hannyhariniAvatar border
TS
hannyharini
Unexpected Love (Cinta Tidak Mengenal Batas) [Kumpulan Cerpen dan Cerbung


Unexpected Love (Cinta Tidak Mengenal Batas) PART 1

“Kamu mau dimana?” tanyanya di ujung telepon.

“Aku mau cari barang dulu, daripada bengong aku cari barang,”' jawabku.

“Tunggu situ, aku ke situ,” perintahnya lagi. Maunya apa sih ini orang tiba-tiba main perintah begitu saja?

“Kamu bukannya temui aku, kenapa enggak temuin aku?” Dia sedikit marah padaku dengan suara sedikit tersengal karena berlari menyusulku.

“Lah, ngapain? Kamu kan lagi di booth kamu, aku enggak mau ganggu lah, kamu kerja ya kerja aja.” Aku heran ini orang kenapa ya? Aku tidak minta dia temani. Aku ke lokasi pameran hanya kebetulan lewat dan karena ada dia di sana.

“Enggak apa, kamu samperin aja, nanti aku temani kamu mau kemana? Nanti kalau kamu hilang gimana?” Dia kembali nyercos nggak jelas, anak ini keras kepala rupanya. Emangnya aku bocah ingusan yang tidak bisa pulang sendiri? Toh tadi juga aku ke lokasi pameran juga sendirian.

“Emang aku anak kecil? Kamu posesif banget sih? Emang kita pacaran?” Nada suaraku meninggi, sudah kesal dan lapar diomelin pula sama dia.

“Kalau sudah deket begini tandanya apa? Ya lanjutin lah!” Ara menarik tanganku keuar lokasi pameran.

Aku tersentak kaget, tak menyangka Ara berbicara begitu. Aku hanya diam. Hall pameran itu begitu ramai aku bingung mau berbuat apa. Ara tiba-tiba menggandengku menuju coffee shop yang ada di dekat lokasi pameran tersebut.

“Nda, aku serius loh tadi ngomong gitu ke kamu,” ujarnya seraya menyesap kopinya.

Aku hanya diam sambil mengunyah croissant yang penuh menjejali mulutku. Aku acuh tak acuh menanggapi omongan Ara. Teman SMP ku itu memang suka ajaib. Lama tidak ada kabar tiba-tiba dia menghubungiku lewat pesan langsung Instagram. Kami berhubungan lagi sejak itu dan sekarang dia mengajakku untuk mengunjungi pameran komunitas Bar dan Kedai Kopi.

Ara, dengan profesinya yang kutahu kritikusi kuliner masa iya tiba-tiba mau ajak aku pacaran?

Ini bukan hal mudah mengingat dunia kami berbeda sangat jauh. Karakter kami berbeda sangat jauh. Aku tidak yakin Ara sanggup berubah untuk masuk ke duniaku. Dia harus menanggalkan profesinya, mengubah kebiasaannya, bahkan mungkin mengganti lingkaran pertemanannya.

“Maksud kamu apa sih?” aku menatapnya heran. Suatu hal yang aneh mengetahui Ara menyukai orang seperti aku. Aku bukan tipenya, berada di lingkaran hidupnya juga enggak.

“Ya maksudku aku ingin memilih kamu menjadi pendampingku,” tukasnya tidak mau menyerah dengan penolakanku.

“Kalau soal hubungan cinta, aku enggak bisa main-main Ra, aku enggak bisa pacaran hahahihi kaya kamu dengan yang lainnya,” tegasku sekali lagi.

“Aku dengan yang lain gimana? Aku nggak pacaran sama siapa-siapa,” tegasnya.

Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Ara. Apa yang dia mau? Ara dan aku, kita berbeda dunia.

[Bersambung]
Diubah oleh hannyharini 14-03-2020 01:45
nona212
nomorelies
gustiarny
gustiarny dan 50 lainnya memberi reputasi
51
6.7K
204
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
hannyhariniAvatar border
TS
hannyharini
#120
Part XIII
Pov Ara

“Ara, I like you. Kamu tahu? Lama kita bersahabat dan aku suka sama kamu.”

Mendengar pernyataan itu, alih-alih tersentuh, aku malah tertawa terbahak-bahak. Mana mungkin seorang Tania bisa suka sama aku. Kurasa tipe dia bukanlah seperti aku.

"Ra, I'm not kidding." Kulihat raut wajahnya berubah serius. Aku mulai menyadari kali itu Tania sedang tidak becanda ataupun mabuk.

Kupikir selama ini kita bisa bersahabat seperti biasa. Ternyata dia telah memiliki rasa yang lain padaku.

“Tan, I love you more than just a man to a woman. Aku sayang kamu tapi kita tidak bisa bersama. I’ve got a girlfriend. I’m sorry. Tapi kita masih bisa bersahabat kan?” Tania melepaskan pelukannya terhadapku.

Aku menyayangi dia. Tapi rasa sayang itu bagiku tidak lebih dari seorang kakak terhadap adiknya. Tania adalah gadis yang terlalu liberal bagiku. Aku tidak bisa meanggapnya lebih dari seorang sahabat.

“Seberapa seksi cewek kamu? Sampai aku bisa kamu tolak begini?” Tania, pertanyaan yang dilontarkannya sungguh membuatku nyaris terpingkal.

Nanda memang tidak seseksi dirinya. Namun, kecerdasan dan keteduhan pandangannya membuatku tidak bisa lagi membuka hati pada yang lain selain dirinya. Aku sungguh tergila-gila pada bu dosen itu.

“Hmmm Ara, kamu tidak pernah punya pacar. Kupikir aku jauh-jauh datang ke sini masih punya kesempatan untuk bisa jadi pacar kamu. Ternyata tiketku yang puluhan juta itu hanya dibalas penolakan begini. So sad.” Wajah cemberutnya justru membuatku gemas. Tania tidak hanya cantik dan seksi tapi dia juga imut. Namun sayang, aku tidak pernah merasa tertarik padanya.

Aku hanya bisa membalas ucapannya dengan senyuman. Masalah hati tidak bisa kupaksakan. Hatiku hanya bisa bertaut pada Nanda dan kuyakin Nandapun sama. Aku hanya butuh sedikit kesabaran untuk bisa masuk ke dalam hatinya sepenuhnya.

Anyway, I don’t mind of getting the factkamu sudah punya pacar. Setidaknya kita masih bestfriend kan?”

Forever,” kujawab pertanyaan itu dengan penuh keyakinan. Tidak mungkin aku melupakan jasa Tania saat aku dulu di Amerika. Tanpa Tania aku bisa-bisa sudah tinggal nama pulang ke Indonesia.

Berkat Tania, aku yang kehabisan uang akibat dirampok ini, mampu bertahan hidup dan menyelesaikan pendidikanku hingga tepat enam bulan lamanya. Sokongan makanan gratis tiga kali sehari dan juga upayanya membantuku untuk bekerja paruh waktu, membuatku tidak jadi menyandang status gelandangan di negara orang.

Sampai kapanpun aku akan mendukung Tania. Aku akan lakukan apapun untuk membalas budi yang pernah dia lakukan dulu. Hanya satu permintaannya yang tidak mungkin aku wujudkan, yakni menjadi kekasihnya.
rinafryanie
suciasdhan
trifatoyah
trifatoyah dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.