- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#186
Spoiler for Part 62:
Part 62
"Mau kemana dulu kita shan?"
Malam ini aku dan shani baru saja memasuki salah satu mall yang terletak di tengah-tengah kota jogja.
"Mmmmm, kemana ya..., kamu ada saran gak nat?"
Shani malah balik bertanya sambil menatapku dan menarik kedua sudut bibirnya keatas.
Aku: "mmmmm, gak tau sih shan, aku jarang ke mall shan"
Shani: "hehehe, kok aku jadi bingung juga ya"
Aku: "lah, kan kamu yang ngajak shan"
Shani hanya terkekeh sambil menatapku, kami berbicara sambil terus melangkahkan kaki untuk berkeliling, siapa tahu ada tempat menarik yang bisa kami kunjungi.
"Nat...., mau main disitu nggak?"
Shani menunjuk salah satu area permainan yang berada di depan kami, tempat bermain yang ditunjuk shani adalah tempat bermain yang biasa ditemui di mall-mall lainnya.
Ada banyak pilihan game yang bisa kita mainkan di tempat ini, mulai dari bala mobil, tembak-tembakkan, capit boneka, dan masih banyak lagi.
Aku: "mau main apa shan disana?"
Shani: "apa aja deh nat, yuk, masuk dulu"
Sebelum memilih permainan yang akan kami mainkan, aku dan shani harus membeli koin terlebih dahulu, yap, koin ini nanti akan digunakan untuk memainkan semua permainan yang ada di tempat ini.
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, shani langsung menarik tanganku untuk mengikutinya berjalan mengelilingi tempat ini sambil memilih-milih permainan mana yang menarik untuk dimainkan.
"Kamu bisa main ini nggak?, battle yuk"
Sekarang kami sedang ada di depan permainan pump it up, ya... Intinya seperti permainan dance lah, dimana para pemainnya harus menginjak tombol yang sesuai dengan tanda yang muncul pada layarnya.
"Ennggg....., enggak deh shan, aku gak bisa main ginian, lagian malu diliatin orang"
Shani menatapku dengan wajah kesalnya setelah mendengar penolakanku barusan.
"Ayolah nat...., please...."
Kali ini dia menatapku dengan wajah penuh harap.
Huuuhhh.....
Aku tidak bisa lagi mengelak ketika shani sudah mengeluarkan jurus andalan perempuan di seluruh dunia.
Aku: "yaudah deh...., sekali aja ya.."
Shani: "yeaaayyy, iya, sekali doang kok"
Kamipun akhirnya menaiki mesin pump it up yang ada di depan kami.
Sebelum memulai permainan, shani memasukkan dua buah koin kedalam lobang koin yang sudah tersedia.
Daann.....
Permainanpun dimulai.
Jujur aku sedikit tidak niat ketika memainkan permainan ini, selain karena malu dan tidak terlalu lihai, saat ini, ada beberapa pengunjung yang mendekat kearah kami, mungkin karena mereka tertarik karena melihat shani yang sangat lihai dalam memainkan permainan ini.
"Berapa nat skor kamu?"
Shani berkata seperti itu sambil mendekatkan tubuhnya untuk melihat berapa skor yang kudapatkan pada layar yang berada di depanku.
Huuuuhhh....
Jujur memandang shani dari posisi seperti ini membuat jantungku berdegup lebih kencang, bagaimana tidak, aku dapat melihat wajah samping shani yang sekarang agak sedikit basah karena keringatnya, apalagi ketika hidungku menangkap aroma tubuhnya yang masih bisa dibilang wangi meskipun dia sedang dalam kondisi berkeringat seperti sekarang.
Shani: "kecil banget nat skor kamu"
Aku: "yaialah, aku mana bisa main beginian"
Shani kembali menarik tubuhnya menjauh dari tubuhku.
"Yaudah deh, kamu bisanya main apa?"
Seraya berkata seperti itu, aku dan shani memilih untuk beranjak dari permainan pump it up yang tadi kami mainkan.
Aku: "basket aja deh shan?, bisa nggak kamu?"
Shani: "emang kamu bisa?"
Aku: "jangan salah ya, dulu aku SMP iut ekskul basket lo"
Shani: "ooohhh, jadi kamu dulu ikut tim basket?"
Aku: "enggak sih shan, ikut ekskulnya doang, tapi gak kepilih masuk tim, hehe"
Sontak shani kembali menunjukkan wajah kesalnya setelah mendengar pernyataanku barusan.
Duuukkk.....
"Ihhh, kirain..., yaudah deh, yuk"
Shani kembali menarik tanganku untuk mengikutinya menghampiri permainan basket.
Ternyata aku masih bisa unggul dari shani untuk permainan kali ini.
Ya.... meskipun aku dulu tidak terpilih untuk masuk tim basket SMPku, tapi setidaknya masih bisa lah kalau cuma main shooting shooting doang, hehehe.
Setelah permainan basket selesai, aku dan shani memilih untuk kembali berkeliling dan mencoba permainan-permainan lain yang ada di tempat ini, mulai dari game balapan, tembak-tembakan, memancing ikan, dan masih banyak lagi, pokoknya banyak lah.
Shani: "hmmmm, main apa lagi ya nat??"
Aku: "gak tau shan, kalo kamu mau main apa lagi?"
Shani: "mmmmmm, eh, kesana yuk nat"
Shani kembali menarik tanganku untuk berjalan mengikutinya, kali ini tujuan shani adalah permainan capit boneka yang terletak tidak jauh dari permainan yang baru saja kami mainkan, konon katanya sih, mesin capit boneka seperti ini sudah di setting secara khusus.
Ya..., para pemain baru bisa mendapatkan boneka yang ada di dalamnya ketika sudah melakukan berapa kali percobaan, untuk pastinya aku tidak terlalu ingat, tapi yang pasti, kita harus melakukan percobaan, agar kemungkinan untuk berhasil mendapatkan boneka menjadi lebih besar.
Yaa..., itu sih katanya.
Shani: "nat, kamu bisa gak ngambil bonekanya?"
Aku: "y y yaaa.., gak tau sih shan"
Shani: "ambilin 1 buat aku dong nat"
Shani kembali memohon kepadaku sambil memasang wajah memelasnya.
"Yaudah, aku coba deh shan"
Shani menyodorkan 1 buah koin kearahku, setelah mengambil koin yang disodorkan oleh shani, aku langsung memasukkan koin tersebut kedalam mesin yang ada di depanku.
Aku: "kamu mau yang mana shan?"
Shani: "yang itu deh nat"
Shani menunjuk salah satu boneka panda yang berada di tengah-tengah tumpukan boneka lainnya, menurutku posisi boneka yang di tunjuk shani cukup sulit untuk di jangkau, tapi... yasudahlah, coba aja dulu.
Akupun mulai mengarahkan mesin capit kebagian tengah dengan menggunakan joystick yang ada di depanku.
Sebenarnya masih ada sebuah boneka jerapah yang kebetulan menutupi boneka panda yang diinginkan oleh shani, mungkin untuk percobaan pertama ini, aku memilih untuk menyingkirkan boneka jerapah yang menghalangi boneka panda yang diinginkan shani terlebih dahulu, syukur syukur kalau bisa dapat juga, hehehe.
Setelah aku rasa posisi mesin capit sudah tepat, aku menekan tombol yang terletak di sebelah kiri joystick agar mesin capitnya bisa turun dan mengambil boneka jerapah yang ada di dalamnya.
Daaannn......
Haaaappp......
Mesin capit yang tadi kuarahkan, berhasil mencapit boneka jerapah yang menghalangi boneka panda yang ada di bawahnya, mesin capit pun kembali terangkat.
Saat mesin capit baru mulai bergerak kearah lubang yang terhubung langsung keluar, boneka jerapah itu sudah terjatuh terlebih dulu.
Pluukk......
Shani: "yaaahhhh......."
Aku: "hehehe, sini shan, aku coba lagi, kamu maunya boneka yang itu kan?"
Yaa... lumayanlah, setidaknya tujuanku pada percobaan pertama kali ini tercapai, sekarang tidak ada lagi boneka lain yang menghalangiku untuk mengambil boneka panda yang diinginkan oleh shani.
Shani kembali menyodorkan 1 buah koin kearahku, setelah menerima koin dari shani, aku langsung kembali mencoba peruntunganku untuk mendapatkan boneka panda yang diinginkan shani.
Daaaann......
Percobaan kedua gagal lagi, bahkan lebih parah dari percobaan pertama tadi, pada percobaan kali ini mesin capit yang kuarahkan sama sekali tidak mengangkat boneka panda yang shani inginkan.
Percobaan ke 3..... Percobaan ke 4..... Percobaan ke 5..... Percobaan ke 6.....
Huuuuuhhhhh.....
Ternyata aku masih gagal pada percobaan ke 6 , jangankan boneka yang diinginkan shani, sampai sekarang aku sama sekali tidak berhasil mendapatkan 1 bonekapun.
Shani: "iiihhh...., cupu kamu nat"
Aku: "sekali lagi deh shan, yang ini berhasil nih"
Shani: "beneran ya, ini koin terakhir lhooo..."
Aku: "iyaaa...., udah cepetan, sini"
Shani menyerahkan koin terakhir kami kepadaku, yap..., mungkin ini percobaan terakhir, kali ini aku harus berhasil, aku tidak mau lagi mengecewakan shani.
Wkwkwkwkwkwkwk.
Udah kayak apaan aja, padahal cuma ngambil boneka doang.
Shani: "kalo dapet habis ini aku yang traktir makan deh nat"
Aku: "hmmmm, menarik, siap-siap ya shan, kalo dapet entar aku mesen banyak-banyak pokoknya"
Shani: "huuuuu...., coba aja kalo bisa"
Kali ini shani terlihat menantangku, dia menatapku dengan memasang raut wajah yang seolah-olah meragukan kemampuanku untuk mendapatkan boneka yang diinginkannya.
"Liat nih shan"
Aku memejamkan mataku, sambil memejamkan mata, aku mengucapkan sebuah mantra yang juga diucapkan squidword sebelum melakukan permainan yang sama.
"Jadi mesin... Jadi mesin..."
Sontak tingkahku kali ini berhasil membuat shani tertawa cukup keras.
Shani: "kamu ngapain sih nat?"
Aku: "sssssttt.... udah ah shan, diem dulu"
Sambil masih memejamkan mata, aku mencoba untuk menggerakkan mesin capit kearah boneka yang shani inginkan, tentu saja saat ini aku hanya menerka-nerka, bagaimana tidak, saat ini mataku sedang terpejam.
Sebenarnya aku hanya ingin menghibur shani dan membuatnya tertawa, jujur aku sudah sangat pesimis untuk berhasil mendapatkan boneka yang shani inginkan, apalagi ini percobaan terakhirku.
Daaaannn......
Pluuuuukkkk......
"Yessss, tuh kan shan, aku dapet"
Shani hanya menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kutebak, dia membungkuk untuk mengambil boneka yang sudah berada pada lubang bagian bawah mesin, yap, lubang yang langsung terhubung dengan lubang yang ada di dalam mesin tersebut.
Shani mengangkat boneka yang baru saja diambilnya, dan....
"Laaah...."
Aku berhasil dibuat terkejut setelah melihat boneka yang sekarang berada si tangan shani.
"Wkwkwkwkwkwkwkwkwk"
Sontak tawaku dan shani sama-sama pecah.
Shani: "kok kamu ngambilnya malah boneka ini sih nat?"
Aku: "hehehe, ya mana aku tau shan, orang tadi aku merem"
Shani: "huuu.... sok-sokan sih kamu"
Shani kembali tersenyum sambil memandangi boneka yang ada di tangannya.
Shani: "tapi gakpapa sih nat, kalo liat boneka ini aku bisa jadi inget kamu"
Aku: "heeehhh....., masa aku disamain sama monyet sih shan"
Shani: "iiiihhhh..... mirip tau, coba ya, pegang dulu bonekanya"
Setelah aku mengambil boneka monyet yang ada di tangan shani, shani langsung merogoh tasnya, lalu mengeluarkan handohone yanga ada di dalamnya.
"Coba nat, taroh di bahu kamu"
Aku hanya bisa menuruti apa permintaan shani, jujur aku bingung dengan apa yang saat ini ingin shani lakukan.
Sambil mengarahkan handphonennya kearahku, shani mundur beberapa langkah.
"Nah, bagus, diem ya"
Cekreeekk......
"Lah, mau moto gak bilang bilang ih"
Shani kembali mendekat kearahku, lalu dia menunjukkan layar hanphonennya kepadaku untuk memperlihatkan hasil jepretannya barusan.
"Tuh kan..., mirip kok nat, udah kayak bapak sama anak"
Shani kembali tertawa-tawa sendiri sambil terus memandangi hasil jepretannya.
Aku: "iya deh shan, aku emang kayak monyet"
Shani: "kok cowok ngambekan sih, becanda nat"
Shani kembali menunjukkan wajah memelasnya kearahku, tentu saja itu pasti dibuat-buat.
"Hehe, gakpapa kok shan, biar kayak monyet gini kamu tetep suka kan"
Senyuman kembali muncul di wajah shani setelah mendengar ucapanku barusan.
Tanpa menaggapinya sama sekali, shani langsung menarik tanganku untuk kembali berjalan mengikutinya.
Huuuhhh.....
Sama seperti biasanya, shani memang selalu terlihat sangat cantik, apalagi saat dia tersenyum.
"E e e ehh, mau kemana shan?"
Shani kembali menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearahku.
"Cari makan, yuk nat, aku udah laper, aku teraktir kok"
Shani kembali membelakangiku, lalu dia kembali melanjutkan langkahnya, tentu saja aku mengikuti shani dibelakangnya, bagaimana tidak, shani sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dari lenganku.
.
.
.
Huuuhhh.....
Jujur hari ini moodku bisa dibilang agak sedikit membaik, meskipun tadi aku dan shani hanya berkeliling di tempat bermain, aku rasa itu sudah sangat cukup untuk meringankan beban pikiranku akhir-akhir ini.
Memang akhir-akhir ini aku hanya menghibur diriku dengan nongkrong bersama devan, mario, nabil dan dyo.
Ya....., meskipun sejujurnya aku sudah sangat bosan dengan hal itu, bagaimana tidak bosan, hampir setiap hari aku harus bertemu dengan batangan-batangan cacad seperti mereka.
Tapi...... meskipun begitu..... aku rasa hal itu sudah cukup berhasil untuk mengalihkan pikiranku dari seorang beby.
Ya..., beby, perempuan yang akhir-akhir ini selalu memenuhi isi kepalaku, kira-kira.... bagaimana ya kondisinya saat ini?.
"Nat.."
"Nat.."
"Natha..."
Sontak lamunanku terhenti ketika menyadari shani yang sudah sedari tadi memanggil-manggil namaku.
Aku: "e e eh, kenapa shan?"
Shani: "iih..., aku kirain kesambet kamu, kamu gak cuci tangan?"
Aku: "o o oohh, iya shan, bentar ya"
Akupun langsung beranjak dari tempat dudukku, lalu berjalan kearah wastafel untuk mencuci tanganku yang masih kotor dengan sisa-sisa makanan.
Huuuhhh....
Entahlah, ketika mendengar shani memanggil namaku secara lengakap...., aku jadi kembali teringat dengan beby.
Ya..., beby adalah orang yang paling sering memanggil namaku secara lengkap, aku jadi teringat dengan beby yang menyambutku setiap kali aku berkunjung kerumahnya dengan memanggil nama lengkapku, begitu juga kalau dia sedang memohon sesuatu ataupun sedang bermanja-manja denganku.
Ya.., "natha", biasanya orang lain hanya memanggilku dengan sebutan "nat", ya..., meskipun sesekali mereka juga memanggilku dengan sebutan "natha", tapi.....
Arrrgggghhh.....
Sudahlah, kalau terus memikirkan beby, aku pasti akan semakin sulit untuk melupakannya.
"Mau kemana dulu kita shan?"
Malam ini aku dan shani baru saja memasuki salah satu mall yang terletak di tengah-tengah kota jogja.
"Mmmmm, kemana ya..., kamu ada saran gak nat?"
Shani malah balik bertanya sambil menatapku dan menarik kedua sudut bibirnya keatas.
Aku: "mmmmm, gak tau sih shan, aku jarang ke mall shan"
Shani: "hehehe, kok aku jadi bingung juga ya"
Aku: "lah, kan kamu yang ngajak shan"
Shani hanya terkekeh sambil menatapku, kami berbicara sambil terus melangkahkan kaki untuk berkeliling, siapa tahu ada tempat menarik yang bisa kami kunjungi.
"Nat...., mau main disitu nggak?"
Shani menunjuk salah satu area permainan yang berada di depan kami, tempat bermain yang ditunjuk shani adalah tempat bermain yang biasa ditemui di mall-mall lainnya.
Ada banyak pilihan game yang bisa kita mainkan di tempat ini, mulai dari bala mobil, tembak-tembakkan, capit boneka, dan masih banyak lagi.
Aku: "mau main apa shan disana?"
Shani: "apa aja deh nat, yuk, masuk dulu"
Sebelum memilih permainan yang akan kami mainkan, aku dan shani harus membeli koin terlebih dahulu, yap, koin ini nanti akan digunakan untuk memainkan semua permainan yang ada di tempat ini.
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, shani langsung menarik tanganku untuk mengikutinya berjalan mengelilingi tempat ini sambil memilih-milih permainan mana yang menarik untuk dimainkan.
"Kamu bisa main ini nggak?, battle yuk"
Sekarang kami sedang ada di depan permainan pump it up, ya... Intinya seperti permainan dance lah, dimana para pemainnya harus menginjak tombol yang sesuai dengan tanda yang muncul pada layarnya.
"Ennggg....., enggak deh shan, aku gak bisa main ginian, lagian malu diliatin orang"
Shani menatapku dengan wajah kesalnya setelah mendengar penolakanku barusan.
"Ayolah nat...., please...."
Kali ini dia menatapku dengan wajah penuh harap.
Huuuhhh.....
Aku tidak bisa lagi mengelak ketika shani sudah mengeluarkan jurus andalan perempuan di seluruh dunia.
Aku: "yaudah deh...., sekali aja ya.."
Shani: "yeaaayyy, iya, sekali doang kok"
Kamipun akhirnya menaiki mesin pump it up yang ada di depan kami.
Sebelum memulai permainan, shani memasukkan dua buah koin kedalam lobang koin yang sudah tersedia.
Daann.....
Permainanpun dimulai.
Jujur aku sedikit tidak niat ketika memainkan permainan ini, selain karena malu dan tidak terlalu lihai, saat ini, ada beberapa pengunjung yang mendekat kearah kami, mungkin karena mereka tertarik karena melihat shani yang sangat lihai dalam memainkan permainan ini.
"Berapa nat skor kamu?"
Shani berkata seperti itu sambil mendekatkan tubuhnya untuk melihat berapa skor yang kudapatkan pada layar yang berada di depanku.
Huuuuhhh....
Jujur memandang shani dari posisi seperti ini membuat jantungku berdegup lebih kencang, bagaimana tidak, aku dapat melihat wajah samping shani yang sekarang agak sedikit basah karena keringatnya, apalagi ketika hidungku menangkap aroma tubuhnya yang masih bisa dibilang wangi meskipun dia sedang dalam kondisi berkeringat seperti sekarang.
Shani: "kecil banget nat skor kamu"
Aku: "yaialah, aku mana bisa main beginian"
Shani kembali menarik tubuhnya menjauh dari tubuhku.
"Yaudah deh, kamu bisanya main apa?"
Seraya berkata seperti itu, aku dan shani memilih untuk beranjak dari permainan pump it up yang tadi kami mainkan.
Aku: "basket aja deh shan?, bisa nggak kamu?"
Shani: "emang kamu bisa?"
Aku: "jangan salah ya, dulu aku SMP iut ekskul basket lo"
Shani: "ooohhh, jadi kamu dulu ikut tim basket?"
Aku: "enggak sih shan, ikut ekskulnya doang, tapi gak kepilih masuk tim, hehe"
Sontak shani kembali menunjukkan wajah kesalnya setelah mendengar pernyataanku barusan.
Duuukkk.....
"Ihhh, kirain..., yaudah deh, yuk"
Shani kembali menarik tanganku untuk mengikutinya menghampiri permainan basket.
Ternyata aku masih bisa unggul dari shani untuk permainan kali ini.
Ya.... meskipun aku dulu tidak terpilih untuk masuk tim basket SMPku, tapi setidaknya masih bisa lah kalau cuma main shooting shooting doang, hehehe.
Setelah permainan basket selesai, aku dan shani memilih untuk kembali berkeliling dan mencoba permainan-permainan lain yang ada di tempat ini, mulai dari game balapan, tembak-tembakan, memancing ikan, dan masih banyak lagi, pokoknya banyak lah.
Shani: "hmmmm, main apa lagi ya nat??"
Aku: "gak tau shan, kalo kamu mau main apa lagi?"
Shani: "mmmmmm, eh, kesana yuk nat"
Shani kembali menarik tanganku untuk berjalan mengikutinya, kali ini tujuan shani adalah permainan capit boneka yang terletak tidak jauh dari permainan yang baru saja kami mainkan, konon katanya sih, mesin capit boneka seperti ini sudah di setting secara khusus.
Ya..., para pemain baru bisa mendapatkan boneka yang ada di dalamnya ketika sudah melakukan berapa kali percobaan, untuk pastinya aku tidak terlalu ingat, tapi yang pasti, kita harus melakukan percobaan, agar kemungkinan untuk berhasil mendapatkan boneka menjadi lebih besar.
Yaa..., itu sih katanya.
Shani: "nat, kamu bisa gak ngambil bonekanya?"
Aku: "y y yaaa.., gak tau sih shan"
Shani: "ambilin 1 buat aku dong nat"
Shani kembali memohon kepadaku sambil memasang wajah memelasnya.
"Yaudah, aku coba deh shan"
Shani menyodorkan 1 buah koin kearahku, setelah mengambil koin yang disodorkan oleh shani, aku langsung memasukkan koin tersebut kedalam mesin yang ada di depanku.
Aku: "kamu mau yang mana shan?"
Shani: "yang itu deh nat"
Shani menunjuk salah satu boneka panda yang berada di tengah-tengah tumpukan boneka lainnya, menurutku posisi boneka yang di tunjuk shani cukup sulit untuk di jangkau, tapi... yasudahlah, coba aja dulu.
Akupun mulai mengarahkan mesin capit kebagian tengah dengan menggunakan joystick yang ada di depanku.
Sebenarnya masih ada sebuah boneka jerapah yang kebetulan menutupi boneka panda yang diinginkan oleh shani, mungkin untuk percobaan pertama ini, aku memilih untuk menyingkirkan boneka jerapah yang menghalangi boneka panda yang diinginkan shani terlebih dahulu, syukur syukur kalau bisa dapat juga, hehehe.
Setelah aku rasa posisi mesin capit sudah tepat, aku menekan tombol yang terletak di sebelah kiri joystick agar mesin capitnya bisa turun dan mengambil boneka jerapah yang ada di dalamnya.
Daaannn......
Haaaappp......
Mesin capit yang tadi kuarahkan, berhasil mencapit boneka jerapah yang menghalangi boneka panda yang ada di bawahnya, mesin capit pun kembali terangkat.
Saat mesin capit baru mulai bergerak kearah lubang yang terhubung langsung keluar, boneka jerapah itu sudah terjatuh terlebih dulu.
Pluukk......
Shani: "yaaahhhh......."
Aku: "hehehe, sini shan, aku coba lagi, kamu maunya boneka yang itu kan?"
Yaa... lumayanlah, setidaknya tujuanku pada percobaan pertama kali ini tercapai, sekarang tidak ada lagi boneka lain yang menghalangiku untuk mengambil boneka panda yang diinginkan oleh shani.
Shani kembali menyodorkan 1 buah koin kearahku, setelah menerima koin dari shani, aku langsung kembali mencoba peruntunganku untuk mendapatkan boneka panda yang diinginkan shani.
Daaaann......
Percobaan kedua gagal lagi, bahkan lebih parah dari percobaan pertama tadi, pada percobaan kali ini mesin capit yang kuarahkan sama sekali tidak mengangkat boneka panda yang shani inginkan.
Percobaan ke 3..... Percobaan ke 4..... Percobaan ke 5..... Percobaan ke 6.....
Huuuuuhhhhh.....
Ternyata aku masih gagal pada percobaan ke 6 , jangankan boneka yang diinginkan shani, sampai sekarang aku sama sekali tidak berhasil mendapatkan 1 bonekapun.
Shani: "iiihhh...., cupu kamu nat"
Aku: "sekali lagi deh shan, yang ini berhasil nih"
Shani: "beneran ya, ini koin terakhir lhooo..."
Aku: "iyaaa...., udah cepetan, sini"
Shani menyerahkan koin terakhir kami kepadaku, yap..., mungkin ini percobaan terakhir, kali ini aku harus berhasil, aku tidak mau lagi mengecewakan shani.
Wkwkwkwkwkwkwk.
Udah kayak apaan aja, padahal cuma ngambil boneka doang.
Shani: "kalo dapet habis ini aku yang traktir makan deh nat"
Aku: "hmmmm, menarik, siap-siap ya shan, kalo dapet entar aku mesen banyak-banyak pokoknya"
Shani: "huuuuu...., coba aja kalo bisa"
Kali ini shani terlihat menantangku, dia menatapku dengan memasang raut wajah yang seolah-olah meragukan kemampuanku untuk mendapatkan boneka yang diinginkannya.
"Liat nih shan"
Aku memejamkan mataku, sambil memejamkan mata, aku mengucapkan sebuah mantra yang juga diucapkan squidword sebelum melakukan permainan yang sama.
"Jadi mesin... Jadi mesin..."
Sontak tingkahku kali ini berhasil membuat shani tertawa cukup keras.
Shani: "kamu ngapain sih nat?"
Aku: "sssssttt.... udah ah shan, diem dulu"
Sambil masih memejamkan mata, aku mencoba untuk menggerakkan mesin capit kearah boneka yang shani inginkan, tentu saja saat ini aku hanya menerka-nerka, bagaimana tidak, saat ini mataku sedang terpejam.
Sebenarnya aku hanya ingin menghibur shani dan membuatnya tertawa, jujur aku sudah sangat pesimis untuk berhasil mendapatkan boneka yang shani inginkan, apalagi ini percobaan terakhirku.
Daaaannn......
Pluuuuukkkk......
"Yessss, tuh kan shan, aku dapet"
Shani hanya menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kutebak, dia membungkuk untuk mengambil boneka yang sudah berada pada lubang bagian bawah mesin, yap, lubang yang langsung terhubung dengan lubang yang ada di dalam mesin tersebut.
Shani mengangkat boneka yang baru saja diambilnya, dan....
"Laaah...."
Aku berhasil dibuat terkejut setelah melihat boneka yang sekarang berada si tangan shani.
"Wkwkwkwkwkwkwkwkwk"
Sontak tawaku dan shani sama-sama pecah.
Shani: "kok kamu ngambilnya malah boneka ini sih nat?"
Aku: "hehehe, ya mana aku tau shan, orang tadi aku merem"
Shani: "huuu.... sok-sokan sih kamu"
Shani kembali tersenyum sambil memandangi boneka yang ada di tangannya.
Shani: "tapi gakpapa sih nat, kalo liat boneka ini aku bisa jadi inget kamu"
Aku: "heeehhh....., masa aku disamain sama monyet sih shan"
Shani: "iiiihhhh..... mirip tau, coba ya, pegang dulu bonekanya"
Setelah aku mengambil boneka monyet yang ada di tangan shani, shani langsung merogoh tasnya, lalu mengeluarkan handohone yanga ada di dalamnya.
"Coba nat, taroh di bahu kamu"
Aku hanya bisa menuruti apa permintaan shani, jujur aku bingung dengan apa yang saat ini ingin shani lakukan.
Sambil mengarahkan handphonennya kearahku, shani mundur beberapa langkah.
"Nah, bagus, diem ya"
Cekreeekk......
"Lah, mau moto gak bilang bilang ih"
Shani kembali mendekat kearahku, lalu dia menunjukkan layar hanphonennya kepadaku untuk memperlihatkan hasil jepretannya barusan.
"Tuh kan..., mirip kok nat, udah kayak bapak sama anak"
Shani kembali tertawa-tawa sendiri sambil terus memandangi hasil jepretannya.
Aku: "iya deh shan, aku emang kayak monyet"
Shani: "kok cowok ngambekan sih, becanda nat"
Shani kembali menunjukkan wajah memelasnya kearahku, tentu saja itu pasti dibuat-buat.
"Hehe, gakpapa kok shan, biar kayak monyet gini kamu tetep suka kan"
Senyuman kembali muncul di wajah shani setelah mendengar ucapanku barusan.
Tanpa menaggapinya sama sekali, shani langsung menarik tanganku untuk kembali berjalan mengikutinya.
Huuuhhh.....
Sama seperti biasanya, shani memang selalu terlihat sangat cantik, apalagi saat dia tersenyum.
"E e e ehh, mau kemana shan?"
Shani kembali menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearahku.
"Cari makan, yuk nat, aku udah laper, aku teraktir kok"
Shani kembali membelakangiku, lalu dia kembali melanjutkan langkahnya, tentu saja aku mengikuti shani dibelakangnya, bagaimana tidak, shani sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dari lenganku.
.
.
.
Huuuhhh.....
Jujur hari ini moodku bisa dibilang agak sedikit membaik, meskipun tadi aku dan shani hanya berkeliling di tempat bermain, aku rasa itu sudah sangat cukup untuk meringankan beban pikiranku akhir-akhir ini.
Memang akhir-akhir ini aku hanya menghibur diriku dengan nongkrong bersama devan, mario, nabil dan dyo.
Ya....., meskipun sejujurnya aku sudah sangat bosan dengan hal itu, bagaimana tidak bosan, hampir setiap hari aku harus bertemu dengan batangan-batangan cacad seperti mereka.
Tapi...... meskipun begitu..... aku rasa hal itu sudah cukup berhasil untuk mengalihkan pikiranku dari seorang beby.
Ya..., beby, perempuan yang akhir-akhir ini selalu memenuhi isi kepalaku, kira-kira.... bagaimana ya kondisinya saat ini?.
"Nat.."
"Nat.."
"Natha..."
Sontak lamunanku terhenti ketika menyadari shani yang sudah sedari tadi memanggil-manggil namaku.
Aku: "e e eh, kenapa shan?"
Shani: "iih..., aku kirain kesambet kamu, kamu gak cuci tangan?"
Aku: "o o oohh, iya shan, bentar ya"
Akupun langsung beranjak dari tempat dudukku, lalu berjalan kearah wastafel untuk mencuci tanganku yang masih kotor dengan sisa-sisa makanan.
Huuuhhh....
Entahlah, ketika mendengar shani memanggil namaku secara lengakap...., aku jadi kembali teringat dengan beby.
Ya..., beby adalah orang yang paling sering memanggil namaku secara lengkap, aku jadi teringat dengan beby yang menyambutku setiap kali aku berkunjung kerumahnya dengan memanggil nama lengkapku, begitu juga kalau dia sedang memohon sesuatu ataupun sedang bermanja-manja denganku.
Ya.., "natha", biasanya orang lain hanya memanggilku dengan sebutan "nat", ya..., meskipun sesekali mereka juga memanggilku dengan sebutan "natha", tapi.....
Arrrgggghhh.....
Sudahlah, kalau terus memikirkan beby, aku pasti akan semakin sulit untuk melupakannya.
Diubah oleh akmal162 09-05-2020 04:46
Herisyahrian dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
