok banyak yang blur sih nat?"
Aku langsung buru-buru melihat hasil jepretanku setelah mendengar protes dari beby tentang gambar yang baru saja kuambil.
"Hehehehe, sorry mbak, ulang ya..."
Setelah mengulang beberapa kali, akhirnya aku bisa membuat beby puas dengan hasil jepretanku.
Yaa...., berhubung aku sama sekali tidak memiliki bakat fotografi, butuh beberapa kali percobaan agar hasil jepretan yang kuambil dapat dianggap bagus oleh beby.
Beby: "iissshh...., gak bisa moto kamu nat"
Aku: "hehehe, sorry mbak.., emang gak bisa"
Beby: "yaudah, mau gantian nggak?"
Aku hanya menggelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan beby.
"Iiisshh...., ngapain kamu ngajak aku kesini kalo gak mau foto"
Beby kembali memasang wajah kesalnya.
Aku: "hehehe, emang gak ada niat buat foto mbak, cuma jalan-jalan aja"
Beby: "aneeh....., coba kamu liat orang-orang, mereka kesini tujuannya ya buat foto-foto"
Aku: "enggak deh mbak, aku motoin mbak aja"
Beby: "udah nat..., gakpapa, gakusah malu, cepet sana, aku fotoin"
Aku: "enggak deh mbak, aku...."
Beby: "naaaat....."
Beby memotong kalimatku sambil menunjukkan tatapan yang memang selalu dia gunakan agar aku mau menuruti permintaannya.
Huuuuhhh.....
Sudah lama aku tidak melihat beby menatapku seperti itu, meskipun tatapan itu selalu terlihat menyeramkan di mataku, tapi..... aku merasa sangat senang melihatnya hari ini.
Aku hanya menghembuskan nafas kasar sambil berjalan kearah spot yang tadi di tempati beby untuk berfoto.
"Siap-siap ya nat...., 1... 2... 3..."
Cekreeek......
Setelah beberapa kali mengambil fotoku, beby berjalan menghampiriku dengan wajah masamnya.
"Kaku banget...., ini bukan foto KTP nat..."
"Mana gayanya sama semua lagi"
Aku hanya terkekeh melihat beby yang memandangi layar handphoneku dengan wajah masamnya
Ya.... memang sedari tadi aku hanya berdiri seperti biasa saat beby mengambil gambarku, dan aku tidak mengubah poseku sama sekali, oeh karena itu, aku tidak terlalu kaget lagi setelah melihat reaksi beby saat ini.
Memang...., selain tidak berbakat dalam urusan mengambil foto, aku juga bukan orang yang bisa berpose di depan kamera dengan baik.
"Yaudah, lanjut jalan aja yuk mbak...."
Seraya berkata seperti itu, aku kembali mengambil tangan beby untukku genggam.
Sedangkan beby hanya mengangguk seraya menunyunggingkan senyumannya kearahku.
Setelah itu, aku membiarkan beby melangkah terlebih dahulu, aku memang ingin membebaskan beby memilih tempat mana yang ingin disinggahinya setelah ini.
.
.
.
Setelah beberapa kali mengambil foto di beberapa spot yang berhasil menarik perhatian kami, aku dan beby memilih untuk beristirahat di salah satu bangku yang terdapat di tengah-tengah tempat ini.
Beby: "kok aku baru tau ya kalo ada tempat ini, bagus juga ternyata, bentuk lampionnya juga banyak yang bagus"
Aku: "aku juga baru tau mbak, emang belum sampe setahun kok"
Beby hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar informasi yang baru saja kuucapkan.
Keadaan sempat hening beberapa saat setelah beby menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukan.
"Mbak....., aku mau ngomong nih, boleh?"
Detak jantungku perlahan-lahan mulai bertambah cepat, apalagi setelah aku memberanikan diri untuk memanggilnya dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.
Huuuuhhh.....
Beby menoleh kearahku, lalu menatapku dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya.
Jujur saat ini aku merasa sangat bingung, aku bingung bagaimana kalimat yang pas untuk mengawali semua yang ingin kusampaikan malam ini.
Apalagi setelah dia membalas tatapanku, kedua bola mata kami seolah-olah saling mengunci satu sama lain, sama-sama menerka-nerka apa yang ada di pikiran kami masing-masing.
"Mmmmm...., jadi gini mbak...."
Aku menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan-lahan untuk mengurangi perasaan gugup yang saat ini sedang menguasaiku.
Triiiiiinggg..... Triiiiinggg..... Triiiiiiinggg.....
Sebuah suara yang berasal dari handphone beby membuyarkan semua keyakinan dan keberanian yang sedari tadi kukumpulkan dengan susah payah.
"Ehhh...., bentar ya nat"
Beby langsung memasukkan tangannya kedalam tas untuk mengambil handphonenya yang sedang berbunyi.
Setelah berhasil menemukan handphonenya, beby langsung beranjak dan berjalan menjauhiku sambil mengangkat telpon yang baru saja masuk.
Aaaaaarrrggghhh.......
Sudah sedari tadi perhatianku terus terfokus pada layar handphone yang ada di tanganku, sesekali aku menarik tombol layar notifikasi kebawah, berharap ada seseorang yang mengirim pesan kepadaku sore ini.
Yaaa....., siapa lagi kalau bukan beby.
Semenjak hubungan kami membaik setelah kejadian di bukit bintang malam itu, aku tetap merasa ada yang berubah dari sikap beby kepadaku.
Ya...., memang hubungan kami akhir-akhir ini sudah sangat membaik, tapi..... aku merasa inisiatif beby untuk menghubungiku lebih dulu tidak sebesar sebelumnya.
Huuuuhhh....
Ya...., aku tau, memang akulah yang harusnya lebih berinisiatif untuk menghubungi beby lebih dulu, aku tidak masalah jika aku harus melakukan itu.
Bahkan akhir-akhir ini aku sudah melakukan itu, aku lebih sering mengirim pesan ataupun menelponnya lebih dulu, bahkan setiap malam aku selalu mengunjungi rumahnya tanpa dia minta.
Tapi..... ketakutanku saat ini adalah....., aku takut, rasa yang dimiliki beby kepadaku sudah tidak sama lagi seperti sebelumnya.
Memang, memang beby tidak mengatakannya secara langsung, bahkan dia memintaku untuk membuktikan semua ucapan-ucapanku.
Tapi tetap saja, sikapnya yang seolah-olah tidak lagi membutuhkanku akhir-akhir ini, berhasil membuatku terus dihantui oleh rasa takut.
Karena tidak kunjung mendapat undangan dari beby untuk berkunjung kerumahnya, akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada beby.
"Mbak....., malem ini sibuk?"
Begitulah kira-kira kalimat yang sudah kutuliskan dalam kolom pesan, tapi aku menghentikannya sejenak untuk mencari kata-kata yang lebih bagus, setelah aku menikirkannya selama beberapa detik, aku memutuskan untuk langsung mengirim oesan yang sudah kutulis sebelumnya.
Jariku kembali menari diatas keyboard handphone, lalu aku kembali mengirimkan pesan kepada beby.
"Kalo enggak, aku kerumah mbak ya?"
1 menit.... 2 menit..... 5 menit..... 10 menit..... 30 menit.....
Huuuuhhh......
Sudah lebih dari 30 menit aku menunggu, tapi beby belum membaca pesanku sampai saat ini.
Karena bosan menunggu, akupun memutuskan menyibukkan diri dengan membaca cerita di salah satu forum sambil mendengarkan musik.
Ting.......
Setelah mendengar bunyi notifikasi dari headsetku, tanpa pikir panjang aku langsung membuka aplikasi chat yang ada di handphoneku.
"Bisa kok nat, habis maghrib?"
Wajahku langsung sumringah setelah melihat pesan balasan yang dikirim oleh beby.
"Iya mbak, habis maghrib ya..."
Akupun memilih untuk langsung membalas pesan dari beby.
.
.
.
"Udah makan malem belum mbak?"
Saat ini aku sedang duduk di ujung tempat tidur viny, sedangkan beby sedang merebahkan dirinya di tempat tidurnya.
"Belom sih nat, kenapa?, kamu laper?"
Beby balik bertanya sembari menolehkan kepalanya kearahku.
Aku: "iya nih mbak, makan di luar yuk?"
Beby: "mau makan apa?"
Aku: "jalam aja dulu deh, sambil liat-liat nanti, gimana?"
Beby mengalihkan pandangannya keatas sembari mempertimbangkan ajakanku barusan.
"Yaudahdeh, kamu keluar dulu tapi"
Seraya meng iya kan ajakanku, beby juga bangkit dari tempat tidurnya.
Aku: "lah..., kok aku disuruh keluar?"
Beby: "iyalah!!!, aku mau ganti baju dulu"
Aku hanya bisa terkekeh setelah mendengar beby yang menjawab pertanyaanku dengan wajah ketusnya.
"Kalo aku disini aja gakboleh mbak?"
Pletaaaak......
Beby berhasil mendaratkan jitakan di jidatku dengan mulus.
"Hehehe, ampun mbak, iya iya..., ini aku keluar"
Sambil berkata seperti itu, aku juga mulai melangkahkan kakiku untuk keluar dari kamar beby karena takut melihat tatapan kesalnya.
.
.
.
"Aku terakhir kali makan gudeg waktu pertama kali ke jogja sama ibu, habis itu gak pernah lagi"
Saat ini aku dan beby sedang duduk sambil menikmati seperti gudeng yang sudah tersaja di hadapan kami masing-masing.
Beby: "emang kapan kamu kejogja pertama kali?"
Aku: "ya pas mau ospek mbak, sekalian nyari kos waktu itu"
Aku menjawab pertanyaan beby dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.
"Telen dulu kali nat makanannya, baru ngomong, jorok!!!"
Akupun buru-buru mengikuti perintah beby untuk menelan makanan yang masih ada di mulutku.
"Hehehe, kan tadi mbak nanya, aku jawablah"
Setelah berkata seperti itu, aku kembali memasukkan makanan kedalam mulutku.
"Terus.., setelah itu kamu gak pernah lagi makan gudeg?"
Aku memutuskan untuk menelan dulu semua makanannyang ada di mulutku sebelum menjawab pertanyaan beby agar dia tidak protes seperti sebelumnya.
"Iiiiihh....., kok gak dijawab sih?"
Aku menarik nafas dalam-dalam setelah mendengar protes yang kembali di lontarkan oleh beby.
Yaaa....., aku paham sih, memang makanan yang tadi kusuapkan kedalam mulutku jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu aku memerlukan waktu lebih banyak untuk menelan semuanya, dan.... hal ini yang menyebabkan beby merasa bahwa aku tidak ingin menjawab pertanyaannya.
"Kan aku nelen dulu mbak, tadi aku makan sambil ngomong diomelin, gimana sih?"
Beby mulai kembali memasang wajah kesalnya.
"Iiiiissshh...., tapi jangan di cuekin juga..."
Aku hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar setelah mendengar pembelaan beby, emang susah kalo lawan cewek.
"Iya mbak....., maaf yaa...."
Aku mengucapkannya dengan nada selembut mungkin, sementara beby masih betah dengan wajah masamnya walaupun sudah mendengar permintaan maafku.
Aku: "iya mbak, aku emang gak pernah lagi makan gudeg habis itu"
Beby: "kenapa?"
Aku: "ya...., sebenarnya kurang suka aja sih"
Beby: "kok mau aku ajak makan disini"
Aku: "ya....., soalnya makannya sama mbak sih, kalo sama mbak mah aku mau diajak kemana aja"
Beby hanya mengerlingkan matanya dengan malas setelah mendengar gombalanku barusan.
"Udah jago ngegombalnya sekarang ya?"
Beby bertanya sembari menatap remeh kearahku.
"Ya jelaslah, kan aku pengen bikin mbak seneng"
Beby terlihat menahan senyumnya setelah mendenhar kalimat terakhirku.
"Tuh kan..., kalo mau senyum gak usah ditahan-tahan mbak"
Puuuukkk.....
Beby melemparkan gumpalan tisu yang ada di tangannya.
"Apaansih nat"
Kalimat beby kali ini diakhiri dengan kekehan kecil.
"Mbak...., jalan dulu yuk mbak abis ini"
Ya...., aku memang masih ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama beby, oleh karena itu aku mengajaknya untuk jalan-jalan dulu sebelum kami pulang.
"Mau kemana dulu nat?"
Berhubung aku sudah merencanakan semua ini, aku tidak harus berpikir lagi untuk menjawab pertanyaan beby.
"Mbak udah pernah ketaman pelangi belom?"
Beby hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaanku.
Aku: "kesana yuk..."
Beby: "emang disana ada apa?"
Aku: "udah...., ikut aja dulu"
Beby: "jauh nggak?"
Aku: "deket kok.."
Beby memilih untuk berpikir terlebih dahulu sebelum menerima ajakanku barusan.
Huuuuuhhh......
Karena melihat respon beby yang sepertinya kurang antusias, aku sempat mengira dia akan menolak ajakanku malam ini.
"Boleh deh"
Aku langsung menghembuskan nafas lega setelah beby menerima ajakanku.
"Yaudah, berangkat sekarang yuk"
Saking senangnya, aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan mengajak beby untuk berangkat saat ini juga.
"Bentar nat, kamu kan belum beli sogokan buat viny"
Memang sebelum kami berangkat tadi, viny meminta dibelikan makan malam sebagai syarat agar aku boleh mengajak beby jalan malam ini.
"Oh iya..., yaudah mbak, aku pesen dulu ya.."
Tanpa menunggu lama, aku langsung melangkahkan kakiku menuju meja kasir untuk membayar sekaligus memesan 1 porsi gudeg lagi untuk dibawa pulang.
.
.
.
"Mbak gak mau foto-foto gitu?, biar aku fotoin"
Sekarang aku dan beby sedang berjalan menyusuri taman pelangi yang setiap sudutnya di penuhi lampion dengan bentuk dan jenis yang sangat beragam.
"Bentar deh nat, jalan dulu aja, belum ada spot yang bagus"
Aku hanya bisa menganggukkan kepala setelah mendengar jawaban dari beby barusan.
Huuuuhhh.....
Sejak pertama kali kami sampai di tempat ini, kami lebih banyak diam daripada berbicara, entah kenapa, saat ini aku benar-benar kehabisan topik untuk dibicarakan dengan beby.
Sedangkan beby juga memilih diam sambil terus berjalan menyusuri taman ini.
Sesekali bola mataku bergerak kearah bawah, pengelihatanku saat ini sedang terfokus kepada tangan beby yang sepertinya tidak ada niatan sama sekali untuk mengambil tanganku.
Yaaa....., biasanya jika kami sedang jalan berdua, beby selalu menarik atau menggandeng tanganku agar aku mau mengikutinya.
Jujur aku ingin sekali merasakan kembali momen-momen seperti itu, tapi.... sepertinya itu tidak akan terjadi jika aku terus menunggu beby untuk melakukannya lebih dulu.
Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mengambil sebelah tangan beby yang sedari tadi bergerak kearah depan dan belakang mengikuti langkah kakinya.
Haaaap.....
Beby langsung menoleh kerarahku dengan raut wajah terkejut, sedangkan aku hanya bisa terkekeh kecil setelah melihat reaksi yang ditunjukan oleh beby barusan, aku juga menariknya untuk mengikis jarak yang ada di antara kami.
Lagi-lagi beby mengulum senyumnya, dia juga langsung membuang pandangannya kearah lain, mungkin dia merasa malu saat ini.
Tapi.... apapun itu, aku sudah merasa sangat bahagia ketika tidak ada protes dari beby saat aku mengambil tangannya untuk kugandeng, apalagi setelah melihat senyum yang saat ini terukir diwajahnya.
"Nat...., foto di situ yuk"
Beby menunjuk salah satu lorong yang berhiaskan berbagai macam lampion di bagian atap dan dindingnya.
Aku hanya mengangguk kecil untuk meng iya kan permintaan beby sambil menarik tangannya untuk menghampiri lorong yang dia tunjuk sebelumnya.
Beby: "kamu ikut nggak?"
Aku: "kalo aku ikut foto siapa yang nanti motoin mbak"
Beby: "yaudah, nih"
Beby menyodorkan handphonenya kearahku.
"Pake handphoneku aja mbak"
Aku memang sengaja meminta beby untuk berpose dan mengambil gambarnya menggunakan handphoneku.
Ya.... aku memang berniat menambah koleksi foto beby di handphoneku, hehehe.
Beby kembali menyimpan handphonennya kedalam tas, sedangkan aku memilih untuk mencari tempat yang pas untuk mengambil gambar beby yang saat ini sudah siap untuk berpose.
"Mbak...., 1... 2... 3..."
Cekreeekkk........
Setelah beberapa kali mengambil gambar beby dengan pose yang berbeda-beda, aku memutuskan untuk berjalan menghampiri beby, lalu aku menunjukkan lauar handphoneku untuk memperlihatkan hasil jepretanku kepada beby.
"Kok banyak yang blur sih nat?"
Aku langsung buru-buru melihat hasil jepretanku setelah mendengar protes dari beby tentang gambar yang baru saja kuambil.
"Hehehehe, sorry mbak, ulang ya..."
Setelah mengulang beberapa kali, akhirnya aku bisa membuat beby puas dengan hasil jepretanku.
Yaa...., berhubung aku sama sekali tidak memiliki bakat fotografi, butuh beberapa kali percobaan agar hasil jepretan yang kuambil dapat dianggap bagus oleh beby.
Beby: "iissshh...., gak bisa moto kamu nat"
Aku: "hehehe, sorry mbak.., emang gak bisa"
Beby: "yaudah, mau gantian nggak?"
Aku hanya menggelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan beby.
"Iiisshh...., ngapain kamu ngajak aku kesini kalo gak mau foto"
Beby kembali memasang wajah kesalnya.
Aku: "hehehe, emang gak ada niat buat foto mbak, cuma jalan-jalan aja"
Beby: "aneeh....., coba kamu liat orang-orang, mereka kesini tujuannya ya buat foto-foto"
Aku: "enggak deh mbak, aku motoin mbak aja"
Beby: "udah nat..., gakpapa, gakusah malu, cepet sana, aku fotoin"
Aku: "enggak deh mbak, aku...."
Beby: "naaaat....."
Beby memotong kalimatku sambil menunjukkan tatapan yang memang selalu dia gunakan agar aku mau menuruti permintaannya.
Huuuuhhh.....
Sudah lama aku tidak melihat beby menatapku seperti itu, meskipun tatapan itu selalu terlihat menyeramkan di mataku, tapi..... aku merasa sangat senang melihatnya hari ini.
Aku hanya menghembuskan nafas kasar sambil berjalan kearah spot yang tadi di tempati beby untuk berfoto.
"Siap-siap ya nat...., 1... 2... 3..."
Cekreeek......
Setelah beberapa kali mengambil fotoku, beby berjalan menghampiriku dengan wajah masamnya.
"Kaku banget...., ini bukan foto KTP nat..."
"Mana gayanya sama semua lagi"
Aku hanya terkekeh melihat beby yang memandangi layar handphoneku dengan wajah masamnya
Ya.... memang sedari tadi aku hanya berdiri seperti biasa saat beby mengambil gambarku, dan aku tidak mengubah poseku sama sekali, oeh karena itu, aku tidak terlalu kaget lagi setelah melihat reaksi beby saat ini.
Memang...., selain tidak berbakat dalam urusan mengambil foto, aku juga bukan orang yang bisa berpose di depan kamera dengan baik.
"Yaudah, lanjut jalan aja yuk mbak...."
Seraya berkata seperti itu, aku kembali mengambil tangan beby untukku genggam.
Sedangkan beby hanya mengangguk seraya menunyunggingkan senyumannya kearahku.
Setelah itu, aku membiarkan beby melangkah terlebih dahulu, aku memang ingin membebaskan beby memilih tempat mana yang ingin disinggahinya setelah ini.
.
.
.
Setelah beberapa kali mengambil foto di beberapa spot yang berhasil menarik perhatian kami, aku dan beby memilih untuk beristirahat di salah satu bangku yang terdapat di tengah-tengah tempat ini.
Beby: "kok aku baru tau ya kalo ada tempat ini, bagus juga ternyata, bentuk lampionnya juga banyak yang bagus"
Aku: "aku juga baru tau mbak, emang belum sampe setahun kok"
Beby hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar informasi yang baru saja kuucapkan.
Keadaan sempat hening beberapa saat setelah beby menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukan.
"Mbak....., aku mau ngomong nih, boleh?"
Detak jantungku perlahan-lahan mulai bertambah cepat, apalagi setelah aku memberanikan diri untuk memanggilnya dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.
Huuuuhhh.....
Beby menoleh kearahku, lalu menatapku dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya.
Jujur saat ini aku merasa sangat bingung, aku bingung bagaimana kalimat yang pas untuk mengawali semua yang ingin kusampaikan malam ini.
Apalagi setelah dia membalas tatapanku, kedua bola mata kami seolah-olah saling mengunci satu sama lain, sama-sama menerka-nerka apa yang ada di pikiran kami masing-masing.
"Mmmmm...., jadi gini mbak...."
Aku menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan-lahan untuk mengurangi perasaan gugup yang saat ini sedang menguasaiku.
Triiiiiinggg..... Triiiiinggg..... Triiiiiiinggg.....
Sebuah suara yang berasal dari handphone beby membuyarkan semua keyakinan dan keberanian yang sedari tadi kukumpulkan dengan susah payah.
"Ehhh...., bentar ya nat"
Beby langsung memasukkan tangannya kedalam tas untuk mengambil handphonenya yang sedang berbunyi.
Setelah berhasil menemukan handphonenya, beby langsung beranjak dan berjalan menjauhiku sambil mengangkat telpon yang baru saja masuk.
Aaaaaarrrggghhh.......
Diubah oleh akmal162 20-05-2020 04:07
tariganna dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas
