Kaskus

Story

neopoAvatar border
TS
neopo
Riding to Jannah


Don't choose the one who is beautiful to the world. But rather, choose the one who makes your world beautiful. Keep her close to Allah. Keep him close to Allah. Together for Jannah. I want love that will say: "Not even death will do us part, because we'll be reunited in jannah, insyaallah”

Welcome to my thread. Dimana disini kalian diperbolehkan untuk mengkritik, memberi saran, share, dan memposting komentar yang sekiranya bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca. Fiksi atau non fiksi, semoga bukan menjadi masalah bagi pembaca. Karena penulis harap bisa memberikan banyak manfaat kepada orang-orang melalui tulisan yang tidak seberapa ini. Terima kasih.


Tokoh :
  • Ardian - Aku, pria dengan tinggi 176cm yang hobinya main motor
  • Azril Riswan - Sahabat sejak kuliah, beda jurusan tapi masih satu fakultas
  • Elriko - Kenalan saat pertama kali touring, so cool but nice guy
  • Dina Resti - Bagiku dia perfect, tetapi sedikit cerewet
  • Alyssa Erica - Gadis cerdas dan sangat mempedulikan lingkungannya
  • Rofila Afifah - Kakakku yang cantik, cerewet tapi selalu bisa jaga adik-adiknya
  • Nuri Freska - Adikku yang sangat manja, segalanya harus dituruti, tapi ia juga penurut
  • Raden Dimas - Sometime good guy, sometimes bad guy (dalam arti sifat, bukan tindakan menyimpang)



Diubah oleh neopo 16-09-2022 12:17
junti27Avatar border
sukhhoiAvatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 27 lainnya memberi reputasi
28
42.7K
308
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
neopoAvatar border
TS
neopo
#257
Part 41 - Jalanin Aja
Aku menghentikan aktivitasku saat itu juga.
Aku: Hehe, ga lucu tau. Kamu bercanda kan?
Alyssa: Aku ga bercanda, Di. Aku pengen kita putus.
Aku: Tapi kenapa Lis?
Alyssa: Makasih banyak, kamu udah banyak ngasih aku kebahagiaan. Aku sayang kamu, Di.
Aku: Kenapa kamu pengen putus Lis?

*Tuuut tuuut tuuut telefon diputus
Aku coba telefon balik ke nomer tersebut, dan ga diangkat oleh Alyssa. Aku coba telefon lagi dan nomer tersebut sudah ga bisa dihubungi.
Dina: Kenapa Di?
Aku: ….
Dina: Telefon dari Lisa ya?
Aku: …. *aku hanya mengangguk
Dina: Terus kenapa? Kok lo kaya ga seneng gitu?
Aku: Alyssa….
Dina: Alyssa kenapa? Dia baik-baik aja kan?
Aku: Alyssa, dia… putusin gue
Dina: Kok putus? Kenapa?
Aku: Dia ga bilang apa-apa lagi. Dia langsung tutup telefonnya. Pas gue telefon balik nomernya ga bisa dihubungi
Dina: Terus gimana?
Aku: …. *Cuma geleng-geleng kepala
Dina: Ga ada niat ketemu dia gitu?
Aku: Terakhir aku denger dari Nuri dia pulang ke Bali dan bilangnya ada perlu.
Dina: Terus lo ada rencana apa sekarang?
Aku: Entah Din. Gue ga mood
Dina: Yaah, lo yang sabar ya Di.

Aku terdiam sejenak sampai aku melamun. Entah berapa lama aku melamun. Aku mulai menyadari kalau aku ga sendiri. Aku sedang bersama Dina yang sedari tadi diam menikmati minumannya.
Dina: Udah ngelamunnya?
Aku: Maaf
Dina: Lo butuh waktu buat berfikir ya
Aku: Gatau Din, gue bingung
Dina: Lo nangis?
Aku: Engga, Din, gapapa
Bodoh, kenapa harus menangis didepan perempuan. Hal itu malah menunjukkan kalau aku lemah. Dan lelaki ga boleh lemah
Dina: Gapapa, lepasin aja, biar lo lebih tenang
Aku: Gue udah kenal cukup lama sama dia. Dan tiba-tiba dia putusin gue tanpa alasan apapun
Dina: Dia pasti punya alasan, hanya saja lo belum dikasih tau
Aku: Gatau gue Din, gue takutnya punya salah yang ga gue tau dan akhirnya buat dia marah.
Dina: Dia ga kaya gitu. Gue kenal banget sama Alyssa.
Aku: Terus gue harus gimana?
Dina: Kalau saran gue, lo dateng langsung kesana, ya meski mungkin sulit untuk ke Bali. Tapi seengganya kalau lo udah dapet penjelasan dari dia, lo bisa tenang.
Aku: ….
Dina: Udah, lo mungkin lagi kesel sekarang, redam dulu amarahnya
Aku: ….
Dina: Gue gatau gimana cara nyemangatin lo, tapi jangan sampai larut dalam kesedihan
Aku: ….
Dina: Dulu jug ague hilang mood saat ditinggal Riko. Gue hamper depresi, nangis terus di kamar, sampai gue sadar kalau gue ga sendiri. Gue masih punya temen-temen yang selalu hadir buat gue. Dan itu elo, Alyysa, Azril. Gue juga ga boleh terus-terusan sedih karena kepergian Riko. Sama, lo juga ga boleh terlalu larut dalam kesedihan. Masih ada temen-temen yang selalu hadir buat lo. Ada gue.
Aku: Gue bakal tunggu jawaban dia Din
Dina: Iya, terserah lo. Yang penting jangan terlalu dibawa sedih, apalagi emosi.
Aku: Makasih Din.
Dina: Abis ini mau ga, kalau gue ajak lo keliling kota?
Aku: Emm, gimana yah
Dina: Tapi kalau lo mau langsung balik gapapa sih
Aku: Iya boleh deh.
Dina: Nanti lo anter gue kesini aja lagi, biar lo ga nyasar hehe
Aku: Gue gakan nyasar, nanti lo gue anter pulang aja.
Dina: Okey terserah sih gue ngikut aja

Setelah keluar dari tempat makan tersebut, aku berkendara membonceng Dina mengelilingi kota. Tapi ga jauh-jauh dari sekitaran Malioboro. Dina juga mengajakku mengobrol dan bercanda, hanya sekedar untuk menghiburku. Ya mungkin sedikit mengobati rasa sedih dan kecewaku atas keputusan Alyssa yang tiba-tiba minta putus. Tapi tetap ga mudah untuk lupain semua hal yang pernah kami lalui.

Aku melihat arlojiku dan waktu sudah menunjukkan jam sembilan malam. Aku lebih banyak diam sambil berusaha menghafalkan daerah ini, sementara Dina sedari tadi banyak bicara sambil menunjukkan tempat-tempat yang ada disitu. Sampai pada akhirnya aku mengajaknya untuk pulang. Ternyata rumah Dina tak terlalu jauh dari kota wisata yang tadi kami kunjungi. Hanya sekitar lima belas menit saja sudah sampai.
Dina: Makasih ya
Aku: Iya
Dina: Udah jangan sedih terus
Aku: Hehe *cuma nyegir
Dina: Hati-hati yah
Aku: Iya, gue balik dulu. Assalamualaikum
Dina: Waalaikumussalam

Langsung aja aku memacu kendaraanku menuju rumah. Aku masih menyimpan lokasi yang diberi kak Afifah dan langsung menuju rumah
Ternyata jalan kerumah juga hanya sekitar 10 menit saja. Dan saat aku menuju Malioboro, aku sempat melewati daerah rumah Dina. Setibanya dirumah, aku menyimpan motor ditempatnya dan dengan perasaan yang masih kacau, aku langsung masuk kekamar tanpa menggubris pertanyaan yang sempat muncul dari Nuri.

Sabtu, dirumah. Jogjakarta. Aku tetap berada dikamarku. Aku masih kepikiran kenapa Alyssa tiba-tiba ingin hubungan kami berakhir. Bahkan aku tak diberikan penjelasan sedikitpun. Dan aku tahu kalau ini ada sesuatu yang ga wajar. Mungkin benar kata Dina, bahwa ada hal yang disembunyikan. Aku bahkan gatau alamat dia di Bali. Nuri mengetuk pintu kamarku namun aku hanya diam saja. Karena pintu kamar tak ku kunci, ia masuk membawakan sarapan.
Nuri: Kak, sarapan dulu
Aku: Simpen aja disitu
Nuri: Kakak kenapa?
Aku: Gapapa
Nuri: Jangan bohong ah, lagi ada yang dipikirin ya?
Aku: Alssysa ada bilang apa sama kamu?
Nuri: Ga bilang apa-apa. Kenapa emang?
Aku: Bilang aja.
Nuri: Bener ga ada kak. Terakhir kan dia cuma pamit mau pulang dulu. Itu aja. Emang kenapa sih kak? Ada masalah?
Aku: Alyssa mutusin kakak semalem lewat telefon
Nuri: Kok bisa kak?
Aku: Gatau, dia pulang udah, gitu aja. Ga dikasih penjelasan.
Nuri: Terus kakak mau gimana sekarang?
Aku: Gatau lah, aku pusing
Nuri: Iiihh kakak ga boleh gitu. Mungkin dia punya alasan sendiri kak
Aku: Ya apa harus sepihak gitu? Bahkan aku ga dikasih tau alasannya
Nuri: Yaudah kak, tenangin aja diri kakak dulu. Sekarang sarapan dulu ya. Apa perlu aku suapin?
Aku: Aku bukan anak kecil
Nuri: Nah itu kakak tahu hehe. Jangan galau karena masalah cinta kak. Banyak yang lebih penting yang harus kakak pikirin. Misal kuliah kakak. Lagipula, kalau kalian memang berjodoh pasti ketemu lagi kok
Aku: ….
Nuri: Yaudah, aku keluar dulu. Sarapannya dimakan ya kak
Aku: ….
Nuripun keluar dari kamarku. Aku memakan sarapanku sedikit saja karena ga nafsu makan. Kemudian kak Afifah tiba-tiba datang kekamarku.
Afifah: Mau ikut?
Aku: Kemana?
Afifah: Keliling-keliling, jalan-jalan, pake mobil ayah
Aku: Engga, kakak aja sama Nuri
Afifah: Yaah, kenapa?
Aku: Lagi ga mood aja.
Afifah: Hmm yaudah deh, mau dibawain apa?
Aku: Terserah
Afifah: Hiih kaya cewe aja jawab ‘terserah’ hehehe
Aku: Sadar pula

Kak Afifahpun keluar dari kamarku dan aku kembali menyendiri disini. Aku keluar kamar beberapa jam kemudian dan rumah sudah mulai nampak terasa sepi. Hanya ada ibu dan ayah. Setelah membersihkan diri, aku pergi ke teras rumah sambil menikmati sisa sarapanku. Setelah selesai, aku kekamarku lagi untuk mengambil handphone yang sedari tadi tak kupegang. Saat kubuka, banyak sekali pesan masuk dari Dina. Saking banyaknya sampai grup kelaspun kalah posisi. Aku membuka pesan itu dan banyak pesan spam ga jelas, tapi isinya benar-benar memberi perhatian padaku. Aku tak terlalu ingin membalas pesan itu. Aku langsung memasang headset dan menyetel lagu dari handphoneku. Hari ini aku banyak menghabiskan waktuku dikamar saja. Beberapa saat kemudian Kak Afifah dan Nuri pulang. Dan ga lama setelah mereka sampai, Nuri masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu.
Nuri: Kakak *sedikit berteriak
Aku: Ketok dulu kek
Nuri: Hehe maaf. Lagi apa kak? *sambil ikut rebahan disebelahku
Aku: Lagi tinju. Lagi denger lagu lah
Nuri: Cape juga jalan-jalan hehe
Aku: Emang kemana?
Nuri: Kemana-mana hatiku senang hahaha
Aku: Eeuh balas dendam *sambil nimpuk pake bantal
Nuri: Iiih, sakit tau.
Aku: Mana oleh-olehnya
Nuri: Nih, minuman doang hahaha
Aku: Biarin lah.
Nuri: Yuk makan dulu kak.
Aku: Entar aja deh, duluan aja.
Nuri: Masih galau kak?
Aku: Engga, males aja.
Nuri: Ih jangan males. Ntar bodo
Aku: Buset kalau ngomong, ga di filter
Nuri: Yaudah hayuk cepet. Tadi beli makanan banyak. Besok pagi kan kita pulang ke Bandung
Aku: Iya iya *sambil bangun beberapa detik kemudian rebahan lagi
Nuri: Iiiih hayu banguuun *sambil menarik tanganku

Akupun keruang tengah berkumpul bareng Nuri sama kak Afifah. Mereka banyak mengobrol tentang jalan-jalan tadi, tapi aku ya gitu aja, denger ga denger. Cuma menikmati snack yang dikasih Nuri aja. Selama di Jogja, aku benar-benar memenuhi hariku bersama keluarga. Ya sedikit mengobati rasa ga nentu karena diputusin Alyssa secara tiba-tiba.

Waktu terus berlalu. Tak terasa sekarang aku sudah berada di penghujung kuliah. Aku sudah disibukkan dengan skripsi dan bimbingan. Aku kembali dan lebih fokus pada studiku. Aku juga sudah mulai cari kerja, karena gelarku nanti tak terlalu memberi jaminan aku akan langsung bekerja. Aku mengesampingkan dulu masalah dengan Alyssa kemarin. Dan chattingku pun penuh dengan chat dari teman-teman sekelas. Pengeluaranku cukup banyak untuk semester akhir ini.

Banyak waktu yang aku habiskan dikampus hanya demi menyelesaikan tugas akhirku ini. Pada akhirnya Nuripun kadang sendirian dirumah, namun tak jarang ia juga selalu menemaniku dikampus. Adik idaman emang hahaha. Saat itu kami mengobrol dikampus pada malam hari, ya ngincer WiFi nya juga sih.
Nuri: Belum ada kabar tentang kerjaan kakak?
Aku: Belum dek, ya belum rejekinya kali
Nuri: Skripsinya gimana?
Aku: Bentar lagi beres kok. Pengen cepet-cepet sidang hehe
Nuri: Nanti giliran kakak bantuin aku tugas hehe
Aku: Iya iyaaa.
Nuri: Jangan lupa es krimnya hehe
Aku: Buset, dirampok ini mah
Nuri: Gitu amat si sama ade sendiri
Aku: Iya iya ah. Punya adek jajan mulu
Nuri: Biarin huuu

Malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang. Kami mampir ke minimarket untuk memberli keperluan pribadi dan es krim yang aku janjikan untuk Nuri. Dirumah, aku kembali melanjutkan skripsiku sambil terus mencari lowongan kerja di internet. Sementara Nuri langsung kembali ke kamarnya. Aku selesai sekitar jam dua malam. Iseng aku cek handphoneku dan sosmedku. Iseng juga aku melihat sosmednya Alyssa, dan udah cukup lama ga ada aktivitas dari facebooknya. Tiba-tiba ada chat masuk, dan itu dari Dina.
Dina: Ga tidur lu?
Aku: Baru beres skripsi
Dina: Ooh, cie yang mau wisuda
Aku: Aamiin. Lu sendiri kenapa ga tidur?
Dina: Insomnia gue. Mikirin duit hehe
Aku: Itu mah insomduit
Dina: Jhaaaa tau aja wkwk
Aku: Kebiasaan
Dina: Engga ih bercanda itu mah. Emang ga bisa tidur aja
Aku: Owh
Dina: Lu punya Skype kan?
Aku: Buat apa?
Dina: Video call hahaha
Aku: Discord aja
Dina: Apa tuh?
Aku: Aplikasi. Ntar aku kasih linknya

Beberapa saat aku memberi link aplikasi tersebut dan ngasih tau juga cara-caranya sama Dina, mulai dari install, buat akun, sampai telefon lewat aplikasinya, dan akhirnya share desktop. Kebetulan Dina juga online dari laptop yang terdapat kamera webcam nya. Awal liat Dina, wajahnya ditutupin oleh tangannya, dan hanya keliatan matanya aja dan ia malah ketawa. Dina pake headset yang biasa dipake buat HP, sedangkan aku pake headset RA454.
Aku: Malah ketawa ni anak
Dina: Malu ih hehe
Aku: Lah lu yang ngajak lu yang malu. Lu pake baju kan?
Dina: Dasar mesum
Aku: Lah, gue salah?
Dina: Engga, tapi nanyanya ga gitu juga kali. Btw lo gelap banget disitu
Aku: Oh iya, tadi lampu gue matiin, Cuma pake lampu belajar doang
Dina: Ooh, awas ada yang nyolek
Aku: Engga aka nada yang berani. Langsung gue gibeng
Dina: Wuih jahatnya. Kalau gue yang nyolek?
Aku: Gue langsung kunci pintu kamar, pintu jendela haha
Dina: Nah kan mulai deh. Eh, lo emang besok pagi ga ke kampus?
Aku: Engga, cuma bimbingan, itu juga siang.

Malam itu kami asik ngobrol cukup lama. Sampai obrolan kami selesai karena adzan subuh. Setelah shalat, aku langsung menutup laptop dan langsung tidur. Aku kebangun sekitar jam 12an da nada janji dengan dosenku itu jam 2 sore karena beliau ada rapat. Aku mendengar suara orang ngobrol diluar kamarku. Aku membuka pintu. Saat aku keluar, banyak sekali orang diruang tengah, dan sontak semua mata tertuju padaku. Melihat aku yang hanya menggunakan celana pendek dan kaos dalem, aku langsung kembali masuk. Malu-maluin dah. Tak lama Nuri masuk ke kamarku
Nuri: Hemmm ini kebo udah bangun
Aku: Ish, itu siapa diluar? Malu tau
Nuri: Haha, kakak sih ga ngintip dulu gitu. Mereka temen kelompok, pada kerkom disini kak
Aku: Buset dah, Masih lama?
Nuri: Baru dateng kakaaaak
Aku: Ah buset dah, tolong ambil jaket kakak
Nuri: Hm, nih. Mau kemana emang?
Aku: Ke WC lah, malu ginian. Mau mandi. Mau ikut?
Nuri: GAAAAA . . . Sana mandi. BAU
Aku: Awas, ga dibeliin es krim lagi
Nuri: IIhh engga, bercanda kakak hehe

Aku dan Nuri keluar dari kamar, dan aku langsung membersihkan diri, shalat dzuhur dan makan siang. Aku langsung memanaskan Sapi tercinta karena selama skripsi ini, aku sekarang lebih sering pake motor. Biar cepet alau harus kesana kesini gitu. Tiba-tiba ada seseorang dari dalam menghampiriku
Dia: Moge kang?
Aku: Lebih tepatnya motor klasik hehe
Dia: Suaranya keren sih hehe. 4 silinder ya?
Aku: Iya
Dia: Kenalin, saya Rifki, temen sekelas Nuri
Aku: Ardi
Dia: Kalau gitu saya lanjut belajar dulu ya kang, keren nih motornya hehe
Aku: Oke oke hehe makasih

Waktu menunjukkan jam satu siang. Aku duduk didepan sambil membersihkan motorku. Motor penuh kenangan. Dimana saat itu aku sama Alyssa boncengan pake motor ini saat dia liat Dimas sama cewe lain. Waktu berjalan dan kami jadian. Sekarang kami ga ada hubungan apa-apa. Sebenarnya aku masih ingin dengar penjelasannya kenapa dia tiba-tiba minta putus. Tapi, mungkin suatu hari nanti aku akan tetap mencari Alyssa. Walau mungkin hanya sekedar mendengarkan pejelasannya saja. Jam setengah dua, aku pamit pada Nuri kalau aku akan kekampus untuk bimbingan

Aku langsung menuju kantor jurusan untuk menemui dosen pembimbingku. Namun saat aku tiba disana, dosenku belum datang. Beliau bilang masih rapat. Yah beginilah skripsi, karena kita yang butuh, kita harus mau nunggu. Tak lama ada yang menghampiriku.
Tia: Bimbingan, Di?
Aku: Iya, lo juga?
Tia: Iya dong. Lo udah sampe mana?
Aku: Gue BAB 4 nih.
Tia: Pengen cepet beres ya, terus lulus, kerja, nikah deh hehe
Aku: Kaya yang udah ada calonnya aja
Tia: Ada dongs, lebih ganteng dari lu, jelas hahaha
Aku: Ah lu aja belum gue bikin klepek klepek
Tia: Gue kan good girl haha. Gimana lo sama cewe lo kemaren?
Aku: Gue udah putus sama dia
Tia: Lah kok bisa? Karena video call waktu itu ya?
Aku: Hehe, engga kok. Dia tiba-tiba mutusin aja, gatau kenapa
Tia: Oh, sorry ya, gue gatau. Lo yang sabar ya. Liat sisi baiknya, lo jadi bisa fokus, bahkan lo udah sampe BAB 4, gue aja masih BAB 2 hehe
Aku: Ya, gue fokus dulu buat kelulusan
Tia: Tuh dosen lu dateng
Aku: Gue duluan ya

Akupun mulai bimbingan hari ini. Dan Alhamdulillah aku sudah bisa masuk ke BAB 5 yang merupakan BAB akhir. Sebenarnya ini lebih cepat dari perkiraanku. Aku rasa aku bisa cepat sidang juga, semoga aja. Saat keluar ruangan, kulihat Tia masih duduk sambil main HP.
Aku: Udah bimbingannya?
Tia: Udah, temenin gue makan yuk. Kalau lo mau
Aku: Emm ditraktir nih hehe
Tia: Engga lah, enak aja huuu
Aku: Yaudah deh hayu. Gue juga laper lagi hehe

Kami berdua ke kantin untuk makan. Ditengah aktivitas kami juga Tia banyak sharing tentang skripsinya. Tapi dia tak sepertiku, dimana aku mulai cari kerja, tapi Tia seperti sudah ada jaminan ia akan kerja di perusahaan milik keluarganya itu, sebagai admin.
Aku: Wah gue boleh dong lamar kerja ditempat lu
Tia: Emm nanti gue coba tanyain deh yah
Aku: Siip dah
Tia: Enak ya, lo udah sampe BAB 5, dibarengin dengan cari kerja, gue aja yg ada istilahnya ada pegangan kerja malah males-malesan hehe
Aku: Ya itu kembali sama diri lo. Tapi sebisa mungkin sih jangan sampai tertekan ngerjain skripsi. Nurut aja apa kata dosen.
Tia: Iya hehe. Oh iya, gue sering liat lo sama cewe. Itu siapa?
Aku: Ade gue maksudnya? Ya, dia pengen ikut aja sih. Lagian dirumah juga kan ga ada siapa-siapa. Jadi yaudah gue iyain aja.
Tia: Oh gitu toh. Saling menjaga yah hehe.
Aku: Mhehe
Tia: Yaudah yuk balik. Mau hujan kayanya
Aku: Gas

Aku dan Tia pulang berbeda arah saat diparkiran. Aku tiba dirumah sekitar jam lima sore. Saat aku tiba dirumah, aku juga lihat ada seorang cewek lagi jalan menuju arah rumahku. Sepertinya ga asing, dan aku langsung menghampirinya
Aku: Linda?
Linda: Hai

midim7407
wahyuwiwiwiwiw
telahmemblok
telahmemblok dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.