Berawal dari kegiatan pendakian waktu lalu
Dengan ber anggota kan 10 orang yang menemani saya
Ke sebuah pegunungan yg sakral
Yang konon tempat tinggal nya datu pujung zaman bahari
Gunung jambangan Itulah nama gunung nya,Dengan ketinggian 600 mdpl lebih
Iya tidak terlalu tinggi Dan masih masuk kategori bukit
Tapi karena trek nya tidak vertikal
Alias harus mutar dan menyusuri hutan lebat tropis,Itu cukup melelahkan bagi saya

Di tengah hutan nya ada sebuah makam keramat yg di jaga oleh kakek dale

Beliau adalah juru kunci di gunung ini
Beliau sekarang lebih memilih tinggal di hutan saja sambil menjaga kuburan keramat yg ada di sebelah rumah kecil beliau


Sambil menyempatkan diri untuk silaturrahmi bersama dengan kakek dale
1 jam lebih lamanya kami ngobrol
Beliau bercerita tentang sejarah dll
Saya terharu melihat beliau
Beliau tidak bisa melihat lagi
Sejak 20 tahun yg lalu
Tapi beliau begitu taat dalam beribadah
Beliau adalah seorang pejuang di tanah air ini
Khususnya di daerah kaimantan selatan kotabaru
Beliau kelahiran tahun 1931
Jauh sebelum kemerdekaan tanah air Indonesia
Beliau ikut berjuang pada usia 15 tahun
Dan sekarang beliau tetap berjuang untuk melindungi alam
Khususnya gunung jambangan ini
Yg dulunya sempat mau di gundul oleh orang kaya ternama
Dengan tegas beliau menolak tawaran itu
Alhasil gunung jambangan masih tetap asri dan utuh sampai sekarang
Oh iya kita singkat saja langsung ceritanya

Apa itu ular death adder ?
Dari banyaknya ular mematikan, Death Adder menempati urutan keempat ular paling berbisa di dunia. Ya, racun ular ini disebut-sebut sebagai bisa paling berbahaya karena dapat bereaksi dengan sangat cepat jika orang yang digigit tidak mendapat perawatan secara langsung. Jessik Kukuh dari Reptile Rescue Timika mengatakan bahwa Death Adder bisa menyuntikkan 40-100 miligram racun Saraf. Dari gigitannya itulah ia membuat musuhnya lumpuh dan berujung kematian
Death Adder berbeda jenis dengan ular derik. Jika dilihat dari fisik, ia mempunyai warna dasar cokelat kelabu dengan belang-belang berwarna pucat, kadang juga cokelat kemerahan atau abu-abu dengan belang-belang berwarna oranye pucat dan putih. Death Adder memiliki tubuh gemuk dan pendek, kepalanya menyerupai kapak, ada sisik di atas kepala yang ukurannya kecil.  Mata ular ini memiliki pupil yang vertikal, serta taring berukuran panjang. Nah, selain itu, ekor Death Adder berbentuk seperti cacing yang berfungsi memancing mangsanya agar tidak takut mendekat.
Meski bisa menyerang dalam waktu kurang dari 0,15 detik, jika cepat ditangani orang yang diserang oleh Death Adder bisa tetap terselamatkan kok. Seperti yang dikatakan oleh Jessik, hal pertama yang harus dilakukan adalah mobilisasi, jangan menggerakkan anggota tubuh yang tergigit agar racun tidak semakin terpacu masuk ke dalam darah. Selanjutnya, beri antibisa yang cepat agar dapat mengobati gigitan Death Adder. Di samping itu, korban gigitan diperingatkan untuk tidak melakukan reaksi apapun. Mintalah bantuan medis, karena penanganan yang salah sangat bisa berujung kematian.
Berikut adalah poto death adder yang saya dapat sewaktu mendaki gunung jambangan yg hampir mematuk saya
Karena posisi ular tersebut berada di jalur pendakian
Dan tersamarkan oleh dedaunan dan ranting rantin pohon
Jadi ga keliatan dong wkwk

Ular ini saya temukan waktu senja dan hari mulai gelap
Dengan batrai hp 10%
Saya sempatkan saja untuk poto bareng sama ular tersebut hehe
Saya juga ga sadar bahwa ini adalah ular yg termasuk paling berbahaya
Karena waktu itu cuaca udah mulai gelap
Tapi saya curiga dengan bentuk kepala ular tersebut
Menangkap ular tersebut pun saya harus hati hati
Alhasil berhasil saya tangkap
Dan saya buang jauh jauh agar tidak masuk ke jalur pendakian yg ke 2 kali
Setelah itu kami lanjut ke puncak jambangan
Berikut adalah puncak jambangan
Yang tulisan di tugunya sdh tidak terlihat karena termakan usia

Selalu safety ya kawan kawan
Apalagi yang sering main ke hutan

Salam lestari
Salam damai sodaraku