sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#72
Bab 31: Segelas Kopi
REVAN

Balai desa terlihat begitu ramai oleh para penduduk setempat. Revan dan kawan-kawan tengah melaksanakan acara pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu program kerja HMJ-nya. Mereka semua memutuskan untuk melaksananan program ini di salah satu desa yang terletak di daerah Poncokusumo.

Revan selaku ketua organisasi memberikan sambutan pada acara pembukaan. Dia bersama segenap pamong desa sudah berbincang-bincang terkait agenda mereka dua hari ke depan. Rencananya nanti mereka akan ikut membantu mengajar, kerja bakti, bersih desa, penanaman pohon, dan juga program memasak bagi ibu-ibu PKK.

Dalam acara ini, tentu Dara dan juga Mega ikut serta. Awalnya, Dara sempat ragu ketika dekat dengan Revan. Ia takut Mega marah. Oleh sebab itu, ia sejak kemarin terlihat menjauhi Revan.

Melihat hal itu, Revan berbicara baik-baik dengan Dara empat mata. Ia menegaskan bahwa dia tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Mega. Lagipula, Mega sudah memiliki pacar baru dan dia tidak mempermasalahkan jika Revan dekat dengan siapapun.

Sikap Dara yang tadinya menjaga jarak perlahan mulai berubah usai mendengar perkataan Revan. Terlebih, Mega sendiri juga sudah tahu bahwa Dara memang suka dengan Revan. Ia bahkan mendukung hubungan mereka berdua.
***

Siang ini, acara mereka adalah belajar sambil bermain dengan anak-anak SD. Revan tak terlalu banyak mengambil peran. Ia hanya mengawasi teman-temannya yang bertugas mengatur jalannya acara. Ia juga sering mengamat Dara yang terlihat kekanak-kanakan ketika bermain dengan anak-anak SD yang masih kecil.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan masak-masak bersama ibu-ibu PKK hingga sore hari. Acara ini pun tak kalah asik karena banyak ibu-ibu yang rempong dan suka celometan ketika memasak. Mereka saling sharing dengan teman-teman Revan terkait cara memasak yang benar dengan bumbu yang sedap.

Usai acara tersebut, mereka kemudian bersih-bersih diri lalu makan bersama dengan para warga sekitar di balai desa. Menu yang disajikan bermacam-macam. Ada tumis kangkung, ayam lodeh, sayur asem, pecel lele, dan juga lalapan. Lengkap juga dengan es doger dan es teh. Semua makanan itu merupakan hasil olahan ibu-ibu beserta teman-teman Revan tadi.

Pada malam hari, kegiatan mereka tidak banyak. Anak-anak perempuan istirahat di rumah salah satu warga. Sementara itu, anak laki-laki ikut nimbrung bersama bapak-bapak. Mereka tengah menyaksikan pertandingan bola antara Arema vs PSS Sleman.

Revan tidak terlalu tertarik dengan bola. Ia memilih duduk sendirian di dekat gerbang balai desa. Spontan, ia dikagetkan oleh suara Dara.

“Sendirian saja, Mas,” tanya Dara.

Revan mengangguk. Tanpa diduga, Dara juga membawakan segelas kopi hitam beserta cemilan ringan.

“Wah, kamu kok repot-repot membuatkan aku kopi,”
“Enggak apa-apa, Mas. Di sini kan lumayan dingin,” balas Dara pelan.

Ketika Dara hendak pamit kembali ke tempat istirahat, Revan spontan memegang tangannya yang lembut dan meminta perempuan itu untuk duduk di sampingnya.

Jika dilihat-lihat, malam ini terlihat sangat cerah. Bintang-bintang terlihat menyala terang di angkasa. Suara pepohohonan yang tertiup angin malam terdengar riuh menentramkan membuat mereka berdua terlarut dalam perbincangan yang sederhana sembari menikmati langit yang tengah menyajikan keindahannya.

Dara cenderung diam dan tak banyak membuka suara. Sepertinya, dia mendadak salting saat berada di samping Revan, apalagi ketika ia menatap wajah cantik Dara. Perempuan itu kian tersipu malu.

“Kamu cantik banget malam ini,” ujar Revan spontan.
“Ehm.. makasih mas Revan. Berhubung sudah malam, aku balik ke tempat anak-anak, ya,” balas Dara dengan agak gugup. Ia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan bergegas meninggalkan Revan.

Revan pun kembali terhanyut dengan kesendiriannya. Ia senang karena malam ini bisa berbicara dengan Dara. Diseruputnya kembali kopi yang tadi dibuatkan Dara hingga kopi itu tandas.

***

Keesokan harinya, anak-anak bangun pagi-pagi sekali. Mereka sudah bersiap-siap melaksanakan senam pagi di lapangan desa. Kemudian, mereka berkeliling desa membersihkan tempat-tempat yang sekiranya jarang mendapat perhatian, seperti selokan, sungai dekat lapangan, dsb. Mereka juga memiliki agenda outbond kecil-kecilan.

Acara berlangsung dengan sangat seru. Anak-anak di lingkungan sekitar juga ikut serta dalam outbond tersebut. Mereka saling berlomba dengan teman sebaya mereka. Tawa dan juga keceriaan terdengar sangat jelas pada pagi ini.

Usai melakukan serangkaian kegiatan, akhirnya mereka tiba pada puncak acara, yaitu menanam pohon sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap alam. Terdapat hampir seratus pohon yang siap ditanam oleh teman-teman Revan ditemani para warga sekitar. Mereka sudah menandai beberapa titik yang cocok untuk ditanami pohon. Oleh sebab itu, mereka semua berpencar ke titik tersebut agar menghemat waktu.

Kegiatan pengabdian masyarakat itupun akhirnya ditutup usai kepala desa setempat memberikan sambutan sekaligus ucapan terima kasih kepada Revan dan teman-teman yang sudah memberikan kontribusi yang baik bagi desa.

Anak-anak tengah sibuk membereskan barang mereka masing-masing. Mereka saling bergantian memasukkan barang ke dalam angkot yang sudah mereka sewa untuk mengakomodasi perjalanan selama acara ini.

Sementara itu, Revan juga sibuk mengemasi barang-barang dan memantau teman-temannya. Namun, Dara spontan mendekat ke arahnya. Ada hal yang ingin ditanyakan Dara.

“Ehm, Mas Revan, aku nanti boleh nebeng naik motor?”
Gerakan Revan sejenak terhenti. Ia pun menatap wajah Dara lalu tersenyum.
“Kamu serius mau bareng aku? Enggak sama temenmu aja?” tanya Revan memastikan. Dara mengangguk pelan sambil menguarkan senyum manisnya.

Sore ini, mereka pun pulang bersama. Revan sengaja tidak mempercepat laju motornya karena ia ingin berlama-lama dengan Dara di sepanjang jalan. Momen itu terasa begitu sederhana dan menyenangkan. Hal itu membuat rasa kantuk serta lelah Revan menghilang entah kemana.

Jika ada lagu yang bisa menggambarkan kemesraan mereka berdua saat ini adalah lagu Fana Merah Jambu karya Fourtwnty. Seolah-olah, sore ini dunia hanya milik mereka berdua.
Diubah oleh sandriaflow 09-05-2020 13:06
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.