- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#142
Spoiler for Part 48:
Part 48
Kriiiiiiiingggg....... Kriiiiiiiinggggg......
Bunyi alarm dari handphoneku membuat aku terbangun dari tidur pagi ini.
Seperti biasa, aku mengambil handphone yang berada tepat disampingku untuk melihat jam berapa sekarang.
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, setelah itu aku memutuskan untuk membuka aplikasi-aplikasi sosial media di handphoneku sambil mengumpulkan nyawaku yang masih berpencar kesana kemari.
Saat aku sedang asyik mengotak atik handphoneku, tidak sengaja mataku menangkap notifikasi chat dari beby, tanpa pikir panjang akupun langsung melihatnya.
"Nat, itu ada sarapan di meja, dimakan ya"
"Cepet sembuh ya
"
Setelah membaca chat dari beby, mataku secara otomatis beralih kearah meja belajar, terlihat ada bungkus plastik yang berisi makanan, mungkin itu yang dimaksud oleh beby.
Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil bungkusan plastik tersebut dan membukanya, karena perutku sudah terasa sangat keroncongan, akupun memutuskan untuk langsung melahapnya.
Ternyata beby kembali mengunjungiku pagi tadi untuk mengntarkan sarapan yang sedang kumakan sekarang, mungkin saat itu aku masih tertidur, sehingga tidak menyadari kehadiran beby.
Saat ini kondisi badanku terasa jauh lebih baik, rokok yang kubakar setelah sarapan pagi ini sudah mulai terasa kembali nikmat seperti biasanya.
.
.
.
"Hehh, kemana aja lo kemaren seharian ngilang?"
Pertanyaan dari nabil menyambut kedatanganku di lab siang ini.
"Gak enak badan gue kemaren"
Setelah melepas sepatu dan menaruhnya di rak, aku memutuskan untuk langsung masuk kedalam ruang asisten.
Nabil: "alesan lu, bilang aja lu males kan soalnya kemaren ada sampel masuk"
Aku: "yaaa...., 22nya sih bil, wkwkwkwk"
Nabil: "setaaannn......."
Aku hanya menertawakan nabik yang sekarang terlihat sedang kesal, setelah itu aku langsung mengambil handphone yang adi di tas untuk mengirimkan pesan kepada beby.
"Mbak, badan aku udah enakan, ini lagi di lab, makasih ya buat makan malem sama sarapannya"
Triiiinngggg.... Triiiiiinngggg.....
Tidak lama setelah aku mengirimkan pesan, beby langsung menelponku, tanpa pikir panjang aku langsung mengangkat telponnya.
Aku: "halo mbak"
Beby: "kamu beneran udah sehat nat?"
Aku: "udah kok mbak, tadi malem di rawat sama dokter cantik, abal-abal sih tapi"
Beby: "wkwkwkwkwkwk"
Terdengar tawa renyah beby dari ujung sana.
Beby: "baru sembuh udah gombal aja kamu nat"
Aku: "yeee...., daripada aku ledekin, entar nangis"
Beby: "seneng banget sih liat aku nangis"
Aku: "ya seneng lah, tambah cantik kalo nangis"
Beby: "heleeuuhh, udah ah, aku mau maju dosen dulu ya"
Aku: "mbak di kampus?"
Beby: "iya nih, lagi sama viny"
Huuuhhh......
Mendengar beby menyebut nama viny, aku jadi teringat dengan masalahku dengan viny yang belum selesai sampai sekarang
Aku: "ooohh, yaudah mbak, semangat ya"
Beby: "iya naat, udah dulu ya, daaaahh.."
Aku: "daahh..."
Bebypun memutus sambungan telpon kami, setelah obrolanku dan beby selesai aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikanku.
"Wkwkwkwkwkwkwk, jijik nat, sampaah"
Ternyata tanpa kusadari nabil sedari tadi mendengar percekapanku dengan beby.
Aku: "sewot aja lu monyet"
Nabil: "tai lah nat, gombalan lu kayak bocah SMA"
Aku: "suka suka gue lah, lu juga, ngaca, awal-awal lu ama gaby gimana, lebih sampah anjing!!"
Nabil: "hehehe, eh, btw shani apa kabar nat?"
Sontak aku langsung mencari kontak shani di aplikasi chat setelah mendengar nabil menanyakan tentang shani.
Setelah kemaren malam aku membalas pesan dari shani, aku baru sadar shani belum membalas pesanku sampai sekarang.
Setelah aku membuka chatku dengan shani, aku melihat beberapa notifaksi panggilan yang tidak terjawab, saat aku melihat waktu kapan shani menelponku......
Deeegggg.....
Ternyata kemaren shani menelponku jam 11 malam, itu berarti shani menelpon pada saat aku sudah tertidur, daannn....... pada saat itu beby sedang berada di kos untuk menemaniku.
Huuuhhhh........
Tapi melihat sikap beby kepadaku tadi pagi sampai saat ini, aku tidak melihat sama sekali tanda-tanda bahwa dia sedang marah atau ngambek.
Aku yakin beby mengetahui bahwa shani tadi malam menelponku, hal itu terbukti dengan tidak adanya pemberitahuan bahwa shani menelponku di bar notifikasi.
Dan mungkin beby juga sudah membaca chatku san shani di handphoneku, memang chatku dan shani tidak menunjukan ada suatu hubungan spesial diantara kami, tapi kami memang cukup intens untuk saling berkirim pesan.
Aaaarrggghhg....., sudahlah, aku rasa saat ini masalah itu tidak terlalu penting untuk dipikirkan, lagipula aku belum memiliki rencana apapun untuk menyelesaikan masalah ini.
"Weehh, kamis depan kita diajak beby sama viny makan-makan buat ngerayain kelulusan"
Obrolanku dan nabil terhenti akibat informasi dari dyo yang sekarang sedang berdiri di depan pintu masuk ruang asisten.
Nabil: "siapa yang ngasih tau yo?"
Dyo: "barusan viny ngechat gue"
Nabil: "cieeeee, chat-chatan sama viny"
Dyo: "apaan sih bil, orang ngasih kabar doang"
Nabil: "peka dong lu yo, dia mau chat-chatan terus ama lu, tapi malu aja, makanya dia sok-sokan ngabarin lu"
Dyo: "udah udah bil, gakusah ngarang ceritaa"
Nabil: "yeee...., lu dibilangin kagak percaya"
Huuuhhh.....
Biasanya kalau ada apa-apa viny pasti menghubungiku, tapi kali ini tidak, viny lebih memilih untuk menghubungi dyo untuk menyampaikan informasi kepada kami.
Ini pasti karena masalah kami kemaren yang belum selesai sampai sekarang, saat aku di rumah beby viny hanya akan menyapaku jika aku sedang bersama beby, itupun hanya menyapa seadanya, dia tidak pernah lagi bergabung dengan obrolanku dan beby seperti sebelum-sebelumnya.
Entahlah, akhir-akhir ini viny seperti enggan dan selalu menghindar untuk bertemu denganku.
Jujur aku rindu dengan viny, rindu melihat matanya yang hilang karena sedang tersenyum, rindu dengan kata-kata bijaknya.
Eeeeiitttsss..., tapi bukan berarti aku memiliki perasaan dengan viny, aku sudah menganggap viny seperti kakakku sendiri.
Viny membuatku yang selama ini tidak pernah merasakan memiliki sosok seorang kakak, menjadi tau bagaimana rasanya memiliki sosok tersebut.
Ketika aku memiliki masalah dengan beby, dia selalu menjadi penengah, dan dia juga yang selalu memberiku saran dan support untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.
Tapi...... sudah beberapa hari terakhir aku kehilangan sosok itu.
.
.
.
"Nat, malem ini aku ke kos mu lagi ya?"
Sore ini beby kembali mengirimkan pesan keapadaku.
Aku: "gak usah deh mbak, aku aja yang kesana"
Beby: "badan kamu udah bener-bener enak?"
Aku: "iya mbaaak..., udah sehat walafiat ini"
Beby: "serius??"
Aku: "seriuus, udah siap bikin kamu kesel lagi nanti malem"
Beby: "oooohh, gitu yaa, yaudah, coba aja nanti malem"
Aku: "jangan nangis yaaa nanti"
Beby: "wleeeeee"
.
.
.
Kriiiiiiiingggg....... Kriiiiiiiinggggg......
Bunyi alarm dari handphoneku membuat aku terbangun dari tidur pagi ini.
Seperti biasa, aku mengambil handphone yang berada tepat disampingku untuk melihat jam berapa sekarang.
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, setelah itu aku memutuskan untuk membuka aplikasi-aplikasi sosial media di handphoneku sambil mengumpulkan nyawaku yang masih berpencar kesana kemari.
Saat aku sedang asyik mengotak atik handphoneku, tidak sengaja mataku menangkap notifikasi chat dari beby, tanpa pikir panjang akupun langsung melihatnya.
"Nat, itu ada sarapan di meja, dimakan ya"
"Cepet sembuh ya
"Setelah membaca chat dari beby, mataku secara otomatis beralih kearah meja belajar, terlihat ada bungkus plastik yang berisi makanan, mungkin itu yang dimaksud oleh beby.
Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil bungkusan plastik tersebut dan membukanya, karena perutku sudah terasa sangat keroncongan, akupun memutuskan untuk langsung melahapnya.
Ternyata beby kembali mengunjungiku pagi tadi untuk mengntarkan sarapan yang sedang kumakan sekarang, mungkin saat itu aku masih tertidur, sehingga tidak menyadari kehadiran beby.
Saat ini kondisi badanku terasa jauh lebih baik, rokok yang kubakar setelah sarapan pagi ini sudah mulai terasa kembali nikmat seperti biasanya.
.
.
.
"Hehh, kemana aja lo kemaren seharian ngilang?"
Pertanyaan dari nabil menyambut kedatanganku di lab siang ini.
"Gak enak badan gue kemaren"
Setelah melepas sepatu dan menaruhnya di rak, aku memutuskan untuk langsung masuk kedalam ruang asisten.
Nabil: "alesan lu, bilang aja lu males kan soalnya kemaren ada sampel masuk"
Aku: "yaaa...., 22nya sih bil, wkwkwkwk"
Nabil: "setaaannn......."
Aku hanya menertawakan nabik yang sekarang terlihat sedang kesal, setelah itu aku langsung mengambil handphone yang adi di tas untuk mengirimkan pesan kepada beby.
"Mbak, badan aku udah enakan, ini lagi di lab, makasih ya buat makan malem sama sarapannya"
Triiiinngggg.... Triiiiiinngggg.....
Tidak lama setelah aku mengirimkan pesan, beby langsung menelponku, tanpa pikir panjang aku langsung mengangkat telponnya.
Aku: "halo mbak"
Beby: "kamu beneran udah sehat nat?"
Aku: "udah kok mbak, tadi malem di rawat sama dokter cantik, abal-abal sih tapi"
Beby: "wkwkwkwkwkwk"
Terdengar tawa renyah beby dari ujung sana.
Beby: "baru sembuh udah gombal aja kamu nat"
Aku: "yeee...., daripada aku ledekin, entar nangis"
Beby: "seneng banget sih liat aku nangis"
Aku: "ya seneng lah, tambah cantik kalo nangis"
Beby: "heleeuuhh, udah ah, aku mau maju dosen dulu ya"
Aku: "mbak di kampus?"
Beby: "iya nih, lagi sama viny"
Huuuhhh......
Mendengar beby menyebut nama viny, aku jadi teringat dengan masalahku dengan viny yang belum selesai sampai sekarang
Aku: "ooohh, yaudah mbak, semangat ya"
Beby: "iya naat, udah dulu ya, daaaahh.."
Aku: "daahh..."
Bebypun memutus sambungan telpon kami, setelah obrolanku dan beby selesai aku merasa ada seseorang yang sedang memperhatikanku.
"Wkwkwkwkwkwkwk, jijik nat, sampaah"
Ternyata tanpa kusadari nabil sedari tadi mendengar percekapanku dengan beby.
Aku: "sewot aja lu monyet"
Nabil: "tai lah nat, gombalan lu kayak bocah SMA"
Aku: "suka suka gue lah, lu juga, ngaca, awal-awal lu ama gaby gimana, lebih sampah anjing!!"
Nabil: "hehehe, eh, btw shani apa kabar nat?"
Sontak aku langsung mencari kontak shani di aplikasi chat setelah mendengar nabil menanyakan tentang shani.
Setelah kemaren malam aku membalas pesan dari shani, aku baru sadar shani belum membalas pesanku sampai sekarang.
Setelah aku membuka chatku dengan shani, aku melihat beberapa notifaksi panggilan yang tidak terjawab, saat aku melihat waktu kapan shani menelponku......
Deeegggg.....
Ternyata kemaren shani menelponku jam 11 malam, itu berarti shani menelpon pada saat aku sudah tertidur, daannn....... pada saat itu beby sedang berada di kos untuk menemaniku.
Huuuhhhh........
Tapi melihat sikap beby kepadaku tadi pagi sampai saat ini, aku tidak melihat sama sekali tanda-tanda bahwa dia sedang marah atau ngambek.
Aku yakin beby mengetahui bahwa shani tadi malam menelponku, hal itu terbukti dengan tidak adanya pemberitahuan bahwa shani menelponku di bar notifikasi.
Dan mungkin beby juga sudah membaca chatku san shani di handphoneku, memang chatku dan shani tidak menunjukan ada suatu hubungan spesial diantara kami, tapi kami memang cukup intens untuk saling berkirim pesan.
Aaaarrggghhg....., sudahlah, aku rasa saat ini masalah itu tidak terlalu penting untuk dipikirkan, lagipula aku belum memiliki rencana apapun untuk menyelesaikan masalah ini.
"Weehh, kamis depan kita diajak beby sama viny makan-makan buat ngerayain kelulusan"
Obrolanku dan nabil terhenti akibat informasi dari dyo yang sekarang sedang berdiri di depan pintu masuk ruang asisten.
Nabil: "siapa yang ngasih tau yo?"
Dyo: "barusan viny ngechat gue"
Nabil: "cieeeee, chat-chatan sama viny"
Dyo: "apaan sih bil, orang ngasih kabar doang"
Nabil: "peka dong lu yo, dia mau chat-chatan terus ama lu, tapi malu aja, makanya dia sok-sokan ngabarin lu"
Dyo: "udah udah bil, gakusah ngarang ceritaa"
Nabil: "yeee...., lu dibilangin kagak percaya"
Huuuhhh.....
Biasanya kalau ada apa-apa viny pasti menghubungiku, tapi kali ini tidak, viny lebih memilih untuk menghubungi dyo untuk menyampaikan informasi kepada kami.
Ini pasti karena masalah kami kemaren yang belum selesai sampai sekarang, saat aku di rumah beby viny hanya akan menyapaku jika aku sedang bersama beby, itupun hanya menyapa seadanya, dia tidak pernah lagi bergabung dengan obrolanku dan beby seperti sebelum-sebelumnya.
Entahlah, akhir-akhir ini viny seperti enggan dan selalu menghindar untuk bertemu denganku.
Jujur aku rindu dengan viny, rindu melihat matanya yang hilang karena sedang tersenyum, rindu dengan kata-kata bijaknya.
Eeeeiitttsss..., tapi bukan berarti aku memiliki perasaan dengan viny, aku sudah menganggap viny seperti kakakku sendiri.
Viny membuatku yang selama ini tidak pernah merasakan memiliki sosok seorang kakak, menjadi tau bagaimana rasanya memiliki sosok tersebut.
Ketika aku memiliki masalah dengan beby, dia selalu menjadi penengah, dan dia juga yang selalu memberiku saran dan support untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.
Tapi...... sudah beberapa hari terakhir aku kehilangan sosok itu.
.
.
.
"Nat, malem ini aku ke kos mu lagi ya?"
Sore ini beby kembali mengirimkan pesan keapadaku.
Aku: "gak usah deh mbak, aku aja yang kesana"
Beby: "badan kamu udah bener-bener enak?"
Aku: "iya mbaaak..., udah sehat walafiat ini"
Beby: "serius??"
Aku: "seriuus, udah siap bikin kamu kesel lagi nanti malem"
Beby: "oooohh, gitu yaa, yaudah, coba aja nanti malem"
Aku: "jangan nangis yaaa nanti"
Beby: "wleeeeee"
.
.
.
Diubah oleh akmal162 30-04-2020 19:32
Herisyahrian dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
