sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#71
Bab 30: Kembali ke Jogja
JOJO

Kereta api Malioboro Express baru saja sampai. Jojo mengemasi barang-barangnya yang ia bawa dari Malang. Pergi ke Jogja adalah rencana gila Jojo yang dia pikirkan sejak beberapa minggu yang lalu, usai Rara menghubunginya. Dia ingin bertemu Rara sendirian tanpa ditemani ketiga sahabatnya.

Barang bawaan Jojo sebenarnya tidak banyak. Ia hanya membawa sebuah tas yang agak besar serta sebuah bingkisan kecil yang berisi apel khas Malang kesukaan Rara. Dengan agak tergesa, Jojo bersama dengan para penumpang lain berdesak-desakan menuju pintu keluar stasiun.

Di dekat pintu keluar, Jojo sudah disambut hangat oleh salah satu teman lamanya di SMA yang kuliah di Jogja. Namanya Dul - lengkapnya Abdul Majid Fikrullah. Mereka sudah lama tidak bertemu sekitar tiga tahun semenjak mereka lulus dari SMA.

“Apa kabar kau, Dul?” ujar Jojo antusias.
“Sehat, Jo. Ah, kau makin keren aja,” balasnya tak kalah bersemangat. Mereka pun segera beranjak meninggalkan stasiun dan menuju ke salah satu kedai kopi sembari beristirahat dan berbincang-bincang. Ada banyak hal yang tentunya ingin mereka bicarakan.

Niatnya, Jojo akan menginap di kontrakan Dul selama beberapa hari ini. Di samping itu, dia juga ingin meminjam motor Dul untuk berjalan-jalan bersama Rara mengelilingi kota Jogja beberapa hari ke depan.

***

Usai menunggu beberapa menit, Rara akhirnya muncul dari balik pintu kosnya. Jantungku Jojo serasa mau copot ketika melihat mantan kekasihnya. Pasalnya, mereka sudah sangat lama tidak bertemu dan Rara terlihat sangat cantik sore ini.

“Apa kabar, Ra?” tanya Jojo agak gugup. Penyakit lamanya kembali kambuh.
“Sehat, Jo. Ayo kita langsung berangkat aja!” balas Rara. Perempuan itu terlihat sangat bahagia hari ini. Terlihat jelas dari bibir tipisnya yang tak henti-hentinya tersenyum manis.

Sore ini, mereka ada janji untuk ngopi bersama di kedai kopi yang sangat terkenal di Jogja, yaitu Filosofi Kopi. Rara sangat menyukai kopi, meskipun dia tak semaniak Jojo. Bagi Rara, kopi adalah sahabat terbaiknya dalam kondisi apapun. Sadar atau tidak, kesukaan Rara akan kopi adalah efek dari dia berpacaran dengan Jojo dulu.

Sekitar setengah jam melalui jalanan kota Jogja, akhirnya mereka berdua sampai di tujuan. Jojo memarkirkan motor milik Dul terlebih dahulu, lalu segera menuju ke tempat pemesanan kopi bersama dengan Rara.

“Aeropress, Mbak…” mereka berdua spontan mengatakan pesanan mereka. Anehnya, pesanan mereka berdua sama. Suara tawa terdengar pecah dari mereka berdua.

“Kok kamu ngikut aku sih, Jo?”
“Lah, kamu yang ngikut aku, Ra.”

Mereka pun berdebat sebentar sampai pelanggan di belakang mereka agak kesal karena menunggu agak lama.

“Ya udah, Mbak. Kami pesan aeropress dua, ya,” ujar Jojo kepada pelayan.

Jojo dan Rara mencari tempat duduk yang pas untuk menikmati sore yang sejuik ini. Mereka memutuskan untuk duduk di sebuah bangku kayu tua di bawah pohon yang agak besar. Nuansa di situ sangat teduh, didukung oleh letak kedai Filosofi Kopi yang masih sangat natural karena dekat dengan area perkebunan khas pedesaan.

Sembari menunggu pesanan mereka, Jojo mengajak Rara berbicara banyak hal. Tentang rutinitas mereka sehari-hari serta apapun yang layak untuk diperbincangkan.

“Kau sudah punya pacar, Jo?” tanya Rara.
“Baru putus kemarin. Ibuku nggak merestui hubungan kami,” jawab Jojo pelan. Ia kemudian bertanya balik kepada Rara, “Kalau kamu gimana, Ra?”

“Sama. Aku juga baru putus. Sekarang pun, aku masih galau,” balas Rara tak kalah pelan.

Mendadak, pelayan memanggil nama Jojo dan juga pesanan mereka berdua. Jojo beranjak dari tempat duduknya dan menuju meja pelayan. Dengan hati-hati, ia membawa dua gelas aeropress yang mereka pesan tadi.

“Kau nggak mau bercerita, Ra?”
“Ehm… kita bahas yang lain aja, Jo. Membahas itu sepertinya kurang asik. Oh iya, ibumu kabarnya gimana?”
“Dia tanya soal kabarmu beberapa hari kemarin. Katanya, ibuku kangen sama kamu, hehe,” ujar Jojo sambil cengengesan.
“Iya juga, ya. Aku jadi kangen masak bareng sama ibumu, Jo. Ehm, kenapa, ya, dulu kita bisa putus?”
“Entahlah…”

Senja mulai menyapa mereka berdua. Perlahan, langit mulai redup dan kian pekat. Perbincangan itu tanpa terasa sudah melebar kemana-mana dan berlangsung lama. Jojo mengajak Rara kembali pulang. Namun, Rara malah mengajak Jojo menuju ke Malioboro. Ia masih ingin menikmati waktu bersama dengan Jojo.

Di Malioboro, mereka berkeliling bersama sembari bergandengan tangan. Tak lupa juga, mereka mengambil foto berdua sebagai kenang-kenangan. Rasa-rasanya, Jojo sudah sangat lama tidak menikmati momen yang membahagiakan seperti ini.

Mereka pun akhirnya pulang mendekati pukul sebelas malam. Sebelum kembali, Jojo memberikan bingkisan yang sudah dia bawa jauh-jauh untuk Rara.

“Wah, makasih banyak, Jo. Kamu memang paling mengerti tentangku,” ujar Rara ceria ketika Jojo memberikan bingkisan itu.

Jojo pun pamit. Dia besok masih ada janji dengan Rara untuk jalan-jalan bersama.
***

Hari ini, Jojo dan Rara masih ingin menikmati momen bersama. Mereka memulai perjalanan kali ini agak pagi sebelum matahari mulai meninggi. Mereka berdua pertama-tama menuju ke wisata Hutan Pinus Imogiri.

Sejak dulu, Jojo sangat ingin pergi ke tempat itu. Sayangnya, waktu itu dia dan ketiga sahabatnya belum sempat pergi ke sana karena keterbatasan dana. Lagipula, tujuan mereka dulu ke Jogja hanya untuk mengantarkan Arman.

Jojo dan Rara sampai di tujuan mendekati siang. Suasana di sekitar sana memang sangat sejuk dan meneduhkan. Apalagi, tak banyak pengunjung yang datang pada hari ini sehingga membuat kebersamaan mereka berdua lebih tenteram.
Di sana, tak banyak hal yang mereka bicarakan. Mereka lebih asik mengambil foto di spot-spot menarik sembari membaur dengan alam yang sangat bersahabat.

Usai dari hutan pinus, mereka berdua pun beranjak ke tempat berikutnya. Kali ini, Rara yang mengusulkan ide. Ia mengajak Jojo ke Taman Sari Jogja. Dia ingin menunjukkan kepada Jojo betapa menariknya tempat itu. Bangunan itu memang memiliki keunikan dengan memadukan arsitektur khas Jawa dan juga Portugis, apalagi di tempat itu juga terdapat kolam pemandian sehingga tempat ini dijuluki sebagai Istana Air.

Jojo dan Rara tak ingin melewatkan satu momen pun di tempat itu. Mereka larut dalam kebersamaan dan momentum yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup.

Tak dapat dipungkiri, perasaan itu kembali muncul di benak Jojo. Detik ini, dia ingin Rara kembali ke pelukannya. Akan tetapi, ia pun masih ragu, apakah perempuan itu juga merasakan hal serupa?

Perjalanan mereka pun berakhir pada sore hari. Jojo harus kembali pulang ke Malang. Rara bersama dengan Dul juga sama-sama mengantarkan Jojo hingga depan pintu stasiun Tugu.

Kereta yang menuju ke kota itu akan sampai sebentar lagi. Masih ada sisa waktu bagi Jojo untuk menatap mantan kekasihnya itu sekali lagi.

“Aku tunggu kamu pulang, ya, Ra. Aku… ehm… seneng bisa menikmati waktu bareng kamu lagi,” ucap Jojo dengan ragu-ragu.
“Makasih banyak, ya, Jo. Kapan-kapan, kita jalan-jalan lagi, ya,” balas Rara.

Sebelum menuju ke dalam stasiun. Jojo mencubit pipi kanan Rara. Kebiasaan itulah yang sering dia lakukan ketika dulu dia masih bersama Rara. Perempuan itu pun tersenyum manis melepas kepergian Jojo.

Sepanjang perjalanan pulang, hati Jojo mendadak tenang. Ia seperti menemukan kembali, apa yang selama ini dia cari. Meski agak susah untuk diterima logika, Jojo tahu bahwa Rara merupakan perempuan yang memang bisa melengkapi kepingan kosong yang bersemayam di hatinya.

Diubah oleh sandriaflow 06-05-2020 05:27
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.