Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

megautAvatar border
TS
megaut
Di Antara Dua Duda
Cerita ini nyata adanya, aku tulis spesial untuk kamu yang kini jadi suamiku dan juga untuk kamu yang kini menjadi sahabat kami.

Cerita ini tentang bagaimana awalnya aku dengan kalian hingga akhirnya salah satu dari kalian berhasil meyakinkan dan menjadikanku seorang istri.

Apapun isi cerita ini nantinya tidak akan membuat tokoh tokoh dalam cerita merasa tidak enak, risih, marah dan sebagainya karena kami sudah saling tahu dan berdamai dengan masa itu.

Namaku Lisna dan atas dasar mengenang kenangan, cerita ini ku mulai...


Di Antara Dua Duda



Pertengahan tahun 2013, hari ini aku wisuda di salah satu PTN di Sumatra. Tak bisa senang aku hari ini karena tepat hari ini juga mama dan papaku resmi bercerai karena suatu alasan.

Usiaku 22 tahun dan itu tak cukup buatku ingin mengerti siapa yang salah dalam perceraian orang tuaku. Yang jelas akibat kejadian itu mama harus angkat kaki dari tanah Sumatra dan aku memilih ikut dengannya.

Hari hari terakhir di Sumatra sengaja tak ku ceritakan karena aku pribadi memilih untuk melupakannya.
***

Seminggu setelah wisuda plus perceraian itu mama mengajakku pergi dari kota tempatku lahir dan tumbuh besar di Sumatra. Pulau Jawa adalah tujuan kami dan Surabaya adalah kotanya. Rabu pagi jam 9an tanggal 14 Agustus 2013 kami sampai di Juanda. Aku masih ingat betul harinya karena ini merupakan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Pulau Jawa.

"Ma, kita tinggal di sini?"Tanyaku ke mama saat kami menunggu jemputan di tempat Kedatangan.

"Belum tahu sayang, lihat kek mana nanti ya Lis." Jawab mama sembari mengeluarkan hpnya. Dia nampak akan menelpon lagi orang yang akan menjemput kami.

Sebelumnya mama bercerita bahwa di kota ini ada saudara jauh mama, rumahnya ada di daerah Wiyung. Aku tak kenal dan tak pernah tahu tapi semoga saja orangnya baik.

Beberapa saat menunggu orang yang kami tunggu tunggu datang. Seorang ibu ibu yang nampak seumuran dengan mama. Ibu itu yang belakangan kupanggil budhe saat bertemu mama begitu heboh. Layaknya kawan lama yang sudah lama tak berjumpa, ada saja yang mereka bicarakan termasuk mengenai diriku ini. Satu hal yang membuatku merasa heran sekaligus salut sama budhe ini, dia sama sekali tak menyinggung masalah perceraian mama dan papa.

Singkat kata budhe mengajak kami ke rumahnya dengan mengendarai Avansa putih miliknya. Di perjalanan mama dan budhe masih terus saling cerita sementara aku memilih menyimak saja sambil memperhatikan jalanan Kota Surabaya ini.

Dari percakapan mereka aku dengar kalau mama hanya akan sehari dua hari saja nginep di rumah budhe. Selanjutnya rencana mama adalah Jember. Kata mama di sana ada kerjaan dan karena penasaran aku bertanya,

"Ma Jember itu di mana?"
valbo
artono21
nona212
nona212 dan 44 lainnya memberi reputasi
45
5K
163
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Tampilkan semua post
megautAvatar border
TS
megaut
#14
Bagian 5


Hari ini di kantor BX rupanya bukan hanya diriku yang akan ditest. Ada beberapa orang lainnya yang nampak sedang duduk di ruang tamu. Kata mba Wulan kami semua peserta test hari ini. Aku berkenalan dengan salah satunya, kebetulan dia duduk di sebelahku. Namanya Ayu asli dari Jember, belum lama kami mengobrol kemudian datang seorang laki laki menghampiri kami.

"Hi, perkenalkan saya Bandi salah satu karyawan yang ditunjuk perusahaan untuk mendampingi kalian ditest observasi nanti, untuk yang namanya saya panggil bisa langsung ikut saya ya. Lisna Putri Andriawan.."

Pria bernama Bandi itu memanggil namaku, sejenak kami saling beradu pandang. Dia tersenyum, duh ganteng juga pikirku.

"Ayo mba Lisna ikut saya".

"Eh iya pak".
Aku berjalan mengikutinya dan ternyata dia mengajakku ke tempat parkiran motor.

"Mba Lisna bawa sepeda motor? Kalau bawa motornya taruh di sini dulu ya, nanti pakai motor saya saja, biar mba Lisna saya bonceng".

"Iya pak".
Tanpa tanya macam macam lagi aku ikuti perintahnya, setelah parkir yang benar aku boncengan dengannya. Dibawanya aku menuju arah sebuah kampus dan ketika ada warung nasi padang dia berhentikan motornya.

"Makan dulu kita Lis, kamu pilih saja lauknya, bebas, saya yang traktir hari ini saya ultah, hehe!"

"Duh engga usah pak, saya bayar sendiri saja".

"Eits nolak rejeki itu ga baik lho, ayo jangan sungkan."

"Hm..iya pak, selamat ultah ya pak".

"Hehe, terimakasih. Ayo pesan".


Aku memesan menu yang serupa dengan pak Bandi, nasi padang lauk rendang plus minumnya es teh. Pak Bandi ini selain ganteng juga supel orangnya. Selesai makan dia jelaskan tugasku nanti hanya ngikut saja, perhatikan dia tapi jangan lakukan apa yang dia lakukan. Sebenarnya aku kurang paham tapi akan ku ikuti saja.

Kemudian dia menunjukkan isi tasnya kepadaku, di dalamnya terdapat 2 buah bantal atau ikat pinggang yang kata pak Bandi merupakan alat terapi kesehatan. Nanti dia akan mengajakku ke rumah rumah warga untuk memperkenalkan alat itu dan sekali lagi dia ingatkan kalau tugasku hanya mengamati dia nanti.

"Sudah paham ya Lis? Ayo kita berangkat".

"Iya paham pak".
Jawabku sekenanya padahal aku belum benar benar paham dan masih banyak tanya di kepalaku tapi aku memilih ngikut saja lagipula barusan habis ditraktir makan ini dan pak Bandi juga lumayan enak orangnya.

Dari tempat makan aku dibawanya ke daerah Arjasa, dekat terminalnya. Setelah menitipkan sepeda motor di salah satu rumah warga kegiatan yang katanya test observasi ini dimulai. Pak Bandi mengajakku masuk satu persatu rumah warga untuk memperkenalkan alat terapi yang dia bawa, ada beberapa penolakan tapi pak Bandi nampak sudah biasa dengan hal itu. Senyumnya, semangatnya tak kendor meski ada warga yang galak. Aku sebenarnya takut tapi entah kenapa bersama pak Bandi aku merasa tenang.

Tepat jam 2 siang dia mengajakku kembali ke kantor BX untuk test tulis dan wawancara kata dia. Selama kegiatan tadi yang ku amati Pak Bandi memberikan terapi gratis kepada warga yang mau, jadi dia tanyakan dulu keluhan penyakit warga lalu kemudian memberi warga tersebut mencoba alat terapi yang dibawanya itu. Kalau enak, cocok, alatnya bisa dibeli langsung ke kantor BX. Tapi tadi seingatku ada satu warga yang dapat langsung alat itu dari Pak Bandi dengan harga yang sangat jauh lebih murah karena dia beruntung memenuhi persyaratan kata pak Bandi. Jadi kalau beli di kantor harganya 1 juta tapi tadi warga yang beruntung itu dapat cuman bayar 300 ribu saja.

Jam setengah 4 kami baru sampai di kantor BX karena tadi pak Bandi traktir aku makan lagi. Begitu sampai aku langsung diberikan kertas soal jawaban yang berisi pertanyaan tentang kegiatanku tadi bersama pak Bandi. Ada 15 soal, ku jawab sesuai yang ku tahu saja. Setelah selesai ku kumpulkan ke mba Wulan dan aku disuruhnya menunggu giliran untuk interview.

Ada nama yang dipanggil tapi bukan namaku, dia kemudian masuk keruangan interview seiring dengan keluarnya Ayu dari ruangan itu.

"Hi ayu, kamu udah interview ya?" Sapaku ketika dia mendekat.

"Hi Lis, iya aku dateng tadi masih sepi di sini."

"Gimana gimana interviewnya? Kamu di terima Ay?"

"Diterima sih Lis tapi aku ga kerja di sini deh."

"Lho kenapa Ay?"

"Soalnya.....
Diubah oleh megaut 29-04-2020 03:35
nyahprenjak
alizazet
valbo
valbo dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.