- Beranda
- Stories from the Heart
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
...
TS
princebanditt
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
![HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka](https://s.kaskus.id/images/2020/05/12/2657924_202005120128450195.png)
Quote:
Keluarga, menurut gue adalah sekelompok orang yang tinggal bersama, mempunyai struktur peran dan jabatan masing masing, ayah, ibu, kakak dan adik.
mempunyai visi dan misi yang sama, saling ketergantungan, saling mengisi, walau kadang ga semudah yang kita pikirkan.
mempunyai visi dan misi yang sama, saling ketergantungan, saling mengisi, walau kadang ga semudah yang kita pikirkan.
Spoiler for Keluarga Kecil:
Quote:
Berbahagialah kalian yang lahir dari keluarga yang harmonis, dipenuhi kebahagiaan, canda tawa, dan kadang suka duka kalian lalui bersama sama, saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Bersyukurlah kalian, karena belom tentu orang lain mendapatkan sebuah keluarga seperti itu.
Bersyukurlah kalian, karena belom tentu orang lain mendapatkan sebuah keluarga seperti itu.
Keluargaku, Neraka Bagiku
Spoiler for Mulustrasi Bree:
Quote:
”plakkk..”suara tamparan keras malam itu.
“ampun pah, maafin mama, aku bener-bener minta maaf..” terdengar suara ibu memohon. “diam kamu!! plakk..” lagi lagi ayah menampar ibu.
malam itu udah kesekian kalinya gue denger bapak gue mukulin ibu gue, ya itu udh biasa gue denger.
mereka sering bertengkar, mulai dari hal yang sepele hingga hal hal besar lainnya.
makin hari makin benci sama keadaan gue yang seperti ini, “kapan gue bisa punya keluarga kayak si wisnu, bapak ibu nya baik, ga pernah gue denger mereka ribut kayak keluarga gue, keluarga mereka penuh dengan kasih sayang, biarpun wisnu bikin salah, mereka gak pernah ngebentak apa lagi mukul si wisnu, gak kaya keluarga gue, Bngst!” cerocos gue dalem hati.
Ga lama pintu kamar gue kebuka, ibu gue dateng sambil nangis, gue liat matanya bengkak sebelah seperti habis dipukuli, bibirnya terluka dan pipinya nampak memar.
“babang belom tidur?”tanyanya, gue cuma liatin ibu gue.
“maafin mama ya bang, mama salah, mama ga bisa ngurusin babang, sampe babang kayak gini” ga lama dia peluk gue.
sebenarnya hari ini gue habis dari rumah wisnu, dia ajak gue sama adek gue berenang dirumahnya, pakai kolam renang karet yang habis dia dapat dari ibunya sebagai hadiah ulang tahun.
gue udah nolak ajakan wisnu berkali-kali, karna gue tau ibu ngelarang gue dan adek gue bermain keluar rumah.
tapi wisnu dan ibunya terus memaksa kami, adek gue juga memohon agar diizinkan, terlihat dimatanya dia pengen ikut berenang dirumah wisnu.
akhirnya, selesai berenang kamipun harus pasrah ibu memukuli kami dengan gesper hari itu. “ampun ma, iya ma kita ga akan ngulangin lagi..” cuma itu yang bisa gue dan adek gue ucapin berharap agar ibu berhenti memukuli kami.
“samanya lo kayak bapak lo, benci gue liat lo berdua” ucap ibu kepada kami, kata kata itu sering kali gue denger klo ibu lagi mukulin gue ataupun adek gue.
mungkin ibu benci sama ayah, dia dendam atau dia sakit hati sehingga kami harus jadi pelampiasan kemarahan ibu.
ga sengaja bapak liat memar biru luka bekas pukulan gesper tadi sore, lalu bertengkarlah mereka seperti yang terjadi sekarang ini.
gue ga tau harus respon gimana, gue udh sering banget denger ibu minta maaf sama gue, tapi lagi-lagi dia ngulangin perbuatan itu, gue dipukulin lagi dan lagi.
“udah habis air mata gue, ga tau ini rasa sayang apa benci yang ada dihati gue.
gue ga bisa lagi ngerasain sakit ataupun sedih liat ibu gue kaya gini” bisik gue didalem hati.
“babang ga marah kan sama mama? mama sebenernya sayang bang sama kamu” ucapnya lagi.
gue ga jawab pertanyaan ibu, gue coba lepasin pelukan ibu dari badan gue, lalu membalikkan badan dan mencoba untuk tidur malam itu.
mungkin ibu tau klo gue masih marah gara gara kejadian tadi sore, ibupun keluar dari kamar gue.
“gue benci sama ibu” cuma itu yang keluar dari mulut gue.
esok harinya, bapak gue udh ga ada dirumah, seperti biasa dia berangkat pagi pagi buta dan pulang malam hari kadang menjelang hampir pagi dia baru pulang, maklum bapak kerja di pemerintahan, dan punya tanggung jawab yang menyita banyak waktunya, jadi dia kurang begitu ngasih perhatian ke gue ataupun adek gue.
ibu gue seharian cuma dirumah, ga kerja karna dilarang ayah, jadi kesibukannya hanya mengurus kami dari bangun tidur sampai kami mau tidur kembali.
itupun klo suasana hatinya lagi baik, klo habis dimarahi dan dipukuli ayah, ibu seharian dikamar tidak mengurus kami.
kami juga dilarang main keluar rumah, ga boleh bawa teman main didalam rumah, kami hanya boleh main berdua dirumah, gue dan adik gue saja.
pernah gue coba buat bertanya alasan kami ga diperbolehkan main diluar rumah, ibu cuma menjawab dengan pukulan dan siksaan lainnya.
keluarga ini seperti neraka, selalu dipenuhi siksaan dan ucapan kasar, menjadi pemandangan dan makanan sehari hari gue.
sampe akhirnya kekerasan itu terekam di pikiran gue.
dan gue lampiasin ke adek gue satu-satunya yang gue sayang.
akhirnya hubungan kami semua hambar, cuek, tidak peduli satu dengan lainnya, dipenuhi ketakutan dan trauma yang mendalam..
gue jadi sering bengong sendiri, berpikir dan bermain dengan teman imajinasi gue.
adek gue pun gitu, gue udah ga peduli dengannya dan dia pun sibuk dengan dunianya sendiri.
ga ada lagi perhatian, kasih sayang dan cinta didalam keluarga ini.
sampai pada suatu hari, ketika bapak dan ibu bertengkar hebat, ibu mempunyai ide untuk membawa kami semua pergi meninggalkan bapak.
entah itu ide baik atau tidak, tapi mulai dari sini, rasa benci dan dendam untuk menyakiti adalah hal yang paling gue cintai dan impi-impikan.
“ampun pah, maafin mama, aku bener-bener minta maaf..” terdengar suara ibu memohon. “diam kamu!! plakk..” lagi lagi ayah menampar ibu.
malam itu udah kesekian kalinya gue denger bapak gue mukulin ibu gue, ya itu udh biasa gue denger.
mereka sering bertengkar, mulai dari hal yang sepele hingga hal hal besar lainnya.
makin hari makin benci sama keadaan gue yang seperti ini, “kapan gue bisa punya keluarga kayak si wisnu, bapak ibu nya baik, ga pernah gue denger mereka ribut kayak keluarga gue, keluarga mereka penuh dengan kasih sayang, biarpun wisnu bikin salah, mereka gak pernah ngebentak apa lagi mukul si wisnu, gak kaya keluarga gue, Bngst!” cerocos gue dalem hati.
Ga lama pintu kamar gue kebuka, ibu gue dateng sambil nangis, gue liat matanya bengkak sebelah seperti habis dipukuli, bibirnya terluka dan pipinya nampak memar.
“babang belom tidur?”tanyanya, gue cuma liatin ibu gue.
“maafin mama ya bang, mama salah, mama ga bisa ngurusin babang, sampe babang kayak gini” ga lama dia peluk gue.
sebenarnya hari ini gue habis dari rumah wisnu, dia ajak gue sama adek gue berenang dirumahnya, pakai kolam renang karet yang habis dia dapat dari ibunya sebagai hadiah ulang tahun.
gue udah nolak ajakan wisnu berkali-kali, karna gue tau ibu ngelarang gue dan adek gue bermain keluar rumah.
tapi wisnu dan ibunya terus memaksa kami, adek gue juga memohon agar diizinkan, terlihat dimatanya dia pengen ikut berenang dirumah wisnu.
akhirnya, selesai berenang kamipun harus pasrah ibu memukuli kami dengan gesper hari itu. “ampun ma, iya ma kita ga akan ngulangin lagi..” cuma itu yang bisa gue dan adek gue ucapin berharap agar ibu berhenti memukuli kami.
“samanya lo kayak bapak lo, benci gue liat lo berdua” ucap ibu kepada kami, kata kata itu sering kali gue denger klo ibu lagi mukulin gue ataupun adek gue.
mungkin ibu benci sama ayah, dia dendam atau dia sakit hati sehingga kami harus jadi pelampiasan kemarahan ibu.
ga sengaja bapak liat memar biru luka bekas pukulan gesper tadi sore, lalu bertengkarlah mereka seperti yang terjadi sekarang ini.
gue ga tau harus respon gimana, gue udh sering banget denger ibu minta maaf sama gue, tapi lagi-lagi dia ngulangin perbuatan itu, gue dipukulin lagi dan lagi.
“udah habis air mata gue, ga tau ini rasa sayang apa benci yang ada dihati gue.
gue ga bisa lagi ngerasain sakit ataupun sedih liat ibu gue kaya gini” bisik gue didalem hati.
“babang ga marah kan sama mama? mama sebenernya sayang bang sama kamu” ucapnya lagi.
gue ga jawab pertanyaan ibu, gue coba lepasin pelukan ibu dari badan gue, lalu membalikkan badan dan mencoba untuk tidur malam itu.
mungkin ibu tau klo gue masih marah gara gara kejadian tadi sore, ibupun keluar dari kamar gue.
“gue benci sama ibu” cuma itu yang keluar dari mulut gue.
esok harinya, bapak gue udh ga ada dirumah, seperti biasa dia berangkat pagi pagi buta dan pulang malam hari kadang menjelang hampir pagi dia baru pulang, maklum bapak kerja di pemerintahan, dan punya tanggung jawab yang menyita banyak waktunya, jadi dia kurang begitu ngasih perhatian ke gue ataupun adek gue.
ibu gue seharian cuma dirumah, ga kerja karna dilarang ayah, jadi kesibukannya hanya mengurus kami dari bangun tidur sampai kami mau tidur kembali.
itupun klo suasana hatinya lagi baik, klo habis dimarahi dan dipukuli ayah, ibu seharian dikamar tidak mengurus kami.
kami juga dilarang main keluar rumah, ga boleh bawa teman main didalam rumah, kami hanya boleh main berdua dirumah, gue dan adik gue saja.
pernah gue coba buat bertanya alasan kami ga diperbolehkan main diluar rumah, ibu cuma menjawab dengan pukulan dan siksaan lainnya.
keluarga ini seperti neraka, selalu dipenuhi siksaan dan ucapan kasar, menjadi pemandangan dan makanan sehari hari gue.
sampe akhirnya kekerasan itu terekam di pikiran gue.
dan gue lampiasin ke adek gue satu-satunya yang gue sayang.
akhirnya hubungan kami semua hambar, cuek, tidak peduli satu dengan lainnya, dipenuhi ketakutan dan trauma yang mendalam..
gue jadi sering bengong sendiri, berpikir dan bermain dengan teman imajinasi gue.
adek gue pun gitu, gue udah ga peduli dengannya dan dia pun sibuk dengan dunianya sendiri.
ga ada lagi perhatian, kasih sayang dan cinta didalam keluarga ini.
sampai pada suatu hari, ketika bapak dan ibu bertengkar hebat, ibu mempunyai ide untuk membawa kami semua pergi meninggalkan bapak.
entah itu ide baik atau tidak, tapi mulai dari sini, rasa benci dan dendam untuk menyakiti adalah hal yang paling gue cintai dan impi-impikan.
Quote:
Spoiler for Mulustrasi Bree:
Karna kekerasan akan menimbulkan trauma dan membangun kekerasan yang lainnya.
Spoiler for Ratenya GanSis:
Selamat Membaca
Penulis : Prince’s 2011-2020@Kaskus
Ilustrasi : Google
Klik disini Gan/Sis Untuk Support dan Donasi
Penulis : Prince’s 2011-2020@Kaskus
Ilustrasi : Google
Klik disini Gan/Sis Untuk Support dan Donasi
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
UPDATE BERJALAN..
BAB 1, BAB 2, BAB 3, BAB 4, BAB 5, BAB 6, BAB 7, BAB 8, BAB 9, BAB 10, BAB 11, BAB 12, BAB 13, BAB 14, BAB 15
Spoiler for Kunjungi Thread Lainnya,:
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian MerekaHot Thread
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
Bersambung
![HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka](https://s.kaskus.id/images/2020/05/12/2657924_202005120127520747.png)
Diubah oleh princebanditt 25-01-2021 19:10
itkgid dan 139 lainnya memberi reputasi
138
102K
Kutip
608
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
princebanditt
#48
BAB IV HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
Spoiler for Penampakan:

Quote:
mulai hari itu, gue bertekat terus didalem hati “gue harus terus hidup buat nyari ayah gue”.
sebenernya kehidupan di luar lingkup pesantren, ataupun didalam pesantren sama aja. cuma yang sedikit membedakan di pesantren budaya dan suasananya lebih islami dibanding diluar sana.
ga seindah yang dibayangkan ataupun dibicarakan orang banyak, didalam pesantren tetap terjadi kekerasan dan pembullyan. baik antara santri, ataupun hukuman yang diberikan para ustad kepada santrinya.
hingga pada suatu hari,
siang itu tidak ada aktifitas apapun dipesantren, jadi gue mutusin buat duduk duduk aja dipinggir masjid.
karena struktur tanah dipesantren gue itu seperti bukit, jadi semakin berjalan kedalam pesantren maka semakin menurun, dan masjid gue ada dipaling atas sebelahan dengan gerbang masuk pesantren gue.
dan tempat yang lagi gue dudukin dipinggir masjid, adalah tempat favorit gue. dari sini gue bisa liat semuanya, aktifitas yang para santri lakukan dibawah sana, mereka yang sedang bermain, berbincang, berjalan, dan aktifitas menyenangkan sehari-hari lainnya.
itu gue lakukan setiap hari, untuk mengisi waktu luang, entah kenapa gue suka dengan pemandangan itu.
ketika gue melihat, gue ngerasa ada diposisi itu, gue yang sedang bermain dengan mereka, gue yang berbincang dengan mereka, gue yang berjalan, dan aktifitas lainnya.
“betapa senangnya klo gue bisa melakukan itu” bisik gue didalem hati.
ga lama gue liat seorang perempuan diluar pagar pembatas pesantren gue, dia sedang melambaikan tangan dan tersenyum manis ke arah gue.
“kok ada cewe disana ya? apa dia warga sekitar sini” ucap gue dalem hati sambil perhatian perempuan itu baik baik.
karna setau gue, emang ada santriwati di pesantren ini, dan mereka pondoknya ada dipaling bawah, ga pernah naik keatas kecuali untuk membeli perlengkapan dikoperasi, dan ketika ada acara besar dimasjid kami.
lalu diluar pesantren, dikelilingi oleh pohon-pohon, entah pohon bambu, pinus, karet, beringin dan lain sebagainya. memang ada beberapa warga sekitar tinggal didekat sini, tapi rumah mereka berjauhan satu dengan yang lainnya.
gue coba berjalan mendekati perempuan tersebut, semakin pula dia berlari menjauh kearah pepohonan diluar pesantren gue, ketika gue udah berdiri dipinggir pembatas pagar pesantren, dia berdiri dibelang pohon besar dan hampir tertutup pohon lainnya, gue cuma bisa ngeliat mukanya masih terus menatap gue sambil tersenyum, dan dia terlihat manis.
gue ga tau gimana ngejelasinnya, tapi hari itu gue ngerasain perasaan aneh didalem hati, seumur hidup ga pernah ada orang lain yang tersenyum sama gue, biasanya mereka cuma memaki dan menghina gue dengan tatapan angkuh, tapi hari ini berdiri seorang perempuan, gue pun ga kenal itu siapa serta dari mana. yang gue tau dia tersenyum sama gue, dia menatap gue ramah, dan dia manis.
semenjak hari itu gue selalu nunggu dia, gue selalu duduk dipinggir masjid hanya sekedar melihat senyumnya, kadang dia ada disana, dia berlari diantara pepohonan, dia bermain disana dengan dahan dan dedaunan yang dia pegang, sesekali dia menengok dan tersenyum kearah gue.
gue membalas senyumnya dengan malu-malu, rasanya bahagia banget.
kadang dia juga tidak ada disana, ketika gue ga ngeliat dia, timbul perasaan cemas, khawatir, sedih dan takut tentang dia.
“kok hari ini ga ada ya? kemana dia? apa dia sakit? atau dia sedang pergi dengan keluarganya?” dan kekhawatiran lainnya dipikiran gue.
beberapa hari kemudian, gue ga pernah liat dia lagi, dan kesepian yang gue rasakan timbul kembali, ga ada yang gue pikirin selain dia padahal gue ga tau dia siapa.
rasa sepi yang sering gue rasakan bertambah besar, disaat gue mulai ngerasain hangatnya sebuah senyuman, rasanya begitu nyaman dan menenangkan hati, dan gue suka itu, sungguh!
dan sekarang gue harus kehilangan rasa itu, rasa yang sangat gue inginkan.
akhirnya hari itu gue beraniin diri untuk coba keluar dari pagar pembatas pesantren ini, “gue harus cari rumahnya, pasti dia tinggal disekitar sini, gue mau kenalan sama dia, gue mau jadi temennya dia” begitu terus ucap gue dalem hati.
gue liat keadaan sekitar masjid sore itu, sepi tidak ada santri ataupun ustad didalam dan disekitar masjid, lalu gue mulai memanjat pagar pesantren, dengan niat untuk mencari perempuan itu.
sebenernya kehidupan di luar lingkup pesantren, ataupun didalam pesantren sama aja. cuma yang sedikit membedakan di pesantren budaya dan suasananya lebih islami dibanding diluar sana.
ga seindah yang dibayangkan ataupun dibicarakan orang banyak, didalam pesantren tetap terjadi kekerasan dan pembullyan. baik antara santri, ataupun hukuman yang diberikan para ustad kepada santrinya.
hingga pada suatu hari,
siang itu tidak ada aktifitas apapun dipesantren, jadi gue mutusin buat duduk duduk aja dipinggir masjid.
karena struktur tanah dipesantren gue itu seperti bukit, jadi semakin berjalan kedalam pesantren maka semakin menurun, dan masjid gue ada dipaling atas sebelahan dengan gerbang masuk pesantren gue.
dan tempat yang lagi gue dudukin dipinggir masjid, adalah tempat favorit gue. dari sini gue bisa liat semuanya, aktifitas yang para santri lakukan dibawah sana, mereka yang sedang bermain, berbincang, berjalan, dan aktifitas menyenangkan sehari-hari lainnya.
itu gue lakukan setiap hari, untuk mengisi waktu luang, entah kenapa gue suka dengan pemandangan itu.
ketika gue melihat, gue ngerasa ada diposisi itu, gue yang sedang bermain dengan mereka, gue yang berbincang dengan mereka, gue yang berjalan, dan aktifitas lainnya.
“betapa senangnya klo gue bisa melakukan itu” bisik gue didalem hati.
ga lama gue liat seorang perempuan diluar pagar pembatas pesantren gue, dia sedang melambaikan tangan dan tersenyum manis ke arah gue.
“kok ada cewe disana ya? apa dia warga sekitar sini” ucap gue dalem hati sambil perhatian perempuan itu baik baik.
karna setau gue, emang ada santriwati di pesantren ini, dan mereka pondoknya ada dipaling bawah, ga pernah naik keatas kecuali untuk membeli perlengkapan dikoperasi, dan ketika ada acara besar dimasjid kami.
lalu diluar pesantren, dikelilingi oleh pohon-pohon, entah pohon bambu, pinus, karet, beringin dan lain sebagainya. memang ada beberapa warga sekitar tinggal didekat sini, tapi rumah mereka berjauhan satu dengan yang lainnya.
gue coba berjalan mendekati perempuan tersebut, semakin pula dia berlari menjauh kearah pepohonan diluar pesantren gue, ketika gue udah berdiri dipinggir pembatas pagar pesantren, dia berdiri dibelang pohon besar dan hampir tertutup pohon lainnya, gue cuma bisa ngeliat mukanya masih terus menatap gue sambil tersenyum, dan dia terlihat manis.
gue ga tau gimana ngejelasinnya, tapi hari itu gue ngerasain perasaan aneh didalem hati, seumur hidup ga pernah ada orang lain yang tersenyum sama gue, biasanya mereka cuma memaki dan menghina gue dengan tatapan angkuh, tapi hari ini berdiri seorang perempuan, gue pun ga kenal itu siapa serta dari mana. yang gue tau dia tersenyum sama gue, dia menatap gue ramah, dan dia manis.
semenjak hari itu gue selalu nunggu dia, gue selalu duduk dipinggir masjid hanya sekedar melihat senyumnya, kadang dia ada disana, dia berlari diantara pepohonan, dia bermain disana dengan dahan dan dedaunan yang dia pegang, sesekali dia menengok dan tersenyum kearah gue.
gue membalas senyumnya dengan malu-malu, rasanya bahagia banget.
kadang dia juga tidak ada disana, ketika gue ga ngeliat dia, timbul perasaan cemas, khawatir, sedih dan takut tentang dia.
“kok hari ini ga ada ya? kemana dia? apa dia sakit? atau dia sedang pergi dengan keluarganya?” dan kekhawatiran lainnya dipikiran gue.
beberapa hari kemudian, gue ga pernah liat dia lagi, dan kesepian yang gue rasakan timbul kembali, ga ada yang gue pikirin selain dia padahal gue ga tau dia siapa.
rasa sepi yang sering gue rasakan bertambah besar, disaat gue mulai ngerasain hangatnya sebuah senyuman, rasanya begitu nyaman dan menenangkan hati, dan gue suka itu, sungguh!
dan sekarang gue harus kehilangan rasa itu, rasa yang sangat gue inginkan.
akhirnya hari itu gue beraniin diri untuk coba keluar dari pagar pembatas pesantren ini, “gue harus cari rumahnya, pasti dia tinggal disekitar sini, gue mau kenalan sama dia, gue mau jadi temennya dia” begitu terus ucap gue dalem hati.
gue liat keadaan sekitar masjid sore itu, sepi tidak ada santri ataupun ustad didalam dan disekitar masjid, lalu gue mulai memanjat pagar pesantren, dengan niat untuk mencari perempuan itu.
Bersambung bree..

Diubah oleh princebanditt 25-05-2020 01:21
itkgid dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Kutip
Balas
Tutup
![HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka](https://s.kaskus.id/images/2020/05/11/2657924_202005111152490556.png)
![HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka](https://s.kaskus.id/images/2020/05/12/2657924_202005121201040685.png)
![HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka](https://s.kaskus.id/images/2020/05/12/2657924_202005120130320424.png)