Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

embritzAvatar border
TS
embritz
Ketika Cinta Kilat Berkelebat, Kelewat dan Minggat (Karena Aku Takut Kualat!)
Ketika Cinta Kilat Berkelebat, Kelewat dan Minggat (Karena Aku Takut Kualat!)


"Cinta itu Perlu Waktu Lebih, Bukan Sekedar Suka dan Cocok, tetapi Seyogyanya Memenuhi Banyak Syarat yang Diperlukan Demi Mencapai Kebahagiaan"


Ketika Cinta Kilat Berkelebat, Kelewat dan Minggat (Karena Aku Takut Kualat!)

Cintamu bagai sendau gurau saja. Lewat sekejap dalam hidupku seperti angin lalu. Terasa sedikit tapi tak berbekas dalam hati dan penglihatanku. Apakah dia pernah benar-benar ada?

Aku mengenalmu lewat sosial media kala itu. My Gamma. Tidak ada yang akan mengenalnya hari ini. Suatu aplikasi pertemanan antar negara, yang bisa chat dan telepon. Kau hadir dengan apa adanya dirimu. Kejujuranmu dan kenaifanmu sama besarnya. Bersama lukamu yang menganga akibat perpisahanmu dengan dia, istrimu.

Yah, aku masih gadis dan kau sudah duda saat itu. Memang hubungan yang kurang seimbang. Tetapi jujur, aku tidak melihat kesalahan, hanya mengikuti hatiku saja.

"Aku ini pria penuh luka, dik, " katamu di telepon, "tetapi aku yakin kau dapat menyembuhkanku."

"Kok bisa, Mas? Aku kan bukan dokter?" jawabku antara serius dan bercanda.

"Justru kalau kau dokter lebih baik lagi, lukaku di tubuh kau obati, dik. Luka hatiku cintamu yang mengobati, mau kan?"

Gubrak. Aku terdiam. Haduh apa apaan ini. Belum kenal sebulan kenapa pemikirannya sejauh ini? Menikah. Meski sudah berkepala tiga, aku tidak segegabah itu.

***

Semakin lama aku semakin terpesona pada dirimu. Bukan, bukan pada penampilanmu. Karena tampak dari fotomu, kau justru tampak memelas, dengan tubuh kecil, kurus, hitam dan rambut kritingmu. Sama sekali bukan tipe favoritku.

Aku hanya menyukai kejujuranmu, apa adanya dirimu, keshalihanmu yang walau tidak sempurna tapi kau selalu berusaha. Juga pada perhatianmu pada anakmu satu-satunya yang sementara ikut ibunya. Tak lupa keakrabanmu yang lucu pada adik perempuanmu.

Kau juga mempunyai pengalaman hidup luar biasa. Kedewasaanmu, kesabaranmu, juga perhatianmu yang telaten padaku membuatku luluh.

Kau sejenis family man, mas. Seseorang yang akan selalu berpihak pada keluarga, bukan pada egoisme pribadi sebagai pria. Kau juga pekerja keras yang menginvestasikan waktumu pada kerjaan dan pelayanan.

Apakah aku sudah jatuh cinta? Aku juga tak tahu.

***

Belum genap dua bulan kita berkenalan dan kau berkata dengan penuh keyakinan. Sifat yang entah kenapa selalu ada pada dirimu, berlawanan dengan aku yang penuh ragu dan ketakutan.

"Dik, bolehkan, aku pergi ke rumahmu? Aku benar-benar serius padamu. Kalau kita terus di dumay seperti ini, bisa sampai lebaran kuda bakal ga kemana-mana, Yank. Aku serius ingin mencarikan ibu terbaik buat anakku. Kau yang terbaik. Aku tidak rela dia hidup bersama ayah tirinya."

"Boleh-boleh saja, tapi apa tidak kejauhan? Jauh lho bisa 9 jam perjalanan bis. Nanti capek, pekerjaanmu bisa tertunda juga?"

"Tidak apa-apa, Yank ..., demi masa depan kita, besok bisa bolos kerja sehari gak apa-apa."

***

Maafkan aku, Mas. Ternyata keluargaku terlalu terkejut mendengar niatmu yang tiba-tiba. Apalagi aku belum bercerita kepada mereka sama sekali.

Kedatanganmu ke rumahku, disambut dengan tangan terbuka oleh Ibuku. Kakak dan pamanku juga datang untuk mengetahui niat kita. Tetapi rupanya keluargaku ingin mengenalmu dulu baik-baik, siapa kau dan apa niatmu, apalagi kita baru bertemu langsung kali ini.

Sayangnya kau tidak sabaran, hanya mau meminangku bulan depan, titik. Tidak ada alasan diundur karena a,b, c. Ketika itu tidak diijinkan, kau memilih mundur alon-alon.

Aku harus bagaimana menurutmu, Mas? Aku masih milik keluargaku, dan aku tidak bisa memutuskan egois menuruti keinginanku sendiri.

Aku mulai menyukaimu tapi itu tidak cukup untuk menikah hanya dengan landasan suka saja. Banyak hal harus dipikirkan, apalagi status kita tidak sama. Kau juga punya keluarga, akupun demikian.

Lebih baik kita menunggu biar waktu yang menentukan. Siapa tau takdir Allah merestui cinta kilat kita.

***

Dan rupanya sekian bulan cinta kita tak berpihak, Mas. Kita sama-sama memutuskan untuk mundur dan menjaga keluarga kita masing-masing.

Aku takut kualat dengan keluargaku. Kau pun terlalu nekad mengajukan proposal kilatmu. Semua sudah terlewat sekarang. Akhirnya harus sama-sama pergi atau minggat.

Selamat tinggal cinta kilatku....semoga kau bahagia, doakan juga kebahagiaanku.

Ketika Cinta Kilat Berkelebat, Kelewat dan Minggat (Karena Aku Takut Kualat!)



Tamat







Magetan, 03 Mei 2020






Sumber cerita : pribadi
Sumber gambar :
ScreenShoot Movie Korea Spring Again, drama korea A Love Affair in The Afternoon
Lailahr88
irhayuayank
riwidy
riwidy dan 26 lainnya memberi reputasi
27
788
8
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
embritzAvatar border
TS
embritz
#2
bahagia bukan dicari, tetapi diterima dan dsyukuri juga diusahakan sekuat tenaga.
mbethix
riwidy
riwidy dan mbethix memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.