- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#155
Spoiler for Part 54:
Part 54
.
.
.
"Yeeeaaaayy"
Viny bertepuk tangan setelah beby meniup lilin diatas kue ulang tahun yang saat ini berada di tanganku.
"Make a wishnya lama bener, kamu mohon apa sih beb?"
Viny berkata seperti itu sambil menunjukkan wajah menggodanya kepada beby.
"Huuu, kepo aja sih vin"
Beby menjawab pertanyaan viny sambil mengulum senyumannya.
Aku: "mbak, mending kita duduk dulu, biar aku taroh kuenya di meja, badanku pegel nih berdiri sambil mengangin kue kayak gini"
Viny: "oh iya, hehehe, yaudah kalian duduk dulu ya, aku ambil piring pisau dulu di dapur, abis ini kita makan kuenya bareng-bareng"
Setelah viny berkata seperti itu, dia langsung berlalu meninggalkan aku dan beby untuk mengambil pisau yang setelah ini akan kami gunakan untuk memotong kue ylang tahun beby.
Akupun memutuskan untuk meletakkan kue yang sedari tadi kupegang keatas meja, lalu berjalan menghampiri sofa, tanpa basa basi akupun langsung menjatuhkan tubuhku keatasnya.
Huuuhhhh.....
Saat pandangan mataku mencoba mencari sosok beby, aku menemukannya masih berdiri sambil menatapku dengan senyumnya yang masih sama seperti tadi.
"Ngapain bediri sambil senyum-senyum gitu mbak?"
Tanpa menjawab pertanyaanku dia berjalan menghampiriku yang sedang duduk di atas sofa, setelah itu beby langsung mengambil tempat untuk duduk di sampingku.
"Gak usah senyam senyum gitu, kalo gak disuruh viny aku gak bakal kesini"
Sontak raut wajah beby yang awalnya tersenyum langsung berubah karena pernyataan yang barusan keluar dari mulutku.
"Iiiiiihhhhh....., kamu mah gitu, gak bisa liat aku seneng apa?"
Tentu saja kalimat terakhir yang kuucapkan hanyalah sebuah candaan, dan untungnya dia sudah sangat memahamiku.
Beby memelukku dan meletakkan wajahnya di dadaku setelah dia mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Itu buat aku ya?"
Beby berkata seperti itu sambil menunjuk sebuah kado yang memang sedari tadi kuletakkan tepat disamping poisisi dudukku saat ini.
Aku: "idiih, GR banget, enggak lah, bukan buat kamu kok"
Beby: "iiisshhh...., kan cuma nanya"
Beby mengucapkan kalimat terakhirnya sambil memasang wajah cemberut yang dibuat-buat.
Sontak tingkah beby kali ini membuatku gemas, aku langsung meletakkan tanganku diatas kepalanya, lalu mengacak-acak rambutnya.
Aku: "gak usah sok imut, udah tua"
Beby: "tua tua gini kamu sayang kan?"
Kali ini beby menatap mataku lekat-lekat, entah kenapa aku merasa kalimat terkhir yang keluar dari mulut beby bukan sebuah candaan, matanya menatap mataku dengan tatapan penuh harap.
Aku: "a a apaan sih mbak, PD banget"
Beby: "biarin!!"
Beby kembali menyembunyikan wajahnya di dadaku.
"Ekheeemmm..."
Sontak aku langsung mendorong tubuh beby setelah menyadari viny sudah kembali dari dapur dan berdiri di hadapak kami.
Viny: "mmmm, enak ya, mesra-mesraan mulu kayak orang pacaran, iya aku tau kalo aku jones"
Beby: "udah lah vin, santai aja, status kita masih sama kok vin"
Beby menjawab pertanyaan viny sambil menatapku seklias.
Deeeggg....
Ahh... tidak, mungkin beby hanya bercanda, mungkin dia hanya bermaksud untuk menghibur viny.
Setelah pelukanku dan beby terlepas, viny langsung berjalan kearah sofa lalu mengambil tempat untuk duduk di seberang kami.
"Nih beb, potong kuenya"
Beby mengambil pisau plastik yang disodorkan oleh viny.
"Potongan pertama buat siapa nih beb?, aku atau natha?"
Viny memasang wajah menggodanya sambil menanyakan hal itu kepada beby.
Beby: "mmmm, buat natha aja deh, kan kamu udah vin tahun-tahun sebelumnya"
Viny: "issshh, kan tahun-tahun kemaren kita emang cuma berdua"
Beby: "hehehe, sorry ya vin, tahun ini buat calon pacar dulu"
Deeegg....
Huuuuhhh.....
Entahlah, kenapa aku rasa sedari tadi beby terus mengeluarkan kalimat yang terdengar seolah-olah seperti sebuah kode.
Ini aku yang terlalu percaya diri atau atau bagaimana?, atauu.... mungkin ini hanya dampak dari ketakutanku.
Iya, aku sangat takut jika beby akan menanyakan tentang kejelasan hubungan kami, mungkin kalimat dan sikap beby tadi hanya bercanda, tapi karena aku terlalu takut, aku jadi menganggap kalimat-kalimat yang keluar dari mulut beby serius, apa lagi setelah melihat sikapnya hari ini.
Tapi.... sekarang aku.... aku sama sekali belum siap.
"Tuh naat..., udah ngebet banget si beby"
Aduhh...
Viny.... Viny...., kenapa malah ikut-ikutan sih.
"Hehehe"
Aku hanya menanggapi obrolan mereka dengan kekehan kecil sambil menggaruk ujung kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
"Nihh..."
Beby menyodorkan potongan kue yang ada di tangannya kearahku.
Akupun langsung menyambut potongan tangan kue yang ada di tangannya.
"Langsung semuanya ada dong...."
Akupun kembali melahap potongan kue yang masih tersisa di tangan beby untuk mengikuti instruksinya.
"Eleeeuuuhhh, asyik banget sih, yaudah deh, aku ambil sendiri aja"
Sambil berkata seperti itu viny mengambil potongan kue yang ada di atas meja, lalu memakannya.
"Ooh iya beb, ini buat kamu, spesial dari aku nih"
Viny menyodorkan sebuah kado yang kemaren kami beli kepada beby.
Beby: "lah, dari kamu doang vin?"
Viny: "iiihhh...., gak bersyukur banget sih, ini dari aku, dari natha ada jugaaa"
Beby: "hehehe, becanda sih, makasih ya piniiii..."
Viny: "bicindi sih, mikisih yi pini"
Beby: "ngambekan banget sihh..., sadar umur vin"
Viny: "kamu tuh..., sadar dirii!!!"
Beby hanya terkekeh sambil menyambut kado yang disodorkan oleh viny.
"Buka dulu dooong..."
Beby mengikuti instruksi viny, dia langsung membuka kertas kado viny yang ternyata berisikan sebuah kotak.
Setelah berhasil memisahkan kotak dari kertas yang melapisinya, beby membuka kotak tersebut untuk melihat isinya.
"Wahhh...., ini tas yang kita liat kemaren ya vin"
Ternyata kado viny berisi tas selempang kecil berwarna biru dongker.
Viny: "iya beb, inget gak beb, kamu mau beli itu pas kita jalan-jalan ke mall minggu lalu, tapi gak jadi soalnya bu indah tiba-tiba nelpon aku nyuruh kita cepet-cepet ke kampus"
Beby: "hehehe, iya ya, makaciih pinii...."
Beby menghampiri viny dan langsung memeluknya.
Dasar cewek, kalo cowok yang kayak gitu pasti udah dikatain homo.
Wkwkwkkwkwk
"Mbak..., kalo ini dari aku, hehe"
Aku juga tidak mau ketinggalan, akupun menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah dilapisi bungkus kado kepada beby.
Sontak beby yang awalnya masih memeluk viny, langsung menoleh kearahku.
Beby: "spesial gak?"
Aku: "hehe, gak tau deh mbak, coba dibuka dulu aja"
Tanpa basa basi beby langsung membuka kado yang kuberikan.
Tapi.... tiba-tiba ekspresi wajah beby berubah seketika setelah melihat isi dari kotak yang baru saja dibukanya.
Beby mengangkat kaca mata hitam dengan model alay, kaca mata hitam tersebut memeiliki ujung lancip disisi kanan dan kiri bagian atasnya seperti membentuk sepasang sayap.
"Wkwkwkwkwkwk, apaan tuh nat"
Viny tidak mampu lagi menahan tawanya setelah melihat benda yang di ambil beby dari kotak yang kuberikan.
"K k kamu ngapain ngasih aku ini nat?"
Beby mengatakannya sambil menunjukan tatapan heran kepadaku.
"Hehehe"
Aku hanya terkekeh kecil melihat wajah beby yang kebingungan.
Ya..., ketika aku sedang mengelilingi lantai dasar mall, aku melihat kaca mata ini terpajang di etalase, entah lah, sebenarnya aku hanya iseng membelinya dan menaruhnya di kotak kado yang saat ini aku serahkan kepadanya.
"Ada 1 lagi kok mbak"
Sontak pandangan beby kembali beralih untuk melihat kotak yang sekarang masih berada di tangannya.
Beby mengangkat kotak kecil yang ada di dalamnya lalu membukanya.
"Maaf mbak, mungkin harganya gak jutaan, mungkin juga bukan model yang mbak suka, tapi lumayan lah buat ganti jam tangan mbak yang masih mbak pake, padahal udah mati"
Beby langsung mengalihkan pandangannya kearah tangan kanannya.
Memang aku sudah lama memperhatikan jam tangan yang dipakai beby saat ini, jam tangan itu memang sudah tidak berfungsi, aku juga kurang paham apa alasan beby sampai sekarang masih memakai jam tangan rusaknya.
"Hehehe, k k kamu merhatiin aja sih nat, makasih ya, aku suka banget kok modelnya"
Beby berkata seperti itu sambil menarik kedua sudut bibirnya keatas.
Saat kemaren aku memilih jam tangan yang akan kuberikan kepada beby sebagai kado ulang tahunnya hari inu, aku memang memilih model yang paling mirip dengan model jam tangan yang saat ini digunakan beby.
Dengan itu aku harap beby mau mengganti jam tangannya yang sekarang sudah rusak dengan jam tangan pemberianku.
"Hehehe, sama-sama mbak"
Beby langsung melepas jam tangan yang sekarang melingkar di tangan kanannya, lalu menggantinya dengan jam tangan yang baru saja kuberikan.
"Jam tangan ini sebenarnya kado ulang tahun ke 17 dari ayah sebelum dia pergi nat, jadi aku sayang banget sama jam ini, makanya, meskipun rusak tetep aku pake"
Sontak aku langsung merasa tidak enak setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulut beby.
Jujur aku sama sekali tidak tahu cerita dari jam tangan rusak yang selalu dipakai beby.
"M m maaf mbak, a a aku gak tau, maaf kalo aku nyinggung mbak, kalo gitu jangan dilepas mbak, pake aja yang lama"
Tapi anehnya, beby langsung mengambil tanganku, lalu menggenggamnya.
"Gakpapa nat, aku seneng banget kok sama jam ini, toh yang lama udah rusak juga, lagian.... jam tangan yang ini juga gak kalah spesial kok, soalnyaa.... orang yang ngasih spesial juga buat aku"
Kali ini beby kembali menatapku penuh harap, entah lah, aku tidak paham maksud kalimat terakhir dan tatapannya saat ini.
Deeeggg......
"Uhuuukk.... Uhuuuuukkk..."
Sontak beby langsung melepaskan genggaman tangannya.
"Ekheemmm..., kalian kira yang duduk disini ini bukan orang ya?"
Viny menatap kesal kearah kami sambil mengunyah sisa kue yang masih ada di mulutnya.
Beby: "hehehe sorry vin, emang bukan orang kayaknya, lebih mirip pajangan"
Viny: "huuuu....., yaudah, lanjutin sana mesra-mesraannya, aku kedapur dulu"
Viny beranjak dari duduknya dan mulai berjalan kearah dapur.
Beby: "gitu doang ngambek!!!!"
Viny: "bodoooo!!!"
Setelah kepergian viny, di ruangan ini hanya menyisakan aku dan beby yang masih duduk bersampingan.
Beby: "Nat, btw kamu ngapain ngasih aku kacamata hitem model begini"
Aku: "emang gak boleh?"
Beby: "y y ya boleh sih, tapi....."
Aku: "hehehe, itu sebenarnya iseng aja mbak, kebetulan habis beli jam tangan itu aku liat kacamata ini"
Beby: "terus??, kenapa kamu beli??"
Aku: "model kacamata sama kelakuan mbak sama sih, sama-sama alay"
Sontak jawaban dariku membuat beby terlihat gusar.
Buuukkk..... Buuuukk.... Buuukkk....
"Iiiiihhhhh, nathaaaa!!!!, aku gak alaaayy!!!"
Wkwkwkwkwk.
Tentu saja ku bercanda, beby sebenarnya tidak alay, yaa.... meskipun kadang-kadang alay juga sih.
Seperti biasa, aku hanya ingin membuatnya kesal agar dapat menikmati wajah ngambeknya yang selalu terlihat lucu di mataku, dan jugaaa.... agar aku dan beby bisa saling berkontak fisik seperti sekarang, hehehehe.
"Aduh... Aduhh.... Ampuun mbak ampunn...."
.
.
.
"Woy begooo, HP lu bunyi terus dari tadi, sakit telinga gue"
Konsentrasi bermainku terganggu akibat keluhan nabil yang terganggu dengan handphoneku yang terus menerus berdering.
"Bentar bil, eh..., arrgghhgg, tai lah"
Aku meletakkan stick yang ada di tanganku keatas meja dengan sedikit kasar.
Devan: "gooooolllll...., udah menit 89, gameover nat, gue menag lagi, huuuu..."
Aku: "aahh..., kagak kagak, gue gak fokus gara-gara tadi nabil manggil"
Nabil: "weey setaan!!, kok jadi nyalahin gue, elu tuh, udah tau ada telpon, bukannya diangkat"
Devan: "tau nih, cupu mah cupu aja, gak usah banyak alesan"
Aku: "arrgghh..., yaudah, nih bil, gantiin gue dulu, gue mau ngangkat telpon"
Setelah mengambil handphoneku yang sedari tadi tergeletak di atas meja, akupun langsung beranjak dari tempat dudukku.
Sambil berjalan kearah gazebo depan lab, aku berinisiatif membuka layar handphoneku untuk melihat ssiapa orang yang sedang menelponku saat ini, dan... ternyata orang itu adalah shani.
Aku: "halo, kenapa shan?"
Shani: "sorry nat kalo aku ganggu, besok siang kamu ada kelas gak?"
Akupun diam sejenak sambil mengingat-ingat jadwal kelasku besok sebelum menjawab pertanyaan shani.
Aku: "besok aku kelas sampai jam 10 pagi aja kok shan?"
Shani: "yeeess!!, berarti besok abis dzuhur bisa temenin aku nggak?"
Aku: "kemana shan?"
Shani: "nganterin mamah sama adek aku ke stasiun, mereka mau pulang besok"
Jujur aku cukup terkejut dengan ajakan shani kali ini, setelah beberapa hari yang lalu dia mengajakku untuk menjemput ibu dan adiknya di statiun, ternyata besok dia kembali mengajakku untuk mengantar ibu dan adiknya ketempat yang sama.
Aku: "e ehh, b bisa kok shan kalo abis dzuhur"
Shani: "bagus lah nat kalo gitu, padahal tadi malem mamah mau ngajak kamu makan malem bareng lo, tapi kamunya gak bisa"
Iya, memang kemaren malam aku sudah ada janji dengan viny untuk merayakan ulang tahun beby, oleh karena itu kemaren aku mengajak tawaran shani untuk makan malam.
Aku baru tahu ternyata yang kemaren yang mengundangku untuk makan malam bukan hanya shani, tapi ibunya shani juga.
Aku: "i i iya shan, maaf, kemarin malem aku emang udah ada janji"
Shani: "iya nat, mamah nyariin kamu terus tuh, kayaknya dia suka deh sama kamu deh"
Aku: "e e ehh, maksudnya shan??"
Shani: "iya naat..., kata mamah kamu orangnya baik, sopan, dia seneng kalo aku temenan sama kamu"
Oalaaaahh....
Aku kira ibunya shani benar-benar menyukaiku.
Tapi............ milf boleh juga sih.
WKWKWKWKWK, GOBLOOOKK!!!
Ehh...., kalau apa yang dikatakan shani memang benar, berarti.....
.
.
.
.
.
.
"Yeeeaaaayy"
Viny bertepuk tangan setelah beby meniup lilin diatas kue ulang tahun yang saat ini berada di tanganku.
"Make a wishnya lama bener, kamu mohon apa sih beb?"
Viny berkata seperti itu sambil menunjukkan wajah menggodanya kepada beby.
"Huuu, kepo aja sih vin"
Beby menjawab pertanyaan viny sambil mengulum senyumannya.
Aku: "mbak, mending kita duduk dulu, biar aku taroh kuenya di meja, badanku pegel nih berdiri sambil mengangin kue kayak gini"
Viny: "oh iya, hehehe, yaudah kalian duduk dulu ya, aku ambil piring pisau dulu di dapur, abis ini kita makan kuenya bareng-bareng"
Setelah viny berkata seperti itu, dia langsung berlalu meninggalkan aku dan beby untuk mengambil pisau yang setelah ini akan kami gunakan untuk memotong kue ylang tahun beby.
Akupun memutuskan untuk meletakkan kue yang sedari tadi kupegang keatas meja, lalu berjalan menghampiri sofa, tanpa basa basi akupun langsung menjatuhkan tubuhku keatasnya.
Huuuhhhh.....
Saat pandangan mataku mencoba mencari sosok beby, aku menemukannya masih berdiri sambil menatapku dengan senyumnya yang masih sama seperti tadi.
"Ngapain bediri sambil senyum-senyum gitu mbak?"
Tanpa menjawab pertanyaanku dia berjalan menghampiriku yang sedang duduk di atas sofa, setelah itu beby langsung mengambil tempat untuk duduk di sampingku.
"Gak usah senyam senyum gitu, kalo gak disuruh viny aku gak bakal kesini"
Sontak raut wajah beby yang awalnya tersenyum langsung berubah karena pernyataan yang barusan keluar dari mulutku.
"Iiiiiihhhhh....., kamu mah gitu, gak bisa liat aku seneng apa?"
Tentu saja kalimat terakhir yang kuucapkan hanyalah sebuah candaan, dan untungnya dia sudah sangat memahamiku.
Beby memelukku dan meletakkan wajahnya di dadaku setelah dia mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Itu buat aku ya?"
Beby berkata seperti itu sambil menunjuk sebuah kado yang memang sedari tadi kuletakkan tepat disamping poisisi dudukku saat ini.
Aku: "idiih, GR banget, enggak lah, bukan buat kamu kok"
Beby: "iiisshhh...., kan cuma nanya"
Beby mengucapkan kalimat terakhirnya sambil memasang wajah cemberut yang dibuat-buat.
Sontak tingkah beby kali ini membuatku gemas, aku langsung meletakkan tanganku diatas kepalanya, lalu mengacak-acak rambutnya.
Aku: "gak usah sok imut, udah tua"
Beby: "tua tua gini kamu sayang kan?"
Kali ini beby menatap mataku lekat-lekat, entah kenapa aku merasa kalimat terkhir yang keluar dari mulut beby bukan sebuah candaan, matanya menatap mataku dengan tatapan penuh harap.
Aku: "a a apaan sih mbak, PD banget"
Beby: "biarin!!"
Beby kembali menyembunyikan wajahnya di dadaku.
"Ekheeemmm..."
Sontak aku langsung mendorong tubuh beby setelah menyadari viny sudah kembali dari dapur dan berdiri di hadapak kami.
Viny: "mmmm, enak ya, mesra-mesraan mulu kayak orang pacaran, iya aku tau kalo aku jones"
Beby: "udah lah vin, santai aja, status kita masih sama kok vin"
Beby menjawab pertanyaan viny sambil menatapku seklias.
Deeeggg....
Ahh... tidak, mungkin beby hanya bercanda, mungkin dia hanya bermaksud untuk menghibur viny.
Setelah pelukanku dan beby terlepas, viny langsung berjalan kearah sofa lalu mengambil tempat untuk duduk di seberang kami.
"Nih beb, potong kuenya"
Beby mengambil pisau plastik yang disodorkan oleh viny.
"Potongan pertama buat siapa nih beb?, aku atau natha?"
Viny memasang wajah menggodanya sambil menanyakan hal itu kepada beby.
Beby: "mmmm, buat natha aja deh, kan kamu udah vin tahun-tahun sebelumnya"
Viny: "issshh, kan tahun-tahun kemaren kita emang cuma berdua"
Beby: "hehehe, sorry ya vin, tahun ini buat calon pacar dulu"
Deeegg....
Huuuuhhh.....
Entahlah, kenapa aku rasa sedari tadi beby terus mengeluarkan kalimat yang terdengar seolah-olah seperti sebuah kode.
Ini aku yang terlalu percaya diri atau atau bagaimana?, atauu.... mungkin ini hanya dampak dari ketakutanku.
Iya, aku sangat takut jika beby akan menanyakan tentang kejelasan hubungan kami, mungkin kalimat dan sikap beby tadi hanya bercanda, tapi karena aku terlalu takut, aku jadi menganggap kalimat-kalimat yang keluar dari mulut beby serius, apa lagi setelah melihat sikapnya hari ini.
Tapi.... sekarang aku.... aku sama sekali belum siap.
"Tuh naat..., udah ngebet banget si beby"
Aduhh...
Viny.... Viny...., kenapa malah ikut-ikutan sih.
"Hehehe"
Aku hanya menanggapi obrolan mereka dengan kekehan kecil sambil menggaruk ujung kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
"Nihh..."
Beby menyodorkan potongan kue yang ada di tangannya kearahku.
Akupun langsung menyambut potongan tangan kue yang ada di tangannya.
"Langsung semuanya ada dong...."
Akupun kembali melahap potongan kue yang masih tersisa di tangan beby untuk mengikuti instruksinya.
"Eleeeuuuhhh, asyik banget sih, yaudah deh, aku ambil sendiri aja"
Sambil berkata seperti itu viny mengambil potongan kue yang ada di atas meja, lalu memakannya.
"Ooh iya beb, ini buat kamu, spesial dari aku nih"
Viny menyodorkan sebuah kado yang kemaren kami beli kepada beby.
Beby: "lah, dari kamu doang vin?"
Viny: "iiihhh...., gak bersyukur banget sih, ini dari aku, dari natha ada jugaaa"
Beby: "hehehe, becanda sih, makasih ya piniiii..."
Viny: "bicindi sih, mikisih yi pini"
Beby: "ngambekan banget sihh..., sadar umur vin"
Viny: "kamu tuh..., sadar dirii!!!"
Beby hanya terkekeh sambil menyambut kado yang disodorkan oleh viny.
"Buka dulu dooong..."
Beby mengikuti instruksi viny, dia langsung membuka kertas kado viny yang ternyata berisikan sebuah kotak.
Setelah berhasil memisahkan kotak dari kertas yang melapisinya, beby membuka kotak tersebut untuk melihat isinya.
"Wahhh...., ini tas yang kita liat kemaren ya vin"
Ternyata kado viny berisi tas selempang kecil berwarna biru dongker.
Viny: "iya beb, inget gak beb, kamu mau beli itu pas kita jalan-jalan ke mall minggu lalu, tapi gak jadi soalnya bu indah tiba-tiba nelpon aku nyuruh kita cepet-cepet ke kampus"
Beby: "hehehe, iya ya, makaciih pinii...."
Beby menghampiri viny dan langsung memeluknya.
Dasar cewek, kalo cowok yang kayak gitu pasti udah dikatain homo.
Wkwkwkkwkwk
"Mbak..., kalo ini dari aku, hehe"
Aku juga tidak mau ketinggalan, akupun menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah dilapisi bungkus kado kepada beby.
Sontak beby yang awalnya masih memeluk viny, langsung menoleh kearahku.
Beby: "spesial gak?"
Aku: "hehe, gak tau deh mbak, coba dibuka dulu aja"
Tanpa basa basi beby langsung membuka kado yang kuberikan.
Tapi.... tiba-tiba ekspresi wajah beby berubah seketika setelah melihat isi dari kotak yang baru saja dibukanya.
Beby mengangkat kaca mata hitam dengan model alay, kaca mata hitam tersebut memeiliki ujung lancip disisi kanan dan kiri bagian atasnya seperti membentuk sepasang sayap.
"Wkwkwkwkwkwk, apaan tuh nat"
Viny tidak mampu lagi menahan tawanya setelah melihat benda yang di ambil beby dari kotak yang kuberikan.
"K k kamu ngapain ngasih aku ini nat?"
Beby mengatakannya sambil menunjukan tatapan heran kepadaku.
"Hehehe"
Aku hanya terkekeh kecil melihat wajah beby yang kebingungan.
Ya..., ketika aku sedang mengelilingi lantai dasar mall, aku melihat kaca mata ini terpajang di etalase, entah lah, sebenarnya aku hanya iseng membelinya dan menaruhnya di kotak kado yang saat ini aku serahkan kepadanya.
"Ada 1 lagi kok mbak"
Sontak pandangan beby kembali beralih untuk melihat kotak yang sekarang masih berada di tangannya.
Beby mengangkat kotak kecil yang ada di dalamnya lalu membukanya.
"Maaf mbak, mungkin harganya gak jutaan, mungkin juga bukan model yang mbak suka, tapi lumayan lah buat ganti jam tangan mbak yang masih mbak pake, padahal udah mati"
Beby langsung mengalihkan pandangannya kearah tangan kanannya.
Memang aku sudah lama memperhatikan jam tangan yang dipakai beby saat ini, jam tangan itu memang sudah tidak berfungsi, aku juga kurang paham apa alasan beby sampai sekarang masih memakai jam tangan rusaknya.
"Hehehe, k k kamu merhatiin aja sih nat, makasih ya, aku suka banget kok modelnya"
Beby berkata seperti itu sambil menarik kedua sudut bibirnya keatas.
Saat kemaren aku memilih jam tangan yang akan kuberikan kepada beby sebagai kado ulang tahunnya hari inu, aku memang memilih model yang paling mirip dengan model jam tangan yang saat ini digunakan beby.
Dengan itu aku harap beby mau mengganti jam tangannya yang sekarang sudah rusak dengan jam tangan pemberianku.
"Hehehe, sama-sama mbak"
Beby langsung melepas jam tangan yang sekarang melingkar di tangan kanannya, lalu menggantinya dengan jam tangan yang baru saja kuberikan.
"Jam tangan ini sebenarnya kado ulang tahun ke 17 dari ayah sebelum dia pergi nat, jadi aku sayang banget sama jam ini, makanya, meskipun rusak tetep aku pake"
Sontak aku langsung merasa tidak enak setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulut beby.
Jujur aku sama sekali tidak tahu cerita dari jam tangan rusak yang selalu dipakai beby.
"M m maaf mbak, a a aku gak tau, maaf kalo aku nyinggung mbak, kalo gitu jangan dilepas mbak, pake aja yang lama"
Tapi anehnya, beby langsung mengambil tanganku, lalu menggenggamnya.
"Gakpapa nat, aku seneng banget kok sama jam ini, toh yang lama udah rusak juga, lagian.... jam tangan yang ini juga gak kalah spesial kok, soalnyaa.... orang yang ngasih spesial juga buat aku"
Kali ini beby kembali menatapku penuh harap, entah lah, aku tidak paham maksud kalimat terakhir dan tatapannya saat ini.
Deeeggg......
"Uhuuukk.... Uhuuuuukkk..."
Sontak beby langsung melepaskan genggaman tangannya.
"Ekheemmm..., kalian kira yang duduk disini ini bukan orang ya?"
Viny menatap kesal kearah kami sambil mengunyah sisa kue yang masih ada di mulutnya.
Beby: "hehehe sorry vin, emang bukan orang kayaknya, lebih mirip pajangan"
Viny: "huuuu....., yaudah, lanjutin sana mesra-mesraannya, aku kedapur dulu"
Viny beranjak dari duduknya dan mulai berjalan kearah dapur.
Beby: "gitu doang ngambek!!!!"
Viny: "bodoooo!!!"
Setelah kepergian viny, di ruangan ini hanya menyisakan aku dan beby yang masih duduk bersampingan.
Beby: "Nat, btw kamu ngapain ngasih aku kacamata hitem model begini"
Aku: "emang gak boleh?"
Beby: "y y ya boleh sih, tapi....."
Aku: "hehehe, itu sebenarnya iseng aja mbak, kebetulan habis beli jam tangan itu aku liat kacamata ini"
Beby: "terus??, kenapa kamu beli??"
Aku: "model kacamata sama kelakuan mbak sama sih, sama-sama alay"
Sontak jawaban dariku membuat beby terlihat gusar.
Buuukkk..... Buuuukk.... Buuukkk....
"Iiiiihhhhh, nathaaaa!!!!, aku gak alaaayy!!!"
Wkwkwkwkwk.
Tentu saja ku bercanda, beby sebenarnya tidak alay, yaa.... meskipun kadang-kadang alay juga sih.
Seperti biasa, aku hanya ingin membuatnya kesal agar dapat menikmati wajah ngambeknya yang selalu terlihat lucu di mataku, dan jugaaa.... agar aku dan beby bisa saling berkontak fisik seperti sekarang, hehehehe.
"Aduh... Aduhh.... Ampuun mbak ampunn...."
.
.
.
"Woy begooo, HP lu bunyi terus dari tadi, sakit telinga gue"
Konsentrasi bermainku terganggu akibat keluhan nabil yang terganggu dengan handphoneku yang terus menerus berdering.
"Bentar bil, eh..., arrgghhgg, tai lah"
Aku meletakkan stick yang ada di tanganku keatas meja dengan sedikit kasar.
Devan: "gooooolllll...., udah menit 89, gameover nat, gue menag lagi, huuuu..."
Aku: "aahh..., kagak kagak, gue gak fokus gara-gara tadi nabil manggil"
Nabil: "weey setaan!!, kok jadi nyalahin gue, elu tuh, udah tau ada telpon, bukannya diangkat"
Devan: "tau nih, cupu mah cupu aja, gak usah banyak alesan"
Aku: "arrgghh..., yaudah, nih bil, gantiin gue dulu, gue mau ngangkat telpon"
Setelah mengambil handphoneku yang sedari tadi tergeletak di atas meja, akupun langsung beranjak dari tempat dudukku.
Sambil berjalan kearah gazebo depan lab, aku berinisiatif membuka layar handphoneku untuk melihat ssiapa orang yang sedang menelponku saat ini, dan... ternyata orang itu adalah shani.
Aku: "halo, kenapa shan?"
Shani: "sorry nat kalo aku ganggu, besok siang kamu ada kelas gak?"
Akupun diam sejenak sambil mengingat-ingat jadwal kelasku besok sebelum menjawab pertanyaan shani.
Aku: "besok aku kelas sampai jam 10 pagi aja kok shan?"
Shani: "yeeess!!, berarti besok abis dzuhur bisa temenin aku nggak?"
Aku: "kemana shan?"
Shani: "nganterin mamah sama adek aku ke stasiun, mereka mau pulang besok"
Jujur aku cukup terkejut dengan ajakan shani kali ini, setelah beberapa hari yang lalu dia mengajakku untuk menjemput ibu dan adiknya di statiun, ternyata besok dia kembali mengajakku untuk mengantar ibu dan adiknya ketempat yang sama.
Aku: "e ehh, b bisa kok shan kalo abis dzuhur"
Shani: "bagus lah nat kalo gitu, padahal tadi malem mamah mau ngajak kamu makan malem bareng lo, tapi kamunya gak bisa"
Iya, memang kemaren malam aku sudah ada janji dengan viny untuk merayakan ulang tahun beby, oleh karena itu kemaren aku mengajak tawaran shani untuk makan malam.
Aku baru tahu ternyata yang kemaren yang mengundangku untuk makan malam bukan hanya shani, tapi ibunya shani juga.
Aku: "i i iya shan, maaf, kemarin malem aku emang udah ada janji"
Shani: "iya nat, mamah nyariin kamu terus tuh, kayaknya dia suka deh sama kamu deh"
Aku: "e e ehh, maksudnya shan??"
Shani: "iya naat..., kata mamah kamu orangnya baik, sopan, dia seneng kalo aku temenan sama kamu"
Oalaaaahh....
Aku kira ibunya shani benar-benar menyukaiku.
Tapi............ milf boleh juga sih.
WKWKWKWKWK, GOBLOOOKK!!!
Ehh...., kalau apa yang dikatakan shani memang benar, berarti.....
.
.
.
Herisyahrian dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Kutip
Balas
Tutup
