- Beranda
- Stories from the Heart
"Lebih Cantik Dari Bidadari Syurga"
...
TS
nursalim84
"Lebih Cantik Dari Bidadari Syurga"

Siang itu diriku disibukkan di airport karna menunggu teman lama ku datang dari luar pulau ketika diriku sedang asyik mengobrol dengan teman ku via chat untuk janjian ketemu,karna pesawat yang doi tumpangi sudah mendarat,saking asyik nya diriku tak menyadari seseorang di depan ku hingga terjadilah "BRUUKKK...!" badan ku menubruk seorang wanita yang ada didepan ku.
"aduh...!"desah wanita tersebut
"eh maaf...maaf Mbak"ujar ku
Wanita tersebut berbalik kearah ku,dan yang membuatku terdiam adalah pandangan pertama ku ketika melihat wanita yang didepanku ternyata dirinya bercadar hanya terlihat matanya saja,tak ada celah sedikitpun keculai matanya yang bisa aku pandangi.
"Mas kalau jalan matanya kedepan jangan ke hp terus,masa orang berhenti di tabrak"sahutnya
"maaf Mbak,bukan maksud aku sengaja menabrak aku lagi sibuk mau ketemu teman yang janjian disini"
Wanita tersebut hanya memandangi ku sebentar kemudian berlalu dari hadapan ku,aku sendiri begitu malu karna akibat kecerobohan ku membuat diriku bersentuhan dengan wanita yang bukan mahrom aku.
"Assalamu'alaikum Be"suara dari belakang ku mengejutkan ku
"eh Wa'alaikumsalam"sahut ku
"ahlan wa sahlan,gimana kabar mu?"tanya nya
" khair...khair...Kamu gimana?"
"Aku baik juga Brow"ujar ku namun pandangan ku alihkan lagi kearah wanita bercadar yang barusan ku tabrak ternyata sudah menghilang dari pandangan ku
"heh...Kamu nyari siapa Be?"tanyanya heran kepadaku
"enggak,itu loh?"
"itu siapa?"
"tadi kan Aku lagi chat Kamu,enggak sengaja nabrak akhwat bercadar"ujar ku menjelaskan
"wah wah Kamu ini kayaknya penasaran banget sama tuh Akhwat,hati hati loh bisa cinta pada pandangan pertama"canda teman ku sebut saja Abdillah
"apaan sih Dil,mana bisa lah Aku cinta orang lihat wajahnya aja enggak bisa cuman matanya doang"bela ku
"tapi rasa penasaran Mu itu yang bisa bisa membuat penyakit di hati,udah ah yuk enggak usah mikirin yang enggak enggak"ajaknya
Sebeneranya perkataan Abdillah memang benar semenjak insiden kecil barusan hati ku benar penasaran dengan wanita dibalik cadar tersebut,meskipun pertemuan kami terbilang singkat namun sukses membuat diriku bertanya tanya siapa kah gerangan dirinya?apakah bisa aku bertemu dengannya kembali?jujur aku sangat mengidam idamkan memiliki istri yang pandai menutup diri seperti berhijab panjang juga bercadar.
Aku bersama Abdillah lalu berjalan menuju Bus bandara yang akan mengantar kami keterminal dan dari terminal lalu kami melanjutkan kearah desa tempat dimana aku tinggal,desa yang sangat jauh dari hiruk pikuk Ibu kota.
Abdillah sebenernya adalah teman satu kampung dengan ku juga teman satu SMA namun semenjak lulus sekolah dan diterima di perusahaan pertambangan diseberang pulau dirinya pulang hanya 3 bulan sekali.
Diperjalanan Abdillah nyeletuk
"Be kamu kapan nikah?"
"yah kamu nanya kapan aku nikah,seharusnya aku yang nanya kapan kamu nikah?udah sukses di pulau seberang masa belum nikah juga"tanya ku balik
"aku sebentar lagi Be,ini aku pulang karna bakal di kenalin sama wanita pilihan Bapak ku,rencana kalau cocok cuti kedepan aku menikahinya"
"wih mantap kawan,moga sukses deh Kamu"sahut ku
"makanya sekarang aku tanya kamu Be,umur udah 19 tahun masa belum nikah juga"
"yah aku masih nyari kerjaan dulu Dil,kamu kan tau kerjaan ku hanya memelihara sapi dan kambing punya Ayah ku,selain itu ikut paman ku kesawah,lagian masih terlalu muda Dil bagi ku untuk nikah"
"yah terlalu sempit pikiran kamu Be,nikah itu ibadah dan Allah menjamin kepada pemuda yang ingin menikah,fitnah wanita itu besar kalau Kamu enggak segera menikah bakal kena fitnah loh kaya sewaktu dibandara barusan"candanya
Benar juga apa yang dibilang oleh Abdillah karna nikah itu enggak nunggu umur kita tapi nunggu kapan kita siap,karna dalam Agama ku menganjurkan bagi para pemuda untuk menikah karna menikah bisa menundukan pandangan juga kemaluan,namun pernikahan juga butuh dana sedangkan aku sendiri masih nganggur belum kerja,sedangkan Ayah ku melarang ku bekerja di luar kota dikarnakan takut aku bisa terkontaminasi pergaulan kota yang sudah mulai mengikuti gaya hidup di barat.
Bisa di maklumi aku sedari kecil di didik dengan keras masalah Agama karna Ayah dan Ibu ku sangat menjunjung tinggi sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari hari,jangan kan pacaran mengenal seorang wanita pun aku belum pernah,aku disekolahkan di sekolah Agama yang jauh dari kata berkhalwat dengan wanita karna disekolahku lelaki semua enggak ada yang wanita.
Setelah mengantarkan Abdillah kerumahnya lalu aku pulang kembali kerumah,karna waktu sudah menunjukan waktu sore hari waktu nya untuk ku mencari rumput dan daun nangka untuk makanan sapi dan kambing punya Ayah.
Setelah sampai dirumah aku melihat sepertinya ada tamu yang datang karna sandal dan sepatu yang enggak ku kenali pemiliknya,saat masuk rumah aku lalu mengucap salam
"Assalamu'alaikum"ujar ku sembari masuk
"wa'alaikumsalam"sahut 4 orang yang ada diruang tamu yang dua dari Ayah dan Ibu ku yang dua lagi sepasang suami istri yang entah siapa sepertinya teman akrab Ayah ku
Aku masuk sembari memberikan senyum ku kepada tamu tersebut dan melanjutkan berjalan kearah dapur untuk mengambil peralatan mencari rumput,saat hendak melewati mereka tiba tiba Ayah ku memanggil
" Be mau kemana?ada tamu kok di lewatin gitu aja,duduk sini"pinta Ayah
"tapi Yah waktunya mencari rumput kan?"
"udah duduk dulu sebentar,teman Ayah mau kenalan sama kamu"ujar beliau sedikit memaksa
Akhirnya aku pun menuruti kehendak Ayah dan duduk disampingnya sembari tertunduk
"oh ini Mas yang namanya Abe?"ujar teman Ayah
"iyah yang kamu lihat dulu masih bayi sekarang udah gede"
"Nak Abe sekarang umurnya berapa?"tanya teman Ayah
"19 tahun om"sahut ku
"wah cocok Buk anak kita 18 tahun"bisik teman Ayah kepada istrinya
Entah maksud dari pembicaraan" cocok" itu apa aku masih bertanya tanya dan apa hubungan ku dengan anak beliau yang berbeda dengan ku satu tahun
"Nak Abe target nikah umur berapa?"tanya teman Ayah
"wah kalau ditanya nikah masih belum kepikiran Om,kerjaan aja belum punya"jawab ku sekenanya
"terus sehari hari kamu kerjanya ngapain?"
"yah cari rumput buat pakan ternak,kesawah bantu paman"jawabku
"itu kerja namanya Nak,kalau tidur seharian enggak ngapa ngapain namanya pengangguran"
Aku hanya menganggukkan kepala tanpa berani memandang kearah teman Ayah,
"maaf Om mau tanya soal ibadah apakah Nak Abe sholatnya 5 waktu?"
"Insya Allah Om"sambil menganggukkan kepala
"dimasjid?"tanya Beliau lagi
"Insya Allah Om"lagi lagi kata itu yang terlontar dari mulutku
"wAh cocok Mas jadi mantu kita"bisik istri Beliau
Meskipun dengan pelan istri teman Ayah berbisik kesuaminya namun tetap aja aku mendengarnya dan kata kata "Mantu" tersebut membuatku sedikit shock antara penasaran dan heran aku bergumam
"kenapa harus aku?siapa juga wanita yang mau menikah dengan pria desa seperti ku?dan kenapa teman ayah begitu ngotot menanyakan soal pribadi ku?"
Begitu banyak pertanyaan yang mengganjal dalam benak ku,ayah ku yang biasanya kedatangan teman karibnya biasa aja ketika aku lewat di hadapan beliau dan kali ini diriku malah di suruh memperkenalkan diri di hadapan teman Beliau,ketika aku sedang berpikir tiba tiba teman Ayah berbicara sesuatu yang membuat aku terkejut dan tidak percaya,beliau berkataQuote:"Nak Abe apakah Kamu siapa menikah dengan Anak Om?"
"terdiam tanpa bisa berkata apa apa"
"kalau Nak Abe siap,besok kerumah Om yah,nanti Om pertemukan dengan Anak Om"
"Menikah?dengan Anak beliau?GILA barusan tadi siang aku membicarakan tentang pernikahan dengan Abdillah dan sekarang tanpa diduga aku akan dijodohkab dengan anak teman Ayah?mimpi apa aku semalam?"bathin ku
Spoiler for index:
Diubah oleh nursalim84 26-05-2020 18:27
manik.01 dan 23 lainnya memberi reputasi
22
17.6K
166
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nursalim84
#56
Part 43
Pagi ini dengan perasaan senang tak terkira karna mendapat 5 orderan baju gamis muslim, dan berencana untuk mengirimnya sendiri tanpa bantuan JN* karna jaraknya hanya satu jam perjalanan dari rumah sedangkan yang memesan adalah teman sendiri sehingga aku putus kan memilih mengantar nya langsung itung itung reunian sama temen satu sekolah dulu.
Wulan "Abi jelek...😆"
Aku "tumben manggil Abi tapi belakangnya enggak enak banget dah ah😥"
Wulan "terus mesti manggil apa dong? Kalau ganteng kayaknya kebagusan deh🤔"
Aku "masa penampilan rapi gini di bilang jelek?"
Wulan "rapi apaan, kerahnya aja berantakan gitu, sini aku baikin" menarik tangan ku untuk mendekat kepadanya
Dengan lemah lembut tangan Wulan memperbaiki kerah bajuku, aroma parfumnya masya allah bikin aku enggak betah untuk berlama lama pergi meninggalkan rumah ini.
Wulan "nah gini baru ganteng, hati hati dijalan yah" seraya tangannya menarik tangan ku kemudian ditempelin ke hidungku
Aku "heh kebalik, yang ada kamu yang ciun tangan ku, ih gimana sih😣"
Wulan "eh iya lupa hehe" seraya mencium tangan ku, lalu ku balas mencium keningnya
Aku "yaudah aku berangkat, jaga rumah baik baik yah dan inget jangan persilahkan masuk tamu asing atau siapapun kedalam rumah tanpa seizin ku"
Wulan "iya sayang"
Aku "Assalamu'alaikum warrahmatullah"
Wulan "wa'alaikumsalam warrahmatullah wabarakatuh"
Aku pun berjalan mengendarai motor menuju ke arah luar kota untuk mengantarkan pesanan baju gamis milik teman, ah senangnya ternyata dibalik sikap cueknya Wulan bisa melayani suaminya dengan baik walaupun basicnya belum pernah menikah namun dirinya seperti sudah berpengalaman dalam hal menjalankan rumah tangga yang baik dan benar.
Perjalanan yang melelahkan akhirnya terbayar juga, motor yang ku kendarai pun stop di muka rumah teman lama satu kampung dulu, dia lah Usuf, kini dirinya telah menikah dengan seorang perempuan yang dulu menjadi pacarnya, ada perasaan seneng melihat teman kini melepas gelar lajangnya dan pindah ke kota mengikuti istrinya yang sedang kuliah.
Aku "Assalamu'alaikum...Suf...suff..." seraya mengetok rumahnya
Usuf "wa'alaikumsalam warrahmatullah, masya Allah temen lama akhirnya dateng juga, apa kabar Bro?" sembari menyalami tangan ku
Aku "Alhamdulillah baik, kamu gimana suf? Sudah nikah ternyata tapi enggak bilanh bilang loh"
Usuf "yah gimana mau bilang Be, wong kamu ada di kalimantan kata ortumu, eh iya istri kamu sekarang orang kalimantan"
Aku "iya Alhamdulillah"
Usuf "yaudah duduk dulu biar tak bikinin minum sebentar"
Aku "emang bini mu kemana suf? Kamu sendirian to dirumah?"
Usuf "iya, bini ku lagi kuliah masuk pagi dianya, sek ya bentar tak masuk dulu bikin teh"
Aku "udah enggak usah repot repot, air putih aja"
Usuf "ya wes kalau gitu" seraya masuk kedalam rumah
Enggak lama dirinya pun kembali membawa botol Angua ukuran 1 liter dingin ke padaku seraya menyodorkan cangkir.
Usuf "oia ini uangnya Be, dihitung sapa tau kelebihan hihihi😂" memberikan beberapa lembar uang kepadaku
Aku "udah cukup kok, ngomong ngomong tumben beli baju sebanyak itu suf?"
Usuf "bukan buat aku aja Be, temen ku ada yang pesen baju, kebetulan kamu kan jualan yaudah mending pesen ke kamu aja"
Aku "Alhamdulillah, makasih suf, kalau bisa kasih tau temen yang lain pesennya di aku aja"
Usuf "beres, asal ada diskon buat aku😀"
Aku "alah gampang itu, kaya sama siapa aja kamu ini"
"DERRRRTT...DERRRRTT..." tiba tiba hp ku berbunyi, saat ku buka ternyata telfon dari Wulan
Aku "halo assalamualaikum"
Wulan "wa'alaikumsalam warrahmatullah, cepet pulang Bii...repot nih sendirian dirumah"
Aku "iya, ini juga mau pulang"
Wulan "yaudah cepetan, jangan mampir, Assalamu'alaikum"
Aku "wa'alaikumsalam warrahmatullah"
Aku tertawa pelan sembari menggelengkan kepala, aku kira Wulan biasa kerepotan mengatur rumah tangga ternyata dirinya masih belum bisa apa apa, wajar sih di umur yang masih muda pasti kaget.
Usuf "siapa Be? Bini mu?"
Aku "iya suf, sorry yo aku enggak bisa lama lama mampirnya"
Usuf "yah padahal pengen ngobrol banyak sama kamu Be, jarang jarang bisa kumpul gini"
Aku "lain waktu aja suf atau kamu mampir gantian kerumah ku"
Usuf "ya wes kalau ada waktu atau liburan semester aja aku tak kerumahmu"
Aku "oke, tak tunggu loh, Assalamu'alaikum warrahmatullah"
Usuf "wa'alaikumsalam warrahmatullah"
Aku bergegas melajukan motor ku menuju arah pulang, namun sebelum pulang aku sempetin mampir ketoko bunga, karna kata ustadz wanita itu kadang suka kalau di kasih surprise😁. Setelah selesai membeli bunga mawar berwarna putih aku kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai juga didepan rumah, tak sabar melihat reaksinya setelah menerima surprise dari ku
Aku "Assalamu'alaikum, Ummi...annisa"panggil ku seraya mengetok pintu rumah
"SEBENTAR..." jawab wulan
Setelah beberapa saat kemudian pintu pun terbuka, terlihat raut wajah lelah dari Wulan hingga membuat ku tak tega. Aku pun mendatanginya lalu mencium keningnya dan membawanya untuk duduk sebentar di ruang tamu.
Aku "capek yah?"
Wulan "dah tau capek, pake nanya lagi😥"
Aku "mau di pijet?"
Wulan "enggak"
Aku "di cium?"
Wulan "enggak mauuu, orang capek gini sempet sempetnya pake nyium segala😡"
Aku "kalau ini mau enggak?" seraya mengeluarkan setangkai bunga mawar yang masih segar dari plastik
Wulan terdiam beberapa saat melihat bunga mawar yang ada di tangan ku, aku mengira wulan menolaknya namun di luar dugaan, tubuh Wulan menerjang tubuhku hingga aku tergeletak di sopa kemudian tangannya mencubit pipi kiri dan kanan ku seraya berucap "iiihhh abi romantis, tau banget mawar putih itu kesukaan aku"
Aku "aduh duh...jangan dicubit Lan, abis pipi ku entar"
Wulan "biarin, suruh siapa lama banget di tungguin enggak pulang pulang, repot tau sendirian ngurus rumah, ngurus anak"
Aku "iya iyah maaf, lain kali pake JN* deh, biar ada waktu dirumah terus"
Pergelutan ala ala suami istri akhirnya berkahir juga karna sama sama lelah, apalagi pipi ku yang cenut cenut akibat cubitan power dari Wulan, ini anak kalau nyubit enggak kira kira hingga membuat pipi ku berasa tebal.
Aku "nisa mana Yang?"
Wulan "tuh tidur, tadi nangis terus tapi setelah di kasih susu diem deh dan tidur sekarang di kamar"
Aku "suka nggak sama bunganya?"
Wulan "hehe...suka banget, kok tau itu warna kesukaan ku?"
Aku "yah nebak aja, oia gimana rasanya jadi Ibu rumah tangga?"
Wulan "hmm...ternyata berat Bi, aku kira ringan ternyata lebih berat ketimbang kerja di kantor"
Aku "terus?"
Wulan "yah dapat banyak pelajaran aja, ternyata pekerjaan seorang ibu itu lebih berat dan terkadang ketika mengingat waktu masih dirumah kadang aku enggak perduli dengan pekerjaan Ibu bahkan terkadang menolak ketika Ibu menyuruhku mencuci piring, bahkan untuk mencuci baju aja aku loundry in, tapi sekarang baru sadar enggak ada pekerjaan yang lebih mulia ketimbang pekerjaan seorang ibu yang mungkin 24 jam ngurus suami serta anaknya"
Aku "Alhamdulillah semoga tetap istiqomah yah setelah dapet pelajaran hari ini, kalau kamu mau aku bisa bayar pembantu untuk pekerjaan rumah jadi kamu bisa fokus ngasuh Annisa gimana?"
Wulan "enggak deh Bi, insya Allah aku lebih nyaman sendiri ngerjain pekerjaan rumah tangga"
Aku "kamu yakin?"
Wulan "iyah insya Allah, tapi kamu harus bantu bantu juga, aku ingin rumah tangga kita kaya Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam, karna Beliau tak pernah segan membantu istrinya"
Aku "iya aku siap kok turun tangan" sembari mencium ubun ubunnya
Kebersamaan kami akhirnya terhenti ketika mendengar suara tangisan Annisa yang Cumiik dari dalam kamar, Wulan pun dengan sigap berlari masuk kedalam kamar, mata ku kemudian tiba tiba tertuju kepada Hpnya yang tergeletak di atas meja, iseng aku mengambilnya, entah kenapa hati aku ingin sekali membuka instagramnya.
Ketika membuka profilnya aku terkejut ternyata banyak foto selfie Wulan yang terpajang di instagramnya, aku sebenernya enggak suka dengan yang namanya foto foto narsis macam begitu apalagi followers Wulan mencapai ribuan, berapa ribu kali sudah fotonya di lihat oleh lelaki yang bukan mahromnya.
Aku mengira dirinya tau fungsi hijab dan cadar itu untuk menutupi dan enggak nyambung dengan foto fotonya yang memperlihatkan, bagaimana bisa selfi dan hijab di satukan sedangkan hijab itu untuk menutupi sedangkan selfi itu artinya Narsis atau terbuka.
Iseng aku menscrol kebawah lagi dan mata ku terbelalak melihat satu foto yang seharusnya tak terpampang di instagramnya, yah foto seorang wanita yang enggak lain adalah Wulan sedang berpegangan dengan lelaki yang entah siapa, hati bagai di tikam berkali kali oleh belati, kekecewaan ku begitu besar ketika mengetahui foto bersama lelaki lain tersebut belum juga di hapus olehnya padahal kami sudah resmi menikah.
Wulan "Abi jelek...😆"
Aku "tumben manggil Abi tapi belakangnya enggak enak banget dah ah😥"
Wulan "terus mesti manggil apa dong? Kalau ganteng kayaknya kebagusan deh🤔"
Aku "masa penampilan rapi gini di bilang jelek?"
Wulan "rapi apaan, kerahnya aja berantakan gitu, sini aku baikin" menarik tangan ku untuk mendekat kepadanya
Dengan lemah lembut tangan Wulan memperbaiki kerah bajuku, aroma parfumnya masya allah bikin aku enggak betah untuk berlama lama pergi meninggalkan rumah ini.
Wulan "nah gini baru ganteng, hati hati dijalan yah" seraya tangannya menarik tangan ku kemudian ditempelin ke hidungku
Aku "heh kebalik, yang ada kamu yang ciun tangan ku, ih gimana sih😣"
Wulan "eh iya lupa hehe" seraya mencium tangan ku, lalu ku balas mencium keningnya
Aku "yaudah aku berangkat, jaga rumah baik baik yah dan inget jangan persilahkan masuk tamu asing atau siapapun kedalam rumah tanpa seizin ku"
Wulan "iya sayang"
Aku "Assalamu'alaikum warrahmatullah"
Wulan "wa'alaikumsalam warrahmatullah wabarakatuh"
Aku pun berjalan mengendarai motor menuju ke arah luar kota untuk mengantarkan pesanan baju gamis milik teman, ah senangnya ternyata dibalik sikap cueknya Wulan bisa melayani suaminya dengan baik walaupun basicnya belum pernah menikah namun dirinya seperti sudah berpengalaman dalam hal menjalankan rumah tangga yang baik dan benar.
Perjalanan yang melelahkan akhirnya terbayar juga, motor yang ku kendarai pun stop di muka rumah teman lama satu kampung dulu, dia lah Usuf, kini dirinya telah menikah dengan seorang perempuan yang dulu menjadi pacarnya, ada perasaan seneng melihat teman kini melepas gelar lajangnya dan pindah ke kota mengikuti istrinya yang sedang kuliah.
Aku "Assalamu'alaikum...Suf...suff..." seraya mengetok rumahnya
Usuf "wa'alaikumsalam warrahmatullah, masya Allah temen lama akhirnya dateng juga, apa kabar Bro?" sembari menyalami tangan ku
Aku "Alhamdulillah baik, kamu gimana suf? Sudah nikah ternyata tapi enggak bilanh bilang loh"
Usuf "yah gimana mau bilang Be, wong kamu ada di kalimantan kata ortumu, eh iya istri kamu sekarang orang kalimantan"
Aku "iya Alhamdulillah"
Usuf "yaudah duduk dulu biar tak bikinin minum sebentar"
Aku "emang bini mu kemana suf? Kamu sendirian to dirumah?"
Usuf "iya, bini ku lagi kuliah masuk pagi dianya, sek ya bentar tak masuk dulu bikin teh"
Aku "udah enggak usah repot repot, air putih aja"
Usuf "ya wes kalau gitu" seraya masuk kedalam rumah
Enggak lama dirinya pun kembali membawa botol Angua ukuran 1 liter dingin ke padaku seraya menyodorkan cangkir.
Usuf "oia ini uangnya Be, dihitung sapa tau kelebihan hihihi😂" memberikan beberapa lembar uang kepadaku
Aku "udah cukup kok, ngomong ngomong tumben beli baju sebanyak itu suf?"
Usuf "bukan buat aku aja Be, temen ku ada yang pesen baju, kebetulan kamu kan jualan yaudah mending pesen ke kamu aja"
Aku "Alhamdulillah, makasih suf, kalau bisa kasih tau temen yang lain pesennya di aku aja"
Usuf "beres, asal ada diskon buat aku😀"
Aku "alah gampang itu, kaya sama siapa aja kamu ini"
"DERRRRTT...DERRRRTT..." tiba tiba hp ku berbunyi, saat ku buka ternyata telfon dari Wulan
Aku "halo assalamualaikum"
Wulan "wa'alaikumsalam warrahmatullah, cepet pulang Bii...repot nih sendirian dirumah"
Aku "iya, ini juga mau pulang"
Wulan "yaudah cepetan, jangan mampir, Assalamu'alaikum"
Aku "wa'alaikumsalam warrahmatullah"
Aku tertawa pelan sembari menggelengkan kepala, aku kira Wulan biasa kerepotan mengatur rumah tangga ternyata dirinya masih belum bisa apa apa, wajar sih di umur yang masih muda pasti kaget.
Usuf "siapa Be? Bini mu?"
Aku "iya suf, sorry yo aku enggak bisa lama lama mampirnya"
Usuf "yah padahal pengen ngobrol banyak sama kamu Be, jarang jarang bisa kumpul gini"
Aku "lain waktu aja suf atau kamu mampir gantian kerumah ku"
Usuf "ya wes kalau ada waktu atau liburan semester aja aku tak kerumahmu"
Aku "oke, tak tunggu loh, Assalamu'alaikum warrahmatullah"
Usuf "wa'alaikumsalam warrahmatullah"
Aku bergegas melajukan motor ku menuju arah pulang, namun sebelum pulang aku sempetin mampir ketoko bunga, karna kata ustadz wanita itu kadang suka kalau di kasih surprise😁. Setelah selesai membeli bunga mawar berwarna putih aku kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai juga didepan rumah, tak sabar melihat reaksinya setelah menerima surprise dari ku
Aku "Assalamu'alaikum, Ummi...annisa"panggil ku seraya mengetok pintu rumah
"SEBENTAR..." jawab wulan
Setelah beberapa saat kemudian pintu pun terbuka, terlihat raut wajah lelah dari Wulan hingga membuat ku tak tega. Aku pun mendatanginya lalu mencium keningnya dan membawanya untuk duduk sebentar di ruang tamu.
Aku "capek yah?"
Wulan "dah tau capek, pake nanya lagi😥"
Aku "mau di pijet?"
Wulan "enggak"
Aku "di cium?"
Wulan "enggak mauuu, orang capek gini sempet sempetnya pake nyium segala😡"
Aku "kalau ini mau enggak?" seraya mengeluarkan setangkai bunga mawar yang masih segar dari plastik
Wulan terdiam beberapa saat melihat bunga mawar yang ada di tangan ku, aku mengira wulan menolaknya namun di luar dugaan, tubuh Wulan menerjang tubuhku hingga aku tergeletak di sopa kemudian tangannya mencubit pipi kiri dan kanan ku seraya berucap "iiihhh abi romantis, tau banget mawar putih itu kesukaan aku"
Aku "aduh duh...jangan dicubit Lan, abis pipi ku entar"
Wulan "biarin, suruh siapa lama banget di tungguin enggak pulang pulang, repot tau sendirian ngurus rumah, ngurus anak"
Aku "iya iyah maaf, lain kali pake JN* deh, biar ada waktu dirumah terus"
Pergelutan ala ala suami istri akhirnya berkahir juga karna sama sama lelah, apalagi pipi ku yang cenut cenut akibat cubitan power dari Wulan, ini anak kalau nyubit enggak kira kira hingga membuat pipi ku berasa tebal.
Aku "nisa mana Yang?"
Wulan "tuh tidur, tadi nangis terus tapi setelah di kasih susu diem deh dan tidur sekarang di kamar"
Aku "suka nggak sama bunganya?"
Wulan "hehe...suka banget, kok tau itu warna kesukaan ku?"
Aku "yah nebak aja, oia gimana rasanya jadi Ibu rumah tangga?"
Wulan "hmm...ternyata berat Bi, aku kira ringan ternyata lebih berat ketimbang kerja di kantor"
Aku "terus?"
Wulan "yah dapat banyak pelajaran aja, ternyata pekerjaan seorang ibu itu lebih berat dan terkadang ketika mengingat waktu masih dirumah kadang aku enggak perduli dengan pekerjaan Ibu bahkan terkadang menolak ketika Ibu menyuruhku mencuci piring, bahkan untuk mencuci baju aja aku loundry in, tapi sekarang baru sadar enggak ada pekerjaan yang lebih mulia ketimbang pekerjaan seorang ibu yang mungkin 24 jam ngurus suami serta anaknya"
Aku "Alhamdulillah semoga tetap istiqomah yah setelah dapet pelajaran hari ini, kalau kamu mau aku bisa bayar pembantu untuk pekerjaan rumah jadi kamu bisa fokus ngasuh Annisa gimana?"
Wulan "enggak deh Bi, insya Allah aku lebih nyaman sendiri ngerjain pekerjaan rumah tangga"
Aku "kamu yakin?"
Wulan "iyah insya Allah, tapi kamu harus bantu bantu juga, aku ingin rumah tangga kita kaya Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam, karna Beliau tak pernah segan membantu istrinya"
Aku "iya aku siap kok turun tangan" sembari mencium ubun ubunnya
Kebersamaan kami akhirnya terhenti ketika mendengar suara tangisan Annisa yang Cumiik dari dalam kamar, Wulan pun dengan sigap berlari masuk kedalam kamar, mata ku kemudian tiba tiba tertuju kepada Hpnya yang tergeletak di atas meja, iseng aku mengambilnya, entah kenapa hati aku ingin sekali membuka instagramnya.
Ketika membuka profilnya aku terkejut ternyata banyak foto selfie Wulan yang terpajang di instagramnya, aku sebenernya enggak suka dengan yang namanya foto foto narsis macam begitu apalagi followers Wulan mencapai ribuan, berapa ribu kali sudah fotonya di lihat oleh lelaki yang bukan mahromnya.
Aku mengira dirinya tau fungsi hijab dan cadar itu untuk menutupi dan enggak nyambung dengan foto fotonya yang memperlihatkan, bagaimana bisa selfi dan hijab di satukan sedangkan hijab itu untuk menutupi sedangkan selfi itu artinya Narsis atau terbuka.
Iseng aku menscrol kebawah lagi dan mata ku terbelalak melihat satu foto yang seharusnya tak terpampang di instagramnya, yah foto seorang wanita yang enggak lain adalah Wulan sedang berpegangan dengan lelaki yang entah siapa, hati bagai di tikam berkali kali oleh belati, kekecewaan ku begitu besar ketika mengetahui foto bersama lelaki lain tersebut belum juga di hapus olehnya padahal kami sudah resmi menikah.
i4munited dan 2 lainnya memberi reputasi
3