- Beranda
- Stories from the Heart
"Lebih Cantik Dari Bidadari Syurga"
...
TS
nursalim84
"Lebih Cantik Dari Bidadari Syurga"

Siang itu diriku disibukkan di airport karna menunggu teman lama ku datang dari luar pulau ketika diriku sedang asyik mengobrol dengan teman ku via chat untuk janjian ketemu,karna pesawat yang doi tumpangi sudah mendarat,saking asyik nya diriku tak menyadari seseorang di depan ku hingga terjadilah "BRUUKKK...!" badan ku menubruk seorang wanita yang ada didepan ku.
"aduh...!"desah wanita tersebut
"eh maaf...maaf Mbak"ujar ku
Wanita tersebut berbalik kearah ku,dan yang membuatku terdiam adalah pandangan pertama ku ketika melihat wanita yang didepanku ternyata dirinya bercadar hanya terlihat matanya saja,tak ada celah sedikitpun keculai matanya yang bisa aku pandangi.
"Mas kalau jalan matanya kedepan jangan ke hp terus,masa orang berhenti di tabrak"sahutnya
"maaf Mbak,bukan maksud aku sengaja menabrak aku lagi sibuk mau ketemu teman yang janjian disini"
Wanita tersebut hanya memandangi ku sebentar kemudian berlalu dari hadapan ku,aku sendiri begitu malu karna akibat kecerobohan ku membuat diriku bersentuhan dengan wanita yang bukan mahrom aku.
"Assalamu'alaikum Be"suara dari belakang ku mengejutkan ku
"eh Wa'alaikumsalam"sahut ku
"ahlan wa sahlan,gimana kabar mu?"tanya nya
" khair...khair...Kamu gimana?"
"Aku baik juga Brow"ujar ku namun pandangan ku alihkan lagi kearah wanita bercadar yang barusan ku tabrak ternyata sudah menghilang dari pandangan ku
"heh...Kamu nyari siapa Be?"tanyanya heran kepadaku
"enggak,itu loh?"
"itu siapa?"
"tadi kan Aku lagi chat Kamu,enggak sengaja nabrak akhwat bercadar"ujar ku menjelaskan
"wah wah Kamu ini kayaknya penasaran banget sama tuh Akhwat,hati hati loh bisa cinta pada pandangan pertama"canda teman ku sebut saja Abdillah
"apaan sih Dil,mana bisa lah Aku cinta orang lihat wajahnya aja enggak bisa cuman matanya doang"bela ku
"tapi rasa penasaran Mu itu yang bisa bisa membuat penyakit di hati,udah ah yuk enggak usah mikirin yang enggak enggak"ajaknya
Sebeneranya perkataan Abdillah memang benar semenjak insiden kecil barusan hati ku benar penasaran dengan wanita dibalik cadar tersebut,meskipun pertemuan kami terbilang singkat namun sukses membuat diriku bertanya tanya siapa kah gerangan dirinya?apakah bisa aku bertemu dengannya kembali?jujur aku sangat mengidam idamkan memiliki istri yang pandai menutup diri seperti berhijab panjang juga bercadar.
Aku bersama Abdillah lalu berjalan menuju Bus bandara yang akan mengantar kami keterminal dan dari terminal lalu kami melanjutkan kearah desa tempat dimana aku tinggal,desa yang sangat jauh dari hiruk pikuk Ibu kota.
Abdillah sebenernya adalah teman satu kampung dengan ku juga teman satu SMA namun semenjak lulus sekolah dan diterima di perusahaan pertambangan diseberang pulau dirinya pulang hanya 3 bulan sekali.
Diperjalanan Abdillah nyeletuk
"Be kamu kapan nikah?"
"yah kamu nanya kapan aku nikah,seharusnya aku yang nanya kapan kamu nikah?udah sukses di pulau seberang masa belum nikah juga"tanya ku balik
"aku sebentar lagi Be,ini aku pulang karna bakal di kenalin sama wanita pilihan Bapak ku,rencana kalau cocok cuti kedepan aku menikahinya"
"wih mantap kawan,moga sukses deh Kamu"sahut ku
"makanya sekarang aku tanya kamu Be,umur udah 19 tahun masa belum nikah juga"
"yah aku masih nyari kerjaan dulu Dil,kamu kan tau kerjaan ku hanya memelihara sapi dan kambing punya Ayah ku,selain itu ikut paman ku kesawah,lagian masih terlalu muda Dil bagi ku untuk nikah"
"yah terlalu sempit pikiran kamu Be,nikah itu ibadah dan Allah menjamin kepada pemuda yang ingin menikah,fitnah wanita itu besar kalau Kamu enggak segera menikah bakal kena fitnah loh kaya sewaktu dibandara barusan"candanya
Benar juga apa yang dibilang oleh Abdillah karna nikah itu enggak nunggu umur kita tapi nunggu kapan kita siap,karna dalam Agama ku menganjurkan bagi para pemuda untuk menikah karna menikah bisa menundukan pandangan juga kemaluan,namun pernikahan juga butuh dana sedangkan aku sendiri masih nganggur belum kerja,sedangkan Ayah ku melarang ku bekerja di luar kota dikarnakan takut aku bisa terkontaminasi pergaulan kota yang sudah mulai mengikuti gaya hidup di barat.
Bisa di maklumi aku sedari kecil di didik dengan keras masalah Agama karna Ayah dan Ibu ku sangat menjunjung tinggi sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari hari,jangan kan pacaran mengenal seorang wanita pun aku belum pernah,aku disekolahkan di sekolah Agama yang jauh dari kata berkhalwat dengan wanita karna disekolahku lelaki semua enggak ada yang wanita.
Setelah mengantarkan Abdillah kerumahnya lalu aku pulang kembali kerumah,karna waktu sudah menunjukan waktu sore hari waktu nya untuk ku mencari rumput dan daun nangka untuk makanan sapi dan kambing punya Ayah.
Setelah sampai dirumah aku melihat sepertinya ada tamu yang datang karna sandal dan sepatu yang enggak ku kenali pemiliknya,saat masuk rumah aku lalu mengucap salam
"Assalamu'alaikum"ujar ku sembari masuk
"wa'alaikumsalam"sahut 4 orang yang ada diruang tamu yang dua dari Ayah dan Ibu ku yang dua lagi sepasang suami istri yang entah siapa sepertinya teman akrab Ayah ku
Aku masuk sembari memberikan senyum ku kepada tamu tersebut dan melanjutkan berjalan kearah dapur untuk mengambil peralatan mencari rumput,saat hendak melewati mereka tiba tiba Ayah ku memanggil
" Be mau kemana?ada tamu kok di lewatin gitu aja,duduk sini"pinta Ayah
"tapi Yah waktunya mencari rumput kan?"
"udah duduk dulu sebentar,teman Ayah mau kenalan sama kamu"ujar beliau sedikit memaksa
Akhirnya aku pun menuruti kehendak Ayah dan duduk disampingnya sembari tertunduk
"oh ini Mas yang namanya Abe?"ujar teman Ayah
"iyah yang kamu lihat dulu masih bayi sekarang udah gede"
"Nak Abe sekarang umurnya berapa?"tanya teman Ayah
"19 tahun om"sahut ku
"wah cocok Buk anak kita 18 tahun"bisik teman Ayah kepada istrinya
Entah maksud dari pembicaraan" cocok" itu apa aku masih bertanya tanya dan apa hubungan ku dengan anak beliau yang berbeda dengan ku satu tahun
"Nak Abe target nikah umur berapa?"tanya teman Ayah
"wah kalau ditanya nikah masih belum kepikiran Om,kerjaan aja belum punya"jawab ku sekenanya
"terus sehari hari kamu kerjanya ngapain?"
"yah cari rumput buat pakan ternak,kesawah bantu paman"jawabku
"itu kerja namanya Nak,kalau tidur seharian enggak ngapa ngapain namanya pengangguran"
Aku hanya menganggukkan kepala tanpa berani memandang kearah teman Ayah,
"maaf Om mau tanya soal ibadah apakah Nak Abe sholatnya 5 waktu?"
"Insya Allah Om"sambil menganggukkan kepala
"dimasjid?"tanya Beliau lagi
"Insya Allah Om"lagi lagi kata itu yang terlontar dari mulutku
"wAh cocok Mas jadi mantu kita"bisik istri Beliau
Meskipun dengan pelan istri teman Ayah berbisik kesuaminya namun tetap aja aku mendengarnya dan kata kata "Mantu" tersebut membuatku sedikit shock antara penasaran dan heran aku bergumam
"kenapa harus aku?siapa juga wanita yang mau menikah dengan pria desa seperti ku?dan kenapa teman ayah begitu ngotot menanyakan soal pribadi ku?"
Begitu banyak pertanyaan yang mengganjal dalam benak ku,ayah ku yang biasanya kedatangan teman karibnya biasa aja ketika aku lewat di hadapan beliau dan kali ini diriku malah di suruh memperkenalkan diri di hadapan teman Beliau,ketika aku sedang berpikir tiba tiba teman Ayah berbicara sesuatu yang membuat aku terkejut dan tidak percaya,beliau berkataQuote:"Nak Abe apakah Kamu siapa menikah dengan Anak Om?"
"terdiam tanpa bisa berkata apa apa"
"kalau Nak Abe siap,besok kerumah Om yah,nanti Om pertemukan dengan Anak Om"
"Menikah?dengan Anak beliau?GILA barusan tadi siang aku membicarakan tentang pernikahan dengan Abdillah dan sekarang tanpa diduga aku akan dijodohkab dengan anak teman Ayah?mimpi apa aku semalam?"bathin ku
Spoiler for index:
Diubah oleh nursalim84 26-05-2020 18:27
manik.01 dan 23 lainnya memberi reputasi
22
17.6K
166
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nursalim84
#40
Part 30
malam hari setelah ba'da Isya mesjid di komplek rumahku sedang kedatangan tamu dari jakarta yaitu ustadz Firanda Andirja seorang ustadz dengan ilmu yang mumpuni dan sering mengisi kajian di masjid nabawi madinah,tak ku sia siakan kesempatan itu untuk menimba ilmu dari Beliau,saat itu tema kajian "pesona Bidadari Surga" pembahasan yang sangat ilmiah dan sangat memotivasi untuk jamaah agar berlomba lomba mengejar akhiratnya untuk mendapatkan fadhilah nikmatnya menjadi ahli surga.
diriku sendiri setelah mendengar kajian tersebut serasa ingin bersegera mengamalkan apa yang Beliau sampaikan,setelah kajian selesai di akhiri dengan sesi tanya jawab dari jemaah kepada Ustadz,dan ada satu yang menarik dari pertanyaan seorang Akhwat,dia bertanya "ustadz apakah tercela apabila seorang Akhwat mengajukan diri untuk di nikahi oleh seorang Ikhwan?"
ustadz lalu menjawab "tak ada celaan sama sekali bagi Akhwat yang ingin mengajukan diri ke Ikhwan untuk di nikahi sebagaimana Ibunda kita Khadijah Radhiallahu'anha mengajukan diri kepada Nabi kita Muhammad shallallahu'alaihi wassalam dan ada juga dalil
Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,
جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – تَعْرِضُ عَلَيْهِ نَفْسَهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ أَلَكَ بِى حَاجَةٌ
Ada seorang wanita menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia mengatakan, "Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?"
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,
مَا أَقَل حَيَاءَهَا وَاسَوْأَتَاهْ وَاسَوْأَتَاهْ
"Betapa dia tidak tahu malu... sungguh memalukan, sungguh memalukan."
Anas membalas komentarnya,
هِىَ خَيْرٌ مِنْكِ رَغِبَتْ فِى النبِى – صلى الله عليه وسلم – فَعَرَضَتْ عَلَيْهِ نَفْسَهَا
"Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Bukhari 5120)
"jadi tak ada celaan bagi Akhwat untuk mengajukan dirinya agar di nikahi seorang Ikhwan namun lebih baik melalui perantara misal mahromnya"
setelah mendengar jawaban dari Ustadz kajian pun selesai karna pertanyaan tersebut adalah pertanyaan terakhir dari jemaah,aku lalu keluar masjid dengan beberapa jemaah komplek,lalu berjalan beriringan bersama beberapa tetanggaku termasuk Zubair.
"siapa yah Akh Ikhwan yang disukai Akhwat penanya itu?beruntung nian kayaknya"tanya Zubair
"ana juga ndak tau Akhi,emang antum mau?"candaku
"hehe...satu aja udah syukur akhi,takut endak bisa adil yang ada rusuk ku jatuh di hari pembalasan kelak"jawab Zubair
sedang santai berjalan diiringi obrolan ringan bersama Zubair tiba tiba dari belakang terdengar suara lelaki sedang menyapa kami "assalamu'alaikum warrahmatullah"
"wa'alaikumsalam warrahmatullah"kami berdua menyahut bersamaan seraya memalingkan badan kearah belakang
terlihat seorang lelaki berumur 40-45 tahun sedang berdiri di belakang kami dengan tersenyum ramah,lalu kemudian tangannya ingin menjabat tanganku seraya berkata "nama Ana Toha,kalau boleh tau nama antum?"tanya nya
"oh iyah Ana Abe Pak,kalau ini Zubair"ujarku memperkenalkan diri
"oh kalau Mas Zubair memang sudah kenal,Ana hanya ingin mengenal Antum lebih dekat,kalau ada waktu bisa Ana sowan kerumah?"
"oh na'am Pak,tafadhol kalau ingin kerumah Ana"jawabku
"jazakumullah khairon Akhi,insya Allah besok Ana sowan kerumah Antum"ujar Beliau lalu berlalu dari hadapanku
dalam perjalanan pulang diriku bertanya tanya apa yang akan di omongin beliau?dan tumben tumbenan ada orang yang ingin kenal dekat denganku padahal aku bukan lah orang yang terkenal
saking memikirkan kejadian barusan aku hampir menabrak Aisyah yang sedang memasukan motor ke garasi "BUUUKK...ADUUHHH"desah Aisyah
"lah kamu ngapain Syah kok disini?"tanyaku
"seharusnya Aisyah yang tanya Mas itu jalan pandangannya kemana?tau istrinya segede ini di tabrak juga"Aisyah mendengus kesal
"hehe maaf,tadi jalan pandangannya cuman liat jempol kaki ku doang kok Syah"
"bener nih enggak lirik lirik Akhwat lain"telisik Aisyah seraya alisnya di naikkan sebelah
"dih kok mukanya gitu sama suaminya?emang keliatan kalau wajah suamimu ini abis ngeliat sesuatu yang di haramkan?"
"hehe maaffin istrimu yah Mas,cuman becanda doang kok"seraya gelejotan di pundakku
aku saat itu sedang duduk diruang tamu sedangkan Aisyah kedapur untuk membikinkan teh buatku,aku masih saja tetap kepikiran tentang kejadian tadi,aku hanya bisa berharap Bapak tersebut membawa kebaikan bukan keburukan kerumahku.
"heh Mas,kamu ngelamunin apa toh?dari tadi mandingin lampu terus?ada yang mau diceritain ndak?"ujar Aisyah yang datang membawa teh yang di hidangkan didepanku
"oh ndak kok yank,cuman nginget kejadian tadi aja sepulang sholat ada seorang Ikhwan berumur 40-45 tahun datang pengen kenal sama aku,katanya besok mau bertandang kerumah,entah mau ngapain"ujarku
"oalah mau kedatangan tamu toh,lah emang kenapa?kan cuman tamu doang yang pengen silahturahmi sama tetangganya"
"Iyah juga sih yaudah lah mikir yang lain aja,ngomong ngomong gimana penjualan baju kita Yank?"tanya ku
"hmmm,,ada sih tadi Mas 2 orang Ikhwan mesan gamis,yang satunya dari jogja satunya di jawa barat,baru aja selesai aku bungkus tinggal dikirim besok"ujar Aisyah
"Alhamdulillah ada juga yang mesen baju,semoga tambah rame deh yang mesen"ucapku seraya mengusap pipinya
"aamiin"jawab Aisyah
keesokan paginya sekitar jam 10 pagi saat itu aku sedang santai sembari memainkan laptopku mendengarkan kajian sambil memasarkan produk gamis yang hendak ku jual di Instagram,karna masih baru menjual baju secara online sehingga pelanggan sangat jarang komen atau pun ngeDM untuk memesan ,wajar mungkin mereka belum sepenuhnya percaya dengan seller baru walaupun produk yang ku tawarkan sangatlah bagus.
"ASSALAMU'ALAIKUM" terdengar suara dari luar pintu masuk rumah
saat itu aku sedang duduk diruang tamu sehingga terdengar jelas suara orang yang sedang memberi salam dari balik pintu.
"wa'alaikumsalam warrahmatullah"sahutku seraya bangkit dari tempat dudukku menuju kepintu depan
saat pintu ku buka ternyata Bapak tadi malam yang ingin berkenalan dengan ku secara intens yang datang untuk memenuhi janjinya tadi malam,namun beliau ternyata tak sendiri,beliau bersama seorang Akhwat bercadar yang bersembunyi di balik badan Bapak tersebut,aku menyangka Akhwat tersebut adalah istrinya namun terlalu muda untuk menjadi istri dari Bapak tersebut,cocoknya seperti Anak dan Bapak.
"Masya Allah ahlan wa sahlan Pak,mari masuk,tafadhol tafadhol"pinta ku
"jazakallahu khair Akhi,maaf kalau mengganggu aktifitasnya di pagi ini"ucap Beliau
"oh enggak kok Pak,kebetulan saya lagi santai aja dirumah"jawabku
Beliau kemudian masuk kerumah dan duduk sedangkan Akhwat tersebut mengiringi dari belakang dan duduk di samping Bapak tersebut,aku lalu kedapur untuk meminta Aisyah membikin kan minum untuk tamu kemudian balik lagi menghampiri Bapak Toha,terlihat jelas oleh ku si Akhwat seperti menggoyangkan lengan Pak Toha seperti layaknya anak yang hendak meminta sesuatu,entah lah aku enggak terlalu memikirkannya.
"udah lama Akh pindah kesini?"tanya Beliau
"baru kok Pak,belum juga seminggu"jawabku
"emang Akhi asalnya dari mana?"
"ana asli tinggal di desa madinah Pak"jawabku
"oalah ana juga punya sanak sodara disana,adik dan Kakak saya tinggal disana juga soalnya"ujar Beliau
aku hanya terdiam seraya memperhatikan beliau berbicara,sampai satu ucapan yang begitu sangat serius terlontar dari mulut Pak Toha.
"hmmm...sebenernya begini Akh,maksud dari kedatangan Ana kesini adalah baik yaitu ingin bersilahturahmi,dan selain itu juga ingin menawarkan anak Ana Umi Kalsum kalau Antum berkenan untuk menikah"
mendengar pernyataan dari Bapak tersebut aku tercengang enggak menyangka kata kata tersebut telontar dari mulut beliau,dan yang lebih membuatku terkejut lagi Aisyah ternyata berdiri mematung seraya tangannya masih membawa minuman,sepertinya dirinya mendengar apa yang di katakan Bapak tersebut.tak bisa ku bayangkan apa yang Aisyah rasakan ketika mendengar ada seseorang Ayah menawarkan seorang Akhwat kepada suaminya.
diriku sendiri setelah mendengar kajian tersebut serasa ingin bersegera mengamalkan apa yang Beliau sampaikan,setelah kajian selesai di akhiri dengan sesi tanya jawab dari jemaah kepada Ustadz,dan ada satu yang menarik dari pertanyaan seorang Akhwat,dia bertanya "ustadz apakah tercela apabila seorang Akhwat mengajukan diri untuk di nikahi oleh seorang Ikhwan?"
ustadz lalu menjawab "tak ada celaan sama sekali bagi Akhwat yang ingin mengajukan diri ke Ikhwan untuk di nikahi sebagaimana Ibunda kita Khadijah Radhiallahu'anha mengajukan diri kepada Nabi kita Muhammad shallallahu'alaihi wassalam dan ada juga dalil
Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,
جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – تَعْرِضُ عَلَيْهِ نَفْسَهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ أَلَكَ بِى حَاجَةٌ
Ada seorang wanita menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia mengatakan, "Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?"
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,
مَا أَقَل حَيَاءَهَا وَاسَوْأَتَاهْ وَاسَوْأَتَاهْ
"Betapa dia tidak tahu malu... sungguh memalukan, sungguh memalukan."
Anas membalas komentarnya,
هِىَ خَيْرٌ مِنْكِ رَغِبَتْ فِى النبِى – صلى الله عليه وسلم – فَعَرَضَتْ عَلَيْهِ نَفْسَهَا
"Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Bukhari 5120)
"jadi tak ada celaan bagi Akhwat untuk mengajukan dirinya agar di nikahi seorang Ikhwan namun lebih baik melalui perantara misal mahromnya"
setelah mendengar jawaban dari Ustadz kajian pun selesai karna pertanyaan tersebut adalah pertanyaan terakhir dari jemaah,aku lalu keluar masjid dengan beberapa jemaah komplek,lalu berjalan beriringan bersama beberapa tetanggaku termasuk Zubair.
"siapa yah Akh Ikhwan yang disukai Akhwat penanya itu?beruntung nian kayaknya"tanya Zubair
"ana juga ndak tau Akhi,emang antum mau?"candaku
"hehe...satu aja udah syukur akhi,takut endak bisa adil yang ada rusuk ku jatuh di hari pembalasan kelak"jawab Zubair
sedang santai berjalan diiringi obrolan ringan bersama Zubair tiba tiba dari belakang terdengar suara lelaki sedang menyapa kami "assalamu'alaikum warrahmatullah"
"wa'alaikumsalam warrahmatullah"kami berdua menyahut bersamaan seraya memalingkan badan kearah belakang
terlihat seorang lelaki berumur 40-45 tahun sedang berdiri di belakang kami dengan tersenyum ramah,lalu kemudian tangannya ingin menjabat tanganku seraya berkata "nama Ana Toha,kalau boleh tau nama antum?"tanya nya
"oh iyah Ana Abe Pak,kalau ini Zubair"ujarku memperkenalkan diri
"oh kalau Mas Zubair memang sudah kenal,Ana hanya ingin mengenal Antum lebih dekat,kalau ada waktu bisa Ana sowan kerumah?"
"oh na'am Pak,tafadhol kalau ingin kerumah Ana"jawabku
"jazakumullah khairon Akhi,insya Allah besok Ana sowan kerumah Antum"ujar Beliau lalu berlalu dari hadapanku
dalam perjalanan pulang diriku bertanya tanya apa yang akan di omongin beliau?dan tumben tumbenan ada orang yang ingin kenal dekat denganku padahal aku bukan lah orang yang terkenal
saking memikirkan kejadian barusan aku hampir menabrak Aisyah yang sedang memasukan motor ke garasi "BUUUKK...ADUUHHH"desah Aisyah
"lah kamu ngapain Syah kok disini?"tanyaku
"seharusnya Aisyah yang tanya Mas itu jalan pandangannya kemana?tau istrinya segede ini di tabrak juga"Aisyah mendengus kesal
"hehe maaf,tadi jalan pandangannya cuman liat jempol kaki ku doang kok Syah"
"bener nih enggak lirik lirik Akhwat lain"telisik Aisyah seraya alisnya di naikkan sebelah
"dih kok mukanya gitu sama suaminya?emang keliatan kalau wajah suamimu ini abis ngeliat sesuatu yang di haramkan?"
"hehe maaffin istrimu yah Mas,cuman becanda doang kok"seraya gelejotan di pundakku
aku saat itu sedang duduk diruang tamu sedangkan Aisyah kedapur untuk membikinkan teh buatku,aku masih saja tetap kepikiran tentang kejadian tadi,aku hanya bisa berharap Bapak tersebut membawa kebaikan bukan keburukan kerumahku.
"heh Mas,kamu ngelamunin apa toh?dari tadi mandingin lampu terus?ada yang mau diceritain ndak?"ujar Aisyah yang datang membawa teh yang di hidangkan didepanku
"oh ndak kok yank,cuman nginget kejadian tadi aja sepulang sholat ada seorang Ikhwan berumur 40-45 tahun datang pengen kenal sama aku,katanya besok mau bertandang kerumah,entah mau ngapain"ujarku
"oalah mau kedatangan tamu toh,lah emang kenapa?kan cuman tamu doang yang pengen silahturahmi sama tetangganya"
"Iyah juga sih yaudah lah mikir yang lain aja,ngomong ngomong gimana penjualan baju kita Yank?"tanya ku
"hmmm,,ada sih tadi Mas 2 orang Ikhwan mesan gamis,yang satunya dari jogja satunya di jawa barat,baru aja selesai aku bungkus tinggal dikirim besok"ujar Aisyah
"Alhamdulillah ada juga yang mesen baju,semoga tambah rame deh yang mesen"ucapku seraya mengusap pipinya
"aamiin"jawab Aisyah
keesokan paginya sekitar jam 10 pagi saat itu aku sedang santai sembari memainkan laptopku mendengarkan kajian sambil memasarkan produk gamis yang hendak ku jual di Instagram,karna masih baru menjual baju secara online sehingga pelanggan sangat jarang komen atau pun ngeDM untuk memesan ,wajar mungkin mereka belum sepenuhnya percaya dengan seller baru walaupun produk yang ku tawarkan sangatlah bagus.
"ASSALAMU'ALAIKUM" terdengar suara dari luar pintu masuk rumah
saat itu aku sedang duduk diruang tamu sehingga terdengar jelas suara orang yang sedang memberi salam dari balik pintu.
"wa'alaikumsalam warrahmatullah"sahutku seraya bangkit dari tempat dudukku menuju kepintu depan
saat pintu ku buka ternyata Bapak tadi malam yang ingin berkenalan dengan ku secara intens yang datang untuk memenuhi janjinya tadi malam,namun beliau ternyata tak sendiri,beliau bersama seorang Akhwat bercadar yang bersembunyi di balik badan Bapak tersebut,aku menyangka Akhwat tersebut adalah istrinya namun terlalu muda untuk menjadi istri dari Bapak tersebut,cocoknya seperti Anak dan Bapak.
"Masya Allah ahlan wa sahlan Pak,mari masuk,tafadhol tafadhol"pinta ku
"jazakallahu khair Akhi,maaf kalau mengganggu aktifitasnya di pagi ini"ucap Beliau
"oh enggak kok Pak,kebetulan saya lagi santai aja dirumah"jawabku
Beliau kemudian masuk kerumah dan duduk sedangkan Akhwat tersebut mengiringi dari belakang dan duduk di samping Bapak tersebut,aku lalu kedapur untuk meminta Aisyah membikin kan minum untuk tamu kemudian balik lagi menghampiri Bapak Toha,terlihat jelas oleh ku si Akhwat seperti menggoyangkan lengan Pak Toha seperti layaknya anak yang hendak meminta sesuatu,entah lah aku enggak terlalu memikirkannya.
"udah lama Akh pindah kesini?"tanya Beliau
"baru kok Pak,belum juga seminggu"jawabku
"emang Akhi asalnya dari mana?"
"ana asli tinggal di desa madinah Pak"jawabku
"oalah ana juga punya sanak sodara disana,adik dan Kakak saya tinggal disana juga soalnya"ujar Beliau
aku hanya terdiam seraya memperhatikan beliau berbicara,sampai satu ucapan yang begitu sangat serius terlontar dari mulut Pak Toha.
"hmmm...sebenernya begini Akh,maksud dari kedatangan Ana kesini adalah baik yaitu ingin bersilahturahmi,dan selain itu juga ingin menawarkan anak Ana Umi Kalsum kalau Antum berkenan untuk menikah"
mendengar pernyataan dari Bapak tersebut aku tercengang enggak menyangka kata kata tersebut telontar dari mulut beliau,dan yang lebih membuatku terkejut lagi Aisyah ternyata berdiri mematung seraya tangannya masih membawa minuman,sepertinya dirinya mendengar apa yang di katakan Bapak tersebut.tak bisa ku bayangkan apa yang Aisyah rasakan ketika mendengar ada seseorang Ayah menawarkan seorang Akhwat kepada suaminya.
i4munited dan 2 lainnya memberi reputasi
3