ane org perbankan. sedikit menjelaskan.. kejadian yg ente alami dirasakan juga bagi beberapa debitur / peminjam, jujur bagi dunia perbankan pengajuan restruk dalam masa pandemi ini cukup buruk bagi dunia finance.. , Laba perusahaan menurun drastis.. disatu sisi pengajuan keringanan tidak hanya satu atau sepuluh nasabah tapi ratusan nasabah tiap bulan yg mengajukan keringanan.. smntara dunia finance harus memilah milah mana yg diprioritaskan, dianalisa, bahkan diselesaikan.

banyak perusahaan meliburkan karyawan apalagi PNS, tapi petugas perbankan harus masuk / wajib masuk sesuai aturan pemerintah untuk melayani nasabah yg dilanda pandemi ini.. , dimana resiko pegawai bank tertular juga sangat tinggi..

Bank / dunia finance harus berpikir keras gimana caranya secepat mungkin menyelesaikan ratusan pengajuan keringanan nasabah tiap bulan.. dimana pengajuan restruk itu ada negoisasi antara nasabah dengan perusahaan finance itu sndiri.. tidak serta merta disetujui semua ( harus dilihat case by case) karena dunia finance pasti anjlok kalau smua keringanan disetujui.. karena bank jg punya kewajiban harus bayar deposito nasabah maupun hutang ke pihak luar.. , jangan smpai lembaga lembaga simpan pinjam kayak BPR, koperasi, atau finance kolaps gegara pemasukan berkurang smntara operasional bertambah.. ini pernah terjadi jaman krismon dulu... dimana banyak bank merger.. , dan PHK karyawan perbankan

saya sndiri baru menyelesaikan 40 an keringanan nasabah dalam 1 bulanan ini. dimana tiap hari masi bertambah yg mengajukan keringanan, jujur saya pun kewalahan... dimana nasabah mengeluh minta ini minta itu.. belum lagi dibentur benturkan dengan statemen pemerintah di media cetak maupun TV yang katanya ngasi gratis bayar setahun bla bla bla... bank ga mungkin nglakuin kebijakan buat ngasi keringanan smuanya .. bisa bangkrut... mana subsidi yg diberi pemerintah juga ga bisa mengcover smuanya..

saya pun memahami kesulitan di kondisi saat ini... , tapi gimanapun harus ditemukan win win solutionnya , gimanapun caranya bank / finance harus tetap stabil pemasukannya.. smntara debitur harus bisa dapat keringanan.. nah, biasanya disini yg bikin lama dalam proses pengajuan restruknya..., Tetap ada proses survei, analisa , negoisasi dan pengerjaan berkas, karena gimanapun prosesnya harus tetap sesuai aturan di perbankan agar jelas kemana subsidi diberikan (harus tepat sasaran dan akan dipertanggung jawabkan) , makanya sulit untuk cepat karena ada beberapa nasabah yg memang harus segera dibantu , tapi ada juga nasabah berpura pura ga punya duit minta disubsidi keringanan... , belum slsai satu berkas diproses datang satu lagi.. sehingga berkas pengajuan restruk numpuk terus menerus... ,

smntara itu target bank diturunkan dampaknya Bonus THR, bonus bulanan dan bonus laba bagi karyawan dipangkas habis karena dampak krisis covid 19 yang ada , bahkan gaji karyawan saja akhirnya ikut kebijakan tidak naik gaji tahun ini..... , Dibeberapa bank swasta aja juga ada karyawan yg diberhentikan ... Karena pemasukan ga imbang sama pengeluaran

kesedihan ini bukan hanya dirasakan bagi peminjam tapi bagi dunia bank dan finance itu sndiri yang juga ikut merasakan dampaknya..

itu mungkin yg bisa sy jelasin sdikit.. Kondisinya smua sama, lagi sulit dan dilema