- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#210
Spoiler for Part 68:
Part 68
"Mbak...."
"Bigbang udah liris lagu baru lhooo"
"Smash katanya mau bubar mbak, si rangga mau keluar, mbak udah tau belum?"
"Mbak tau boyband baru yang dari inggris itu gak sih, siapa namanya??..."
"Oooohhhhh iya, one direction"
"Mbak...."
"Kemaren aku liat harry potter sama bisma smash beli beras di depan komplek"
Huuuuhhh......
Setelah beberapa kali aku selalu diusir ketika aku mencoba untuk menemuinya, 3 hari terakhir ini keadaan beby mengalami kemajuan, tidak ada lagi dia yang marah-marah dan memintaku untuk pergi dari hadapannya, sekarang beby sudah mulai bisa menerima kehadiranku kembali, meskipun........ saat ini beby masih tidak mau merespon obrolanku sama sekali.
"Nat....., udah ah, ngoceh terus dari tadi, capek aku dengernya"
Kali ini viny kembali menghampiri kami dengan membawa sebuah nampan yang berisi samangkuk kentang goreng, lalu meletakkannya di atas meja yang ada di hadapan kami.
"Pini...., twilight part 2 tahun depan liris niiihh...., udah tau belum?"
Huuuuhhhh.....
Aku hanya bisa memijat-mijat keningku, sedari tadi aku sudah mencoba mencari berbagai macam topik agar beby mau merespon obrolanku, bahkan sampai aku sudah benar-benar kehabisan akal sehingga mengeluarkan kalimat-kalimat bodoh, tapi dia masih tetap diam dan tidak mau berbicara.
Jangankan berbicara, menatapku saja sepertinya dia sangat enggan, sedari tadi dia hanya menatap lurus ke arah depan, sesekali dia mengotak-atik handphonennya, perlakuannya malam ini berhasil membuatku merasa seperti sebuah pajangan yang menghiasi ruang tamu rumahnya.
Tapi..., saat viny menghampiri kami, dia terlihat begitu antusias saat mengajak viny berbicara, bahkan beby cenderung terlihat lebih hiperaktif daripada biasanya ketika dia membicarakan salah satu film favoritnya yang baru akan liris tahun depan kepada viny.
Viny: "oh iya, aku udah liat juga beritanya tadi"
Beby: "wiiihhh, jadi gak sabar nih!!!"
Viny: "iya beb, aku juga"
Beby: "gak sabar liat robert pattinson lagi, taylor lautner juga, ganteng banget mereka!!"
Beby terlihat seperti anak kecil yang bercerita tentang apa yang disenanginya kepada seseorang, dari binar mata dan nada bicaranya dia terlihat sangat antusias dan bersemangat.
Yaaa...., semua itu adalah efek dari penyakit bipolar yang selama ini dimiliki beby, dan karena ulahku, bipolar yang dimiliki oleh beby kembali kambuh akhir-akhir ini.
Ada beberapa tahap yang akan dilewati oleh pengidap bipolar saat penyakitnya sedang kumat, yang pertama tahap manic, pada tahap ini beby biasanya sangat antusias dan semangat dalam menjalani hari-harinya, bahkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu pentingpun bisa saja menarik perhatian beby yang sedang melewati fase ini.
Setelah itu ada fase depresi, yang dimana beby selalu terlihat lesu dan putus asa ketika berada di fase ini, pada fase ini beby bisa dibuat sangat sedih dengan hal-hal yang sebenarnya sangat sepele.
Begitulah kira-kira sedikit pengetahuan tentang penyakit bipolar yang aku pahami dari semua penjelasan viny beberapa hari yang lalu.
Kata viny, menurut psikiater yang selama ini menangani beby, saat ini beby sedang berada di fase campuran, fase campuran ini adalah gabungan antara 2 fase yang sudah aku jelaskan sebelumnya.
Pada fase ini, beby yang saat ini terlihat sedang ceria, bisa saja berubah menjadi terlihat sangat sedih dan putus asa secara tiba-tiba.
Huuuuhhhh......
Tapi... apapun fase yang sedang di lewati beby saat ini, dia masih saja tidak mau merespom dan menganggap keberadaanku.
Beby: "nanti pas filmnya keluar kita langsung nonton ya, kita harus jadi penonton pertama pokoknya"
Viny: "iya... iya..., nanti kita nonton ya beb.."
Aku hanya mendengarkan obrolan mereka sambil sesekali menyomot kentang goreng yang tadi di bawa viny.
Viny: "bentar ya beb, aku mau minum dulu, aku juga sekalian bawa buat kamu sama natha kok, kamu mau apa?"
Beby: "air putih aja vin"
Viny: "kalo kamu nat?"
Akupun kembali menoleh kearah viny.
"Teh tari aja deh mbak"
Pluuuuukkk....
Viny melemparku dengan gumpalan tisa yang tadi berada di tangannya.
"Kamu kira ini angkringan"
Aku hanya merespon viny dengan sebuah kekehan kecil.
"Enggak deh mbak, samain aja"
Sambil berkata seperti itu, aku menatap viny dengan tatapan penuh arti, aku harap viny paham dengan maksudku kali ini, aku ingin viny memberiku lebih banyak waktu untuk bisa berbicara berdua dengan beby.
Viny menarik nafas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan menghembuskannya sambil memberi senyuman tipis kearahku, setelah itu dia langsung berlalu menuju dapur.
"Mbak.... itu film apa sih, aku pernah denger juga, tapi belum pernah nonton"
Beby hanya melirikku dengan ujung matanya, ternyata.... respon beby masih sama seperti sebelumnya, dia masih tidak berniat menanggapi obrolanku sambil terus memperlihatkan wajah datarnya.
"Mbaakk....."
Huuuhhh.....
Entahlah, aku masih bingung, cara apalagi yang harus aku lakukan agar beby mau kembali berbicara kepadaku seperti biasanya.
Sampai saat ini, viny juga masih melarangku untuk membahas masalahku dengan beby yang masih belum menemui titik terang.
Kata viny sih sekarang bukan waktu yang tepat untuk memulai pembahasan tentang itu.
Viny khawatir jika hal itu hanya akan memperburuk kondisi beby yang saat ini sudah bisa dibilang membaik.
.
.
.
"Nat, aku nitip beby ya, aku mau kerumah temen dulu"
Viny membukakan pagar untukku dengan menenteng sebuah tote bag di tangannya, pakaiannya juga terlihat sangat rapi, sepertinya malam ini dia akan pergi kesuatu tempat.
Aku: "mau kemana mbak?, rapi banget"
Viny: "belajar nat, kerumah temen"
Aku: "belajar apaan lagi mbak?"
Viny: "buat tes beasiswa S2 nat"
Aku: "waaahh...., mbak mau S2 dimana?"
Viny: "di sini juga kok nat, di U*M"
Aku: "wiiihhhh..., keren keren, oh iya, mau sekalian aku anterin dulu nggak mbak?"
Viny: "enggak usah nat, kamu temuin beby aja di dalem, aku udah nelpon ojek kok"
Tidak lama setelah viny mengucapkan kalimat terakhirnya,sebuah motor tiba-tiba berhenti tepat di belakangku.
"Nah, itu udah dateng nat, aku duluan ya..., jangan macem-macem lhooo..."
Sambil berkata seperti itu viny langsung menghampiri mas-mas ojek yang baru saja sampai.
Sedangkan aku memilih untuk memasukkan motorku kedalam halaman rumah beby, setelah itu, aku langsung masuk kedalam rumah untuk kembali mencoba menemui beby.
Saat baru saja melangkahkaan kali untuk masuk kedalam ruang tamu, aku sudah melihat beby yang sedang duduk di atas sofa sambil menonton tekevisi yang ada di hadapannya, akupun memutuskan untuk langsung memgahmpiri dan duduk di sampingnya.
"Mbak...., aku bawa sesuatu nih"
Dia hanya menoleh kearahku, lalu kembali membuang pandangannya kearah lain.
Huuuuhhh.....
Tepat pukul 6 sore, aku kembali mengunjungi beby ke rumahnya, tepat setelah beby dan viny pulang dari tempat psikiater yang biasanya menangani beby.
Sudah 2 hari aku belum memiliki kesempatan untuk kembali mengunjungi beby, selama 2 hari kemaren, ibunya mengunjungi beby ke jogja, sehingga viny menyarankanku untuk terlebih dahulu menunda keinginanku untuk kembali mengunjungi beby.
Jujur awalnya aku sangat terkejut ketika viny memberitahuku maksud dari kedatangan ibunya beby ke jogja, awalnya beliau ingin membawa beby untuk pulang kebandung bersamanya.
Tapi karena masih banyak berkas-berkas dan administrasi yang harus diurus oleh beby di kampus, dan juga keadaan beby yang sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, akhirnya beliau mengizinkan beby untuk tinggal lebih lama di kota ini.
Huuuuhhhh.....
Untung saja, aku tidak tahu bagaimana nasibku jika beby harus pulang kebandung dengan kondisi hubungan kami yang masih seperti ini.
Ya...., selama 1 minggu lebih aku selalu mengunjungi beby kerumahnya, dia masih belum mau meresponku sama sekali, dia hanya menunjukkan wajah datarnya dan menganggapku seolah-olah tidak ada saat aku mencoba mengajaknya berbicara.
"Tadaaaa....., nih mbak, inget nggak?, mbak dulu minta beliin ini pas kita ke malioboro"
Dia kembali menoleh kearahku, kali ini matanya menatap mataku.
Jujur aku sangat senang ketika melihat respon beby yang kali ini sudah mau membalas tatapanku, tapi....... itu hanya sesaat.
Selang beberapa detik kemudian beby langsung beranjak dari tempat duduknya, dia langsung berjalan kearah kamar dan meninggalkanku di ruang tamu sendirian.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung beranjak dari dudukku dan berjalan mengikuti beby yang baru saja masuk kedalam kamarnya.
Aku mendapati beby sedang bersandar di ujung tempat tidurnyaa sambil menatap kearah depan dengan tatapan mata yang lagi-lagi terlihat kosong.
"Mbak....., aku bukain ya"
Aku langsung mengambil tempat untuk duduk tepat di samping beby yang sedang bersandar.
Setelah itu, aku langsung membuka bungkus gulali yang sengaja aku beli sebelum aku berkunjung kesini, entahlah, aku juga tidak tahu kenapa bisa muncul ide seperti itu di kepalaku, pokoknya, setiap ada ide baru untuk membuat beby senang, aku pasti langsung melakukannya tanpa pikir panjang.
Setelah itu aku memotek sedikit gulali yang ada di tanganku untuk aku sodorkan kearahnya.
"Nih mbak......, aaaaaa...."
1 detik.... 2 detik.... 3 detik.... 10 detik.....
Huuuuhh..
Rasanya sudah cukup lama aku menyodorkan sepotek gulali kearahnya, tapi... sampai saat ini aku belum melihat niatannya untuk menyambut sepotek gulali yang sedari tadi kusodorkan.
Tapi.... saat aku sudah ingin menyerah dan kembali menarik tanganku, tiba-tiba beby menyambutnya dengan memakan sepotek gulali yang ada di tanganku dengan mulutnya.
Deeeegggg......
Sontak aku langsung bersorak dalam hati setelah melihat respon dari beby barusan, ingin sekali rasanya aku berlari mengelilingi komplek rumah ini sambil berteriak untuk meluapkan kegembiraanku, tapi tentu saja itu hanya angan-angan, aku tidak mau kalau harus masuk rumah sakit jiwa.
Wkwkwkwkwkwkwk.
Mungkin aku kelihatan aneh, hanya karena beby mau menerima suapanku, aku bisa sebahagia ini.
Entahlah, setelah lebih dari 1 minggu aku menunggu respon dari beby, akhirnya, kejadia barusan membuktikan perjuanganku selama ini tidak sia-sia.
Tapiii....... lagi-lagi kegembiraan yang kurasakan saat ini tidak bertahan lama, selang beberapa detik setelah dia memakan gulali yang kusodorkan, entah kenapa tiba-tiba air matanya lolos begitu saja melewati kedua pipinya, tidak lama setelah itu, dia mulai terisak dan saat ini dia sedang benar-benar menangis.
Setelah melihat beby yang tiba-tiba menangis, aku langsung menaruh sebungkus gulali yang ada di tanganku keatas meja yang berada di samping tempat tidur beby.
Tangan kananku reflek menggenggam telapak tangan beby untuk menenangkannya.
"Mbaak....."
Aku juga meletakkan tangan kiriku di atas pundak beby untuk merangkulnya kedalam pelukanku.
Tapi..... tangisnya malah semakin menjadi-jadi setelah aku melakukan itu, kali ini dia meletakkan kepalanya di atas dadaku, tangan kiriku juga sesekali bergerak untuk mengelus pundaknya.
Huuuuhhhh.....
Biasanya tangisannya selalu terlihat lucu di mataku, tapi..... entah kenapa tangisannya akhir-akhir ini terdengar sangat memilukan.
Entah sudah berapa lama dia terisak di dalam pelukanku, tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulutnya, hanya ada suara isak tangis yang memenuhi kamar beby saat ini.
Aku juga sudah tidak bisa berkata-kata lagi, aku takut mengeluarkan kata maaf, aku takut jika kata itu malah membuat beby merasa semakin sedih.
Entahlah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia melalui hari-harinya saat aku kemaren meninggalkannya, mungkin kondisinya jauh lebih buruk daripada yang kondisinya yang kulihat saat ini.
Huuuuuhhhh......
Melihat wajah damainya yang sedang tertidur karena kelelahan setelah hampir setengah jam lebih menangis di dalam pelakukanku, membuatku bisa merasa sedikit lebih tenang.
Aku tidak berniat sama sekali untuk mengubah posisinya saat ini, aku sudah cukup bahagia karena dapat memeluknya lagi malam ini.
Dalam posisi seperti ini, aku bisa melepaskan semua kerinduan yang selama ini tidak bisa tersalurkan, rindu akan sifat manjanya, suaranya, kerlingan matanya, senyumannya, wangi tubuhnya, wangi rambutnya, dan..... pelukannya.
Detik demi detik berlalu, aku masih saja betah memeluknya dengan posisi seperti ini, merasakan hangat tubuhnya, sesekali aku mencium puncak kepalanya untuk menikmati wangi rambut dan tubuhnya yang akhir-akhir ini sudah tidak bisa lagi kurasakan.
Hmmmm.....
Wangi itu
Ya...., wangi yang saat ini sedang menerobos masuk kedalam indra penciumanku.
Wangi rambut dan tubuhnya berhasil merangsang otakku untuk memutar kembali semua momen-momen kami yang masih tersimpan dengan sangat rapi di dalam kepalaku, bahkan aku sempat terkekeh beberapa kali karena teringat dengan kejadian-kejadian lucu yang pernah kami lalui.
Ya...., beby satu-satunya perempuan yang bisa tertawa lepas bersamaku, dia satu-satunya perempuan yang bisa membuatku terbang setinggi-tingginya, dan dia juga satu-satunya perempuan yang bisa membuatku jatu, jatuh sedalam-dalamnya.
"Aku janji mbak, kemaren itu yang terakhir, aku gak akan nyoba buat kelain hati lagi, aku udah bener-bener sadar mbak...."
"Cuma kamu yang bisa bikin aku bener-bener merasa sedih, cuma kamu yang bisa bikin aku bener-bener merasa bahagia mbak, mulai sekarang....., hati aku sepenuhnya punya kamu mbak"
.
.
.
"Mbak...."
"Bigbang udah liris lagu baru lhooo"
"Smash katanya mau bubar mbak, si rangga mau keluar, mbak udah tau belum?"
"Mbak tau boyband baru yang dari inggris itu gak sih, siapa namanya??..."
"Oooohhhhh iya, one direction"
"Mbak...."
"Kemaren aku liat harry potter sama bisma smash beli beras di depan komplek"
Huuuuhhh......
Setelah beberapa kali aku selalu diusir ketika aku mencoba untuk menemuinya, 3 hari terakhir ini keadaan beby mengalami kemajuan, tidak ada lagi dia yang marah-marah dan memintaku untuk pergi dari hadapannya, sekarang beby sudah mulai bisa menerima kehadiranku kembali, meskipun........ saat ini beby masih tidak mau merespon obrolanku sama sekali.
"Nat....., udah ah, ngoceh terus dari tadi, capek aku dengernya"
Kali ini viny kembali menghampiri kami dengan membawa sebuah nampan yang berisi samangkuk kentang goreng, lalu meletakkannya di atas meja yang ada di hadapan kami.
"Pini...., twilight part 2 tahun depan liris niiihh...., udah tau belum?"
Huuuuhhhh.....
Aku hanya bisa memijat-mijat keningku, sedari tadi aku sudah mencoba mencari berbagai macam topik agar beby mau merespon obrolanku, bahkan sampai aku sudah benar-benar kehabisan akal sehingga mengeluarkan kalimat-kalimat bodoh, tapi dia masih tetap diam dan tidak mau berbicara.
Jangankan berbicara, menatapku saja sepertinya dia sangat enggan, sedari tadi dia hanya menatap lurus ke arah depan, sesekali dia mengotak-atik handphonennya, perlakuannya malam ini berhasil membuatku merasa seperti sebuah pajangan yang menghiasi ruang tamu rumahnya.
Tapi..., saat viny menghampiri kami, dia terlihat begitu antusias saat mengajak viny berbicara, bahkan beby cenderung terlihat lebih hiperaktif daripada biasanya ketika dia membicarakan salah satu film favoritnya yang baru akan liris tahun depan kepada viny.
Viny: "oh iya, aku udah liat juga beritanya tadi"
Beby: "wiiihhh, jadi gak sabar nih!!!"
Viny: "iya beb, aku juga"
Beby: "gak sabar liat robert pattinson lagi, taylor lautner juga, ganteng banget mereka!!"
Beby terlihat seperti anak kecil yang bercerita tentang apa yang disenanginya kepada seseorang, dari binar mata dan nada bicaranya dia terlihat sangat antusias dan bersemangat.
Yaaa...., semua itu adalah efek dari penyakit bipolar yang selama ini dimiliki beby, dan karena ulahku, bipolar yang dimiliki oleh beby kembali kambuh akhir-akhir ini.
Ada beberapa tahap yang akan dilewati oleh pengidap bipolar saat penyakitnya sedang kumat, yang pertama tahap manic, pada tahap ini beby biasanya sangat antusias dan semangat dalam menjalani hari-harinya, bahkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu pentingpun bisa saja menarik perhatian beby yang sedang melewati fase ini.
Setelah itu ada fase depresi, yang dimana beby selalu terlihat lesu dan putus asa ketika berada di fase ini, pada fase ini beby bisa dibuat sangat sedih dengan hal-hal yang sebenarnya sangat sepele.
Begitulah kira-kira sedikit pengetahuan tentang penyakit bipolar yang aku pahami dari semua penjelasan viny beberapa hari yang lalu.
Kata viny, menurut psikiater yang selama ini menangani beby, saat ini beby sedang berada di fase campuran, fase campuran ini adalah gabungan antara 2 fase yang sudah aku jelaskan sebelumnya.
Pada fase ini, beby yang saat ini terlihat sedang ceria, bisa saja berubah menjadi terlihat sangat sedih dan putus asa secara tiba-tiba.
Huuuuhhhh......
Tapi... apapun fase yang sedang di lewati beby saat ini, dia masih saja tidak mau merespom dan menganggap keberadaanku.
Beby: "nanti pas filmnya keluar kita langsung nonton ya, kita harus jadi penonton pertama pokoknya"
Viny: "iya... iya..., nanti kita nonton ya beb.."
Aku hanya mendengarkan obrolan mereka sambil sesekali menyomot kentang goreng yang tadi di bawa viny.
Viny: "bentar ya beb, aku mau minum dulu, aku juga sekalian bawa buat kamu sama natha kok, kamu mau apa?"
Beby: "air putih aja vin"
Viny: "kalo kamu nat?"
Akupun kembali menoleh kearah viny.
"Teh tari aja deh mbak"
Pluuuuukkk....
Viny melemparku dengan gumpalan tisa yang tadi berada di tangannya.
"Kamu kira ini angkringan"
Aku hanya merespon viny dengan sebuah kekehan kecil.
"Enggak deh mbak, samain aja"
Sambil berkata seperti itu, aku menatap viny dengan tatapan penuh arti, aku harap viny paham dengan maksudku kali ini, aku ingin viny memberiku lebih banyak waktu untuk bisa berbicara berdua dengan beby.
Viny menarik nafas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan menghembuskannya sambil memberi senyuman tipis kearahku, setelah itu dia langsung berlalu menuju dapur.
"Mbak.... itu film apa sih, aku pernah denger juga, tapi belum pernah nonton"
Beby hanya melirikku dengan ujung matanya, ternyata.... respon beby masih sama seperti sebelumnya, dia masih tidak berniat menanggapi obrolanku sambil terus memperlihatkan wajah datarnya.
"Mbaakk....."
Huuuhhh.....
Entahlah, aku masih bingung, cara apalagi yang harus aku lakukan agar beby mau kembali berbicara kepadaku seperti biasanya.
Sampai saat ini, viny juga masih melarangku untuk membahas masalahku dengan beby yang masih belum menemui titik terang.
Kata viny sih sekarang bukan waktu yang tepat untuk memulai pembahasan tentang itu.
Viny khawatir jika hal itu hanya akan memperburuk kondisi beby yang saat ini sudah bisa dibilang membaik.
.
.
.
"Nat, aku nitip beby ya, aku mau kerumah temen dulu"
Viny membukakan pagar untukku dengan menenteng sebuah tote bag di tangannya, pakaiannya juga terlihat sangat rapi, sepertinya malam ini dia akan pergi kesuatu tempat.
Aku: "mau kemana mbak?, rapi banget"
Viny: "belajar nat, kerumah temen"
Aku: "belajar apaan lagi mbak?"
Viny: "buat tes beasiswa S2 nat"
Aku: "waaahh...., mbak mau S2 dimana?"
Viny: "di sini juga kok nat, di U*M"
Aku: "wiiihhhh..., keren keren, oh iya, mau sekalian aku anterin dulu nggak mbak?"
Viny: "enggak usah nat, kamu temuin beby aja di dalem, aku udah nelpon ojek kok"
Tidak lama setelah viny mengucapkan kalimat terakhirnya,sebuah motor tiba-tiba berhenti tepat di belakangku.
"Nah, itu udah dateng nat, aku duluan ya..., jangan macem-macem lhooo..."
Sambil berkata seperti itu viny langsung menghampiri mas-mas ojek yang baru saja sampai.
Sedangkan aku memilih untuk memasukkan motorku kedalam halaman rumah beby, setelah itu, aku langsung masuk kedalam rumah untuk kembali mencoba menemui beby.
Saat baru saja melangkahkaan kali untuk masuk kedalam ruang tamu, aku sudah melihat beby yang sedang duduk di atas sofa sambil menonton tekevisi yang ada di hadapannya, akupun memutuskan untuk langsung memgahmpiri dan duduk di sampingnya.
"Mbak...., aku bawa sesuatu nih"
Dia hanya menoleh kearahku, lalu kembali membuang pandangannya kearah lain.
Huuuuhhh.....
Tepat pukul 6 sore, aku kembali mengunjungi beby ke rumahnya, tepat setelah beby dan viny pulang dari tempat psikiater yang biasanya menangani beby.
Sudah 2 hari aku belum memiliki kesempatan untuk kembali mengunjungi beby, selama 2 hari kemaren, ibunya mengunjungi beby ke jogja, sehingga viny menyarankanku untuk terlebih dahulu menunda keinginanku untuk kembali mengunjungi beby.
Jujur awalnya aku sangat terkejut ketika viny memberitahuku maksud dari kedatangan ibunya beby ke jogja, awalnya beliau ingin membawa beby untuk pulang kebandung bersamanya.
Tapi karena masih banyak berkas-berkas dan administrasi yang harus diurus oleh beby di kampus, dan juga keadaan beby yang sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, akhirnya beliau mengizinkan beby untuk tinggal lebih lama di kota ini.
Huuuuhhhh.....
Untung saja, aku tidak tahu bagaimana nasibku jika beby harus pulang kebandung dengan kondisi hubungan kami yang masih seperti ini.
Ya...., selama 1 minggu lebih aku selalu mengunjungi beby kerumahnya, dia masih belum mau meresponku sama sekali, dia hanya menunjukkan wajah datarnya dan menganggapku seolah-olah tidak ada saat aku mencoba mengajaknya berbicara.
"Tadaaaa....., nih mbak, inget nggak?, mbak dulu minta beliin ini pas kita ke malioboro"
Dia kembali menoleh kearahku, kali ini matanya menatap mataku.
Jujur aku sangat senang ketika melihat respon beby yang kali ini sudah mau membalas tatapanku, tapi....... itu hanya sesaat.
Selang beberapa detik kemudian beby langsung beranjak dari tempat duduknya, dia langsung berjalan kearah kamar dan meninggalkanku di ruang tamu sendirian.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung beranjak dari dudukku dan berjalan mengikuti beby yang baru saja masuk kedalam kamarnya.
Aku mendapati beby sedang bersandar di ujung tempat tidurnyaa sambil menatap kearah depan dengan tatapan mata yang lagi-lagi terlihat kosong.
"Mbak....., aku bukain ya"
Aku langsung mengambil tempat untuk duduk tepat di samping beby yang sedang bersandar.
Setelah itu, aku langsung membuka bungkus gulali yang sengaja aku beli sebelum aku berkunjung kesini, entahlah, aku juga tidak tahu kenapa bisa muncul ide seperti itu di kepalaku, pokoknya, setiap ada ide baru untuk membuat beby senang, aku pasti langsung melakukannya tanpa pikir panjang.
Setelah itu aku memotek sedikit gulali yang ada di tanganku untuk aku sodorkan kearahnya.
"Nih mbak......, aaaaaa...."
1 detik.... 2 detik.... 3 detik.... 10 detik.....
Huuuuhh..
Rasanya sudah cukup lama aku menyodorkan sepotek gulali kearahnya, tapi... sampai saat ini aku belum melihat niatannya untuk menyambut sepotek gulali yang sedari tadi kusodorkan.
Tapi.... saat aku sudah ingin menyerah dan kembali menarik tanganku, tiba-tiba beby menyambutnya dengan memakan sepotek gulali yang ada di tanganku dengan mulutnya.
Deeeegggg......
Sontak aku langsung bersorak dalam hati setelah melihat respon dari beby barusan, ingin sekali rasanya aku berlari mengelilingi komplek rumah ini sambil berteriak untuk meluapkan kegembiraanku, tapi tentu saja itu hanya angan-angan, aku tidak mau kalau harus masuk rumah sakit jiwa.
Wkwkwkwkwkwkwk.
Mungkin aku kelihatan aneh, hanya karena beby mau menerima suapanku, aku bisa sebahagia ini.
Entahlah, setelah lebih dari 1 minggu aku menunggu respon dari beby, akhirnya, kejadia barusan membuktikan perjuanganku selama ini tidak sia-sia.
Spoiler for Theme Song:
Tapiii....... lagi-lagi kegembiraan yang kurasakan saat ini tidak bertahan lama, selang beberapa detik setelah dia memakan gulali yang kusodorkan, entah kenapa tiba-tiba air matanya lolos begitu saja melewati kedua pipinya, tidak lama setelah itu, dia mulai terisak dan saat ini dia sedang benar-benar menangis.
Setelah melihat beby yang tiba-tiba menangis, aku langsung menaruh sebungkus gulali yang ada di tanganku keatas meja yang berada di samping tempat tidur beby.
Tangan kananku reflek menggenggam telapak tangan beby untuk menenangkannya.
"Mbaak....."
Aku juga meletakkan tangan kiriku di atas pundak beby untuk merangkulnya kedalam pelukanku.
Tapi..... tangisnya malah semakin menjadi-jadi setelah aku melakukan itu, kali ini dia meletakkan kepalanya di atas dadaku, tangan kiriku juga sesekali bergerak untuk mengelus pundaknya.
Huuuuhhhh.....
Biasanya tangisannya selalu terlihat lucu di mataku, tapi..... entah kenapa tangisannya akhir-akhir ini terdengar sangat memilukan.
Entah sudah berapa lama dia terisak di dalam pelukanku, tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulutnya, hanya ada suara isak tangis yang memenuhi kamar beby saat ini.
Aku juga sudah tidak bisa berkata-kata lagi, aku takut mengeluarkan kata maaf, aku takut jika kata itu malah membuat beby merasa semakin sedih.
Entahlah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia melalui hari-harinya saat aku kemaren meninggalkannya, mungkin kondisinya jauh lebih buruk daripada yang kondisinya yang kulihat saat ini.
Huuuuuhhhh......
Melihat wajah damainya yang sedang tertidur karena kelelahan setelah hampir setengah jam lebih menangis di dalam pelakukanku, membuatku bisa merasa sedikit lebih tenang.
Aku tidak berniat sama sekali untuk mengubah posisinya saat ini, aku sudah cukup bahagia karena dapat memeluknya lagi malam ini.
Dalam posisi seperti ini, aku bisa melepaskan semua kerinduan yang selama ini tidak bisa tersalurkan, rindu akan sifat manjanya, suaranya, kerlingan matanya, senyumannya, wangi tubuhnya, wangi rambutnya, dan..... pelukannya.
Detik demi detik berlalu, aku masih saja betah memeluknya dengan posisi seperti ini, merasakan hangat tubuhnya, sesekali aku mencium puncak kepalanya untuk menikmati wangi rambut dan tubuhnya yang akhir-akhir ini sudah tidak bisa lagi kurasakan.
Hmmmm.....
Wangi itu
Ya...., wangi yang saat ini sedang menerobos masuk kedalam indra penciumanku.
Wangi rambut dan tubuhnya berhasil merangsang otakku untuk memutar kembali semua momen-momen kami yang masih tersimpan dengan sangat rapi di dalam kepalaku, bahkan aku sempat terkekeh beberapa kali karena teringat dengan kejadian-kejadian lucu yang pernah kami lalui.
Ya...., beby satu-satunya perempuan yang bisa tertawa lepas bersamaku, dia satu-satunya perempuan yang bisa membuatku terbang setinggi-tingginya, dan dia juga satu-satunya perempuan yang bisa membuatku jatu, jatuh sedalam-dalamnya.
"Aku janji mbak, kemaren itu yang terakhir, aku gak akan nyoba buat kelain hati lagi, aku udah bener-bener sadar mbak...."
"Cuma kamu yang bisa bikin aku bener-bener merasa sedih, cuma kamu yang bisa bikin aku bener-bener merasa bahagia mbak, mulai sekarang....., hati aku sepenuhnya punya kamu mbak"
.
.
.
Diubah oleh akmal162 16-05-2020 05:23
Herisyahrian dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Kutip
Balas
