- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#199
Spoiler for Part 66:
Part 66
Huuuuhhhh........
Aku berdiri di depan pagar rumah seseorang yang sudah sangat lama tidak kukunjungi, hangatnya udara malam kota jogja sangat berbanding terbalik dengan suhu telapak tanganku saat ini, aku mencoba menghangatkan kedua tanganku dengan menaruh keduanya di dalam kantong jaketku, aku juga beberapa kali menghembuskan dengan nafas kasar untuk mengurangi perasaan gugup yang bercampur dengan sedikit perasaan rindu.
Tok.... Tok.... Tok....
Aku juga sesekali mengetuk pagar rumah yang terbuat dari besi untuk meninbuklan suara berisik, dengan harapan penghuni rumah yang berada di dalam sana bisa menyadari kedatanganku malam ini.
Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, dari dalam rumah, terdengar langkah kaki yang semakin lama suaranya terdengar semakin dekat, menandakan bahwa saat ini ada seseorang yang sedang berjalan menghampiri pintu utama rumah ini.
Cekleeeekkk.......
Sekarang sudah berdiri seorang perempuan dengan baju tidurnya di balik pintu utama yang baru saja benar-benar terbuka.
"N n natha....."
Awalnya dia terlihat sangat terkejut dengan kehadiranku malam ini, dapat dilihat dari tubuhnya yang sempat mematung sejenak sebelum dia menutup pintu rumahnya dari luar.
Tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya sampai saat ini, dia hanya membukakan pagar sambil menginstruksikanku untuk ikut masuk ke dalam halaman rumah dengan anggukan kecil sebagai isyarat.
"Mbaaakk..., maaf kalo aku tiba-tiba dateng kesini"
Sekarang kami sedang duduk di teras rumah dengan posisi saling bersampingan, dia hanya menatap lurus kedepan tanpa berniat sama sekali untuk menoleh kearah lawan bicaranya saat ini.
"Mbak...., maaf kalo aku baru dateng sekarang"
Perempuan itu menarik nafas panjang setelah mendengar permintaan maafku untuk yang kedua kalinya.
"Kamu gak perlu minta maaf untuk itu nat"
Kali ini dia menanggapi permohonan maafku dengan sebuah kalimat.
"Emang itu yang harusnya kamu lakuin"
Kalimatnya kali ini terdengar sangat ambigu di telingaku, aku sama sekali tidak bisa mengartikan apa maksud dari kalimatnya barusan.
"Harusnya kamu minta maaf buat sikap kamu yang sudah berani-beraninya dateng ke rumah ini lagi"
Kali ini aku berhasil dibuat merasa sangat tertohok dengan kalimatnya barusan.
"Maaf mbak..., banyak yang harus aku pertimbangin, dan itu......... "
Tatapan matanya yang secara tiba-tiba mengunci kedua bola mataku berhasil menghentikan kalimat yang belum sempat kuselesaikan.
"Karena shani kan?!"
Kali ini dia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Udah lah nat, masalah ini gak perlu di perpanjang lagi"
"Kamu cukup patuhin permintaanku kemaren aja, itu jauh lebih membantu daripada kata maaf kayak sekarang"
Hey..., kenapa dia bisa memiliki kesimpulan seperti itu, aku rasa di tidak tahu apa-apa, bahkan sudah selama 2 minggu lebih kami belum pernah berbicara secara 4 mata seperti sekarang, jangankan berbicara secara 4 mata, aku rasa kami juga sudah tidak pernah bertemu lagi setelah perbincangan kami di tempat ini malam itu.
Aku: "mbak..., biar aku jelas...."
Viny: "nat...."
Dia kembali memotong kalimatku.
"Gak usah ngelak lagi!!!, jogja gak seluas yang kamu kira nat!!!"
Deeeegggg......
"Aku liat kok, betapa bahagianya kamu waktu lagi sama dia malam itu"
"Kejar bahagiamu yang baru nat"
"Anggap aja beby masa lalu kamu, kamu gak mau kan kalau shani juga tersakiti gara-gara kamu?"
Arrrgggggghhhh......
Entahlah, aku sudah kehabisan kata-kata untuk membalas pernyataan demi pernyataan yang sedari tadi keluar dari mulut viny.
"Mending sekarang kamu pulang nat, lupain beby, sebelum lebih banyak perempuan yang kamu sakiti"
Viny langsung beranjak dari duduknya setelah menyelasaikan kalimatnya barusan, dia langsung berjalan menuju pintu utama, membukanya, lalu menutupnya dari dalam.
Huuuuhhhh.....
Aku berjalan dengan langkah gontai keluar dari halaman rumah ini sambil terus merutuki setiap keputusan-keputusan yang sudah kuambil.
Setelah mendengar semua pernyataan viny tadi, aku baru sadar, setelah ini akan ada banyak orang yang tersakiti.
Termasuk AKU.
.
.
.
Shani POV
Aku menatap laki-laki yang sedang duduk di seberangku, sedari tadi dia hanya menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, aku rasa bukan hari ini saja, hampir setiap kali kami bertemu dia selalu seperti ini.
Perasaan iba selalu timbul ketika aku melihat kondisinya akhir-akhir ini, kantung matanya yang tambah melebar karena kurang tidur, wajahnya yang selalu terlihat lelah dan tidak ada semangat, sorot matanya yang terlihat kosong.
Semua hal itu membuatku yakin, saat ini dia sedang tidak baik-baik saja, sebelumnya aku memang tidak tahu apa yang membuatnya bisa seperti sekarang.
Tapi..... setelah kejadian malam itu, dimana pada saat itu aku sedang mengunjunginya kos, aku jadi tahu....
Penyebab dia menjadi seperti saat ini adalah....... AKU.
"Nat...."
Dia langsung tersadar dari lamunannya setelah aku menyentuh lengannya sambil memanggil namanya.
"E e ehhh...., sorry shan, ngelamun lagi, hehe"
Huuuuhhhh.......
Aku sudah sempat memikirkan hal ini kemaren malam, aku sudah menentukan sikap apa yang harus kuambil setelah ini, dan...... aku akan melakukannya sekarang juga!!!.
"Kamu kenapa sih nat?, ada masalah?"
Dia hanya menatapku sambil terus menutup mulutnya rapat-rapat.
"Nat...., akhir-akhir ini aku selalu merhatiin kamu, dan aku yakin, sekarang kamu lagi gak baik-baik aja"
"Kalau boleh, aku mau kok nat, jadi tempat kamu buat ngeluapin semua beban yang sekarang ada di pikiran dan hati kamu nat"
Aku mengatakannya dengan nada yang dibuat selembut mungkin, berusaha merayunya untuk menumpahkan semua beban yang selama ini selalu di pendamnya, aku harap dia mau menceritakan semuanya kepadaku malam ini.
Agar..... aku bisa mengambil keputusan secepatnya.
"K k kamu..... masih kepikiran sama beby nat?"
Sontak dia langsung memejamkan matanya setelah mendengar pertanyaanku barusan.
"Nat..., please...., aku butuh jawaban dari kamu"
Karena merasa tidak mendapatkan respon apapun, telapak tanganku beralih keatas tangannya, aku ingin lebih meyakinkannya untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku.
Aku tahu, mungkin pertanyaan terakhir yang baru saja keluar dari mulutku tadi memang terkesan tiba-tiba.
Setelah pertemuanku dengan natha di restoran ayam bakar malam itu, kami memang sama sekali tidak pernah membicarakan soal beby.
Iya, beby, sang pemilik hati dari laki-laki yang sekarang sedang terlihat sangat bingung.
.
.
.
Semua penjelasan yang keluar dari mulutnya berhasil memaksa air mataku lolos begitu saja.
Sedari tadi dia memang terus mengingatkanku, bahwa apa yang terjadi saat ini sama sekali bukan salahku.
Tapi..... hatiku tidak bisa memungkiri, semuanya berawal dari aku, aku yang tiba-tiba masuk ke dalam kisah cinta mereka.
Semua orang memang selalu memiliki keninginan untuk menuliskan kisah cinta mereka masing-masing
Tapi...... saat aku ingin menuliskan kisah cintaku sendiri, tanpa sadar ada 2 kisah cinta yang berantakan karenanya.
Tapi tenang nat, aku mau liat orang-orang yang aku sayangi bahagia, aku mau menjadi orang yang bertangung jawab atas hancurnya kisah cintamu dengan beby saat ini.
Aku akan bantu kamu.
Shani POV End
Aku memang orang paling jahat, ternyata benar apa yang dikatakan oleh viny kemarin, cepat atau lambat, aku akan menyakiti lebih banyak perempuan, dan...... sekarang aku sudah melakukannya dengan sangat sukses.
"Shan...., maafin aku, sebenarnya ini semua salah aku"
"Maaf kalau aku udah berani ngasih kesempatan buat kamu, padahal dari dulu udah sadar, udah ada orang lain yang ngisi hati aku"
Sekarang tangis shani benar-benar pecah, dia berusaha menahan suara dan air matanya dengan menutup rapat-rapat kedua wajahnya.
"Harusnya aku juga sadar nat, aku juga udah tau ada perempuan lain yang lebih dulh sayang sama kamu, tapi...."
Lagi-lagi kalimat shani terhenti oleh suara tangisannya sendiri.
Aku berusaha untuk tetap diam dan membiarkan shani melepaskan semua emosinya sampai benar-benar habis, aku berusaha untuk menenangkannya sambil sesekali mengelus punggung tangannya dengan ibu jariku.
"Maaf nat kalo aku terlalu berharap sama kamu"
"Maaf kalo yang bikin kamu selama ini jadi sedih itu aku"
Kali ini tangisan shani perlahan-lahan mulai mereda.
"Maaf juga shan, kalau sampai saat ini aku belum bisa bales perasaan kamu"
Shani kembali mengangkat wajahnya yang sedari tadi menghadap kearah bawah, kali in tangisannya sudah benar-benar reda.
"Kamu gak salah nat, manusia gak bisa milih dengan siapa dia akan jatuh cinta"
Aku kembali mengeratkan genggamanku pada tangan shani.
"Kalau gitu kamu juga gak salah shan, kamu juga manusia, jangan terus-terusan nyalahin diri kamu sendiri"
Shani mencoba mengatur nafasnya agar kembali normal seperti semula.
"Nat..., aku mau bantu kamu buat ngomong ke viny"
Kalimat terakhir yang baru saja keluar dari mulut shani terdengar sangat meyakinkan.
"Kamu jangan sedih lagi ya, beby akan kembali kekamu secepatnya"
Kali ini shani berkata sambil berusaha menarik kedua sudut bibirnya keatas, sekarang wajah shani memang sedang tersenyum, tapi..... sorot matanya tidak bisa bohong, aku melihat ada banyak kesedihan di dalamnya.
Cinta tidak pernah salah.
Kalimat yang pernah kudengar dari seorang sudjiwo di dalam bukunya yang berjuduk rahwayana, di dalam buku itu sudjiwo tejo menjelaskan dengan detail apa maksud dari kalimat itu.
Ya...., aku sangat setuju dengan pernyataannya, cinta memang tidak pernah salah, manusia tidak akan pernah bisa memilih kemana hatinya akan berlabuh, begitu juga dengan aku.
Begitu juga dengan shani!!!.
Cinta memang tidak pernah salah, yang salah adalah tindak lanjut dari perasaan cinta tersebut.
Manusia tidak hanya merasakan cinta, semua manusia pasti juga memiliki egoisme untuk membahagiakan dirinya sendiri-sendiri.
Shani tidak sepenuhnya bersalah, dia hanya ingin membahagiakan dirinya sendiri, aku yakin, dia berani mendekatiku seperti sebelumnya karena mengetahui statusku yang masih belum memiliki seorang kekasih saat itu, sebelumnya dia juga belum mengetahui bahwa aku dan beby sudah sedekat ini.
Tapi, yang harus kalian tahu.... seorang bajingan tidak akan pernah bersyukur atas apa yang sudah dimilikinya.
Iya....., rakus!!!!.
Dan..... orang itu adalah aku.
Kehadiran beby yang memberi warna dalam setiap hari-hariku, masih belum bisa membuatku merasa cukup atas apa yang saat itu sudahku miliki.
Dan, setelah aku bertemu dengan seorang perempuan bernama shani, aku dengan mudahnya melupakan dan mengabaikan beby begitu saja.
Bahkan...... karena keegoisan dan sifat rakusku, aku sudah menyakiti perempuan secantik dan sebaik shani.
Huuuuhhhh........
Aku berdiri di depan pagar rumah seseorang yang sudah sangat lama tidak kukunjungi, hangatnya udara malam kota jogja sangat berbanding terbalik dengan suhu telapak tanganku saat ini, aku mencoba menghangatkan kedua tanganku dengan menaruh keduanya di dalam kantong jaketku, aku juga beberapa kali menghembuskan dengan nafas kasar untuk mengurangi perasaan gugup yang bercampur dengan sedikit perasaan rindu.
Tok.... Tok.... Tok....
Aku juga sesekali mengetuk pagar rumah yang terbuat dari besi untuk meninbuklan suara berisik, dengan harapan penghuni rumah yang berada di dalam sana bisa menyadari kedatanganku malam ini.
Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, dari dalam rumah, terdengar langkah kaki yang semakin lama suaranya terdengar semakin dekat, menandakan bahwa saat ini ada seseorang yang sedang berjalan menghampiri pintu utama rumah ini.
Cekleeeekkk.......
Sekarang sudah berdiri seorang perempuan dengan baju tidurnya di balik pintu utama yang baru saja benar-benar terbuka.
"N n natha....."
Awalnya dia terlihat sangat terkejut dengan kehadiranku malam ini, dapat dilihat dari tubuhnya yang sempat mematung sejenak sebelum dia menutup pintu rumahnya dari luar.
Tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya sampai saat ini, dia hanya membukakan pagar sambil menginstruksikanku untuk ikut masuk ke dalam halaman rumah dengan anggukan kecil sebagai isyarat.
"Mbaaakk..., maaf kalo aku tiba-tiba dateng kesini"
Sekarang kami sedang duduk di teras rumah dengan posisi saling bersampingan, dia hanya menatap lurus kedepan tanpa berniat sama sekali untuk menoleh kearah lawan bicaranya saat ini.
"Mbak...., maaf kalo aku baru dateng sekarang"
Perempuan itu menarik nafas panjang setelah mendengar permintaan maafku untuk yang kedua kalinya.
"Kamu gak perlu minta maaf untuk itu nat"
Kali ini dia menanggapi permohonan maafku dengan sebuah kalimat.
"Emang itu yang harusnya kamu lakuin"
Kalimatnya kali ini terdengar sangat ambigu di telingaku, aku sama sekali tidak bisa mengartikan apa maksud dari kalimatnya barusan.
"Harusnya kamu minta maaf buat sikap kamu yang sudah berani-beraninya dateng ke rumah ini lagi"
Kali ini aku berhasil dibuat merasa sangat tertohok dengan kalimatnya barusan.
"Maaf mbak..., banyak yang harus aku pertimbangin, dan itu......... "
Tatapan matanya yang secara tiba-tiba mengunci kedua bola mataku berhasil menghentikan kalimat yang belum sempat kuselesaikan.
"Karena shani kan?!"
Kali ini dia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Udah lah nat, masalah ini gak perlu di perpanjang lagi"
"Kamu cukup patuhin permintaanku kemaren aja, itu jauh lebih membantu daripada kata maaf kayak sekarang"
Hey..., kenapa dia bisa memiliki kesimpulan seperti itu, aku rasa di tidak tahu apa-apa, bahkan sudah selama 2 minggu lebih kami belum pernah berbicara secara 4 mata seperti sekarang, jangankan berbicara secara 4 mata, aku rasa kami juga sudah tidak pernah bertemu lagi setelah perbincangan kami di tempat ini malam itu.
Aku: "mbak..., biar aku jelas...."
Viny: "nat...."
Dia kembali memotong kalimatku.
"Gak usah ngelak lagi!!!, jogja gak seluas yang kamu kira nat!!!"
Deeeegggg......
"Aku liat kok, betapa bahagianya kamu waktu lagi sama dia malam itu"
"Kejar bahagiamu yang baru nat"
"Anggap aja beby masa lalu kamu, kamu gak mau kan kalau shani juga tersakiti gara-gara kamu?"
Arrrgggggghhhh......
Entahlah, aku sudah kehabisan kata-kata untuk membalas pernyataan demi pernyataan yang sedari tadi keluar dari mulut viny.
"Mending sekarang kamu pulang nat, lupain beby, sebelum lebih banyak perempuan yang kamu sakiti"
Viny langsung beranjak dari duduknya setelah menyelasaikan kalimatnya barusan, dia langsung berjalan menuju pintu utama, membukanya, lalu menutupnya dari dalam.
Huuuuhhhh.....
Aku berjalan dengan langkah gontai keluar dari halaman rumah ini sambil terus merutuki setiap keputusan-keputusan yang sudah kuambil.
Setelah mendengar semua pernyataan viny tadi, aku baru sadar, setelah ini akan ada banyak orang yang tersakiti.
Termasuk AKU.
.
.
.
Shani POV
Aku menatap laki-laki yang sedang duduk di seberangku, sedari tadi dia hanya menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, aku rasa bukan hari ini saja, hampir setiap kali kami bertemu dia selalu seperti ini.
Perasaan iba selalu timbul ketika aku melihat kondisinya akhir-akhir ini, kantung matanya yang tambah melebar karena kurang tidur, wajahnya yang selalu terlihat lelah dan tidak ada semangat, sorot matanya yang terlihat kosong.
Semua hal itu membuatku yakin, saat ini dia sedang tidak baik-baik saja, sebelumnya aku memang tidak tahu apa yang membuatnya bisa seperti sekarang.
Tapi..... setelah kejadian malam itu, dimana pada saat itu aku sedang mengunjunginya kos, aku jadi tahu....
Penyebab dia menjadi seperti saat ini adalah....... AKU.
"Nat...."
Dia langsung tersadar dari lamunannya setelah aku menyentuh lengannya sambil memanggil namanya.
"E e ehhh...., sorry shan, ngelamun lagi, hehe"
Huuuuhhhh.......
Aku sudah sempat memikirkan hal ini kemaren malam, aku sudah menentukan sikap apa yang harus kuambil setelah ini, dan...... aku akan melakukannya sekarang juga!!!.
"Kamu kenapa sih nat?, ada masalah?"
Dia hanya menatapku sambil terus menutup mulutnya rapat-rapat.
"Nat...., akhir-akhir ini aku selalu merhatiin kamu, dan aku yakin, sekarang kamu lagi gak baik-baik aja"
"Kalau boleh, aku mau kok nat, jadi tempat kamu buat ngeluapin semua beban yang sekarang ada di pikiran dan hati kamu nat"
Aku mengatakannya dengan nada yang dibuat selembut mungkin, berusaha merayunya untuk menumpahkan semua beban yang selama ini selalu di pendamnya, aku harap dia mau menceritakan semuanya kepadaku malam ini.
Agar..... aku bisa mengambil keputusan secepatnya.
"K k kamu..... masih kepikiran sama beby nat?"
Sontak dia langsung memejamkan matanya setelah mendengar pertanyaanku barusan.
"Nat..., please...., aku butuh jawaban dari kamu"
Karena merasa tidak mendapatkan respon apapun, telapak tanganku beralih keatas tangannya, aku ingin lebih meyakinkannya untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku.
Aku tahu, mungkin pertanyaan terakhir yang baru saja keluar dari mulutku tadi memang terkesan tiba-tiba.
Setelah pertemuanku dengan natha di restoran ayam bakar malam itu, kami memang sama sekali tidak pernah membicarakan soal beby.
Iya, beby, sang pemilik hati dari laki-laki yang sekarang sedang terlihat sangat bingung.
.
.
.
Semua penjelasan yang keluar dari mulutnya berhasil memaksa air mataku lolos begitu saja.
Sedari tadi dia memang terus mengingatkanku, bahwa apa yang terjadi saat ini sama sekali bukan salahku.
Tapi..... hatiku tidak bisa memungkiri, semuanya berawal dari aku, aku yang tiba-tiba masuk ke dalam kisah cinta mereka.
Semua orang memang selalu memiliki keninginan untuk menuliskan kisah cinta mereka masing-masing
Tapi...... saat aku ingin menuliskan kisah cintaku sendiri, tanpa sadar ada 2 kisah cinta yang berantakan karenanya.
Tapi tenang nat, aku mau liat orang-orang yang aku sayangi bahagia, aku mau menjadi orang yang bertangung jawab atas hancurnya kisah cintamu dengan beby saat ini.
Aku akan bantu kamu.
Shani POV End
Aku memang orang paling jahat, ternyata benar apa yang dikatakan oleh viny kemarin, cepat atau lambat, aku akan menyakiti lebih banyak perempuan, dan...... sekarang aku sudah melakukannya dengan sangat sukses.
"Shan...., maafin aku, sebenarnya ini semua salah aku"
"Maaf kalau aku udah berani ngasih kesempatan buat kamu, padahal dari dulu udah sadar, udah ada orang lain yang ngisi hati aku"
Sekarang tangis shani benar-benar pecah, dia berusaha menahan suara dan air matanya dengan menutup rapat-rapat kedua wajahnya.
"Harusnya aku juga sadar nat, aku juga udah tau ada perempuan lain yang lebih dulh sayang sama kamu, tapi...."
Lagi-lagi kalimat shani terhenti oleh suara tangisannya sendiri.
Aku berusaha untuk tetap diam dan membiarkan shani melepaskan semua emosinya sampai benar-benar habis, aku berusaha untuk menenangkannya sambil sesekali mengelus punggung tangannya dengan ibu jariku.
"Maaf nat kalo aku terlalu berharap sama kamu"
"Maaf kalo yang bikin kamu selama ini jadi sedih itu aku"
Kali ini tangisan shani perlahan-lahan mulai mereda.
"Maaf juga shan, kalau sampai saat ini aku belum bisa bales perasaan kamu"
Shani kembali mengangkat wajahnya yang sedari tadi menghadap kearah bawah, kali in tangisannya sudah benar-benar reda.
"Kamu gak salah nat, manusia gak bisa milih dengan siapa dia akan jatuh cinta"
Aku kembali mengeratkan genggamanku pada tangan shani.
"Kalau gitu kamu juga gak salah shan, kamu juga manusia, jangan terus-terusan nyalahin diri kamu sendiri"
Shani mencoba mengatur nafasnya agar kembali normal seperti semula.
"Nat..., aku mau bantu kamu buat ngomong ke viny"
Kalimat terakhir yang baru saja keluar dari mulut shani terdengar sangat meyakinkan.
"Kamu jangan sedih lagi ya, beby akan kembali kekamu secepatnya"
Kali ini shani berkata sambil berusaha menarik kedua sudut bibirnya keatas, sekarang wajah shani memang sedang tersenyum, tapi..... sorot matanya tidak bisa bohong, aku melihat ada banyak kesedihan di dalamnya.
Cinta tidak pernah salah.
Kalimat yang pernah kudengar dari seorang sudjiwo di dalam bukunya yang berjuduk rahwayana, di dalam buku itu sudjiwo tejo menjelaskan dengan detail apa maksud dari kalimat itu.
Ya...., aku sangat setuju dengan pernyataannya, cinta memang tidak pernah salah, manusia tidak akan pernah bisa memilih kemana hatinya akan berlabuh, begitu juga dengan aku.
Begitu juga dengan shani!!!.
Cinta memang tidak pernah salah, yang salah adalah tindak lanjut dari perasaan cinta tersebut.
Manusia tidak hanya merasakan cinta, semua manusia pasti juga memiliki egoisme untuk membahagiakan dirinya sendiri-sendiri.
Shani tidak sepenuhnya bersalah, dia hanya ingin membahagiakan dirinya sendiri, aku yakin, dia berani mendekatiku seperti sebelumnya karena mengetahui statusku yang masih belum memiliki seorang kekasih saat itu, sebelumnya dia juga belum mengetahui bahwa aku dan beby sudah sedekat ini.
Tapi, yang harus kalian tahu.... seorang bajingan tidak akan pernah bersyukur atas apa yang sudah dimilikinya.
Iya....., rakus!!!!.
Dan..... orang itu adalah aku.
Kehadiran beby yang memberi warna dalam setiap hari-hariku, masih belum bisa membuatku merasa cukup atas apa yang saat itu sudahku miliki.
Dan, setelah aku bertemu dengan seorang perempuan bernama shani, aku dengan mudahnya melupakan dan mengabaikan beby begitu saja.
Bahkan...... karena keegoisan dan sifat rakusku, aku sudah menyakiti perempuan secantik dan sebaik shani.
Diubah oleh akmal162 12-05-2020 04:23
Herisyahrian dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas
