- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#137
Spoiler for Part 47:
Part 47
Kejadian semalam membuatku menjadi sulit tidur, aku baru bisa memejamkan mataku tepat jam 4 pagi tadi.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, seharusnya jam 10 tadi aku sudah harus berada di kampus untuk menghadiri kelasku hari ini.
Sebenarnya aku sudah terbangun dari tidurku pada saat waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi.
Tapi entah kenapa aku merasa malas sekali untuk beranjak dari kos ku hari ini, entahlah, mungkin karena efek kehujanan tadi malam, badanku menjadi terasa sedikit tidak enak, sehingga aku memutuskan untuk tetap di kos sekaligus mengistirahatkan tubuhku.
Saat ini aku sedang memandangi kepulan asap yang baru saja keluar dari mulutku, entah kenapa siang ini pikiran ku benar-benar kalut.
Banyak sekali pikiran-pikiran yang memenuhi kepalaku setelah kejadian kemaren malam.
Huuhhh......
Beby dan shani benar-benar menjadi fokus pikiranku setelah kejadian di kamar kos shani kemaren malam, aku merasa dengan kejadian itu, aku sudah mengkhianati beby.
Entahlah, mungkin menurut kalian pikiranku kali ini terlalu berlebihan, tapi jujur, itu yang aku rasakan sekarang.
Tiba-tiba khayalan membawa pikiranku terbang ke malam itu, saat aku dan beby sedang duduk berdua di salah satu bilik biang lala yang saat itu kami naiki.
Bukankah saat itu secara tidak langsung ada suatu komitmen yang keluar dari mulutku.
Aku sudah berani berkata seperti itu kepada beby, tapiiiii....... kenapa sekarang aku malah bermain api dengan shani.
Meskipun malam itu beby tidak memberikan jawaban atas pertanyaanku, aku rasa sikapnya selama ini sudah menjawab semua pertanyaanku.
Dan shaniiiiiii......
Pikiranku kembali mengingat kejadian tadi malam.
Entahlah, jujur aku sangat terkejut ketika tadi malam shani dengan terang-terangan menyatakan perasaannya kepadaku.
Yaa... memang dia tidak mengajakku untuk menjalin suatu hubungan, tapi itu sudah cukup untuk menandakan bahwa setelah ini hubungabku dengan shani akan terus berlanjut, dan mungkiiiinnn..... akan semakin dekat.
Huuuhhhh......
Aku rasa sekarang aku sangat menyayangi beby, belum ada perempuan yang bisa membuatku bisa menunjukan sifat asliku selain dia, bahkan aku dan beby bisa sama-sama menertawakan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu lucu tanpa ada kata jaim diantara kami.
Meskipun sifatnya terkadang kekanak-kanakan dan manja, tapi..... hal itu yang paling aku rindukan saat beby tidak di sampingku.
Sedangkan shani, dia perempuan yang bisa membuatku untuk sejenak melupakan beby saat sedang bersamanya.
Jujur aku belum terlalu mengenal lebih jauh sifat-sifat shani, tapi aku tidak bisa berbohong, wajah cantiknya lah yang mampu membius dan membujuk hatiku untuk menjauh dari beby.
Huuuuhhhh.....
Aku kembali menghembuskan asap rokok dari mulutku dengan sedikit kasar, karena merasa badanku semakin tidak nyaman, aku memutuskan untuk mematikan rokokku yang tersisa seperempat batang, lalu aku memilih langsung masuk kedalam kamar untuk kembali mengistirahatkan tubuhku.
.
.
.
Aku terbangun dari tidurku setelah mendengar handphone yang berada tepat di sampingku sudah beberapa kali berdering.
Namun karena mataku masih terasa sangat berat aku memilih untuk memejamkan mataku sebentar.
Setelah merasa cukup aku kembali membuka kembali mataku, tanpa menunggu lama aku langsung menyalakan handphoneku untuk melihat siapa orang yang saat ini menelponku.
20 panggilan tidak terjawab dari mbk bby.
5 panggilan tidak terjawab dari shani.
35 pesan belum di baca dari mbk bby.
7 pesan belum di baca dari shani.
Akupun untuk membuka pesan dari beby terlebih dahulu.
"Sekarang lagi sama temen kamu ya?"
"Pulang jam berapa?"
"Natha, kamu lagi di lab?"
"Iiiihhhh, jawab dooong"
"Naat, kemana aja sih?, dari kemaren malem gak ada kabar?"
"
"
Begitulah pesan-pesan dari beby yang ternyata sudah sejak kemaren malam tidakku respon sama sekali.
Aku mencoba untuk bangun dari posisi rebahanku untuk membalas pesan dari beby.
Arrrggghhhh.....
Tapi entah kenapa sekarang kepalaku terasa sangat berat, oleh karena itu akupun memilih mengurungkan niatku untuk duduk, tapi aku tetap membalas pesan dari beby.
"Maaf mbak, baru bangun, ini lagi di kos"
Setelah membalas pesan dari beby aku memutuskan untuk melihat pesan yang dikirimkan oleh shani.
"Nat, udah sampai kan?"
"Nat, kamu marah ya?"
"Aku kan udah minta maaf?"
Akupun memutuskan untuk membalas pesan dari shani agar tidak terjadi kesalah pahaman.
"Maaf shan, aku baru buka HP, enggak kok shan, santai aja"
Akupun kembali mematikan layar handphoneku.
Seutas senyum terukir diwajahku, aku tidak menyangka saja, setelah sudah hampir 3 tahun kehidupanku tidak pernah di sentuh sama sekali oleh seseorang yang bernama perempuan, sekarang malah ada 2 perempuan istimewa yang selalu mewarnai hari-hariku.
Kenapa sih gak satu-satu aja datengnya, sekalinya jomblo ampe 3 tahun, pas udah ada yang dideketin, eh, malah nambah lagi 1, kan malah bikin pusing.......
Sombongg banget lu nat anjinggg.......
Setelah itu, akupun memutuskan untuk mengambil botol minum yang terletak diatas meja belajarku, dengan langkah gontai aku berjalan menuju meja belajar yang terletak tidak jauh dari tempat tidurku.
Setelah selesai meminum air yang ada di botol, aku memutuskan untuk membakar 1 batang rokok, aku ingin menguji saja, apakah aku sekarang benar-benar sakit atau tidak, karena konon katanya kalau rokok yang biasanya terasa enak tiba-tiba menjadi tidak enak, itu menandakan bahwa ada yang salah dengan tubuh kita.
Ternyata benar, aku benar-benar sedang tidak enak badan sekarang, setelah beberapa kali menghisap rokok yang ada di tanganku aku malah merasa mual.
Tapi karena rokok yang ada ditanganku masih tersisa lebih dari setengah batang, aku memutuskan untuk terus menghisapnya.
Sayang, kalau dimatikan lalu disimpan kembali pasti rasanya setelah itu tidak seenak sekarang, kalau aku matikan, ya rugi lah, orang belum ada setengah batang.
Setelah rokokku sudah tersisa seperempat batang, aku memutuskan untuk mematikannya, kemudian aku kembali merebahkan tubuhku diatas tempat tidur.
Justru sekarang setelah aku merokok, badanku malah menjadi semakin tidak enak.
Trrriingggg...Trrriiinggggg....Triiiinnnngg.....
Tiba-tiba handphoneku berdering, ketika aku menyalakan handphon, dapat kulihat layar handphoneku menampilkan nama beby sekarang.
Akupun memutuskaan untuk langsung mengangkatnya, daaaaannnn........
Seperti yang sudah kuduga, aku hanya mendengar suara beby yang mengomel tanpa ada jeda 1 detikpun.
"Iya mbak, maaf, aku baru buka HP, aku tidur doang seharian"
Akhirnya akupun mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan beby setelah hampir 3 menit lamanya aku mendengarkan ocehan yang keluar dari mulutnya dengan suara khasnya yang terdengar sangat lucu di telingaku.
"Nat, suara kamu kok gitu?"
Aku merasa apa yang barusan dikatakan oleh beby tentng suaraku saat ini tidak benar.
Perasaan tidak ada yang salah dengan suaraku.
Aku: "hah, kenapa mbak?"
Beby: "kamu sakit ya?"
Aku: "enggak kok mbak?"
Beby: "bohong!!!, kamu bilang kamu gidur seharian, terus suara kamu serak kayak gini, kamu sakit kan?"
Aku mencoba mengatur suaraku agar terdengar seperti biasa supaya beby tidak berpikiran yang aneh-aneh.
Aku: "enggak mbak"
Beby: "bohong, yaudah aku mu kekos mu sekarang"
Aku: "e e e ehh, mbak, gaku....."
Beby langsung memutuskan panggilan telponnya sebelum aku selesai menyelesaikan kalimatku.
Jujur aku tidak mengharapkan beby mengunjungi ku kekos malam ini, mengingat kondisi kamarku sekarang sudah seperti kapal pecah, abu rokok di mana-mana, botol-botol berserakan di lantai, barang-barangku yang tergeletak tidak pada tempatnya.
Ditambah lagi kondisiku sekarang sangat kacau karena hari ini belum sempat mandi, bahkan aku belum sempat menggosok gigi.
Huuuuhhhhhh.......
Pasti habis ini beby ngomel-ngomel lagi.
.
.
.
"Naaat...."
"Nathaaaa...."
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namaku dan menyentuh pundakku.
"E e e e ehhh, maaf mbak, aku ketiduran"
Akupun langsung terduduk setelah menyadari beby sekarang sedang duduk di atas tempat tidurku.
Beby: "ayo nat, makan dulu, udah aku beliin, badan kamu panas banget"
Aku: "e e ehh, i iyaa mbak"
Beby: "duduk dulu yang bener"
Akupun membenarkan posisi dudukku untuk mengikuti instruksi dari beby.
Setelah itu beby beranjak dari duduknya, lalu berjalan kearah meja belajar untuk mengambil 1 bungkus plastik yang berisi makanan.
Setelah itu, beby menarik kursi yang terletak di samping meja belajar kearah tempat tidurku, lalu duduk diatasnya.
Aku: "mbak, aku makan sendiri aja"
Beby: "gakusah"
Beby berkata seperti itu sambil membuka bungkus makanan yang ada ditangannya, setelah itu dia menyondakkan 1 sendok nasi dan sepotong daging, lalu menyodorkannya kearahku.
"Nih nat, aaaaaa.."
Akupun melahap makanan yang disodrokan oleh beby.
Beby: "kamu kehujanan ya kemaren?"
Aku: "kok mbak tau?"
Beby: "baju basah kamu tadi ada di lantai"
Sontak pandanganku berpindah kearah lantai, dan ternyata baju-baju kotorku sudah tidak ada, begitu juga dengan botol-botol dan abu rokok yang sebelumnya berserakan.
Aku: "mbak beres-beres ya tadi?"
Beby: "iyaa, kamar kamu kotor banget, kayak kapal pecah"
Aku: "hehe, maaf mbak"
Beby: "nih..."
Beby kembali menyodorkan sendok yang ada ditangannya kearahku.
Akupun langsung melahap makanan yang berada diatasnya.
Beby: "makanya nat, jaga kenersihan, supaya gak gampang sakit"
Aku: "iya mbak"
Beby: "kamu dari tadi ngerokok juga kan?, pas aku masuk bau asep semua"
Aku: "i i iya mbak, hehe"
Beby: "nat... nat... udah tau sakit masih aja ngerokok, nih..."
Beby kembali menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutku.
Tidak seperti dugaanku, beby tidak mengomeliku kali ini, dia hanya menasihatiku dengan suara lembutnya.
"Nih nat, dihabisin"
Setelah selesai menyuapiku, beby langsung mengambil 1 kaleng susu kesehatan berlogo beruang, lalu membuka tutupnya dan menyerahkannya kepadaku.
Aku: "e e eh, mbak, maaf, aku gak suka minum ini"
Beby: "udah nat, langsung ditelen aja, supaya cepet sembuh"
Aku: "tapi mbak...."
Beby: "naaatt..."
Beby memotong kalimatku sambil menatapku dengan tatapan mautnya, yap, tatapan ini biasa dia gunakan untuk memaksaku melaksanakan perintahnya.
"I i i iyaa mbak"
Tanpa berpikir panjang, akupun langsung meminum habis 1 kaleng susu yang ada di tanganku dengan sekali tegukan.
"Nah, gitu dong, sini kalengnya"
Akupun memberikan kaleng susu yang baru saja kuminum kepada beby.
Aku: "gak enak mbak susunya"
Beby: "yang penting sehat nat"
Aku: "susu yang itu tuh mbak yang enak"
Beby: "susu yang mana?"
Aku: "yang ituuu..."
Duukkk.....
Beby memukul pundakku dengan pelan.
Beby: "kamu ya, lagi sakit masih sempet-sempetnya mesum!"
Aku: "hehehe, ampun mbak, becanda, habis serius banget dari tadi"
Beby hanya menatapku dengan tatapan malas.
Beby: "kamu seharian gak ke kampus?"
Aku: "iya mbak, aku tidur doang dari tadi"
Beby: "gak makan siang juga?"
Aku: "hehe, kan tidur mbak"
Beby: "ckckckckck"
Beby hanya menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar jawabanku.
"Btw, kamu pulang jam berapa semalem?"
Deeggg.....
Aku menjadi agak sedikit gugup ketika mendengar pertanyaan dari beby.
Aku: "jam 1 sampai sini mbak"
Beby: "pantesan, kemaren kan hujan lebat jam segitu"
Aku: "iya mbak, pas aku pulang sama temenku naik motor hujan, jadi sempet berteduh bentar, tapi bosen mbak, jadi kita milih nerobos hujan"
Beby: "kamu gak punya jas hujan?"
Deeegg....
Aku jadi teringat dengan jas hujanku yang sekarang masih tertinggal di kos shani.
Aku: "mmm, engg... enggak punya mbak"
Beby: "pantesan, makanya, beli dong nat, buat jaga-jaga"
Sambil berkata seperti itu, beby mengambil toples yang berisi air hangat dan 1 lembar kain.
Aku: "buat apa itu mbak?"
Beby: "buat kamu lah, ayo, rebahan dulu"
Aku: "enggak usah mbak, ini demam biasa kok, nanti sembuh sendiri kook"
Beby: "gakpapa nat, biar lebih cepet sembuhnya"
Aku: "tapi mbak, aku kalo sakit gak pernah..... "
Beby: "naatt.., cepet! , rebahan!"
Arrggghhh.....
Lagi-lagi tatapan mata itu berhasil memaksaku untuk mengikuti perintahnya.
"I i iya mbak, aku rebahan"
Akupun langsung merebahkan tubuhku, lalu beby menempelkan 1 lembar kain yang sudah direndam dalam 1 toples air hangat keatas dahiku.
Aku merasa sedikit tidak nyaman ketika kain basah tersebut menyentuh rambutku.
"Mbak, lipetannya boleh kecilin gak, gakenak kalo kena rambut"
Tanpa menjawab perkataanku beby langsung menganggkat kain yang menutupi jidatku, lalu melipatnya kembali agar ukurannya menjadi lebih kecil, setelah itu beby kembali meletakannya di atas kepalaku.
"Ukuran jidat kita jangan disamain mbak, kalo mbak kan emang big size"
Duukk....
Beby hanya memukul bahku dengan pelan sambil tersenyum.
"Nat.... nat..., udah, kamu lagi sakit, gak usah bikin kesel, besok aja kalo udah sembuh"
Malam ini aku melihat sisi lain dari beby, aku tidak melihat beby yang kekanak-kanakan, aku juga tidak melihat beby yang merengek-rengek karena aku menjahilinya.
Yang aku lihat sekarang adalah sosok beby yang sangat tenang, bahkan dia hanya tersenyum ketika aku mengejeknya, biasanya dia langsung meluncurkan pukulan bertubi-tubi kearah tubuhku.
Aku: "mbak naik apa kesini?"
Beby: "naik mobil nat"
Aku: "mbak gak pulang aja?, ini udah jam setengah 11 lo"
Beby: "kamu tidur dulu aja nat, kalo masalah pulang gampang kok"
Beby berkata seperti itu seraya membalikkan kain basah yang berada di atas kepalaku.
Aku: "mbak...."
Beby: "hmmmmm???"
Aku: "maaf ya, dari kemaren aku gak ngabarin mbak"
Beby: "iya nat, gakpapa kok, maaf juga aku tadi marah-marah, aku gak tau kalo kemaren kamu kehujanan, aku juga gak tau kalo kamu lagi sakit"
Aku: "iya mbak, santai kok"
Beby: "udah nat, kamu tidur lagi aja, supaya besok badannya enakkan"
Beby mulai menepuk-nepuk lenganku dengan lembut, seperti seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya.
Huuuuhhhh....
Aku benar-benar merasa nyaman sekarang, dan jugaaa......
Aku merasa sangat bersalah kepada beby, aku tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaanya jika dia tahu tentang perbuatanku kemaren malam, pasti dia akan sangat sedih dan merasa kecewa, pasti dia akan sangat membenciku.
Daaaannn..... jujur, aku takut sekali jika itu benar-benar terjadi, aku tidak sanggup membayangkan hari-hariku tanpa beby.
Yaaa..... aku butuh dia, aku sayang dia, tapiiiiiii......
"Nat..., kok malah ngelamun sih, ayo tidur, aku gak mau pulang kalo kamu belum bobo"
Lamunanku terhenti ketika beby kembali berbicara kepadaku.
Beby menegurku karena melihat aku yang sedari tadi masih belum memejamkan mata, beby.
"Iya mbaaakk... aku merem nih"
Akupun mulai memejamkan mataku, dan saat mataku terpejam, aku merasa ada sesuatu yang menempel di pundakku, saat aku mencoba mengintip, aku melihat kepala beby sedang bersender di pundakku, sedangkan tangannya terus menepuk-nepuk lenganku.
Kalian mau tahu perasaanku sekarang bagaimana?, cuma 1 kata.
Nyamaaann....
Saking nyamannya.... perlakuan beby kali ini berhasil membawaku kealam mimpi, mimpi indan tentunya, sangaaaat indah.
.
.
.
Kejadian semalam membuatku menjadi sulit tidur, aku baru bisa memejamkan mataku tepat jam 4 pagi tadi.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, seharusnya jam 10 tadi aku sudah harus berada di kampus untuk menghadiri kelasku hari ini.
Sebenarnya aku sudah terbangun dari tidurku pada saat waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi.
Tapi entah kenapa aku merasa malas sekali untuk beranjak dari kos ku hari ini, entahlah, mungkin karena efek kehujanan tadi malam, badanku menjadi terasa sedikit tidak enak, sehingga aku memutuskan untuk tetap di kos sekaligus mengistirahatkan tubuhku.
Saat ini aku sedang memandangi kepulan asap yang baru saja keluar dari mulutku, entah kenapa siang ini pikiran ku benar-benar kalut.
Banyak sekali pikiran-pikiran yang memenuhi kepalaku setelah kejadian kemaren malam.
Huuhhh......
Beby dan shani benar-benar menjadi fokus pikiranku setelah kejadian di kamar kos shani kemaren malam, aku merasa dengan kejadian itu, aku sudah mengkhianati beby.
Entahlah, mungkin menurut kalian pikiranku kali ini terlalu berlebihan, tapi jujur, itu yang aku rasakan sekarang.
Tiba-tiba khayalan membawa pikiranku terbang ke malam itu, saat aku dan beby sedang duduk berdua di salah satu bilik biang lala yang saat itu kami naiki.
Spoiler for Flashback:
Beby: "spesial atau enggaknya biar dijawab masing-masing aja nat"
Aku: "kalo gitu bantu aku buat cari tau jawabannya mbak"
Aku membalas perkataan beby sambil menatap matanya, lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, sehingga jarak wajah kami hanya tinggal beberapa centi lagi.
Beby: "emang kamu perlu bantuan aku nat?"
Aku: "aku gak bisa jawab pertanyaan ini sendiri mbak"
Aku: "kalo gitu bantu aku buat cari tau jawabannya mbak"
Aku membalas perkataan beby sambil menatap matanya, lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, sehingga jarak wajah kami hanya tinggal beberapa centi lagi.
Beby: "emang kamu perlu bantuan aku nat?"
Aku: "aku gak bisa jawab pertanyaan ini sendiri mbak"
Bukankah saat itu secara tidak langsung ada suatu komitmen yang keluar dari mulutku.
Aku sudah berani berkata seperti itu kepada beby, tapiiiii....... kenapa sekarang aku malah bermain api dengan shani.
Meskipun malam itu beby tidak memberikan jawaban atas pertanyaanku, aku rasa sikapnya selama ini sudah menjawab semua pertanyaanku.
Dan shaniiiiiii......
Pikiranku kembali mengingat kejadian tadi malam.
Spoiler for Flashback:
"Kita baru 3 kali ketemu"
"Tapi setelah kejadian malam ini, dan kejadian di hotel waktu itu....."
"Bikin aku makin yakin nat, aku....aku suka sama kamu"
"Tapi setelah kejadian malam ini, dan kejadian di hotel waktu itu....."
"Bikin aku makin yakin nat, aku....aku suka sama kamu"
Entahlah, jujur aku sangat terkejut ketika tadi malam shani dengan terang-terangan menyatakan perasaannya kepadaku.
Yaa... memang dia tidak mengajakku untuk menjalin suatu hubungan, tapi itu sudah cukup untuk menandakan bahwa setelah ini hubungabku dengan shani akan terus berlanjut, dan mungkiiiinnn..... akan semakin dekat.
Huuuhhhh......
Aku rasa sekarang aku sangat menyayangi beby, belum ada perempuan yang bisa membuatku bisa menunjukan sifat asliku selain dia, bahkan aku dan beby bisa sama-sama menertawakan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu lucu tanpa ada kata jaim diantara kami.
Meskipun sifatnya terkadang kekanak-kanakan dan manja, tapi..... hal itu yang paling aku rindukan saat beby tidak di sampingku.
Sedangkan shani, dia perempuan yang bisa membuatku untuk sejenak melupakan beby saat sedang bersamanya.
Jujur aku belum terlalu mengenal lebih jauh sifat-sifat shani, tapi aku tidak bisa berbohong, wajah cantiknya lah yang mampu membius dan membujuk hatiku untuk menjauh dari beby.
Huuuuhhhh.....
Aku kembali menghembuskan asap rokok dari mulutku dengan sedikit kasar, karena merasa badanku semakin tidak nyaman, aku memutuskan untuk mematikan rokokku yang tersisa seperempat batang, lalu aku memilih langsung masuk kedalam kamar untuk kembali mengistirahatkan tubuhku.
.
.
.
Aku terbangun dari tidurku setelah mendengar handphone yang berada tepat di sampingku sudah beberapa kali berdering.
Namun karena mataku masih terasa sangat berat aku memilih untuk memejamkan mataku sebentar.
Setelah merasa cukup aku kembali membuka kembali mataku, tanpa menunggu lama aku langsung menyalakan handphoneku untuk melihat siapa orang yang saat ini menelponku.
20 panggilan tidak terjawab dari mbk bby.
5 panggilan tidak terjawab dari shani.
35 pesan belum di baca dari mbk bby.
7 pesan belum di baca dari shani.
Akupun untuk membuka pesan dari beby terlebih dahulu.
"Sekarang lagi sama temen kamu ya?"
"Pulang jam berapa?"
"Natha, kamu lagi di lab?"
"Iiiihhhh, jawab dooong"
"Naat, kemana aja sih?, dari kemaren malem gak ada kabar?"
"
"Begitulah pesan-pesan dari beby yang ternyata sudah sejak kemaren malam tidakku respon sama sekali.
Aku mencoba untuk bangun dari posisi rebahanku untuk membalas pesan dari beby.
Arrrggghhhh.....
Tapi entah kenapa sekarang kepalaku terasa sangat berat, oleh karena itu akupun memilih mengurungkan niatku untuk duduk, tapi aku tetap membalas pesan dari beby.
"Maaf mbak, baru bangun, ini lagi di kos"
Setelah membalas pesan dari beby aku memutuskan untuk melihat pesan yang dikirimkan oleh shani.
"Nat, udah sampai kan?"
"Nat, kamu marah ya?"
"Aku kan udah minta maaf?"
Akupun memutuskan untuk membalas pesan dari shani agar tidak terjadi kesalah pahaman.
"Maaf shan, aku baru buka HP, enggak kok shan, santai aja"
Akupun kembali mematikan layar handphoneku.
Seutas senyum terukir diwajahku, aku tidak menyangka saja, setelah sudah hampir 3 tahun kehidupanku tidak pernah di sentuh sama sekali oleh seseorang yang bernama perempuan, sekarang malah ada 2 perempuan istimewa yang selalu mewarnai hari-hariku.
Kenapa sih gak satu-satu aja datengnya, sekalinya jomblo ampe 3 tahun, pas udah ada yang dideketin, eh, malah nambah lagi 1, kan malah bikin pusing.......
Sombongg banget lu nat anjinggg.......
Setelah itu, akupun memutuskan untuk mengambil botol minum yang terletak diatas meja belajarku, dengan langkah gontai aku berjalan menuju meja belajar yang terletak tidak jauh dari tempat tidurku.
Setelah selesai meminum air yang ada di botol, aku memutuskan untuk membakar 1 batang rokok, aku ingin menguji saja, apakah aku sekarang benar-benar sakit atau tidak, karena konon katanya kalau rokok yang biasanya terasa enak tiba-tiba menjadi tidak enak, itu menandakan bahwa ada yang salah dengan tubuh kita.
Ternyata benar, aku benar-benar sedang tidak enak badan sekarang, setelah beberapa kali menghisap rokok yang ada di tanganku aku malah merasa mual.
Tapi karena rokok yang ada ditanganku masih tersisa lebih dari setengah batang, aku memutuskan untuk terus menghisapnya.
Sayang, kalau dimatikan lalu disimpan kembali pasti rasanya setelah itu tidak seenak sekarang, kalau aku matikan, ya rugi lah, orang belum ada setengah batang.
Setelah rokokku sudah tersisa seperempat batang, aku memutuskan untuk mematikannya, kemudian aku kembali merebahkan tubuhku diatas tempat tidur.
Justru sekarang setelah aku merokok, badanku malah menjadi semakin tidak enak.
Trrriingggg...Trrriiinggggg....Triiiinnnngg.....
Tiba-tiba handphoneku berdering, ketika aku menyalakan handphon, dapat kulihat layar handphoneku menampilkan nama beby sekarang.
Akupun memutuskaan untuk langsung mengangkatnya, daaaaannnn........
Seperti yang sudah kuduga, aku hanya mendengar suara beby yang mengomel tanpa ada jeda 1 detikpun.
"Iya mbak, maaf, aku baru buka HP, aku tidur doang seharian"
Akhirnya akupun mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan beby setelah hampir 3 menit lamanya aku mendengarkan ocehan yang keluar dari mulutnya dengan suara khasnya yang terdengar sangat lucu di telingaku.
"Nat, suara kamu kok gitu?"
Aku merasa apa yang barusan dikatakan oleh beby tentng suaraku saat ini tidak benar.
Perasaan tidak ada yang salah dengan suaraku.
Aku: "hah, kenapa mbak?"
Beby: "kamu sakit ya?"
Aku: "enggak kok mbak?"
Beby: "bohong!!!, kamu bilang kamu gidur seharian, terus suara kamu serak kayak gini, kamu sakit kan?"
Aku mencoba mengatur suaraku agar terdengar seperti biasa supaya beby tidak berpikiran yang aneh-aneh.
Aku: "enggak mbak"
Beby: "bohong, yaudah aku mu kekos mu sekarang"
Aku: "e e e ehh, mbak, gaku....."
Beby langsung memutuskan panggilan telponnya sebelum aku selesai menyelesaikan kalimatku.
Jujur aku tidak mengharapkan beby mengunjungi ku kekos malam ini, mengingat kondisi kamarku sekarang sudah seperti kapal pecah, abu rokok di mana-mana, botol-botol berserakan di lantai, barang-barangku yang tergeletak tidak pada tempatnya.
Ditambah lagi kondisiku sekarang sangat kacau karena hari ini belum sempat mandi, bahkan aku belum sempat menggosok gigi.
Huuuuhhhhhh.......
Pasti habis ini beby ngomel-ngomel lagi.
.
.
.
"Naaat...."
"Nathaaaa...."
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namaku dan menyentuh pundakku.
"E e e e ehhh, maaf mbak, aku ketiduran"
Akupun langsung terduduk setelah menyadari beby sekarang sedang duduk di atas tempat tidurku.
Beby: "ayo nat, makan dulu, udah aku beliin, badan kamu panas banget"
Aku: "e e ehh, i iyaa mbak"
Beby: "duduk dulu yang bener"
Akupun membenarkan posisi dudukku untuk mengikuti instruksi dari beby.
Setelah itu beby beranjak dari duduknya, lalu berjalan kearah meja belajar untuk mengambil 1 bungkus plastik yang berisi makanan.
Setelah itu, beby menarik kursi yang terletak di samping meja belajar kearah tempat tidurku, lalu duduk diatasnya.
Aku: "mbak, aku makan sendiri aja"
Beby: "gakusah"
Beby berkata seperti itu sambil membuka bungkus makanan yang ada ditangannya, setelah itu dia menyondakkan 1 sendok nasi dan sepotong daging, lalu menyodorkannya kearahku.
"Nih nat, aaaaaa.."
Akupun melahap makanan yang disodrokan oleh beby.
Beby: "kamu kehujanan ya kemaren?"
Aku: "kok mbak tau?"
Beby: "baju basah kamu tadi ada di lantai"
Sontak pandanganku berpindah kearah lantai, dan ternyata baju-baju kotorku sudah tidak ada, begitu juga dengan botol-botol dan abu rokok yang sebelumnya berserakan.
Aku: "mbak beres-beres ya tadi?"
Beby: "iyaa, kamar kamu kotor banget, kayak kapal pecah"
Aku: "hehe, maaf mbak"
Beby: "nih..."
Beby kembali menyodorkan sendok yang ada ditangannya kearahku.
Akupun langsung melahap makanan yang berada diatasnya.
Beby: "makanya nat, jaga kenersihan, supaya gak gampang sakit"
Aku: "iya mbak"
Beby: "kamu dari tadi ngerokok juga kan?, pas aku masuk bau asep semua"
Aku: "i i iya mbak, hehe"
Beby: "nat... nat... udah tau sakit masih aja ngerokok, nih..."
Beby kembali menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutku.
Tidak seperti dugaanku, beby tidak mengomeliku kali ini, dia hanya menasihatiku dengan suara lembutnya.
"Nih nat, dihabisin"
Setelah selesai menyuapiku, beby langsung mengambil 1 kaleng susu kesehatan berlogo beruang, lalu membuka tutupnya dan menyerahkannya kepadaku.
Aku: "e e eh, mbak, maaf, aku gak suka minum ini"
Beby: "udah nat, langsung ditelen aja, supaya cepet sembuh"
Aku: "tapi mbak...."
Beby: "naaatt..."
Beby memotong kalimatku sambil menatapku dengan tatapan mautnya, yap, tatapan ini biasa dia gunakan untuk memaksaku melaksanakan perintahnya.
"I i i iyaa mbak"
Tanpa berpikir panjang, akupun langsung meminum habis 1 kaleng susu yang ada di tanganku dengan sekali tegukan.
"Nah, gitu dong, sini kalengnya"
Akupun memberikan kaleng susu yang baru saja kuminum kepada beby.
Aku: "gak enak mbak susunya"
Beby: "yang penting sehat nat"
Aku: "susu yang itu tuh mbak yang enak"
Beby: "susu yang mana?"
Aku: "yang ituuu..."
Duukkk.....
Beby memukul pundakku dengan pelan.
Beby: "kamu ya, lagi sakit masih sempet-sempetnya mesum!"
Aku: "hehehe, ampun mbak, becanda, habis serius banget dari tadi"
Beby hanya menatapku dengan tatapan malas.
Beby: "kamu seharian gak ke kampus?"
Aku: "iya mbak, aku tidur doang dari tadi"
Beby: "gak makan siang juga?"
Aku: "hehe, kan tidur mbak"
Beby: "ckckckckck"
Beby hanya menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar jawabanku.
"Btw, kamu pulang jam berapa semalem?"
Deeggg.....
Aku menjadi agak sedikit gugup ketika mendengar pertanyaan dari beby.
Aku: "jam 1 sampai sini mbak"
Beby: "pantesan, kemaren kan hujan lebat jam segitu"
Aku: "iya mbak, pas aku pulang sama temenku naik motor hujan, jadi sempet berteduh bentar, tapi bosen mbak, jadi kita milih nerobos hujan"
Beby: "kamu gak punya jas hujan?"
Deeegg....
Aku jadi teringat dengan jas hujanku yang sekarang masih tertinggal di kos shani.
Aku: "mmm, engg... enggak punya mbak"
Beby: "pantesan, makanya, beli dong nat, buat jaga-jaga"
Sambil berkata seperti itu, beby mengambil toples yang berisi air hangat dan 1 lembar kain.
Aku: "buat apa itu mbak?"
Beby: "buat kamu lah, ayo, rebahan dulu"
Aku: "enggak usah mbak, ini demam biasa kok, nanti sembuh sendiri kook"
Beby: "gakpapa nat, biar lebih cepet sembuhnya"
Aku: "tapi mbak, aku kalo sakit gak pernah..... "
Beby: "naatt.., cepet! , rebahan!"
Arrggghhh.....
Lagi-lagi tatapan mata itu berhasil memaksaku untuk mengikuti perintahnya.
"I i iya mbak, aku rebahan"
Akupun langsung merebahkan tubuhku, lalu beby menempelkan 1 lembar kain yang sudah direndam dalam 1 toples air hangat keatas dahiku.
Aku merasa sedikit tidak nyaman ketika kain basah tersebut menyentuh rambutku.
"Mbak, lipetannya boleh kecilin gak, gakenak kalo kena rambut"
Tanpa menjawab perkataanku beby langsung menganggkat kain yang menutupi jidatku, lalu melipatnya kembali agar ukurannya menjadi lebih kecil, setelah itu beby kembali meletakannya di atas kepalaku.
"Ukuran jidat kita jangan disamain mbak, kalo mbak kan emang big size"
Duukk....
Beby hanya memukul bahku dengan pelan sambil tersenyum.
"Nat.... nat..., udah, kamu lagi sakit, gak usah bikin kesel, besok aja kalo udah sembuh"
Malam ini aku melihat sisi lain dari beby, aku tidak melihat beby yang kekanak-kanakan, aku juga tidak melihat beby yang merengek-rengek karena aku menjahilinya.
Yang aku lihat sekarang adalah sosok beby yang sangat tenang, bahkan dia hanya tersenyum ketika aku mengejeknya, biasanya dia langsung meluncurkan pukulan bertubi-tubi kearah tubuhku.
Aku: "mbak naik apa kesini?"
Beby: "naik mobil nat"
Aku: "mbak gak pulang aja?, ini udah jam setengah 11 lo"
Beby: "kamu tidur dulu aja nat, kalo masalah pulang gampang kok"
Beby berkata seperti itu seraya membalikkan kain basah yang berada di atas kepalaku.
Aku: "mbak...."
Beby: "hmmmmm???"
Aku: "maaf ya, dari kemaren aku gak ngabarin mbak"
Beby: "iya nat, gakpapa kok, maaf juga aku tadi marah-marah, aku gak tau kalo kemaren kamu kehujanan, aku juga gak tau kalo kamu lagi sakit"
Aku: "iya mbak, santai kok"
Beby: "udah nat, kamu tidur lagi aja, supaya besok badannya enakkan"
Beby mulai menepuk-nepuk lenganku dengan lembut, seperti seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya.
Huuuuhhhh....
Aku benar-benar merasa nyaman sekarang, dan jugaaa......
Aku merasa sangat bersalah kepada beby, aku tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaanya jika dia tahu tentang perbuatanku kemaren malam, pasti dia akan sangat sedih dan merasa kecewa, pasti dia akan sangat membenciku.
Daaaannn..... jujur, aku takut sekali jika itu benar-benar terjadi, aku tidak sanggup membayangkan hari-hariku tanpa beby.
Yaaa..... aku butuh dia, aku sayang dia, tapiiiiiii......
"Nat..., kok malah ngelamun sih, ayo tidur, aku gak mau pulang kalo kamu belum bobo"
Lamunanku terhenti ketika beby kembali berbicara kepadaku.
Beby menegurku karena melihat aku yang sedari tadi masih belum memejamkan mata, beby.
"Iya mbaaakk... aku merem nih"
Akupun mulai memejamkan mataku, dan saat mataku terpejam, aku merasa ada sesuatu yang menempel di pundakku, saat aku mencoba mengintip, aku melihat kepala beby sedang bersender di pundakku, sedangkan tangannya terus menepuk-nepuk lenganku.
Kalian mau tahu perasaanku sekarang bagaimana?, cuma 1 kata.
Nyamaaann....
Saking nyamannya.... perlakuan beby kali ini berhasil membawaku kealam mimpi, mimpi indan tentunya, sangaaaat indah.
.
.
.
agungvanjj dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas
