Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Sleipnir9Avatar border
TS
Sleipnir9
Maju Mundur Keyakinan Corona Bisa Dikalahkan Sinar Sang Surya


Jakarta - Virus Corona (COVID-19) kembali disebut tak tahan dengan panasnya sinar matahari. Sebelumnya, keyakinan ini dianggap masih lemah karena belum diuji. Namun, pendapat ini diungkit kembali lewat riset terbaru.
Jika dirunut mundur ke belakang, topik soal Corona vs panas sinar matahari ini sempat diungkit oleh beberapa pejabat RI.

Misalnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang hal ini dalam rapat koordinasi yang disiarkan lewat akun YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (2/4). Luhut mengatakan virus Corona tidak akan tahan panas dan lembap.

"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga humidity (kelembapan) tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujar Luhut.

Terlepas dari pernyataan Luhut, panas dan lembap adalah karakter iklim tropis di Indonesia. Adapun di belahan bumi utara atau selatan yang jauh dari khatulistiwa, iklimnya adalah subtropis, punya empat musim, mengalami fase dingin dan kering.

Negara subtropis yang dilanda COVID-19 antara lain Jepang, Korea Selatan, China, Iran, Italia, hingga Amerika Serikat. Negara tropis yang dilanda COVID-19 antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Brasil dan Ekuador.

Selain itu, pada Rabu (17/3), Mendagri Tito Karnavian juga berbicara mengenai tema virus Corona versus panas sinar matahari. Dia mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi pandemi ini. Penularan COVID-19 bisa dicegah, antara lain dengan sinar ultraviolet dari sinar matahari.

"Ini bisa diatasi dengan mencegah penularan dan memperkuat daya tahan tubuh, dengan olahraga, terpapar sinar ultraviolet juga bagus, sinar matahari. Kemudian memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat, cuci tangan, memakai hand sanitizer," tutur Tito dalam jumpa pers seusai rapat dengan Gubernur Anies Baswedan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kala itu.

Jokowi: Sinar Matahari Mempengaruhi Kematian Virus Corona:

Sebelum Luhut dan Tito berbicara mengenai Corona vs panas sinar matahari, sebenarnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah merilis keterangan mengenai hal itu. Kominfo memberi cap informasi yang menyatakan virus Corona bisa mati karena terpapar sinar matahari sebagai disinformasi.

"[DISINFORMASI] Virus Corona bisa Mati karena Terkena Sinar Matahari," demikian tulis Kemenkominfo dalam situs resminya, tertanggal 4 Maret 2020.

Informasi yang dicap Kominfo sebagai disinformasi adalah informasi berantai yang beredar lewat WhatsApp. Informasi itu menyebut virus Corona bisa mati pada suhu 26-27 derajat, virus itu akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari.

Disinformasi adalah kabar salah, pembuat serta penyebarnya mengetahui bahwa informasi itu salah.

Terlepas dari mana yang benar dan mana yang salah, paparan sinar matahari pada waktu-waktu tertentu memang baik bagi kesehatan. Berjemur bukan untuk mematikan virus, namun untuk mendapatkan vitamin D3. Vitamin ini menambah kekebalan tubuh manusia.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika itu menyebut belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan virus Corona tidak akan bertahan lama di cuaca panas, seperti Indonesia. Teori-teori tanpa bukti tersebut sudah pernah terpatahkan.

"Jadi teori-teori seperti itu sudah terpatahkan pada saat kita bicara dulu tidak ada Corona di Indonesia, tapi ternyata akhirnya ada. Ya karena waktu itu ada juga yang mengatakan seperti itu. Buktinya Thailand juga walaupun dengan iklim yang sama dengan Indonesia, Thailand juga sudah ada duluan kan," ujar Waketum IDI Adib Khumaidi saat dihubungi, Kamis (2/4/2020).

Namun, kini muncul sebuah temuan terbaru yang mengungkapkan bahwa panas sang surya bisa membuat virus Corona lekas mati.

William Bryan, direktur divisi sains dan teknologi di Department of Homeland Security, salah satu lembaga pemerintah AS, menyebut bahwa kombinasi sinar ultraviolet (UV) serta temperatur lebih hangat membuat COVID-19 tidak berdaya.

"Observasi kami sejauh ini yang paling mencolok adalah efek powerful sinar Matahari sepertinya membunuh virus itu, baik di permukaan maupun di udara," cetus Bryan, dikutip detikINET dari media Inggris, Metro.

Ia menambahkan temperatur dan kelembapan yang meningkat juga membuat virus itu kelabakan. "Kami melihat efek mirip dengan temperatur dan kelembapan, di mana peningkatan temperatur dan kelembapan atau keduanya, secara umum kurang bagus buat virus ini," papar dia.

Di permukaan yang kena sinar Matahari dalam temperatur 25 derajat Celcius atau di atasnya, COVID-19 disebut mati hanya dalam waktu 2 menit. Temuan lainnya adalah cairan pemutih membunuh virus ini dalam 5 menit dan konsentrasi alkohol mematikannya hanya dalam 30 detik.

Kendati demikian, bukan berarti cuaca musim panas akan membunuh virus tersebut dan orang-orang diminta tetap waspada. Dia memperingatkan COVID-19 bisa selamat di cuaca hangat jika tidak terpapar oleh sinar Matahari langsung.

Membaca termuan Bryan itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun turut meyakini kelemahan virus Corona terhadap sinar matahari. Dia menyebut makin tingginya suhu menyebabkan umur virus Corona COVID-19 di udara dan permukaan semakin pendek. Faktor paparan langsung sinar matahari juga berpengaruh.

"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembapan, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus COVID-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis dari Setpres, Jumat (24/4/2020).

Jokowi mengatakan ini merupakan kabar gembira karena Indonesia beriklim tropis dengan suhu yang panas, udara lembap, dan kaya sinar matahari. Meski demikian, Presiden mengingatkan masyarakat agar terus menjalankan protokol pencegahan penularan COVID-19 secara disiplin.

"Namun, jangan lupa protokol pencegahan penularan COVID-19 harus terus kita jalankan secara disiplin dengan disiplin yang kuat. Satu, cuci tangan, selalu cuci tangan. Yang kedua, selalu menggunakan masker. Yang ketiga, jaga jarak. Dan yang keempat tingkatkan imunitas, tingkatkan daya tahan tubuh," kata Jokowi.

sumber
denbagoes01
infinitesoul
sebelahblog
sebelahblog dan 28 lainnya memberi reputasi
27
2K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Tampilkan semua post
peyotpetotAvatar border
peyotpetot
#4
di Amerika sedang diujicoba


imogenist
ninja.rangers
ninja.rangers dan imogenist memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.