Kaskus

Story

IztaLorieAvatar border
TS
IztaLorie
(Cerbung Fantasy) Kutukan Kreked
(Cerbung Fantasy) Kutukan Kreked
Sumber : pixabay.com

Matahari sudah mulai tenggelam, tetapi bulan belum muncul. Kedamaian Gimola terpecahkan oleh jerit kesakitan dan juga bunyi tulang yang patah.

Semua warga tanpa kecuali mengalami siksaan yang memilukan ketika tubuh mereka lambat laun mengecil, telinga melebar hingga akhirnya menyempit diujung.

Mereka yang tadinya berwujud manusia sekarang berubah menjadi manusia kerdil lengkap dengan baju yang kebesaran.

Raja Hezki memanggil peramal terbaik mereka. Beliau berjalan mondar-mandir dengan kecepatan seekor siput di depan singgasana. Kedua tangan tertaut di belakang. Merasa frustasi karena bentuk tubuhnya yang berubah drastis.

Tadinya dia terlihat selayaknya Raja yang tinggi, berbadan tegap, berparas bijaksana, tetapi lihatlah keadaannya sekarang. Perut buncit dan kaki pendek membuatnya cukup kesulitan untuk berjalan dari pintu menuju ke singgasana. Ditambah lagi dengan wajah yang menua dan janggut putih panjang membuat orang sukar mengenalinya.

Raja memperhatikan kedatangan sang peramal yang ditandai dengan aroma rempah-rempah yang saling berebut memenuhi indera penciuman.

Westi menekuk kaki kiri ke belakang, hendak memberi hormat. Perubahan tubuh yang baru terjadi membuatnya tidak bisa mengatur keseimbangan hingga jatuh terguling.

Kedua tangan melambai-lambai meminta pertolongan. Salah satu pengawal raja melompat ke depan menariknya hingga bisa berdiri lagi.

"Maafkan hamba, Yang Mulia," pintanya sambil membersihkan gaun cokelat kebesaran yang menyapu lantai.

Raja Hizki mengangkat tangan kanan pertanda kesalahan itu dimaafkan. "Katakan padaku, apa yang sudah terjadi di negeri Gimola? "

Westi mengambil buku tebal bersampul kulit dengan gambar simbol rumit berwarna keemasan. Mencari halaman yang sudah dibaca tadi.

"Menurut buku Kutukan Tersembunyi, apa yang terjadi saat ini disebut kutukan Kreked. Setiap matahari terbit kita akan kembali menjadi manusia, kalau bulan yang muncul maka kita akan berubah wujud. Kita hanya mempunyai waktu satu purnama untuk mematahkan kutukannya."

"Bagaimana caranya agar kutukan ini dipatahkan?"

"Kita harus menghancurkan kristal hitam Kreked yang pastinya dijadikan kalung oleh orang yang mengutuk. Itu karena kristal Kreked hanya bisa hidup kalau berada di dekat jantung pemakai." Westi menutup buku dengan mantap.

Hizki mengetuk-ketuk dagu dengan jari telunjuk. Memikirkan siapa yang kira-kira memiliki dendam dengan negeri ini.

"Bagaimana kita bisa tahu siapa pemilik kristal itu?" Hizkia menatap tajam Westi.

Minea-sang Ratu berlari memasuki ruang utama. Tangan kiri mencengkeram dan menaikkan bagian bawah gaun agar tidak menghambat pergerakan. Tangan kanan yang terangkat tinggi-tinggi memegang surat yang ikut berayun sesuai gerakan langkahnya.

"Aku tahu siapa pelakunya."

Surat itu diserahkan kepada Raja sementara Ratu Minea duduk di singgasana sambil mengatur napas agar kembali teratur.

Dahi Hizkia berkerut, isi surat ini sangat jelas. Kalia lah yang berada di balik bencana negeri Gimola. Ini karena dendam masa lalu.

Kalia yang merupakan peri Minea berusaha menggantikan Ratu dengan mengambil wujud serupa beliau. Ratu yang asli diberi ramuan agar terus tidur lelap sehingga dia tidak binasa.

Kalia yang merupakan peri penjaga jatuh cinta pada Hizkia. Itu merupakan pelanggaran berat hingga ikatannya dengan Ratu dilepas, lalu diusir dari Gimola.

Sedari awal Minea seharusnya tidak memilih peri bersayap putih dengan gaun hitam berhiaskan pendar keemasan. Walau pun tampak diliputi kuasa seperti kedudukan yang dipikulnya, peri hitam cenderung memiliki hati yang kelam.

"Ada ramalan menyertai kutukan ini. Hanya anak dari keluarga terpilih lah yang bisa mencabut kutukan," ujar Westi.

Raja mulai memikirkan siapa saja anak-anak yang bisa dikirim untuk misi penyelamatan ini.

"Sudah menjadi tugasmu untuk menemukan anak-anak ini." Raja memberi perintah pada sang peramal.

Terlihat bibir Westi melengkung ke atas. Dia memberi hormat sebelum meninggalkan ruang utama.

-Bersambung-




Jangan lupa subscribe dan share cerita ini ya. emoticon-Kiss
Diubah oleh IztaLorie 15-10-2019 09:21
swiitdebbyAvatar border
ErChuAvatar border
cumibakar217Avatar border
cumibakar217 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
3.3K
47
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread3Anggota
Tampilkan semua post
IztaLorieAvatar border
TS
IztaLorie
#35
Kutukan Kreked
Menuju Gua Aleir 2



Tera mundur beberapa langkah hingga punggungnya menempel dada Aryan yang tepat di belakangnya.

"Ar, ini nggak ada jalan lain?" Tera melihat ke bawah dengan takut-takut.

"Ar, kenapa kamu nggak tinggalin gadis manja seperti itu buat cari pacar lain yang lebih baik?" Hefina mencibir kelakuan Tera.

"Seperti kamu maksudnya? Woah, ternyata kamu tidak sepenuhnya produk gagal karena masih bisa memunculkan sikap sinis keluarga pelindung. Kukira selamanya kamu akan memasang wajah tersenyum." Tera menelengkan kepala dengan sudut bibir terangkat.

"Wah, benar-benar ngajak berantem nih orang." Hefina sudah hampir mengusap tato, tapi dihentikan oleh Cher.

"Daripada berkelahi lebih baik kita melanjutkan perjalanan." Dia lalu mendahului turun melalui tangga yang terbuat dari tanah padat.

Aryan merangkul Tera untuk memberikan kekuatan karena saudarinya itu takut dengan ketinggian. Terlebih harus menghadapi tangga spiral menuju kedalaman lembah.

Sesekali Hefina menoleh ke belakang dan mendapati api cemburu memercik hingga mulai membesar.

"Ini sebenarnya bangunan apa?" Tera melirik ke bawah dengan ngeri.

"Jangan lihat ke bawah. Tangga ini di buat melingkar agar memudahkan kita untuk turun," kata Aryan.

"Seperti tembok kastil saja, begitu dalam dan kuatnya dinding batu yang menahan agar tanahnya tidak longsor. Kira-kira berapa diameter bangunan tangga ini?" Cher meraba dinding yang sebagian ditumbuhi oleh tanaman merambat.

"Seperti tempat ritual saja. Lihat di dasar ada gambar seperti yang sering ada di buku panduan peramal." Cher terlihat bersemangat ketika berbicara, lupa sama sekali dengan masalah kurang percaya diri yang selama ini mengganggunya.

Dia bahkan berjalan mendahului Hefina dengan langkah cepat, tidak sabar ingin segera sampai ke dasar.

"Cher," panggil Tera dengan panik.

Hefina menoleh ke belakang lalu mulai tertawa sinis. "Lebih baik tinggalkan saja gadis penakut itu dan kejar kami, Ar. Ini pasti lebih menyenangkan."

Aryan mengulurkan tangan hendak meraih gadis cantik itu, tapi Hefina sudah berlari mengejar Cher sambil tertawa lepas membuat Cher juga ikut berlari karena ingin sampai lebih dahulu.

"Dasar sombong!" keluh Tera.

"Sepertinya kita harus mencobanya, ini menyenangkan." Aryan terus mengawasi ke arah dua gadis yang berlarian.

"Jangan coba-coba! Ar! Aryan berengsek!" teriak Tera ketika pemuda itu malah meninggalkannya.

Tubuh Tera langsung lemas dengan mata berkunang-kunang. Dia lalu merapat ke dinding dan mulai berjalan lebih cepat agar bisa menyusul lainnya.

Napas Tera tidak teratur ketika sampai di dasar bangunan. Tubuhnya merosot ke lantai lalu memilih membaringkan diri sekalian, tidak peduli dengan kotoran yang bakal memenuhi seluruh tubuh.

Cher Cumiik ketika memperhatikan lukisan yang terukir di dinding dan lantai. Sedangkan Hefina dan Aryan memilih berselonjor.

Lebih menyenangkan melihat dari bawah daripada melihat ke bawah. Tera benar-benar menikmati bagaimana cahaya matahari dan pepohonan di atas membuat dinding spiral itu terlihat menakjubkan. Dia lalu menengadah untuk melihat sekitar, tapi tiba-tiba dia berguling dan melompat bangun.

"Ada apa?" Aryan juga bangkit lalu bersiaga dengan tangan bertumpu pada punggung tangan yang bertato.

Tangan Tera menunjuk ke depan, ke arah cahaya yang terlihat samar-samar menerobos dedaunan. "Itu ada jalan."

Aryan berjalan cepat untuk menghampiri tanaman merambat itu. Dia lalu mengelus tato berbentuk sulur hingga sulur itu merambat menuju ujung jari dan mewujud dalam bentuk peri laki-laki bernama Lefto yang mempunyai sayap berwarna hijau lumut dengan bintik hitam.

Lefto terbang di sekitar tanaman itu, seketika itu juga tanaman rambat bergerak menjauh, terurai hingga menampakkan lubang.

Tercium aroma asin yang terbawa oleh angin panas. "Laut," pekik Hefina.

"Bagaimana bisa? Ini bukit kan?" Tera masih memandang ke depan dengan tidak percaya.

Aryan memeluknya singkat kemudian memberi kecupan di pipi. "Terima kasih karena sudah membuka misteri ini. Di peta terlihat ada laut dan kita memang harus melewatinya untuk sampai gua Aleir, tapi aku bingung bagaimana bisa menemukan laut itu. Kamu cerdas seperti biasanya." Aryan kembali memeluk Tera yang tentu saja langsung mendorong pemuda itu menjauh. Namun Aryan tidak marah dan malah tertawa geli.

Kaki Tera bergerak cepat mengejar Hefina yang sudah sampai di pinggir pantai. Cher dan Aryan menyusul kemudian.

Tanpa basa-basi Aryan mengelus tato untuk mengeluarkan Lefto, begitu pula dengan Tera. Lefto merobohkan pohon-pohon untuk sedangkan Lefli menarik sulur-sulur menjadi lebih panjang. Namun hanya itu kemampuan mereka karena pekerjaan selanjutnya hanya bisa dilakukan oleh majikan mereka.

Aryan menarik pedang dari sarungnya lalu memotong sulur-sulur agar dapat digunakan untuk mengikat pohon menjadi rakit.

Bersama-sama mereka mendorong rakit hingga mencapai air lalu Aryan menahannya sementara para gadis naik ke atasnya.

Angin membawa rakit itu bergerak lebih ke tengah menuju ke arah gua yang terletak di tengah laut.

Semilir angin membuat mereka mengantuk, tapi tidak ada yang berani tertidur karena takut jatuh ke air.

Hefina memasukkan tangan ke air, merasakan dingin yang menyejukkan. Namun tiba-tiba dia bangkit berdiri hingga membuat rakit bergoyang-goyang.

Yelzi meluncur keluar dengan cepat. Mata Hefina menatap waspada ke sekeliling membuat Aryan juga bersiaga bersama Lefto.

Tera dan Cher yang tidak punya kemampuan bertempur pilih beringsut berdiri lalu memposisikan diri berada di tengah sementara Hefina dan Aryan menuju lebih ke pinggir.

Air beriak lalu gelombang kecil menerpa rakit hingga membuat Hefina basah kuyup.

Cher yang gemetaran memilih memegang erat lengan Tera yang ternyata juga sama ketakutan seperti dirinya.

...



Daftar indeks cerita, klik di sini.
Diubah oleh IztaLorie 16-05-2020 18:28
jiyanq
jiyanq memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.