Kaskus

Story

crazydeeAvatar border
TS
crazydee
Mas Aa - Say Something
Pernah nggak si agan-agan mengalami suatu hal, yang dirasa begitu tidak adil, pahit, sakit, menyebalkan, bahkan menyedihkan saat terjadi, tapi malah menjadi kenangan yang manis banget buat dikenang di masa sekarang? Ane pernah merasakannya, saat mulai kenal dengan yang namanya cinta tanpa status apa-apa. Mungkin bagi sebagian orang, kisah seperti itu biasa saja, tapi buat orang tipe 'Highly Sensitive Person' dan pernah hampir terjerumus dalam kelamnya kehidupan 'Borderline Personality' kalau gak kuat iman, kejadian-kejadian yang udah lewat itu begitu membekas dan mungkin tak bisa hilang sampai ane tua nanti, sekalipun cuma kegiatan biasa, bukan plus-plus lho ya.emoticon-Hammer (S)

Cerita ini berasal dari kejadian asli dan sedikit tambahan bumbu imajinasi, yang ane tuliskan untuk mengenang seorang (kaskuser) yang pernah bertengger *halah* terlalu lama di hati, dan pernah ane publish di blog pribadi. Walau gak pinter nulis dan acapkali berantakan, ane berharap semoga tulisan ini bisa jadi alat latihan nulis dan alat terapi hati biar ane makin kuat menerima kenyataan #gagalmoveon. emoticon-Malu (S)

Closing Statement: Butuh 4 tahun untuk 'menyelesaikan' tulisan ini dengan damai. Yak, kisah (setengah fiksi) dari 2013, mulai ditulis 2016, dan berakhirnya 2020 emoticon-Cape d... (S) Padahal ane rajin nulis di blog, baru banget inget pernah numpang nyantolin ini di mari wkwk. Memang sih, mungkin ceritanya terkesan lompat-lompat dan ada gap diantara satu part dengan lainnya. Tapi ya balik lagi, namanya masih latihan (yakali latihan nulis selama ini/biarin sih daripada nggak sama sekali). Akhirul kalam, terimakasih ane ucapkan kepada seluruh pembaca yang sudah mampir di thread latihan menulis ini (walau gak tau dibaca beneran atau sekedar diintip doang). Ane nggak akan menghapus thread ini, karena asli kenangan banget lah untuk pertama kalinya ane 'uji nyali' berani menulis di sebuah forum. Ane berharap kelak kalau ane udah nikah, terus anak ane menemukan thread ini, dia nggak akan minder karena melihat mamaknya pernah jadi orang aneh juga, emoticon-Ngakak (S)

Quote:


Part 1: Harapan
Part 2: Mas Aa
Part 3: Video Call
Part 4: Gagal
Part 5: Kunjungan Malam
Part 6: Mimpi
Part 7: Perjalanan
Part 8: Pulang
Part 9: Block
Part 10: Kelas Malam
Part 11: Pamit
Part 12: Perkenalan
Part 13: Surat
Part 14: Monokrom
Part 15: Come Home (End)

Diubah oleh crazydee 13-05-2020 12:00
anasabilaAvatar border
suekethosAvatar border
grg.Avatar border
grg. dan 2 lainnya memberi reputasi
3
4.4K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
crazydeeAvatar border
TS
crazydee
#31
Dua Belas

Aku belum selesai berdandan ketika jemputan Maya dan Ernis datang. Tumpukan baju yang menggunung di atas tempat tidur tak lagi kupedulikan, karena aku terlalu sibuk mengaplikasikan eye liner untuk pertama kalinya. Hari ini aku rela belajar dandan demi sebuah undangan pertunangan yang datang dari Nora, calon dokter berwajah cantik tapi bertubuh mungil seperti tak pernah tumbuh dari jaman SMP pertama mengenalku dulu. Nora adalah seorang yang berani melirik 'bakatku' dan menarikku menjadi bagian dalam kehidupan sosialnya, bersama 5 anak lain yang sudah lebih dulu ditakdirkan menjadi sahabatnya. Dulu aku memang merasa menjadi alien yang tidak percaya sudah diperlakukan seperti manusia, kaku dan selalu takut akan hal baru. Hingga kini sekalipun kami jarang berkomunikasi, dan sekali komunikasi pasti ada saja hal-hal yang membuat kami adu mulut, tetap saja, kami tak bisa menampik kalau kami saling menyayangi.

Rumah mewah nampak semakin indah dihias dengan berbagai warna meriah. Mungkin bagi beberapa orang, pesta seperti ini lebih mirip pesta pernikahan, bukan sekedar tunangan yang biasanya sederhana. Ah, tapi aku tak peduli. Kesibukan menjelang pesta pertunangan Nora dan Yuki membuatku agak sedikit terhibur dan sejenak bisa melupakan rasa penasaranku pada kehidupan mas aa di sana. Tetap saja, aku penasaran dan tak habis pikir, bagaimana bisa ada orang lebih mementingkan passionnya daripada kuliah tahun terakhirnya, yang sudah menghabiskan dana yang aku yakin tidak sedikit. Mengurus list tamu, dan membantu mempersiapkan hari bahagia seorang, membuatku melupakan masalah hati, sampai suatu saat ketika pesta dimulai...

"Yaampun aku terharu kalian semua udah mau mbantuin aku sampai kayak gini.", kata Nora begitu kami membantunya turun dari mobil, sepulang dari salon.
"Halah brisik kamu. Udah ati-ati aja itu baju salon kan, jangan sampai kotor!", jawab Maya sambil mengambil tas di mobil.
"Yaampun yaam... kamu ampe pakai lipstik gitu, makasih yaa..", kata Nora sambil mencolek pipiku.
"Ayam lagi ayam lagi..."
"Ya kan kamu ayamku Na.. Eh kalian duduk di sini ya, nanti selesai bawa seserahan kalian bisa selonjoran di karpet belakang, buru dimakan itu es buahnya enak lho, ada kiwi seger."

Aku, Maya, Ernis, dan Danish berpandangan sekilas, dan dalam sekali anggukan kami berteriak,

"Iya rempoooong..."

Nora sempat terdiam selama dua detik sebelum mengeluarkan tawanya yang syahdu.

****

"Belum selesai di depan mas?"
"Eh..oh.. Iya. Belum.."


Aku melihat sosok manusia yang posturnya tak jauh beda dariku, nampak gelisah berjalan hilir mudik ke tempat acara berlangsung, lalu duduk di sebelahku hanya beberapa detik, berdiri, ke depan lagi.

"Megang acara ya? sibuk banget bolak-balik terus kayaknya."
"Enggak juga si. Cuma tadi disuruh ngasih aba-aba kalau depan udah selesai belakang disuruh siap."
"Oo... Yaudah duduk dulu aja mas, kayaknya masih lama. Baru juga mulai."
"Iya. Eh kamu siapa?"
"Aku temen SMP Nora."
"Oh. aku sepupunya Nora."
"Kakak atau adik sepupu?"
"Nora manggil aku 'mas', padahal aku lebih muda dari dia."
"Oh, berarti mas ini kakak sepupunya?"
"Jadi ibuku itu budhenya Nora.."
"Nah iya kan bener berarti mas ini kakak sepupunya Nora?"
"Hm...bentar..bentar... Iya apa ya?",
kata sosok itu sambil beangkit dan berjalan ke ruangan depan.

Aku mengangkat alis takjub saat dia kembali dan menjawab pertanyaan basa-basi yang kulontarkan tadi.

"Iya aku kakak sepupunya ding bener kamu. Hehe.."
"Err...okay..."
, jawabku sambil berpaling menengok segerombolan kawanku yang sedang cekikian.

Rupanya sejak tadi mereka mengawasiku yang tengah mengobrol dengan kakak sepupu Nora.

"Lanjutlaaaaah..."
"Hajaaaar...."
"Mayan bisa sodaraan sama Nora besok.. Hihihi..."
"Apaan woy! Maafin makhluk macam merea ya mas. Gak usah didengerin."


Kakak sepupu Nora hanya nyengir. Nampaknya kami berdua memang masih canggung. Tapi kami sengaja menepi dan melanjutkan obrolan yang mulai meluas ke kehidupan sehari-hari kami, hingga kemudian datang aba-aba dari ruang depan yang mengabarkan agar kami bersiap untuk menerima seserahan.

"Eh bentar, nama kamu siapa, daritadi ngobrol tapi belum kenalan?"
"Hahaha iya lupa. Panggil aja aku Nana."
"Oh. Aku di keluarga dipanggil Arul. Di kampus beda lagi, Ahoy."
"Weh? Intinya aku harus manggil apa?"
"Ya terserah."
"Samain kaya Nora aja deh."
"Oke, aku Arul."
"Oke mas Arul!"


***
Acara pertunangan Nora selesai pukul 8 malam. Saat aku bersiap berpamitan, tiba-tiba Nora menarikku ke kamarnya.

"Psstt...psst... Na, itu masku minta kontakmu, apa aja gih kasih..", kata Nora sambil berbisik.
"Halah, jangan ngibul kamu. Kalau mau dia juga minta sendiri."
"Eh serius dia barusan bilang ke aku.. "
"Alesannya apa?"
"Ya dia si katanya nggak pengen putus komunikasi.."
"Yaudah kasih aja pinku."
"Yeay! Gitu dong neng daritadi, hihi.."


Aku melirik ke arah mas Arul yang nampak khusyuk dengan handphone-nya di seberang sana. Seperti tersihir, dari kejauhan, tiba-tiba saja senyuman yang merekah di bibirnya terlihat begitu mirip seperti milik mas Aa.

Oh God, kenapa dimana-mana keingetnya mas aa lagi sih?

****
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.