- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#147
Spoiler for Part 51:
Part 51
"Kenapa mbak?, tumben nyuruh aku kesini?, oh iya, mbak bebynya mana?"
Siang ini aku sedang duduk bersama viny di sofa ruang tamu rumah beby, yang membuatku sekarang merasa sedikit heran adalah, kali ini viny yang memintaku untuk datang kesini, biasanya beby lah yang sering merengek kepadaku untuk mengunjunginya disini, dan anehnya lagi sepertinya sekarang beby sedang tidak ada di rumah.
Viny: "beby lagi di kampus nat"
Aku: "terus kenapa mbak disini?"
Viny: "aku tadi bilang kalo aku sakit ke beby"
Aku: "lah?, emang mbak sakit?"
Viny: "enggak"
Aku: "lah, terus?"
Viny menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan sambil menunjukkan wajah malasnya kepadaku.
Viny: "kamu gak inget besok hari apa?"
Aku: "hari apaan emang?, oohh, besok hari selasa mbak"
Viny menepok jidatnya setelah mendengar jawabanku.
Viny: "serius kamu gak tau besok hari apa?"
Aku: "ya hari selasa mbak, liat aja di kalender"
Viny: "udah lah, percuma aku ngomong sama kamu"
Viny terlihat putus asa karena aku tidak memahami apa yang dia maksud, jujur aku sendiri juga bingung apa maksud dari pertanyaan viny yang dari tadi terkesan bertele-tele.
Aku: "apaan sih mbak, gak jelas banget"
Viny: "besok beby ulang tahun nat"
Aku: "emang iya?"
Pletaaakk....
Viny memukul kepalaku dengan majalah yang sekarang ada ditangannya.
Aku: "ya kan aku gak tau mbak, kenapa tiba-tiba dipukul?"
Viny: "kamu udah berapa lama sih deket sama beby, ulang tahun beby aja kamu gak tau?"
Aku: "soalnya kita gak pernah ngomongin masalah itu mbaakk...."
Viny: "hadeeeehhh...., iya iya nat"
Aku: "jadi mbak beby ulang tahunnya besok?"
Viny: "isshh, pake nanya lagi"
Aku: "oooohhh"
Aku hanya ber oh ria setelah mendengar jawaban dari viny.
Viny: "udah?, oh doang gitu?"
Aku: "terus, aku harus ngapain?"
Pleetaaaakkkk.......
Aku: "kenapa sih mbak?, tinggal jawab doang, gak mesti dipukul juga kali"
Viny: "kamu beneran bego apa pura-pura bego sih nat?, kasih kado kek, apa kek"
Aku: "ooohh, hehe, iya juga ya"
Viny: "issshh, dasaar!!!"
Aku: "mmmmm, mbak nyuruh aku kesini buat nemenin aku nyari kado buat mbak beby? "
Viny: "iya, emang itu maksud aku, aku juga sekalian mau nyari kado buat beby"
Aku: "mbak mau kasih kado apa?, aku bingung nih"
Viny: "rahasia lah!!"
Aku: "idih, pake rahasia-rahasiaan"
Viny: "biarin!!"
Keadaan sempat hening sejenak, sekarang aku sedang memikirkan hadiah apa yang akan aku berikan untuk beby di hari ulang tahunnya besok.
Aku: "kalo aku kira-kira enaknya ngasih kado apa ya mbak?"
Viny: "mikir lah nat!!!"
Aku: "yaelah, gitu doang marah, kan aku cuma minta saran"
Viny: "iiisshh, kamu ya, ulang tahun beby gak tau, mau ngasih kado aja nanya aku dulu, kalo pas waktu itu gakpapa deh kalo kamu masih nanya sama aku, kamu sama dia sekarang udah deket 4 bulan lebih natt.."
Lagi-lagi viny terlihat kesal sambil menatapku dengan malas.
Aku: "hehe, maaf mbak, aku udah jomblo 3 tahun, kurang pengalaman"
Viny: "gak pengalaman apanya, shani aja bisa nyantol gitu sama kamu"
Huuuhhhh......
Shani lagi shani lagi, gak ada bahasan lain apa.
Aku: "ya gitulah mbak, namanya juga orang ganteng, gak pengalaman aja shani bisa nyantol, apalagi kalo pengalaman, mbak juga bisa ikut nyantol lhooo..."
Pletaaakkk......
Viny: "ogahhh!!!, maruk banget nat, udah deket sama 2 cewek, masih aja godain aku"
Aku: "kan maksimal 4 mbak, kalo sama mbak juga berarti masih kurang 1 lagi, mbak punya kenalan gak?"
Pletaaaaakkkk.....
"Dasar gilaaa!!!!"
.
.
.
"Punya budget berapa kamu nat?"
Sekarang aku dan viny sedang berada di mall, yap, sesuai rencana kami sebelumnya, siang ini aku dan viny akan mencari kado untuk diberikan kepada beby sebagai hadiah ulang tahunnya besok.
"Mmmmm, 200, 300 lahh mbak"
Viny terlihat berpikir setelah mendengar jawabanku.
Aku: "mmmm, apa yaa??, kamu pikir sendiri deh ya"
Viny: "lah, apa gunanya ada mbak disini"
Aku: "emang gak ada nat, justru kamu yang ada gunanya, jadi aku gak perlu repot-repot nyari ojek atau taksi deh buat kesini"
Aku: "diiihhh!!!"
Viny: "yaudah, kita mencar ya, aku mau nyari kado buat beby dulu"
Aku: "laahh, mbak, bantuin aku dong"
Viny: "nggak!!!, kamu usaha lah"
Aku: "mbak mau beli apa sih buat beby?"
Viny: "rahasia!!, udah ya, kita mencar, aku mau kesana, kamu gakboleh ikut"
Viny berkata seperti itu sambil berlalu menjauh meninggalkanku.
"Iiihh, mbaaak.."
Setelah mendengar aku memanggilnya viny yang sekarang sudah berjarak beberapa langkah dari tempatku berdiri kembali menoleh kearahku.
"Wleeeeee
"
Setelah menjulurkan lidahnya untuk mengejekku, viny kekembali membelakangiku, lalu berjalan meninggalkanku di tengah kermaian mall siang ini.
.
.
.
"Nat, udah dapet belum, kamu dimana?"
Saat ini aku sedang membayar kado yang besok akan aku berikan pada beby, saat aku menyalahkan handphone, terlihat di bar notifikasi ada pesan masuk dari viny.
"Ini uangnya mbak, makasih ya"
Setelah menyelesaikan transaksi pembayaran, akupun membuka kembali pesan yang baru saja dikirimkan oleh viny.
Hehehe, di otakku terbesit suatu ide untuk membalas perbuatan viny yang tadi meninggalkanku sendirian dan tidak mau membantuku memilih kado untuk beby.
"Waduhh, maaf mbak, aku lupa kalo tadi aku kesini sama mbak, aku udah di kos sekarang"
Tidak lama setelah aku membalas pesan dari viny, handphoneku berdering, setelah aku lihat, ternyata yang menelponku sekarang adalah viny.
Karena takut kebohonganku terbongkar, aku langsung buru-buru mencari toilet agar nanti viny tidak dapat mendengar suara keramaian orang-orang di mall, jadi dia bisa percaya dengan isi dari pesan yang baru saja ku kirimkan kepadanya.
Aku: "halo mbak, maaf mbak, aku udah di kos ini"
Viny: "iiihhh..., natha, masa aku ditinggalin"
Terdengar suara kesal viny dari ujung sana.
Aku: "mbak lagi dimana sekarang?"
Viny: "aku sekarang lagi di m*d, aku udah pesenin kamu makan tauuu!!!"
Aku: "yaahh..., gimana dong mbak, maaf ya, aku lupa tadi kalo aku kesini sama mbak"
Viny: "serius nat, becandanya gak lucu ah"
Aku: "serius mbak, aku udah di kos sekarang"
Viny: "naatt... ayolah, kamu becanda kan?"
Aku: "enggak mbak, ciba deh mbak denger, gak ada suara rame-rame kan?"
Viny: "iya sihh, tapi akunya dijemput dong, nanti aku pulang naik apa?"
Aku: "aduh mbak, males, jauh kesana kalo dari kosku"
Viny: "iiisshhh, yaudah lah, aku pulang naik ojek aja"
Tuuuttt..... Tuuuutt.... Tuuuutt....
Karena kesal, viny langsung mematikan telponnya tanpa membalas kalimat terakhir yang keluar dari mulutku.
Sontak tawaku pecah setelah merasa berhasil mengerjai viny hari ini.
Setelah itu aku langsung buru-buru keluar toilet untuk mendatangi restoran cepat saji yang disebutkan oleh viny tadi.
Sekarang aku malah menjadi was-was sendiri jika viny benar-benar marah, bagaimana kalau dia benar-benar pulang dengan menggunakan taksi atau ojek?, aku pasti akan merasa sangat tidak enak jika hal itu benar-benar terjadi.
.
.
.
"Kenapa mbak?, tumben nyuruh aku kesini?, oh iya, mbak bebynya mana?"
Siang ini aku sedang duduk bersama viny di sofa ruang tamu rumah beby, yang membuatku sekarang merasa sedikit heran adalah, kali ini viny yang memintaku untuk datang kesini, biasanya beby lah yang sering merengek kepadaku untuk mengunjunginya disini, dan anehnya lagi sepertinya sekarang beby sedang tidak ada di rumah.
Viny: "beby lagi di kampus nat"
Aku: "terus kenapa mbak disini?"
Viny: "aku tadi bilang kalo aku sakit ke beby"
Aku: "lah?, emang mbak sakit?"
Viny: "enggak"
Aku: "lah, terus?"
Viny menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan sambil menunjukkan wajah malasnya kepadaku.
Viny: "kamu gak inget besok hari apa?"
Aku: "hari apaan emang?, oohh, besok hari selasa mbak"
Viny menepok jidatnya setelah mendengar jawabanku.
Viny: "serius kamu gak tau besok hari apa?"
Aku: "ya hari selasa mbak, liat aja di kalender"
Viny: "udah lah, percuma aku ngomong sama kamu"
Viny terlihat putus asa karena aku tidak memahami apa yang dia maksud, jujur aku sendiri juga bingung apa maksud dari pertanyaan viny yang dari tadi terkesan bertele-tele.
Aku: "apaan sih mbak, gak jelas banget"
Viny: "besok beby ulang tahun nat"
Aku: "emang iya?"
Pletaaakk....
Viny memukul kepalaku dengan majalah yang sekarang ada ditangannya.
Aku: "ya kan aku gak tau mbak, kenapa tiba-tiba dipukul?"
Viny: "kamu udah berapa lama sih deket sama beby, ulang tahun beby aja kamu gak tau?"
Aku: "soalnya kita gak pernah ngomongin masalah itu mbaakk...."
Viny: "hadeeeehhh...., iya iya nat"
Aku: "jadi mbak beby ulang tahunnya besok?"
Viny: "isshh, pake nanya lagi"
Aku: "oooohhh"
Aku hanya ber oh ria setelah mendengar jawaban dari viny.
Viny: "udah?, oh doang gitu?"
Aku: "terus, aku harus ngapain?"
Pleetaaaakkkk.......
Aku: "kenapa sih mbak?, tinggal jawab doang, gak mesti dipukul juga kali"
Viny: "kamu beneran bego apa pura-pura bego sih nat?, kasih kado kek, apa kek"
Aku: "ooohh, hehe, iya juga ya"
Viny: "issshh, dasaar!!!"
Aku: "mmmmm, mbak nyuruh aku kesini buat nemenin aku nyari kado buat mbak beby? "
Viny: "iya, emang itu maksud aku, aku juga sekalian mau nyari kado buat beby"
Aku: "mbak mau kasih kado apa?, aku bingung nih"
Viny: "rahasia lah!!"
Aku: "idih, pake rahasia-rahasiaan"
Viny: "biarin!!"
Keadaan sempat hening sejenak, sekarang aku sedang memikirkan hadiah apa yang akan aku berikan untuk beby di hari ulang tahunnya besok.
Aku: "kalo aku kira-kira enaknya ngasih kado apa ya mbak?"
Viny: "mikir lah nat!!!"
Aku: "yaelah, gitu doang marah, kan aku cuma minta saran"
Viny: "iiisshh, kamu ya, ulang tahun beby gak tau, mau ngasih kado aja nanya aku dulu, kalo pas waktu itu gakpapa deh kalo kamu masih nanya sama aku, kamu sama dia sekarang udah deket 4 bulan lebih natt.."
Lagi-lagi viny terlihat kesal sambil menatapku dengan malas.
Aku: "hehe, maaf mbak, aku udah jomblo 3 tahun, kurang pengalaman"
Viny: "gak pengalaman apanya, shani aja bisa nyantol gitu sama kamu"
Huuuhhhh......
Shani lagi shani lagi, gak ada bahasan lain apa.
Aku: "ya gitulah mbak, namanya juga orang ganteng, gak pengalaman aja shani bisa nyantol, apalagi kalo pengalaman, mbak juga bisa ikut nyantol lhooo..."
Pletaaakkk......
Viny: "ogahhh!!!, maruk banget nat, udah deket sama 2 cewek, masih aja godain aku"
Aku: "kan maksimal 4 mbak, kalo sama mbak juga berarti masih kurang 1 lagi, mbak punya kenalan gak?"
Pletaaaaakkkk.....
"Dasar gilaaa!!!!"
.
.
.
"Punya budget berapa kamu nat?"
Sekarang aku dan viny sedang berada di mall, yap, sesuai rencana kami sebelumnya, siang ini aku dan viny akan mencari kado untuk diberikan kepada beby sebagai hadiah ulang tahunnya besok.
"Mmmmm, 200, 300 lahh mbak"
Viny terlihat berpikir setelah mendengar jawabanku.
Aku: "mmmm, apa yaa??, kamu pikir sendiri deh ya"
Viny: "lah, apa gunanya ada mbak disini"
Aku: "emang gak ada nat, justru kamu yang ada gunanya, jadi aku gak perlu repot-repot nyari ojek atau taksi deh buat kesini"
Aku: "diiihhh!!!"
Viny: "yaudah, kita mencar ya, aku mau nyari kado buat beby dulu"
Aku: "laahh, mbak, bantuin aku dong"
Viny: "nggak!!!, kamu usaha lah"
Aku: "mbak mau beli apa sih buat beby?"
Viny: "rahasia!!, udah ya, kita mencar, aku mau kesana, kamu gakboleh ikut"
Viny berkata seperti itu sambil berlalu menjauh meninggalkanku.
"Iiihh, mbaaak.."
Setelah mendengar aku memanggilnya viny yang sekarang sudah berjarak beberapa langkah dari tempatku berdiri kembali menoleh kearahku.
"Wleeeeee
"Setelah menjulurkan lidahnya untuk mengejekku, viny kekembali membelakangiku, lalu berjalan meninggalkanku di tengah kermaian mall siang ini.
.
.
.
"Nat, udah dapet belum, kamu dimana?"
Saat ini aku sedang membayar kado yang besok akan aku berikan pada beby, saat aku menyalahkan handphone, terlihat di bar notifikasi ada pesan masuk dari viny.
"Ini uangnya mbak, makasih ya"
Setelah menyelesaikan transaksi pembayaran, akupun membuka kembali pesan yang baru saja dikirimkan oleh viny.
Hehehe, di otakku terbesit suatu ide untuk membalas perbuatan viny yang tadi meninggalkanku sendirian dan tidak mau membantuku memilih kado untuk beby.
"Waduhh, maaf mbak, aku lupa kalo tadi aku kesini sama mbak, aku udah di kos sekarang"
Tidak lama setelah aku membalas pesan dari viny, handphoneku berdering, setelah aku lihat, ternyata yang menelponku sekarang adalah viny.
Karena takut kebohonganku terbongkar, aku langsung buru-buru mencari toilet agar nanti viny tidak dapat mendengar suara keramaian orang-orang di mall, jadi dia bisa percaya dengan isi dari pesan yang baru saja ku kirimkan kepadanya.
Aku: "halo mbak, maaf mbak, aku udah di kos ini"
Viny: "iiihhh..., natha, masa aku ditinggalin"
Terdengar suara kesal viny dari ujung sana.
Aku: "mbak lagi dimana sekarang?"
Viny: "aku sekarang lagi di m*d, aku udah pesenin kamu makan tauuu!!!"
Aku: "yaahh..., gimana dong mbak, maaf ya, aku lupa tadi kalo aku kesini sama mbak"
Viny: "serius nat, becandanya gak lucu ah"
Aku: "serius mbak, aku udah di kos sekarang"
Viny: "naatt... ayolah, kamu becanda kan?"
Aku: "enggak mbak, ciba deh mbak denger, gak ada suara rame-rame kan?"
Viny: "iya sihh, tapi akunya dijemput dong, nanti aku pulang naik apa?"
Aku: "aduh mbak, males, jauh kesana kalo dari kosku"
Viny: "iiisshhh, yaudah lah, aku pulang naik ojek aja"
Tuuuttt..... Tuuuutt.... Tuuuutt....
Karena kesal, viny langsung mematikan telponnya tanpa membalas kalimat terakhir yang keluar dari mulutku.
Sontak tawaku pecah setelah merasa berhasil mengerjai viny hari ini.
Setelah itu aku langsung buru-buru keluar toilet untuk mendatangi restoran cepat saji yang disebutkan oleh viny tadi.
Sekarang aku malah menjadi was-was sendiri jika viny benar-benar marah, bagaimana kalau dia benar-benar pulang dengan menggunakan taksi atau ojek?, aku pasti akan merasa sangat tidak enak jika hal itu benar-benar terjadi.
.
.
.
Herisyahrian dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
